APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE TOPSIS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELUARGA MISKIN PADA DESA PANCA KARSA II

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Prima Canggih Kawuryan, A Sistem Informasi S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstrak

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Rici Efrianda ( )

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KOTA PALEMBANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD.

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN WALLPAPER BERBASIS DESKTOP DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

P11 AHP. A. Sidiq P.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI OLIMPIADE SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Sutikno

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ustadz dengan Metode Analitycal Hierarchy Process

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS LAPTOP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pedukung Keputusan ( Studi Kasus: Penentuan Kawasan Hutan Konservasi)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAJAR LES PRIVAT UNTUK SISWA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS LBB SYSTEM CERDAS)

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA ATAU SISWI TERBAIK DI SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

2. Analisis Sistem Yang Akan Dikembangkan. Pelamar Kerja Administrasi Personalia. Buku arsip. Gambar 1: Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Transkripsi:

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Haditsah Annur haditsah@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Penempatan bidan desa merupakan peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan dalam menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan menurunkan angka kelahiran serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Bidan desa mempunyai tugas dan wewenang seperti mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan cakupan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan dan konseling. Pada penelitian ini akan dibangun media dengan pendekatan sistem pendukung keputusan, dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan Tools seperti PHP sebagai bahasa pemrogramannya dan MySQL sebagai database. Alasan menggunakan metode ini dibandingkan dengan metode lain karena proses penentuan penempatan bidan desa merupakan permasalahan yang melibatkan banyak komponen atau kriteria yang dinilai (multikriteria). AHP digunakan untuk dapat meningkatkan proses serta kualitas hasil pengambilan keputusan dengan memadukan data dan pengetahuan dalam meningkatkan efektivitas dalam proses pengambilan keputusan. Kata Kunci : Bidan Desa, Sistem Pendukung Keputusan, Analitycal Hierarchy Process (AHP) 1. Pendahuluan Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan berupaya mewujudkan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar di desa, sehingga bidan yang ditempatkan di desa diharapkan dapat berperan secara maksimal dalam menangani masalah kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan penempatan bidan desa yaitu meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan dalam menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan menurunkan angka kelahiran serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat [1]. Permasalahan yang sering muncul dalam penempatan Bidan Desa adalah tidak meratanya penempatan bidan di setiap desa yang jadi bahan rujukan penempatan. Disisi lain, ada daerah yang kekuatan ekonomi yang kuat, namun ada daerah yang sangat terbelakang, maka situasi ini menyebabkan terjadinya maldistribusi bidan, dan pada daerah tertentu terjadi penumpukan dan pada daerah lainnya terjadi kekurangan bidan (PerMenKes No.7 Thn.2013). Maka dari itu dibutuhkan suatu sistem yang terkomputerisasi agar dapat mengatasi masalah tersebut dan mampu meringankan tugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Berdasarkan PerMenkes No. 7 Tahun 2013, kententuan umum yang diterapkan dalam penempatan bidan desa seperti : 1. Bidan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai peraturan perundangundangan. 2. Bidan yang bukan pegawai negeri 3. Daerah tertinggal yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional 4. Daerah kepulauan yang berpenduduk kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar. 5. Daerah bermasalah kesehatan (DBK). Adapun kriteria yang digunakan dalam penempatan bidan disetiap desa maupun daerah kepulauan yaitu : Jarak digunakan untuk mengetahui jangkauan wilayah yang ditempuh dari desa tempat tinggal bidan ke lokasi kerja, yaitu penempatan di desa biasa(1-3 km), terpencil (5-8 km) atau sangat terpencil (9 - >10 km), dapat ditugaskan selama 3 (tiga) tahun, dapat diangkat kembali atau Memperpanjang masa kerjabidan sebagai PTT paling banyak 2 (dua) kali masa penugasan. Parameter masa kerja bidan (0 bulan - >1 tahun) (PerMenkes No. 7 Tahun 2013). Seiring dengan kemajuan dunia teknologi informasi yang meliputi perkembangan perangkat keras dan perangkatlunak, ternyata membawa dampak yang multikompleks. Salah satu diantaranya adalah munculnya model pengambilan keputusan yang dikenal dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)[2]. dimana metode ini dapat memecah suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bagian-bagiannya. Selain itu Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 44

juga AHP dapat menyajikan hubungan antara faktor, atribut, karakteristik atau alternatif dalam lingkungan pengambilan keputusan. Dengan SPK para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan dapat dilakukan dengan cara yang cepat, efisien dan efektif [3]. Adapun tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui cara merekayasa SPK Penempatan Bidan di Desa Menggunakan metode AHP pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Kemudian untuk mengetahui SPK Penempatan Bidan di Desa Menggunakan Metode AHP dapat diimplementasikan. 2. Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Pada dasarnya, proses FMADM dilakukan melalui 3 tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi [4]. Pada tahap penyusunan komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. 2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan suatu pendekatan praktis untuk memecahkan masalah keputusan kompleks yang meliputi perbandingan alternatif. AHP juga memungkinkan pengambilan keputusan yang menyajikan hubungan hierarki antara faktor, atribut, karakteristik atau alternatif dalam lingkungan pengambilan keputusan [5]. AHP merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengerti dan memberikan perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan. Prosedur dalam menggunakan metode AHP terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi Penyusunan hierarki yaitu dengan menentukan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. Level berikutnya terdiri dari kriteria-kriteria untuk menilai atau mempertimbangkan alternatif-alternatif yang ada dan menentukan alternatif alternatif tersebut. Setiap kriteria dapat memiliki subkriteria dibawahnya dan setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing-masing. 2. Menentukan prioritas elemen dengan langkah langkah sebagai berikut: a. Membuat perbandingan berpasangan Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang di berikan. Untuk perbandingan berpasangan digunakan bentuk matriks. Matriks bersifat sederhana, berkedudukan kuat yang menawarkan kerangka untuk memeriksakonsistensi, memperoleh informasi tambahan dengan membuat semua perbandingan yang mungkin dan menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk merubah pertimbangan [5]. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level paling atas hirarki untuk memilih kriteria, misalnya C, kemudian dari level dibawahnya diambil elemen-elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, A3, A4, A5, maka susunan elemen pada sebuah matriks seperti Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Matrix perbandingan berpasangan C A1 A2 A3 A4 A5 A1 1 A2 1 A3 1 A4 1 A5 1 b. Mengisi matriks perbandingan berpasangan Untuk mengisi matriks perbandingan berpasangan yaitu dengan menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen terhadap elemen lainnya yang dimaksud dalam bentuk skala dari 1 sampai dengan 9. Skala ini mendefinisikan dan menjelaskan nilai 1 sampai 9 untuk pertimbangan dalam perbandingan berpasangan elemen pada setiap level hirarki terhadap suatu kreteria di level yang lebih tinggi.apabila suatu elemen dalam matriks dan dibandingkan dengan dirinya sendiri, maka diberi nilai 1. Jika i dibanding j mendapatkan nilai tertentu, maka j dibanding i merupakan kebalikkannya. Pada tabel 2 memberikan definisi dan penjelasan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lainnya. c. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan di sintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas dengan langkah-langkah sebagai berikut: - Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 45

- Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. - Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. - Mengukur konsistensi Dalam pembuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada, karena kita tidak ingin keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Karena dengan konsistensi yang rendah, pertimbangan akan tampak sebagai sesuatu yang acak dan tidak akurat. Konsistensi penting untuk mendapatkan hasil yang valid dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi pertimbangan dengan rasio konsistensi (consistency ratio). Nilai Konsistensi rasio harus kurang dari 5% untuk matriks 3x3, 9% untuk matriks 4x4 dan 10% untuk matriks yang lebih besar. Langkah-langkah menghitung nilai rasio konsistensi yaitu: a. Mengalikan nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. b. Menjumlahkan setiap baris. c. Hasil dari penjumlahan baris dibagikan dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. d. Membagi hasil di atas dengan banyak elemen yang ada, hasilnya disebut eigen value (λmax). e. Menghitung indeks konsistensi (consistency index) dengan rumus : CI = (λmax-n)/n (1) Dimana : CI : Consistensi Index λmax : Eigen Value n : Banyak elemen f. Menghitung konsistensi ratio (CR) dengan rumus: CR=CI/RC (2) Dimana : CR : Consistency Ratio CI : Consistency Index RC : Random Consistency Matriks random dengan skala penilaian 1 sampai 9 beserta kebalikkannya sebagai random consistency (RC). Berdasarkan perhitungan saaty dengan menggunakan 500 sampel, jika pertimbangan memilih secara acak dari skala 1/9, 1/8,, 1, 2,, 9 akan diperoleh ratarata konsistensi untuk matriks yang berbeda. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Pengujian AHP Perhitungan nilai rasio konsistensi (CR<=0.1) jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1 maka matriks berpasangan harus diperbaiki. Berikut adalah hasil perhitungan lengkap : a. Matriks Perbandingan Berpasangan Tabel 2. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A1 1,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 A2 0,33 1,00 3,00 2,00 4,00 5,00 6,00 2,00 A3 0,25 0,33 1,00 4,00 7,00 2,00 7,00 4,00 A4 0,20 0,50 0,25 1,00 3,00 4,00 3,00 4,00 A5 0,17 0,25 0,14 0,33 1,00 2,00 3,00 5,00 A6 0,14 0,20 0,50 0,25 0,50 1,00 5,00 7,00 A7 0,13 0,17 0,14 0,33 0,33 0,20 1,00 6,00 A8 0,11 0,50 0,25 0,25 0,20 0,14 0,17 1,00 Jumlah 2,33 5,95 9,29 13,17 22,03 21,34 33,17 38,00 Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 46

b. Matriks Nilai Kriteria Tabel 3. Matriks Nilai Kriteria Jumlah Jumlah Kriteria A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Baris Prioritas A1 0,43 0,50 0,43 0,38 0,27 0,33 0,24 0,24 2,82 0,35 A2 0,14 0,17 0,32 0,15 0,18 0,23 0,18 0,05 1,44 0,18 A3 0,11 0,06 0,11 0,30 0,32 0,09 0,21 0,11 1,30 0,16 A4 0,09 0,08 0,03 0,08 0,14 0,19 0,09 0,11 0,79 0,10 A5 0,07 0,04 0,02 0,03 0,05 0,09 0,09 0,13 0,52 0,06 A6 0,06 0,03 0,05 0,02 0,02 0,05 0,15 0,18 0,57 0,07 A7 0,05 0,03 0,02 0,03 0,02 0,01 0,03 0,16 0,33 0,04 A8 0,05 0,08 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 0,03 0,22 0,03 c. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Tabel 4. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Jumlah Baris A1 0,35 1,06 1,41 1,76 2,12 2,47 2,82 3,18 15,17 A2 0,06 0,18 0,54 0,36 0,72 0,90 1,08 0,36 4,19 A3 0,04 0,05 0,16 0,65 1,14 0,33 1,14 0,65 4,17 A4 0,02 0,05 0,02 0,10 0,30 0,40 0,30 0,40 1,58 A5 0,01 0,02 0,01 0,02 0,06 0,13 0,19 0,32 0,77 A6 0,01 0,01 0,04 0,02 0,04 0,07 0,36 0,50 1,04 A7 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,04 0,25 0,35 A8 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,03 0,07 d. Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel 5. Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jumlah /Baris Prioritas Hasil A1 15,17 0,35 15,52 A2 4,19 0,18 4,37 A3 4,17 0,16 4,33 A4 1,58 0,10 1,68 A5 0,77 0,06 0,83 A6 1,04 0,07 1,12 A7 0,35 0,04 0,39 A8 0,07 0,03 0,10 Jumlah 28,33 Jumlah Kriteria 8 Max(Jumlah/n) 3,54 IR 1,42 CI (Max-n)/n -0,56 CR -0,39 Keterangan Konsisten Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 47

3.2 Hasil Pengujian SPK Tabel 6. Matriks Hasil A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 0,52 4,37 4,33 1,66 0,83 1,12 0,39 0,1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup 0,36 0,35 0,45 0,34 0,25 0,34 0,34 0,24 Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang 0,25 0,15 0,12 0,12 0,14 0,23 0,12 0,1 Tabel 7. Hasil Penilaian Penilaian A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Herawati Hasan Kurang Kurang Wita Ngabito Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Tabel 8. Hasil Penilaian Penilaian A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Total Keterangan Herawati Hasan 0,26 4,37 2,165 0,83 0,415 0,2576 0,0468 0,05 8,3944 Layak Wita Ngabito 0,1872 0,6555 1,9485 0,5644 0,1162 0,56 0,195 0,1 4,3268 Layak 3.3 Pembahasan 3.3.1 Halaman Beranda Gambar 1. Halaman Beranda Form ini digunakan untuk halaman Beranda administrator dan user, untuk menampilkan menu halaman Beranda. 3.3.2 Halaman Menu Login Gambar 2. Halaman Menu Login Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 48

. Halaman Login berfungsi untuk administrator aga dapat mengakses seluruh data, dengan cara Klik tombol login, dengan cara masukkan username dan password untuk menampilkan menu utama 3.2.3 Halaman Menu Utama Administrator Gambar 3. Halaman Menu Utama Administrator Menu utama pada halaman menu utaman administrator terdiri dari beberapa panel menu, antara lain Home, Visi Misi, Sejarah Kantor, Modul Pengguna yang berada pada panel menu atas. Pada panel menu sebelah kiri teriri dari Data Tahun Anggaran, Data Lembaga, Data Kriteria, Data Sub Kriteria, Data Permohonan, Data Seleksi/Penilaian, Daftar Lembaga, Daftar Permohonan dan Daftar Hasil Seleksi. 3.3.3 Halaman Matriks Perbandingan Kriteria Gambar 4. Halaman Matriks Perbandingan kriteria Form ini digunakan untuk memasukkan nilai pada masing masing perbanding kriteria, kemudian klik tombol proses untuk melakukan perhitungan perbandingan matriks kriteria. Untuk membatalkan proses perhitungan nilai kriteria klik tombol kembali. 3.2.4 Data Penilaian Data penilaian digunakan untuk menginputan data hasil penilaian bidan desa, dari hasil penilaian akan didapat hasil apakah seorang bidan layak menempati sebuah desa, untuk mengolah data penilaian bidan, yaitu : 1. Pilih sub menu penilaian pada menu data transaksi, sehingga tampil halaman seperti gambar di bawah. Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 49

Gambar 5. Data Hasil Penilaian 2. Untuk menambah data klik tombol data penilaian Gambar 6. Halaman Input Data Penilaian 4. Kesimpulan dan Saran 4.2 Kesimpulan a. Dapat diketahui cara merekayasan Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Bidan Di Desa dengan Menggunakan AHP pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. b. Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Bidan di Desa dengan menggunakan AHP yang sudah direkayasa dapat diimplementasikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian Sistem Pendukung Keputusan dan Hasil Pengujian Analytical Hierarchi Process (AHP), sehingga didapat bahwa pada rancangan perangkat lunak yang sudah dibuat telah terpenuhi dengan hasil sesuai dengan rancangan. 4.3 Saran Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut : a. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode FMADM yang lain untuk menyempurnakan hasil yang telah didapatkan. b. Apabila sistem ini akan diimplementasikan lansung ke pihak Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, sebaiknya diadakan pelatihan penggunaan sistem tersebut. Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 50

Daftar Pustaka [1] Kusrini. 2012. Studi Kinerja Bidan Di Desa Dalam Mengelola Program Desa Siaga Di Kabupaten Kebumen. [2] Iqbal, Hartati. 2011. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Bidan PTT Pada Kabupaten Bireun. [3] Sunarto. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Handphone Menggunakan Metode AHP Berbasis PHP. [4] Kusumadewi, Sri dkk. 2006. Fuzzy Multi Attribute Decison Making (FMADM). Yogyakarta.Graha Ilmu [5] Hilya M. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik Di Perguruan Tinggi Menggunakan Metode AHP. Copyright 2018 ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved 51