Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

ABSTRAK. Kata kunci: kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak, kewajiban moral, pengetahuan pajak, persepsi tentang sanksi perpajakan.

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

Abstrak. Kata Kunci: Peraturan Pajak, Pelayanan Fiskus, Persepsi. vii

ABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah

A.A Inten Yulitasari NIM : ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: kualitas pelayanan, sistem elektronik perpajakan, kompetensi pegawai pajak, kepuasan wajib pajak.

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Masing-masing akan

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

Kata Kunci: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pendapatan Asli Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

: : ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN PAJAK, DAN PENERAPAN E-FILING

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. pajak, dengan menjaring wajib pajak baru (

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK PADA KEMAUAN MENGIKUTI TAX AMNESTY

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. membiayai pengeluaran pemerintah. Semakin bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang

MADE WISNU PRAWIRASUTA NIM:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dimaklumi karena pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan serta pembiayaan pengeluaran pemerintah (Pratiwi dan. Putu, 2014). Dengan besarnya penerimaan pajak

Abstrak. Kata kunci: PP no. 46 tahun 2013, pertumbuhan wajib pajak, pertumbuhan penerimaan PPh pasal 4 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan pajaknya.menurut Mardiasmo (2009:1) pajak

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada

(Survei pada Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung. dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KURNIA ASRINING PURI B

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

ANAK AGUNG SRI INTAN KOMALA DEWI NIM:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemerintah di Indonesia selalu berusaha untuk mengelola dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vii. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena

BAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, PENGETAHUAN DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DI KPP PRATAMA GIANYAR SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : IDA AYU DEWI WIDNYANI NIM : PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH PEMAHAMAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Komite Pengusaha Alas Kaki Kota Mojokerto) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib

BAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila yang

SKRIPSI. Disusun Oleh : PUTRI YUDHA NIRWANA /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pajak; sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih. dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk.

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

DEWA AYU MAS PUTRIARI NUSANTARI NIM:

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN AKADEMIS...

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam peraturan perundang-undangan maupun sistem. wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain dengan cara menggali, mendorong, dan. mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari dalam negeri agar

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum Negara adalah untuk kegiatan pembangunan. dan makmur. Di Indonesia sendiri pembangunan masih tergolong rendah atau

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan sumber dana yang penting bagi pembiayaan nasional. Kepatuhan wajib pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuahn Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan. Nama : I Putu Surya Astina NIM : 1215351141 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Tabanan karena peneliti melihat bahwa kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan relatif rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dihitung berdasarkan rumus slovin dengan metode penentuan sampel adalah metode accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis ini menunjukan bahwa pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman peraturan perpajakan seorang wajib pajak, semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh fiskus terhadap wajib pajak dan semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan. Kata kunci: pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, kesadaran wajib pajak, tingkat kepatuhan wajib pajak. vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 14 2.1.1 Teori Atribusi (Atribution Theory)... 14 2.1.2 Pengertian Pajak... 16 2.1.3 Fungsi Pajak... 17 2.1.4 Jenis-jenis Pajak... 17 2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak... 19 2.1.6 Hambatan Pemungutan Pajak... 20 2.1.7 Pajak Penghasilan... 21 2.1.8 Wajib Pajak... 21 2.1.9 Pemahaman Peraturan Perpajakan... 22 2.1.10 Kualitas Pelayanan Fiskus... 24 2.1.11 Kesadaran Wajib Pajak... 26 2.1.12 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak... 28 2.2 Rumusan Hipotesis... 30 2.2.1 Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan... 30 2.2.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan... 31 2.2.3 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan... 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 34 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 35 vii

3.3 Objek Penelitian... 35 3.4 Identifikasi Variabel... 36 3.5 Definisi Operasional Variabel... 36 3.6 Jenis dan Sumber Data... 41 3.6.1 Jenis Data... 41 3.6.2 Sumber Data... 42 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 43 3.7.1 Populasi... 43 3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 43 3.8 Metode Pengumpulan Data... 44 3.9 Teknik Analisis Data... 46 3.9.1 Intervalisasi Data... 46 3.9.2 Uji Statistik Deskriptif... 46 3.9.3 Uji Instrumen Penelitian... 47 3.9.3.1 Uji Validitas... 47 3.9.3.2 Uji Reabilitas... 47 3.9.4 Uji Asumsi Klasik... 47 3.9.5 Analisis Regresi Berganda... 49 3.9.5.1 Koefisien determinasi (R 2 )... 49 3.9.5.2 Uji Kelayakan Model... 50 3.9.5.3 Uji Hipotesis (Uji t)... 51 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian... 53 4.1.1 Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tabanan... 53 4.1.2 Wilayah Kerja dan Profil Wajib Pajak di KPP Pratama Tabanan... 56 4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tabanan... 57 4.1.4 Uraian Tugas Pokok Dari Fungsi KPP Pratama Tabanan... 59 4.2 Data Penelitian... 62 4.2.1 Deskripsi Responden... 62 4.2.2 Karakteristik Responden... 63 4.3 Hasil Penelitian... 66 4.3.1 Uji Statistik Deskriptif... 66 4.3.2 Uji Instrumen Penelitian... 67 4.3.2.1 Uji Validitas... 67 4.3.2.2 Uji Reabilitas... 69 4.3.3 Uji Asumsi Klasik... 69 4.3.3.1 Uji Normalitas... 69 4.3.3.2 Uji Heteroskedatisitas... 70 4.3.3.3 Uji Multikolinearitas... 71 4.3.4 Uji Regresi Linear Berganda... 72 4.3.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 73 4.3.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 74 viii

4.3.4.2 Uji Hipotesis (Uji t)... 74 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 76 4.4.1 Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan... 76 4.4.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan... 77 4.4.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan... 78 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 79 5.2 Saran... 80 DAFTAR RUJUKAN... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 87 ix

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan Tahun 2010-2015... 4 1.2 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan Tahun 2010-2015... 6 3.1 Indikator Variabel Penelitian... 40 3.2 Penilaian Skor Pernyataan... 45 4.1 Data Pengembalian dan Penggunaan Kesioner... 62 4.2 Karakteristik Responden... 63 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 66 4.4 Hasil Uji Validitas... 68 4.5 Hasil Uji Reliabilitas... 69 4.6 Hasil Uji Normalitas... 70 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 70 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas... 71 4.9 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda... 72 x

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 34 4.1 Peta Wilayah Kerja... 56 4.2 Sektor Usaha Dominan... 57 4.3 Struktur Organisasi KPP Pratama Tabanan... 58 xi

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian... 87 2. Tabulasi Data Ordinal... 92 3. Tabulasi Data Interval... 100 4. Hasil Uji Statistik Deskriptif... 108 5. Hasil Uji Validitas... 109 6. Hasil Uji Reliabilitas... 112 7. Hasil Uji Normalitas... 114 8. Hasil Uji Heteroskedatisitas... 115 9. Hasil Uji Multikoliniaritas... 116 10. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda... 117 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membiayai pembelanjaan negara yang semakin lama semakin bertambah besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber yang dimiliki oleh suatu negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat (Hermawan, 2014). Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasno, 2011:1). Judisseno (2004:2) menyatakan bahwa pajak merupakan salah satu bentuk iuran masyarakat. Sebagai salah satu unsur penerimaan negara, peran pajak sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan. Pajak merukapan pendapatan negara yang berasal dari masyarakat dan pajak juga dapat dikatakan sebagai pendapatan negara yang sangat potensial, karena manfaat pajak bagi pembangunan negara mempunyai pengaruh yang sangat besar, oleh sebab itu pajak memiliki peran yang sangat penting dan ditunjukkan terhadap kesejahteraan masyarakat. Penerimaan pajak dari tahun ke tahun akan mengalami perubahan sedemikian rupa tergantung dari tinggi maupun rendahnya kepatuhan wajib pajak, oleh sebab itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk taat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 1

Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan penerimaan pajak, yaitu dengan merubah sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system. Perubahan sistem perpajakan dari Official Assessment menjadi Self Assessment, memberikan kepercayaan wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang (Ilyas & Burton, 2011:31). Kepatuhan memenuhi kewajiban pajak secara sukarela merupakan tulang punggung dari Self Assessment System (Supadmi, 2010). Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk meningkatkan penerimaan pajak. Peraturan pajak yang kompleks dan memungkinkan multitafsir memaksa wajib pajak untuk mengeluarkan biaya dan menghabiskan waktu yang lebih banyak dalam memastikan kebenaran materiil dari jumlah pajak terutang yang dihitung oleh wajib pajak. Selain itu, semakin besar tuntutan akan keakuratan perhitungan, semakin lengkap atau detail pula administrasi yang harus dijalankan. Hal ini berpotensi memaksa wajib pajak mengeluarkan biaya untuk menggunakan ahli eksternal dalam menghitung pajak, sehingga biaya untuk patuh pun semakin bertambah (Kaplow, 1996). Peraturan yang kompleks berpotensi membuat wajib pajak mendapat kesulitan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sehingga membuat mereka mengorbankan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk urusan pajak. Sedangkan peraturan yang sederhana mungkin tidak memenuhi tujuan dari pengenaan pajak sebagaimana yang diharapkan oleh Pemerintah (Slemrod, 1991). 2

Pembayaran pajak perorangan setiap tahunnya dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di masing-masing daerah wajib pajak terdaftar. Pemerintah setiap tahunnya memasang target dalam penerimaan pajak yang digunakan untuk pembangunan daerah. Menurut Hermawan (2014), salah satu penerimaan pajak yang sangat potensial yang dipungut pemerintah secara langsung adalah Pajak Penghasilan (PPh) yaitu beban pajak tersebut menjadi tanggung jawab wajib pajak yang bersangkutan dalam arti tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Secara umum semua orang memiliki potensi sebagai penerima penghasilan, entah masih anak-anak, bahkan bayi dan balita, remaja, dewasa dan orang-orang yang sudah tua, termasuk yang lanjut usia sekalipun (Judisseno, 2005:85). Dari struktur penerimaan sektor pajak dapat dilihat bahwa jenis pajak penghasilan merupakan pajak yang diharapkan sebagai sumber pemasukan yang paling besar dibandingkan jenis pajak yang lain, hal ini disebabkan karena potensi objek pajak yang bisa dikenakan PPh lebih besar dibandingkan objek pajak untuk jenis pajak yang lainnya (Hermawan, 2014). Tabel 1.1 menyajikan target dan realisasi penerimaan pendapatan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan pada periode Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015. 3

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan Tahun 2010-2015 Tahun Target (dalam Ribuan Rupiah) Realisasi (dalam Ribuan Rupiah) Kepatuhan (%) 2010 155.810.654 133.014.315 85,36 2011 184.804.768 169.154.568 91,53 2012 178.593.675 232.923.522 130,42 2013 302.027.948 260.665.848 86,30 2014 316.572.004 273.122.181 86,27 2015 410.762.364 310.179.154 75,51 Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan, 2016 Berdasarkan data target dan realisasi yang ditunjukan pada Tabel 1.1 bahwa, tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan berdasarkan target dan realisasi pada tahun 2010 dan 2011 relatif tinggi, bahkan pada tahun 2012 realisasi penerimaan pajak penghasilan mencapai angka diatas 100 persen dari target yang telah ditetapkan, akan tetapi jenjang waktu pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 penerimaan pajak penghasilan orang pribadi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini memperlihatkan bahwa, masih ada wajib pajak orang pribadi yang kurang atau tidak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Studi yang dilakukan di Swiss melaporkan bahwa kepatuhan pajak yang lebih tinggi secara aktif dapat menentukan anggaran belanja negara (Djawadi dan Rene, 2013). Menurut Torgler (2005) salah satu masalah yang paling serius bagi para pembuat kebijakan ekonomi adalah mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut didukung oleh Simanjuntak (2009) yang di dalam penilitiannya menjelaskan bahwa, kepatuhan pajak (tax compliance) sebagai indikator peran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan masih 4

rendah. Menurut James et al. (2004), pengertian kepatuhan pajak (tax compliance) adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuati aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman, dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Chau, 2009). Wajib pajak patuh akan kewajibannya karena menganggap kepatuhan terhadap pajak adalah suatu norma (Lederman, 2003). Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Gerald, 2009). Mencapai tingkat kepatuhan pajak dan mempertahankan tingkat kepatuhan saat ini merupakan isu yang menjadi perhatian para pembuat kebijakan baik di negara maju maupun berkembang (Razak dan Christoper, 2013). Dapat disimpulkan bahwa, kepatuhan wajib pajak menjadi sangat penting bagi pembangunan ekonomi negara yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, maka perlu adanya dorongan maupun motivasi dari fiskus sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tabanan merupakan instansi yang menangani pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi maupun badan di Kabupaten Tabanan. Peningkatan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi sangat ditentukan oleh tingkat kepatuhan wajib pajak itu sendiri, sehingga peningkatan tersebut dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan penyelenggaraan pembangunan daerah di Kabupaten Tabanan. 5

Tabel 1.2 menyajikan daftar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Tabanan periode Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015. Tabel.1.2 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan Tahun 2010-2015 Tahun WPOP WPOP WPOP yang Kepatuhan Terdaftar Efektif menyampaikan SPT (%) 2010 63.599 44.130 14.173 32,11 2011 72.020 51.174 18.922 36,97 2012 79.144 58.284 35.164 60,33 2013 86.012 65.140 40.698 62,47 2014 93.740 72.858 44.139 60,58 2015 102.607 81.229 38.524 47,42 Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan, 2016. Tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan berdasarkan tabel 1.2 pada tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan, akan tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan dan kembali tejadi pada tahun 2015. Tingkat kepatuhan yang ditunjukkan oleh wajib pajak di KPP Pratama Tabanan masih relatif rendah, hal ini terjadi karena adanya penurunan selama dua tahun terakhir, dan dapat dilihat rata-rata tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dari tahun 2010 sampai dengan 2015 sejumlah 49,9 persen atau setengah dari 100 persen jumlah wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan dan dapat dikatakan bahwa, masih ada wajib pajak orang pribadi yang tidak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Upaya untuk meningkatkan penerimaan pendapatan negara dari sektor pajak masih menemui banyak kendala, salah satunya ialah kepatuhan wajib pajak. Dalam penelitiannya Fikriningrum (2012) menyatakan bahwa tingkat kepatuhan 6

wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ialah pemahaman peraturan perpajakan. Pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang telah ada (Hardiningsih, 2011). Hal ini diperkuat oleh Siregar dkk (2012) menyatakan bahwa pemahaman wajib pajak mengenai aturan dan ketentuan perpajakan yang berlaku akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Faktor pemahaman sangat penting dalam membantu wajib pajak melaksanakan tingkat kepatuhan wajib pajak khususnya pemahaman dasar tentang perpajakan (Noormala, 2008). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak maka perlu adanya peningkatan pemahaman seorang wajib pajak terhadap peraturan perpajakan dan wajib pajak diharapkan dapat menyadari bahwa peran pajak sangat penting dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah untuk pencapaian tujuan pembangunan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan wajib paak adalah kualitas pelayanan fiskus. Menurut Supadmi (2009), untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Kemauan wajib pajak untuk membayar pajak dalam penelitian Palda dan Hanousek (2002), menyatakan bahwa sebagian besar hal tersebut dipengaruh oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kualitas pelayanan juga dinilai sebagai pembandingan antara harapan yang diinginkan oleh pelanggan dengan penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan (Cronin, 1992). Machogu dan Amayi (2013) melakukan 7

penelitian pada pelaku UMKM dan mendapatkan hasil bahwa adanya pendidikan atau penyuluhan kepada wajib pajak sehingga wajib pajak tahu benar melaksanakan kewajibannya, maka hal tersebut sangat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak secara sukarela semakin baik. Dapat disimpulkan bahwa, peran fiskus dalam memberikan kualitas pelayanan yang baik sangat diharapkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam peningkatan penerimaan pajak khususnya penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Tingkat kepatuhan wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh factor lainnya, salah satunya adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Nugroho, 2006). Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai warga negara yang selalu menjunjung tinggi Undang- Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara (Suardika, 2007:74). Kesadaran wajib pajak sangat diharapkan dalam memenuhi kewajibannya menghitung, membayar dan melapor pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara khususnya pada pendapatan pajak penghasilan orang pribadi. Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai inspirasi dan mendukung penelitian dari penulis. Nirawan (2013) meneliti tentang pengaruh pemahaman peraturan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dengan preferensi risiko sebagai variabel moderating. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa, pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. 8

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2014) menyatakan bahwa, tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak dan kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pemahaman wajib pajak tentang peraturan pajak, maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010) meneliti tentang pengaruh persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur dengan hasil kesimpulan dari penelitian yaitu kesadaran wajib pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur. Hal ini berarti semakin tinggi sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak dalam memenihi kewajibannya, maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak. Soraya (2014), yang meneliti tentang pengaruh pelayanan fiskus, sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) sesudah penerapan peraturan pemerintah No.46 Tahun 2013. Hasil penelitian tersebut adalah palayanan fiskus dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan fiskus dan semakin tinggi kesadaran wajib pajak, maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan fiskus, sanksi pajak dan kesadaran wajib pajak memberikan 9

pengaruh yang besar bagi wajib pajak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Arum (2012) meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas pada KPP Pratama Cilacap. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitiannya menunjukkan kesadaran wajib pajak dan pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Beberapa penelitian di atas menjadi faktor pendorong bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang relatif sejenis. Meski demikian, penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, antara lain objek penelitian, lokasi penelitian dan variabel penelitian. Berdasarkan uraian tersebut penulis akan meneliti tentang pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus dan kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Tabanan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan? 10

2) Apakah kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan? 3) Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan. 2) Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan. 3) Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa, mereferensi pada teori atribusi serta dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang 11

mengadakan penelitian dalam ruang lingkup yang sama mengenai pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan. 2) Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang dibutuhkan mengenai pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan agar di masa mendatang dapat menjadi bahan evaluasi oleh pihak pembuat kebijakan perpajakan. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menyajikan teori yang relevan untuk mendukung pokok permasalahan terutama kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang nantinya menjadi dasar masalah dalam penelitian ini serta diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya, dan disajikan juga mengenai dugaan sementara dari pokok permasalahan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan metode penelitian mencakup berbagai hal seperti lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam membahas pemasalahan yang akan diteliti. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan data serta pembahasan berupa gambaran umum wilayah penelitian dan pembahasan hasil dari model yang digunakan, yang merupakan jawaban dari pemasalahan yang ada. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan, permasalahan serta saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian. 13