60 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi Guru SMK Negeri Lampung Barat Luluh Abdilah Kurniawan 1) Uza Sukmana 2) STKIP Panca Sakti Bekasi luluhabdilah@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi megenai motivasi kerja terhadap komitmen organisasi guru. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei di SMK Negeri Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini dilakukan kepada semua guru SMK Negeri Kabupaten Lampung Barat dengan metode survei menggunakan teknik analisis jalur untuk pengujian hipotesis.jumlah sampel adalah 154 guru yang dipilih dengan menggunakan rumus Slovin. Penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadapkomitmen organisasi. Kata kunci : motivasi kerja, komitmen organisasi. PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan harus diarahkan menuju pendidikan yang visioner yaitu memiliki misi yang jelas sehingga menghasilkan keluaran yang bermutu. Oleh karena itu pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam dan berat yang segera akan dihadapi yaitu menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) di akhir tahun 2015 ini.karena pada era MEA salah satu tantangannya adalah arus bebas tenaga kerja terampil lintas negara ASEAN.Jika sumber daya guru di Indonesia masih diliputi berbagai kelemahan baik pada aspek kompetensi, kualifikasi, produktivitas, dan kesejahteraan, maka mereka dapat tersisih dalam persaingan regional maupun global. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh banyak pihak, apakah pemerintah, masyarakat, sekolah, orang tua dan siswa itu sendiri.akan tetapi kita tidak ingin rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh pihak sekolah atau guru saja, dan guru selalu menjadikambing hitam dari persoalan pendidikan. Lebih dari itu, idealnya semua instrumen yang terlibat dalam pendidikan, haruslah bekerja secara profesional, jika disebutkan sekolah dan guru sebagai penyebab rendahnya mutu pendidikan kita tentunya akan sepakat, dan sekolah bersama guru akan menerimanya karena guru merupakan pihak yang langsung terlibat dalam interaksi pembelajaran. Di tangan para gurulah masa depan dan pencerdasan negeri ini akan terwujud.
Dua hal yang sangat penting dalam mutu pendidikan adalah proses dan hasil. Proses melibatkan berbagai input seperti; bahan ajar (kognitif, afektif dan psikomotor), metode mengajar, sarana dan prasarana lembaga pendidikan, dukungan administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan suasana yang nyaman untuk belajar. Mutu dalam konteks "hasil pendidikan" mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap kurun waktu tertentu. Berdasarkan peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 disampaikan bahwa perlu adanya jaminan mutu pendidikan seperti yang tertuang dalam penjaminan mutu standar pendidik, di mana disampaikan bahwa penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Meskipun semua aturanaturan tersebut telah ditetapkan dan diberlakukan secara menyeluruh akan tetapi pada kenyataannya standar mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Kenyataan ini dapat dilihat dengan masih banyaknya sekolah-sekolah yang melakukan kecurangan saat ujian akhir nasional. Demi sebuah nama baik dan tanggung jawab terhadap orang tua murid, maka pihak sekolah mengabaikan proses dan lebih mengutamakan hasil walaupun dilakukan dengan kecurangan. Selain itu masih banyak kasus tentang rendahnya mutu pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah negeri. Problema internal guru sebagai tenaga pendidik yang merupakan ujung tombak keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, sering disoroti bahwa sekarang ini telah terjadi kecenderungan menurunnya kualitas guru.hal ini perlu disikapi dengan bijaksana dan ditanggapi dengan positif melalui upaya mengubah kemampuan masingmasing guru. Guru adalah profesi terlihat pada Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2. Sebagai tenaga professional, guru harus benar-benar ahli pada bidangnya. Untuk menyatakan bahwa guru adalah tenaga yang memiliki kompetensi pada bidangnya, Undang-undang guru dan dosen mengharuskan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi professional, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik. Lebih lanjut dalam UU no. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa:guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada produk semata, melainkan diukur pada kualitas proses pendidikan. Ketika guru mempunyai komitmen yang tinggi terhadap organisasinya, maka guru akan melakukan apapun untuk memajukan sekolahnya karena keyakinannya terhadap organisasinya. Sekolah Menengah Kejuruan Khusus SMK Negeri sangat membutuhkan guruguru yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi, karena guru merupakan unsur yang sangat penting dalam mengembangkan pendidikan dan menunjang keberhasilan organisasi. Guru yang memiliki komitmen organisasi tinggi akan merasa menjadi bagian dari organisasi tersebut. sehingga mereka akan bekerja sepenuh hati dengan kesadaran yang tinggi sehingga akhirnya akan mempermudah tercapainya tujuan serta visi dan misi sekolah. Sesuai dengan Kode Etik Guru pasal 6 poin 4 yaitu hubungan guru dengan sekolah dan rekan sejawatnya di mana guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah. 61
Luluh Abdillah Kurniawan, dan Uza Sukmana Namun terdapat beberapa kendala pada guru terutama guru SMK Negeri di mana guru SMK Negeri Khususnya di Lampung. Melalui wawancara dengan koordinator pengawas SMK Negeri di Lampung Barat mengatakan bahwa : Kendala Sekolah SMK Negeri di Lampung Barat adalah kekurangan guru, baik guru mata pelajaran maupun guru produktif, ditambah lagi dengan komitmen guru dan profesionalisme guru yang kurang, hal ini terlihat dari buruknya tingkat kehadiran dan ketidak tepatan dalam pembuatan administrasi sekolah serta tidak secara terus menerus. Selain itu ketidak sesuaian pendidikan guru yang mengajar. Sehingga sekarang diberlakukan absensi dengan menggunakan deteksi jari tangan sehingga absensi guru bisa terlihat dari jam kedatangan dan jam pulang mengajar. Selanjutnya banyak guru yang pindah keluar Lampung barat dari sekolah tempatnya mengajar dengan beragam alasan. Kemudian di perkuat oleh Kasi SMK Disdik Lampung, Bambang Joko mengatakan bahwa Lampung masih sangat kekurangan guru terutama guru Produktif, ketidak sesuaian bidang yang di ajarkan serta ketidak merataan persebaran guru pada sekolah SMK. Melihat fenomena tersebut menunjukkan bahwa komitmen guru terhadap profesi dan organisasi tempat dia mengajar masih sangat kurang. Guru kurang rasa memiliki terhadap organisasi tempat dia mengajar, kurang mau memajukan sekolahnya dan tidak mau mengembangkan sekolahnya agar lebih berprestasi. Kondisi di atas menujukan bahwa guru kurang berkomitmen terhadap organisasi tempatnya mengajar, banyak guru yang pindah mengajar dengan berbagai alasan sehingga terjadi ketidak merataan persebaran guru. Menurut Meyer dan Allen yang dikutip oleh Colquitt, LePine, dan Wesson (2015:117) menyatakan bahwa: "organizational commitment is defined as the desire on part of an employee to remain a member of the organization", Komitmen Organisasi adalah keinginan karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Guru SMK Negeri akan memiliki komitmen kerja yang tinggi apabila ditunjang dengan adanya motivasi kerja sehingga guru merasa nyaman dalam bekerja, mampu mengembangkan kreatifitas dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab. Koordinasi yang baik yang dilakukan oleh sekolah dengan guru di mana sekolah dapat melakukan banyak hal pada guru seperti, memperlakukan guru dengan adil, jaminan kesehatan, pengembangan karir, lingkungan kerja yang menyenangkan. Begitu pun guru bekerja keras, lembur, bekerja dengan baik, membantu rekan kerja sehingga satu sama lain saling memberikan manfaat agar sekolah semakin berkembang. Sehingga akan melahirkan pencapaian tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di dalam lingkungan sekolah. Di samping itu keterpaduan kerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan pra syarat keberhasilan tujuan sekolah.untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan individu yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, dedikasi tinggi, profesional serta lingkungan sekolah yang baik. Motivasi akan timbul dalam diri guru apabila ada perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang diberikan sekolah, sehingga akan dapat meningkatkan komitmen dan kinerja yang baik. Sebaliknya jika perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang diberikan sekolah kurang maka guru akan sulit untuk termotivasi dalam bekerja sehingga kurang berkomitmen terhadap sekolahnya. 62
Selanjutnya John W. Newstrom, (2011:109) mendefinisikan bahwa, "work motivation is the result of a set of internal and external forces that cause and employee to choose an appropriate course of action and engage in certain behaviors."motivasi kerja adalah seperangkat hasil dari dorongan internal dan external yang menyebabkan pegawai memilih jalan pada tindakan dan mengikutsertakan dalam perilaku. Idealnya perilaku ini akan diwujudkan dalam bentuk prestasi untuk mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapat gambaran tentang pengaruh kontrak psikologis dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi guru SMK Negeri di Kabupaten Lampung Barat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey. Dalam metode survey data penelitian dikumpulkan dengan cara memilih sampel dalam populasi. Pada tahap selanjutnya digunakan pendekatan kuantitatif-kausal untuk mengetahui pangaruh antar seperangkat variabel eksogen terhadap variabel terikat endogen.populasi target dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri di Kabupaten Lampung Barat yang berjumlah 248 guru.pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tekhnik sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan cara diundi. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan melalui rumus Slovin, sebagai berikut: Jadi sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 154 guru.untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan kuesioner.seluruh kuesioner diisi oleh guru SMK Negeri di Kabupaten Lampung Barat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian analisis yang dilakukan adalah: 1) Uji Normalitas 2) Uji Signifikansi dan Linearitas Koefisien Regresi Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung = 0,0703 nilai ini lebih kecil dari nilai Ltabel (n = 154 ; α = 0,05) sebesar 0,071. Mengingat nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel maka sebaran data komitmen organisasi atas motivasi kerja cenderung membentuk kurva normal. Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Uji Signifikansi dan Linearitas Persamaan Regresi komitmen organisasi atas motivasi kerja. Dari data hasil perhitungan untuk penyusunan model persamaan regresi antara komitmen organisasi atas motivasi kerja diperoleh konstanta regresi a = 72,19 dan koefisien regresi b = 0,47. Dengan demikian hubungan model persamaan regresi sederhana adalah Y = 72,19+0,47X. Hasil perhitungan uji signifikansi dan linearitas disusun pada tabel ANAVA seperti pada tabel 1 63
Luluh Abdillah Kurniawan, dan Uza Sukmana 64 Tabel 1 ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linearitas Persamaan Regresi Y = 72,19+0,47X Sumber F Dk JK RJK F tabel Varians hitung α = 0,05 α = 0,01 Total 154 2702247 Regresi a 1 2690428,73 1 1798,04 1798,04 27,28 3,90 6,80 Regresi b/a ** Residu 152 10020,23 65,92 Tuna Cocok 27 2469,67 91,47 1,51 ns 1,58 1,89 Galat 125 7550,56 60,40 Untuk uji signifikansi diperoleh Fhitung 27,28lebih besar dari pada Ftabel (0,01;1:152) 6,80 pada α = 0,01. Karena Fhitung > Ftabel maka persamaan regresi dinyatakan sangat signifikan. Untuk uji linearitas diperoleh Fhitung sebesar 1,51 lebih kecil dari pada Ftabel (0,05;40:112) sebesar 1,58 pada α = 0,05. Karena Fhitung < Ftabel maka sebaran titik yang terestimasi membentuk garis linear dapat diterima. Pengujian Hipotesis Motivasi Kerja berpengaruh langsung positif terhadapkomitmen organisasi. H0 : β21 < 0 H1 : β21 > 0 H0 ditolak, jika thitung> ttabel. Dari hasil perhitungan analisis jalur, pengaruh langsung Motivasi Kerja terhadapkomitmen organisasi, nilai koefisien jalur sebesar 0,281 dan nilai thitung sebesar 3,60. Nilai ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,61. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel maka dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yaitu bahwa Motivasi Kerja berpengaruh secara langsung positif terhadapkomitmen Organisasi dapat diterima. Hasil analisis hipotesis menghasilkan temuan bahwa Motivasi Kerja berpengaruh secara langsung positif terhadap Komitmen Organisasi.Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa Komitmen Organisasi dipengaruhi secara langsung positif oleh Motivasi Kerja.Meningkatnya Motivasi Kerja mengakibatkan peningkatan Komitmen Organisasi. PEMBAHASAN Pengaruh Kontrak Psikologis terhadap Motivasi Kerja Dari hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh langsung positif Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,390 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,281.Ini memberikan makna Motivasi Kerja berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi. Hasil penelitian ini senada dengan pendapat beberapa ahli diantaranya John A. Wagner dan John R. Hollenbeck (2004 : 512) menjelaskan bahwa : Empowered workers feel that they can display their competence and make a positive impact on the world or at least their little corner of it. This belief, in turn, creates a high level of intrinsic motivation that results in high job performance and organizational commitment.
Guru diberdayakan sehingga merasa bahwa mereka dapat menampilkan kompetensi dan membuat dampak positif pada dunia atau setidaknya sudut kecil mereka. Keyakinan ini, pada gilirannya, menciptakan tingkat tinggi motivasi intrinsik yang menghasilkan prestasi kerja yang tinggi dan komitmen organisasi.less is known about the effects of motivation on commitment. however, equity has a moderate positive effect. people who experience higher levels of equity tend to feel higher levels of affective commitment and higher levels of normative commitment. effects on continuance commitment are weaker. Sedikit yang diketahui tentang efek motivasi pada komitmen.namun, ekuitas memiliki efek positif moderat.guru yang mengalami tingkat yang lebih tinggi dari ekuitas cenderung merasa tingkat yang lebih tinggi komitmen afektif dan tingkat yang lebih tinggi dari komitmen normatif.efek pada komitmen kontinyu lebih lemah. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis data,motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi. Artinya, peningkatan motivasi kerja mengakibatkan peningkatan komitmen organisasi para guru SMK Negeri di Kabupaten Lampung Barat. Saran Berdasarkan temuan penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan dalam upaya meningkatkan komitmen organisasi guru SMK Negeri di Kabupaten Lampung Barat, sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Barat selaku pemegang kebijakan, merealisasikan semua janji yang telah diprogramkan, mengevaluasi sistem yang telah diimplementasikan sampai di mana janji-janji yang dibuat dengan sekolah terpenuhi, sehingga harapan sekolah dan para guru terpenuhi. 2. Guru sebagai salah satu elemen terpenting maju tidaknya pendidikan di sekolah sudah sepatutnya menyadari dan mengerti makna dan hakikat serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi terhadap majunya pendidikan harus tertanam kuat di dalam diri para guru demi tercapainya mutu pendidikan yang lebih baik. 3. Bagi peneliti lain agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penelitian lanjutan terkait dengan masalah kontrak psikologis, motivasi kerja dan komitmen organisasi. Selain itu dapat memperluas penelitian dengan menambahkan variabel lain yang mempengaruhi komitmen organisasi misalnya budaya organisasi, iklim organisasi. DAFTAR PUSTAKA Armstrong,Michael. A Handbook of Human Resource management Practice tenth edition.london: Kogan page, 2009. Berman, Evan M. Performance and productivity in public and nonprofit Organization 2nd ed. USA: M.E. Sharpe, Inc., 2006. 65
Luluh Abdillah Kurniawan, dan Uza Sukmana Colquitt, Jason A., Jeffery A. Lepine dan Michael J. Wesson. Organizational Behaviour: Improving, Performance and Commitment in theworkplace (New York : McGraw-Hill, 2015). George, Jennifer M. and Gareth R. Jones. Understanding and Managing Organizational Behavior Sixth Edition, New York, Prentice Hall, 2012. Griffin, Ricky W. Gregory Moorhead. Organizational Behavior: Managing People and Organizations, Eleventh Edition. South-Western, Cengange Learning, 2014. Kanfer,Ruth. Gilad Chen & Robert D. Work Motivation: Past, Present, and Future. (New York : Taylor & Francis Group, LLC., 2008). Laurie J. Mullins. Essentials Of Organisational Behaviour Seventh Edition. England : Prentice Hall, 2006. Luthan, Fred.Organizational Behavior An Evidence-Based Approach Twelfth Edition. New York : McGraw-Hill Companies Inc., 2011. McShane, Steven L dan Mary Ann Von Glinov. Organizational Behaviour 4th Edition. New York: McGraw-Hill, International Edition, 2011. Newstrom,John W.Human Behavior at Work( New York : McGraw-Hill Companies. Inc., 2011. Tyson,Shaun.Essentials of Human Resource Management Fifth Edition USA: Elsevier Ltd., 2006. Wagner, John A. dan John R. Hollenbeck. Organizational behavior : securing competitive advantage. New York : Routledge, 2010. 66