Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

ABSTRAK

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Makmur Sirait dan Euodia Siaen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan, Sumatera Utara

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA FISIKA SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Anton Jahuda Parhusip dan Eva Marlina Ginting Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Yehuda

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

Zita Srikandi Sinaga Katrina Samosir. Abstract

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Jonny Haratua Panggabean dan Ira Kesuma Sari Tampubolon

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

Helastrin Hutagaol dan Sehat Simatupang Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN DISCOVERY INQUIRY DI SMA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

Transkripsi:

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI) Available online http://jurnal.unimed.ac.id/0/index.php/inpafi e-issn 549-858, p-issn 337-464 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MOMENTUM DAN IMPULS Maya Agnes Tamba dan Pintor Simamora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan mayaagnes95@gmail.com Diterima: Desember 07; Disetujui: Januari 08; Dipublikasikan: Februari 08 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok momentum dan impuls. Penelitian ini adalah jenis quasi Experiment. Populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri Medan berjumlah 4 kelas. menggunakan teknik random sampling terpilih dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan berganda sebanyak 5 soal yang telah dilakukan uji persyaratan tes dan disertai pengamatan sikap dan keterampilan. Data rata-rata pretes kelas eksperimen dan kontrol adalah 33,90 dan 3,6. Hasil uji beda diperoleh t_h=0,64< t_t=,003 artinya kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Selanjutnya nilai rata-rata postes kelas eksperimen 73,90 dan kelas kontrol 68,6. Uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis memberikan bahwa t_h=,3 > t_t=,003 berarti ha diterima yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa. Kesimpulannya bahwa model pembelajaran inquiry training berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok momentum dan impuls kelas X SMA Negeri Medan T.P 06/07. Kata Kunci : quasi experimen, inquiry training, konvensional, hasil belajar ABSTRACT The purpose of this study is to determine the effect of Inquiry Training learning model on student learning outcomes on the subject matter of momentum and impulse. This research is Quasi Experiment type. Population of all students of class X SMA Negeri Medan requires 4 classes. With Class Random Sampling technique selected two classes as experiment class and control class. The instrument used is multiple choice test as many as 5 questions that have been tested requirements and. The experimental and control class pretest data were 33.90 and 3.6. Different test results obtained t_h=0,64< t_t=,003 the meaning of both classes have the same initial ability. Furthermore the average grade of experimental class postes 73,90 and control class is 68,6. Normality and homogeneity tests show that both classes are normal and homogeneous distributed. Then the hypothesis test gives t_h=,3 > t_t=,003 means ha accepted which states there are significant differences due to the influence of learning model Inquiry Training on student learning outcomes. Finally it can be concluded as a model of Inquiry Training for student learning outcomes on the subject matter of momentum and impulse class X SMA Negeri Medan T.P 06/07. Keywords: quasi experimen, inquiry training, conventional, learning result 4

Jurnal Inpafi 6 () (08): 4-50 PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Proses pembelajaran fisika saat ini berlangsung sebatas pada upaya memberikan pengetahuan deklaratif dalam menggunakan rumus-rumus menyelesaikan soal seperti yang telah dicontohkan sebelumnya. Akibatnya, kemampuan siswa dalam pembelajaran fisika hanya terbatas sampai pada kemampuan menghafalkan sekumpulan fakta yang disajikan guru tidak mengarah kepada pemahaman konsep. Seringkali terjadi kesulitan siswa bila bentuk soal diubah meski masih dalam konsep yang sama yang mengindikasikan siswa tidak memahami makna soal yang sebenarnya. Sains sebagai cara penyelidikan merupakan cara bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji, dan divalidasikan. Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yagn efektif dan efisien yaitu salah salah satunya melalui kegiatan praktik (Bahri dan Samsul, 008). Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Hal ini merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 009: 6). Bruner dalam Dahar (996) berpendapat bahwa selama kegiatan belajar berlangsung hendaknya siswa dibiarkan mencari atau menemukan sendiri makna segala sesuatu yang dipelajari. Siswa perlu diberikan kesempatan berperan memecahkan masalah seperti yang dilakukan para ilmuwan, agar mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri (Winataputra,99). Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas guru, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada aspek-aspek yang bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetisi siswa untuk dapat menyesuaikan diri dan berhasil di masa yang akan datang. Hasil pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain khususnya pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini didukung dari data hasil The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 0 bahwa dari 4 negara yang ikut mengambil bagian Indonesia berada pada posisi ke-40 dengan skor 406 (IEA, 0). Begitu juga dari hasil The Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilaksanakan pada tahun 009 menyatakan bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia berada pada peringkat 57 dari 63 negara yang mengikutinya. Bahkan pada tahun 0 Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara yang mengikuti. Inilah yang menunjukkan bahwa prestasi Indonesia sangat jauh dari apa yang diharapkan pemerintah (Kemendikbud, 03). Berdasarkan hasil observasi pada bulan Januari 07 yang dilakukan di SMA Negeri Medan bahwa minat dan motivasi belajar siswa masih tergolong rendah khususnya pelajaran Fisika, hal ini dapat di buktikan dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan pada 40 siswa kelas X, diperoleh data bahwa 6,6% tidak menyukai pelajaran fisika, 77,7% menganggap bahwa pelajaran fisika itu biasa saja dan,% menganggap bahwa fisika itu sulit. Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah seorang guru fisika di SMA Negeri Medan, Beliau mengatakan bahwa minat belajar siswa dalam mata pelajaran fisika di sekolah tersebut masih kurang dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika masih rendah hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar mengajar siswa hanya 43

Maya Agnes Tamba dan Pintor Simamora, Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls diberikan teori dan cara menyelesaikan soalsoal fisika tanpa mengarahkan siswa pada masalah fisika yang ada didalam kehidupan sehari-hari, disamping itu siswa juga kurang efektif dalam bertanya, mengeluarkan pendapat saat proses pembelajaran Fisika dan adanya keterbatasan penyediaan alat-alat laboratorium di sekolah membuat guru sulit untuk menciptakan pembelajaran menarik dan menyenangkan. Sehubungan dengan cara pengajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika bahwa model pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut hanya model konvensional. Berdasarkan permasalahan diatas, maka untuk mengatasinya diperlukan suatu model dan metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mau mempelajari fisika dan membuat siswa paham mengenai konsep fisika. Model dan metode tersebut juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan. Salah satu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi agar siswa dapat memahami konsep fisika dengan metode eksperimen. Metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu (Sagala, 0). Model pembelajaran yang juga dapat mengatasi permasalahan di atas adalah model pembelajaran inquiry training (latihan penelitian). Mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses pembelajaran untuk membuktikan sesuatu secara teori. Perlu diterapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori. Model dari fakta menuju teori adalah model inquiry training (latihan inkuiri). Ahli yang menyusun model pembelajaran Latihan Inkuiri yaitu Richard Suchman berpendapat bahwa tiap individu memiliki keinginan meneliti secara alamiah keingintahuan yang ada pada individu tidak terarah. Model pembelajaran Latihan Inkuiri dirancang untuk memperbesar keberanian meneliti secara terarah, bertujuan membantu siswa mengembangkan disiplin berfikir dalam meneliti secara bebas. Model ini mengutamakan penguasaan proses meneliti dan kesadaran tentang pentingnya penelitian. (joyce dkk, 009:0) Menurut Joyce dkk (009:0), model pembelajaran Latihan Inkuiri dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya. METODE PENELITIAN Penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Medan jalan Kramat Indah Selambo Ujung, kecamatan Medan Denai dengan waktu pelaksanaan pada bulan April sampai Mei semester genap Tahun ajaran 06/07. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas X semester II yang ada di SMA Negeri medan tahun ajaran 06/07 yang terdiri dari 4 kelas. Penentuan sampel dalam penelitian diambil secara acak karena mempertimbangkan karakteristik dari kelas yaitu dengan menggunakan class random sampling. Kelas eksperimen adalah kelas X MIA4 dan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran inquiry training. Sebagai kelas kontrol adalah kelas X MIA diberi perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang digunakan adalah two group pretest-postest design. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberi perlakuan berbeda. Model inquiry training di kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan quasi experiment yang bertujuan untuk melihat atau mengetahui ada tidaknya akibat sesuatu yang dikenakan pada subjek didik yaitu siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh 44

Jurnal Inpafi 6 () (08): 4-50 model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa. Cara yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dengan memberi perlakuan tersebut adalah siswa diberikan tes sebanyak dua kali yaitu tes yang diberikan sebelum perlakuan (T) yang disebut pretest dan tes sesudah perlakuan (T) yang disebut postest. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel : Tabel. Two Group Pretest-Postest Design Sampel Pret Perlaku Pos est an test Kelas T X T Kelas Kontrol T Y T (Arikunto, 03) Keterangan: T = tes kemampuan awal (pretes) T = tes kemampuan akhir (postes) X = perlakuan pada kelas eksperimen yaitu penerapan model inquiry training Y= perlakuan pada kelas kontrol yaitu penerapan model pembelajaran konvensional Peneliti memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah tes hasil belajar terdiri dari 5 soal pilihan ganda. Tes hasil belajar terlebih dahulu distandarisasi dengan menggunakan uji validitas isi oleh dua orang dosen dan satu guru sesuai dengan pakar ahlinya. Setelah data pretes diperoleh, dilakukan analisis data dengan uji normalitas yaitu uji liliefors, uji homogenitas dan uji kesamaan varians. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis uji t dua pihak untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel dalam hal ini kemampuan awal kedua sampel tersebut harus sama. Selanjutnya peneliti mengajarkan materi pelajaran dengan menggunakan model inquiry training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Perbedaan hasil akhir dapat diketahui dengan dilakukan postes menggunakan hipotesis uji t satu pihak untuk mengetahui pengaruh perlakuan model inquiry training terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian untuk pretes dilakukan hipotesis uji t dua pihak dan pengujian postes digunakan hipotesis uji t satu pihak, dengan rumus (Sudjana, 005: 39), x x yaitu : t= S n n dengan standar deviasi gabungan n S n S = n n S dimana: t = Harga t perhitungan X = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen X = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol n = Jumlah sampel kelas eksperimen n = Jumlah sampel kalas kontrol S = varians gabungan dua kelas Kriteria pengujian adalah : terima Ho jika t t t dimana t didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n + n - dan 0,05. Untuk harga t lainnya HO ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tes uji kemampuan awal (pretes) kedua kelas diberikan pada awal penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama atau tidak. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes siswa pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan model inquiry training sebesar 33,90 dengan standar deviasi,0 dan di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar 3,6 dengan standar deviasi 0,50. Hasilnya dapat ditunjukkan pada Tabel. 45

Maya Agnes Tamba dan Pintor Simamora, Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls Tabel. Data Pretes Kelas dan Kelas Kontrol No Kelas eksperimen Kelas kontrol Interval f Interval F Nilai Nilai 8 3 8 9 5 3 9 5 3 3 6 3 6 3 3 4 33 39 0 33 39 0 5 40 46 6 40 46 6 6 47 53 6 47 53 6 jlh Jumlah 30 Jumlah 30 pembelajaran inquiry training dalam bentuk RPP, dan pada setiap RPP terdapat LKPD untuk menunjang setiap pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, diakhir penelitian pada kedua kelas diberikan postes (tes kemampuan akhir) yang juga bertujuan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif (pengetahuan) siswa dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hasil kemampuan kognitif siswa pada postes ditunjukkan pada Tabel 3. Hasil pretes kedua kelas secara rinci dapat ditunjukkan pada Gambar 0 8 6 4 0 3 3 kontrol 3 3 0 0 6 6 6 6 8 9 5 6 3 33 39 40 46 47 53 Gambar. Hasil pretes kelas eksperimen dan kontrol Data pretes memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji kesamaan pretes (uji t) hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata masing-masing secara berurutan sebesar 33,90 dan 3,6. Perhitungan uji kesamaan rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk α = 0,05, thitung < ttabel yaitu 0,64 <,003 sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal sama. Selama proses pembelajaran, peneliti memberikan perlakuan di kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan model 46 Tabel 3. Ringkasan Data Postes Kelas dan Kelas Kontrol Kelas Kelas Kontrol Nilai F Nilai F 53 59 60 66 67 73 74 80 8 87 8 5 X = 73,90 X i = 7 S = 8,96 53-59 60-66 67 73 74 80 8 87 3 6 6 88 94 88 94 n = 30 n = 30 X = 68,6 X i = 048 S = 9,87 Hasil postes kedua kelas secara rinci dapat ditunjukkan pada Gambar. 0 8 6 4 0 8 6 4 0 3 6 8 Gambar. Diagram Batang Data Postes Kelas dan Kelas Kontrol Instrumen penilaian sikap adalah melalui observasi. Observasi dilakukan selama 6 5 53 59 60 66 67 73 74 80 8 87 88 94 Kontrol

Jurnal Inpafi 6 () (08): 4-50 kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Indikator yang digunakan dalam penilaian hasil belajar dalam aspek sikap adalah disiplin, tanggung jawab, jujur, teliti, kreatif, dan Peduli. Hasil penilaian sikap siswa dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dalam penilaian keterampilan adalah menyusun hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menemukan pola dan hubungan, dan mengkomunikasikan. Hasil perkembangan keterampilan siswa dapat ditunjukkan pada Tabel 5 Tabel 4. Penilaian sikap Siswa Kelas Perte muan Ke- Aspek Sikap Disiplin Tanggung Jujur Teliti Kreatif Peduli Jawab I 67 49 67 60 49 66 II 69 6 96 63 5 67 III 74 68 77 73 64 74 Jumlah 0 79 40 96 64 0 0 00 Ratarata 80 60 40 70 60 80 65 56 70 Keterangan: 90 00 = Sangat Baik; 80 89 = Baik; 70 79 = Cukup baik;69-60= Kurang Baik; <60 = Sangat Kurang baik. Perkembangan sikap siswa secara rinci dapat ditunjukkan pada Gambar 3 74 6769 49 68 6 67 96 77 73 74 66 6063 64 67 495 Tabel 5. Perkembangan Keterampilan Siswa Kelas. No. Pertemuan Rata-rata Kriteria I 58,80 Kurang Baik II 68,88 Cukup Baik 3 III 7, Baik Perkembangan hasil belajar keterampilan ditunjukkan pada Gambar 4 Gambar 4. Diagram Batang Rata-rata Persentase Penilaian Keterampilan Siswa Kelas 0 Kelas kontrol tidak memiliki penilaian 0 kerja, yang dinilai hanya observasi hasil belajar siswa, karena pada kelas kontrol tidak ada melakukan eksperimen beda halnya dengan pertemuan I kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran yang berbeda dimana pada Pertemuan II kelas eksperimen penilaian kerja dilakukan saat Pertemuan III siswa melakukan percobaan di setiap Gambar 3. Diagram Batang Rata-rata pertemuan. persentase penilaian afektif siswa kelas Pembahasan eksperimen Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penilaian dilakukan selama selama terdapat perbedaan hasil belajar siswa akibat kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari tiga adanya pengaruh model pembelajaran inquiry kali pertemuan. Indikator yang digunakan training pada materi pokok momentum dan impuls kelas X Semester II SMA Negeri 47 80 70 60 50 40 30 0 0 0 58,8 68,88 7, Pertemuan Pertemuan Pertemuan 3 Rata-rata

Maya Agnes Tamba dan Pintor Simamora, Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls Medan. Hal ini ditunjukkan dari nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang mengalami peningkatan. Perolehan nilai rata-rata pretes siswa di kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 33,90 dan nilai rata-rata postes 73,90 sedangkan di kelas kontrol 3,6 dan nilai ratarata postes 68,6. Ini membuktikan bahwa kemampuan siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji liliefors nilai pretes kedua sampel terdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas nilai pretes kedua sampel homogen dan berdasarakan hipotesis uji t dua pihak nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, artinya kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama dan perolehan nilai kedua kelas merata. Berdasarkan uji normalitas data postes diperoleh bahwa Lhitung < Ltabel (0,08 < 0,6) pada kelas eksperimen, pada kelas kontrol diperoleh Lhitung < Ltabel (0,476 < 0,6) sehingga disimpulkan data postes dari kedua kelas berdistribusi normal. Uji homogenitas data postes kedua kelas yaitu nilai Fhitung < Ftabel (, <,94) berarti bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Melalui hasil uji-t diperoleh perbedaan ratarata nilai postes yang signifikan dengan thitung=,3 dan ttabel=,003 untuk = 0,05 karena thitung > ttabel (,3 >,003). Meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kelebihan model pembelajaran inquiry training yaitu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi. Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses imliah tersebut ke dalam waktu yang singkat. Tujuan model inquiry training adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan mereka. Pada penelitian ini juga dilakukan observasi untuk sikap siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model inquiry training. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan untuk menilai sikap siswa pada pertemuan I memiliki rata-rata 53,70 pada pertemuan II memiliki rata-rata 59,40 dan pada pertemuan III memiliki nilai rata-rata 70,8 yang termasuk kategori baik, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sikap siswa selama belajar di setiap pertemuan. sedangkan nilai sikap siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional tidak diamati dikarenakan kelas tersebut tidak melakukan percobaan. Pembelajaran menggunakan model inquiry training juga meningkatkan sikap siswa, Model pembelajaran inquiry training pada saat proses pembelajaran tentunya mempunyai dampak atau pengaruh yang baik terhadap nilai sikap siswa, Tujuan model pembelajaran inquiry training adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan untuk meningkatkan pertanyaanpertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa pengetahuan siswa.uuntuk itulah, Suchman tertarik untuk membantu siswa meneliti secara mandiri, tetapi dalam cara disiplin. Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Penelitian ini juga dilakukan observasi untuk keterampilan siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model inquiry training. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan untuk menilai psikomotorik siswa pada pertemuan I memiliki rata-rata 58,80 pada pertemuan II memiliki rata-rata 68,80 dan pada pertemuan III memiliki nilai rata-rata 7, yang termasuk kategori aktif. Keterampilan siswa selama mengikuti pembelajaran konvensional tidak tampak karena pembelajaran lebih mengerah kepada pembelajaran langsung dimana guru 48

sebagai pusat informasi dan siswa sebagai audiens. Model pembelajaran inquiry training pada saat proses pembelajaran tentunya mempunyai dampak atau pengaruh yang baik terhadap keterampilan siswa, karena di setiap tahap atau fase dari model pembelajaran inquiry training dapat membina dan mengembangkan keterampilan mengamati, mengumpulkan dan mengolah data, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, merumuskan penjelasan, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, membuat dan menguji hipotesis, merancang percobaan dan mengambarkan kesimpulan. Model pembelajaran inquiry training yaitu memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, sehingga dapat membantu mengembangkan kerjasama hubungan yang lebih baik di antara siswa dan secara bersamaan, model ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka, karena setiap individu memiliki kompetensi yang berbeda, siswa yang mengerti akan mengajarkan kepada anggota kelompoknya yang belum mengerti dari sini akan terlihat semangat kerja sama siswa untuk membagikan ide-ide. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut:. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk =58, untuk pengujian postes diperoleh thitung =,3 sedangkan ttabel =,003. kriteria pengujian thitung> ttabel (,3 >,003), maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar siswa kelas kontrol, berarti ada pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls Kelas X SMA Negeri Medan T.P 06/07. Jurnal Inpafi 6 () (08): 4-50 49 Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut:. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model inquiry training agar menpersiapkan observator yang lebih dari orang dalam melakukan penelitian, agar saat melakukan penelitian si peneliti tidak terkendala dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan model tersebut.. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model inquiry training sebaiknya mengalokasikan waktu dengan baik agar langkah langkahnya dapat terlaksana semuanya. Cara mengatasi alokasi waktu dengan baik adalah sebelum memulai penelitian sebaiknya peneliti terlebih dahulu melakukan simulasi mengenai materi pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., (03), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bumi Aksara, Jakarta. Bahri dan Samsul (008), Pembelajaran Fisika Berbasis Filsafat Konstrukvisme, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, (3) : 5-57. Dahar, R. W., 996, Teori-teori Belajar, Erlangga, Jakarta IEA. 0. TIMSS & PIRLS International Study Center : Science Achivement. Boston Collage : Linch School Of Education. Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (009), Models of Teaching (Model-model Pengajaran), Diterjemahkan oleh: Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Kemendibud. 03. Skor PISA Jeblok, Kemendikbud Tidak Tinggal Diam. (http/kemendikbud.org/nilai-pisaindonesia Sagala, S., (0), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sudjana, (005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Maya Agnes Tamba dan Pintor Simamora, Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls Trianto, (009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Winataputra, U.S. 99, Strategi Belajar Mengajar IPA, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta. 50