PENGARUH PEMBERIAN EXATON-F PADA PAKAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN FCR JUVENIL IKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp)



dokumen-dokumen yang mirip
II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB 4. METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

II. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

PENGARUH PEMBERIAN DAPHNIA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Lampiran 1. Tata Letak Akuarium

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

PEMANFAATAN TEPUNG AZOLLA SEBAGAI PENYUSUN PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN DAYA CERNA IKAN NILA GIFT (OREOCHIOMIS SP)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

BAB III BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tingkat Kelangsungan Hidup

II. BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

1 Haris Abdullah, 2 Rully, dan 2 Mulis Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV

PEMBERIAN PAKAN PELET YANG DICAMPUR PUPUK ORGANIK CAIR BIOTON TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

BAB III BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

III. BAHAN DAN METODE

SUBSTITUSI TEPUNG ONGGOK SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN PADA BUDIDAYA NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN EXATON-F PADA PAKAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN FCR JUVENIL IKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) Ir. Tri Wahyudi, MMA DOSEN UNISLA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan FCR juvenile ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Hasil penelitihan menunjukkan bahwa pemberian Exaton-F pada pakan juvenile ikan Nila Merah dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan konversi pakan (FCR) juvenile Ikan Nila Merah. Nilai tertinggi rata-rata laju pertumbuhan sesaat diperoleh pada perlakuan C (dosis 10 ml/kg) 2,43 % kemudian diikuti oleh perlakuan E (dosis 20 ml/kg) 1,55 %, B (dosis 5 ml/kg) 1,54 % D (dosis 15 ml/kg) 1,50 % dan A (dosis 0 ml/kg) 1,44 %. Nilai ratarata konversi pakan (FCR) tertinggi dicapai pada perlakuan C sebesar 1,70 gr/gr diikuti E sebesar 4,82 gr/gr, A sebesar 5,11 gr/gr, D sebesar 5,11 gr/gr, B sebesar 5,32 gr/gr. Perlakuan berpengaruh (tidak berbeda nyata) terhadap persentase kelangsungan hidup dan kualitas air ikan Nila Merah. Dimana persentase kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan C ( dosis 10 ml/kg) dan A (dosis 0 ml/kg) ( %) dan terendah pada perlakuan B (dosis 5 ml/kg) 95,55%). Kata kunci : Exaton-F, Ikan Nila Merah, FCR PENDAHULUAN Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) merupakan jenis ikan yang diintroduksikan dari luar negeri. Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan air Tawar pada tahun 1969 (Djarijah, 1995). Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani ikan di seluruh Indonesia. Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya yang enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Selama ini pengembangannya budidaya ikan nila merah tidak banyak mengalami masalah, namun ada salah satu masalah yang perlu diperhatikan yaitu masalah pakan pakan ini berperan sangat penting bagi pertumbuhannya. Pada kondisi yang masih juvenile ikan ini membutuhkan pakan yang mempunyai kandungan protein yang tinggi. Pertumbuhan pada ikan selain dipengaruhi oleh pakan, juga dipengaruhi oleh kesehatan ikan. Ikan yang sakit nafsu makannya berkurang/berhenti makan. Selain bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan tubuh, Exaton-F juga dapat memperbaiki kualitas air. Menurut Widarto (2004), salah satu cara untuk memacu pertumbuhan ikan adalah mengggunakan bahan bahan alami yang dapat merangsang pertumbuhan ikan itu sendiri, seperti tanaman obat keluarga (Toga) yang dicampurkan pada pakan ikan. Exaton-F merupakan hasil olahan dari ekstrak berbagai tanaman obat tradisional diseluruh Nusantara dan diproses dengan cara fermentsai sehingga senyawa-senyawa organic (tanaman obat tersebut) terurai menjadi unsus-unsur yang lebih sederhana sehingga muda diserap oleh jaringan tubuh ikan. Exaton-F adalah formula alami untuk meningkatkan produktifitas dan mempertahankan kontiyunitas produksi usaha perikanan. Sebagai terobosan baru dengan pengobatan internal, sasaran utama Exaton-F adalah melakukan pencegahan sebelum penyakit tersebut timbul, karena bagaimanapun juga pencegahan jauh lebih murah dan menguntungkan dari pada mengobati. Metode pengobatan Exaton-F pada pakan dapat memacu pertumbuhan ikan, hal ini harus sesuai dengan pemberian dosis/takaran yang sesuai dengan resistensi ikan itu sendiri. Menurut Widarto ( 2004), pemberia Exaton-F dengan dosis 15 ml/kg pakan sudah dapat memacu pertumbuha ikan bandeng. Untuk mengetahui dosis penggunaan Exaton-F yang terbaik maka perlu dilakukan penelitian tentang dosis yang optimal guna mendapatkan laju pertumbuhan juvenile ikan Nila Merah yang terbaik dan nilai Feed Convertion Ratio (FCR) yang terendah. MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FMIPA BIOLOGI ITS Surabaya. Waktu penelitian dimulai pada bulan April Mei 2007. 9

Materi Penelitian 1) Hewan Uji Hewan uji ang digunakan untuk penelitian ini adalah juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang berukuran 3-5 cm dengan berat ± 3 gram/ekor. 2) Wadah Wadah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan akuarium berukuran 40 x 30 x 30 ccm, sebanyak 15 buah. 3) Air Media Air Media percobaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan air sumur dan diisikan ke akuarium yang masing-masing dengan ketinggian 25 cm. 4) Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian sebagaimana yang tercantum dalam Tabel. 1 Tabel. 1 Peralatan yang digunakan dalam penelitian. No Nama Alat Kegunaan 1 Oxymeter tipe Handylab Mengukur Suhu dan DO 2 Timbangan Menimbang bahan 3 Aerator + batu aerasi Supplay Oksigen 4 Erlenmeyer 250 ml Mengambil air 5 Selang Menyipon 6 Serok/Scoop net Mengambil ikan 7 Botol semprot Menyemprot/Tempat air 8 Bak Saring Mengambil ikan 9 Suntikan/Siring Mengambil larutan Exaton 10 Gelas Ukur Mengukur volume air 11 Plastik Menyimpan ikan 12 ph pen Mengukur ph 5) Bahan Percobaan - Exaton F - Pakan pellet - Kaporit Tabel 2. Nilai gizi pakan pellet PT Central Proteina Prima Merk 581 Kandungan Pakan Kadar (%) Protein 30-32 Lemak 3-5 Serat 4-6 Abu 5-8 Kadar Air 11-13 Metode Penelitian M e t o d e p e n e l i t i a n y a n g d i g u n a k a n a d a l a h m e t o d e e k s p e r i m e n, y a i t u metode dengan melakukan serangkaian percobaan untuk melihat suatu hasil yang akan menjelaskan bagaimana kedudukan hubungan antara variabel yang diselidiki. Menurut Nazir (1988), tujuan penelitian eksperimen ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung yaitu teknik pengambilan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1989). Sedangkan data yang diamati adalah: Berat ikan per akuarium setiap seminggu sekali FCR Survival rate Kualitas air (ph,do,suhu dan Amoniak) per akuarium setiap seminggu 1) Rancangan Percoban Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan acak Lengkap (RAL). Hal ini didasarkan pada media eksperimen yang dibuat homogen, seperti hewan uji, umur ikan/berat ikan, jumlah hewan uji, wadah, air tawar, ph, DO, jumlah aerasi, intensitas cahaya, dan tempat yang sama (Marmon, 1992). Penelitian ini menggunakan 3 kali ulangan pada 5 macam perlakuan. Sehingga dalam penelitian 10

terdapat 15 unit percobaan. Kelima level perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Perlakuan A : Dosis 0 ml/kg Perlakuan B : Dosis 5 ml/kg Perlakuan C : Dosis 10 ml/kg Perlakuan D : Dosis 15 ml/kg Perlakuan E : Dosis 20 ml/kg Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Y = ij µ + T 1 + ij i = 1,2,3,,t T= 1,2,3,., r Dimana, Y id = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah umum Ti = pengaruh perlakuan ke-i ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i ulangan ke-j r = jumlah ulangan pada perlakuan ke-i t = jumlah perlakuan 2) Batasan Variabel a) Laju pertumbuhan sesaat adalah : besarnya perubahan bobot rata-rata individu ikan menurut waktu (Hariati, 1989). b) Fees Convertion Ratio (FCR) adalah : perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi denan pertambahan bobot badan (Mujiman, 1991). c) Exaton F merupakan ekstrak berbagai tanaman obat tradisional di seluruh Nusantara. Diproses dengan cara fermentasi sehingga senyawa-senyawa organik (tanaman obat tersebut) terurai menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana sehingag mudah diserap oleh jaringan tubuh ikan (Widarto, 2004). d) Juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) adalah ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang berumur kurang lebih 20 hari dan berukuran 3 5 cm (Suyanto, 2002). Prosedur Penelitian 1) Persiapan Sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan persiapan materi yang akan dipakai dalam penelitian, meliputi persiapan alat, bahan dan ikan yang akan dipergunakan. a) Alat Wadah berupa akuarium disusun dalam unit percobaan sesuai dengan rencana denah percobaan. Akuarium dibersihkan dan disterilkan menggunakan Kaporit. Pengaturan sirkulasi dan aerasi untuk bak-bak penelitian. b) Ikan Ikan diletakkan dalam bak penampungan bervolume 1 m 3 air dengan kondisi air media yang sama selama kurang lebih 3 hari agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan setempat. 2) Pelaksanaan Penelitian Menimbang ikan uji dan memasukkan ke akuarium dengan kepadatan 15 ekor/akuarium. Pemberian pakan sebesar 5 % terhadap berat biomas, pada pukul 06.00, 12,00, 16.00 WIB. Sebelumnya dilakukan pencampuran dengan Exaton-F. Adapun cam pencampuran Exaton-F dalam pakan adalah: a. Memasukkan pakan yang diberikan ke dalam bak plastik. b. Menyiramkan atau memercikkan larutan Exaton-F yang sudah diencerkan dengan air bersih secukupnya dan diaduk dengan rata. c. Mengangin-anginkan pakan selama ± 30 menit agar larutan Exaton-F meresap ke dalam pakan. Untuk menjaga kualitas air media, dilakukan pengambilan feces dan sisa pakan setiap harinya dengan cara menyimpan sejumlah air yang ada di akuarium. Pengukuran kualitas air (ph) setiap seminggu sekali pada waktu yang sama. Suhu dan DO diukur setiap hari, pukul 06.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Penghitungan pertumbuhan ikan dilakukan setiap 7 hari sekali dengan menimbang seluruh ikan uji pada setiap akuarium. Kemudian dilakukan penyesuaian jumlah pakan untuk diberikan pad. hari selanjutnya. FCR dihitung dengan membagi antara jumlah pakan yang diberikan dan perubahan berat badan ikan uji setiap 7 hari sekali. SR (%) dihitung. Parameter Uji Penelitian 1) Parameter Uji Utama Parameter uji utama yang diukur dalam penelitian ini meliputi : Pertumbuhan ikan diukur dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan sesaat ikan Nila Merah ( Oreochromis sp) yaitu : W t = W o. e gt 11

dimana, W t = berat rata-rata ikan pada waktu tertentu (gr) W o= Berat rata-rata ikan pada waktu t = 0 (gr) t = waktu pengamatan (hari) g = laju pertumbuhan e = bilangan konstanta 2,71828 (Efendi,1979) Feed Convertion Ratio (FCR) = Jumlah Pakan yang diberikan Wt Wo FCR = Nilai Konversi pakan Wt = Berat rata-rata ikan pada waktu tertentu (gr) Wo = Berat rata-rata ikan pada waktu t = 0 (gr) 2) Parameter Uji Penunjang Tingkat Kelangsungan Hidup/Survival Rate (SR) = Jumlah Ikan Hidup Akhir Penelitian x% Jumlah Ikan Awal Penelitian Kualitas air Kualitas air yang diamati selarna penelitian meliputi Suhu, ph dan Oksigen terlarut yang berfungsi untuk menjaga stabilitas lingkungan hidup ikan nila merah. Pengukuran suhu dan DO dengan Oxymeter tipe HandyLab, sedangkan ph menggunakan ph pen. Analisa Data Dari data yang terkumpul dicatat dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter uji digunakan analisa sidik ragam atau uji F. jika uji F berbeda nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan ke uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dan untuk mengetahui dosis mana yang terbaik maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) seperti pada Tabel dibawah ini : Tabel 1. Daftar BNT Laju Pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah Oreochronfiv sp). Perlaku an A = 1,44 D = 1,50 Ket : * * ( Berbeda Sangat Nyata) ns (Tidak Berbeda Nyata) B = 1,54 E = 1,5 C= 2,43 Notasi A = 1,44 - a D = 1,50 0,06 ns - a B = 1,54 0,10 ns 0,04 ns - a E = 1,55 0,11 ns 0,05 ns 0,01 ns - C = 2,43 0,99 ** 0,93 ** 0,89 ** 0,88 ** - b a Dari uji beda nyata terkecil (BNT) di atas dapat dilihat bahwa. perlakuan C (dosis 10 ml/kg) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap perlakuan A (dosis 0 ml/kg), perlakuan B (dosis 5 ml/kg), perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dan perlakuan E (dosis 20 ml/kg).sedangkan perlakuan A (dosis 0 ml/kg) menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B (dosis 5 ml/kg), perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dan perlakuan E (dosis 20 ml/kg). Perlakuan B (dosis 5 ml/kg) menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap perlakuan A (dosis 0 ml/'kg), perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dan perlakuan E (dosis 20 ml/kg). Perlakuan D (dosis 15 ml/kg) juga menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan A (dosis 0 ml/kg), perlakuan B (dosis 5 ml/kg) dan perlakuan E (dosis 20 ml/kg). HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Pertumbuhan Seaat Dari hasil penelitian maka dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5. Laju Pertumbuhan Seaat Juvenil Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp) Perlakuan Laju Pertumbuhan Seaat % BW/Minggu Arc sin % A B C D E 0,063 0,073 0,180 0,070 0,073 1,44 1,54 2,43 1,50 1,55 Keterangan : Data merupakan hasil rata-rata dari 3 kali ulangan Untuk dapat mengetahui pengaruh perlakuan terhadap laju pertumbuhan Juvenil Ikan Nila Merah dilakukan analisa sidik ragam atau uji F seperti berikut Tabel 6. Analisa Sidik Ragam Laju Pertumbuhan Sesaat Juvenil Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp) Sumber F Tabel Db JK KT F hit Keragaman 5 % 1 % Perlakuan 4 2,05 0,512 36,57 ** 3,48 5,99 Galat 10 0,14 0,014 Total 14 Ket : ** (berbeda sangat nyata Dari analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian Exaton-F dengan dosis yang berbeda 12

memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap laju pengaruh tidak berbeda nyata terhadap perlakuan A (dosis 0 ml/kg), perlakuan B (dosis 5 ml/kg) dan perlakuan D (dosis 15 ml/kg). Ikan sebagaimana hewan lain harus mendapatkan energi dari makanan yang dikonsumsi Beberapa unsur pokok makanan seperti protein, karbohidrat dan lemak digunakan ikan dalam proses katabolisme dan anabolisme (pertumbuhan). Pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) pada masingmasing perlakuan disebabkan adanya masukan energi yang berasal dari makanan buatan (pellet). Menurut Suyanto (1994) pertumbuhan ikan Nila Merah (Oreochromis sp) selain dipengaruhi tersedianya makanan juga dipengaruhi oleh kualitas air tempat hidupnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan pemberian Exaton F dengan dosis yang berbeda memberikan respon yang berbeda sangat nyata terhadap laju pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Laju pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) tertinggi diperoleh pada perlakuan C (dosis 10 ml/kg), diikuti berturutturut oleh perlakuan E (dosis 20 m1/kg), perlakuan B (dosis 5 ml/kg), perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dan yang terakhir adalah perlakuan A (dosis 0 ml/kg). Hal tersebut membuktikan bahwa pakan yang menggunakan tambahan Exaton-F (B, C, D dan E) telah dapat dimanfatkan oleh juvenil sehingga dapat diasumsikan bahwa juvenil sudah mengalami proses adaptasi terhadap pakan tersebut. Artinya pengaruh enzim yang terkandung dalam Exaton-F pada pakan buatan berfungsi efektif dalam tubuh (pencernaan) ikan. Hal ini sesuai dengan pemyataan Murtidjo (2001), bahwa Exaton termasuk golongan makanan tambahan pelengkap yang membantu pencernaan yaitu perangsang pertumbuhan yaitu berupa enzim yang berfungsi efektif didalam tubuh ikan dan memberikan efek antara lain membantu mengefektifkan penggunaan zat-zat makanan, mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan amoniak yang berlebihan dan mengandung nitrogen dalam usus, memperlancar absorbsi dalam usus, memperbaiki konsumsi makanan, mencegah dan mengobati penyakit yang bersifat patologis di saluran usus. Perlakuan dengan penambahan dosis Exaton F yang lebih tinggi dari perlakuan C (dosis 10 ml/kg pakan) yaitu perlakuan D (dosis 15 ml/kg pakan) dan perlakuan E (dosis 20 ml//kg pakan) diperoleh laju pertumbuhan yang lebih rendah. Hal tersebut diduga bahwa semakin tinggi dosis Exaton-F pada pakan buatan, maka tingkat pemanfaatan pakan serta efektifitas dan efisiensi kerena bakteri pengurai dalam pencernaan akan semakin rendah. Apabila terlalu banyak probiotik dalam pakan akan menjadi racun terhadap sistem pencernaannya karena mempengaruhi keasaman dalam lambung dan akhimya mempengaruhi pertumbuhannya. Keasaman atau ph dalam lambung (RCI) sekitar 4-4,5, jika terjadi penurunan akibat dosis bakteri pengurai berlebihan, maka akan terjadi ketidakseimbangan sistem pencernaan (Suriawiria, 1996). Seperti halnya pencernaan pada manusia, apabila terlalu banyak minum probiotik (yakult) akan menyebabkan keasaman lambung yang tinggi sehingga menyebabkan sakit diare (Anonymous, 2001). Menurut Teruohuga dan Wididana (1996), penggunaan EM-4 dalam bentuk cair langsung melalui media pemeliharaan ikan gurami, menghasilkan pertumbuhan tertinggi dengan dosis EM 4 0,4 mg/l, sedangkan menurut Sudarmanto (2000), penggunaan probiotik Aqua Simba dalam bentuk cair langsung melalui media pemeliharaan ikan gurami, menghasilkan pertumbuhan tertinggi dengan konsentrasi 10 ppm. Grafik hubungan (kurva respon) antara perlakuan dosis Exaton-F yang berbeda terhadap laju pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah dapat dilihat pada Gambar di bawah ini : Gambar 2. Grafik Hubungan antara Dosis Exaton-F pada pakan terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila Merah Selama Penelitian Kelangsungan Hidup (SR) 39 Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) adalah persentase ikan yang hidup setelah jangka 13

waktu tertentu. Jumlah juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang hidup selama penelitian. Tabel 11. Data Kelangsungan Hidup (%) Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) tiap perlakuan selama penelitian Perlakuan Ulangan Rata- Total 1 2 3 Rata A B C D E 93,33 93,33 93,33 93,33 300 286,66 300 293,33 293,33 95,55 97,77 97,77 Total 486,66 493,33 493,33 1473,33 491,09 Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan respon yang tidak berbeda nyata atau perlakuan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup juvenil tkan Nita Merah (Oreochromis sp). Hal tersebut dibuktikan dari hasil sidik ragam tingkat kelangsungan hidup juvenile ikan Nila Merah selama penelitian tidak berbeda nyata. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa, kelangsungan hidup ikan Nila Merah (Oreochromis sp) tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa penambahan Exaton-F dalam pakan tidak memberikan efek negatif bagi kelangsungan hidup ikan. Sebagaimana dikatakan oleh Widarto (2004), bahwa hadirnya zat kekebalan pada Exaton-F yang benar-benar menjadi terobosan barn yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga membuat kasus kematian gurami setelah berumur I bulan dapat dihindari. Usaha praktis pencegahan ikan sakit adalah melalui pemberian pakan dengan campuran probiotik dengan tujuan untuk kesehatan ikan dan mencegah terjadinya penyakit. Keuntungan spesial penggunaan makanan probiotik adalah pencegahan terjadinya stress pada ikan seperti penanganan saat pengangkutan (De Wet, 2003). Kualitas Air Selama penelitian dilakukan pengukuran parameter kualitas air sebagai parameter penunjang. Kualitas air yang diukur meliputi Suhu, ph dan Oksigen terlarut (DO). Data basil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Lampiran. 6. Bila hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan kualitas air yang seharusnya, maka kualitas air ini masih berada pada kisaran normal. Adapun kisaran kualitas air dari hasil penelitian tertera pada Tabel dibawah ini : Tabel 13. Nilai Kisaran Kualitas Air Selama Penelitian No Parameter Kisaran Pustaka 1 Suhu ( o C) 23,1-25,0 21 32 0 C (Boy 1982) 2 ph 7,0-7,5 6,5 8,5 (Anoymous 2003) 3 DO (mg/l) 5,3-6,7 Minimal 5 mg/l (Anoymous 2003) KESIMPULAN Dari Hasil peneitian tentang pengaruh pemberian Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda teradap laju pertumbuhan dan konversi pada juvenile ikan Nila Merah dapat disimpulkan bahwa : - Perlakuan pemberian Exaton-F pada pakan juvenil ikan Nila Merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap laju pertumbuhan sesaat dan konversi pakan (FCR) tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup (SR). SR tertinggi sebesar % dan FCR terbaik sebesar 1,70. - Perlakuan pemberian Exaton-F pads pakan buatan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas air baik suhu, ph maupun oksigen terlarut. Suhu rata-rata selama penelitian sebesar 23,1 T 25,0 T, ph rata-rata sebesar 7,0 7,5 dan oksigen ter] arut rata-rata sebesar 5,3 6,7 mg/l. Kualitas air tersebut mast i h pads kisaran yang layak untuk kehidupan juvenil ikan Nila Merah (Oreochronus sp). Dari Hasil peneitian tentang pengaruh pemberian Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda teradap laju pertumbuhan dan konversi pada juvenile ikan Nila Merah dapat disarankan sebagai berikut : - Untuk meningkatkan laju pertumbuhan juvenil ikan Nila merah (Oreochromis sp) sebaiknya menggunakan Exaton yang dicampur dalam pakan dengan dosis 10 ml/kg pakan. - Perlu dilakukan penelitian lajliutan tentang perlakuan pemberian Exaton F pada pakan terhadap jenis ikan yang berbeda. - Perlu dakukan penelitian lebih lanjut tentang pemberian Exaton pada pakan juvenile ian Nila Merah terhadap daya cerna ikan,daya cerna protein dan energi. 14

REFERENSI Anggorodi, 1985. Nutrisi Ternak Unggas. Gramedia. Jakarta. Anonymous, 1991. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian- Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Albaster, J.S dan R. Lloyd, 1984. Water Qualyty Criteria for Fresh Water Fish. Food and Agriculture Organization of the United Nations. London. Boyd, C.B, 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Scientific Publishing Compaq. New York. Budiyanto, M.A-K-, 2000, Pemanfaatan Molase dalam Produksi Nata De Coco. Laporan Penelitian DPP UMM. Lembaga Penelitian UMM. Buwono, I. B., 2000. Kebutuhan Asam Amino Essenasial dalam Ransum Ikan. Penerbit Kanisjus. Yogyakarta. Cholik, FA Wiyono dan R. Arifudin, 1989. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. INFIS Manual Seri No. 36. Departemen Pertanian. Dlr'en Perikanan Jakarta. Davies, D. L., 1982. A Course Manual in Nutrition and Growth. The Australian International Development Programme. Melbourne. De wet, L, 2003, Fish Nutrition, http; www- Voguelph-ca/ fish nutrition/pubt. html. Djarijah, A. S., 1995. Nila Merah Pembenihan don Pembesaran secara Intensif. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Endang, D.,1997. Pengaruh Pemanfaatan Limbah Industri sebagai Pupuk terhadap Kepadatan dan Keragaman Plankton didalam Budidaya Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Hasil Penelitian Thesis Program Pasca Sarjana Brawijaya Malang Hariati, A. 1989. Diktat Kuliah Makanan Ikan. Nuffic/Unibraw/Lisw/Fish Fisheries Project. Universitas Brawijaya. Malang. Juli, A.M. 1979 Poultry Husbandry. 3 rd Ed. Mc Graw Hill Book Company. New York Marmono, E. A. 1992. Rancangan Percobaan. Penerbit Fapet UNSOED. Purwokerto. Murtidjo,B.A, 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Nort, M.O, and DO, Bell., 1978 Commercial Chicken Production Manual 2 Editon. Avi Company. Inc. Westport, ithac. New York.. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Penerbit Bina Cipta Bandung. Santoso, U,.1996. Budidaya Ikan Nila. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sudarmanto, A. 2000. Pemberian Mikroba Probiotik Lokal untuk Meningkatkan Nafsu Makan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac). Laporan PKL, Fakultas Biologi, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, UNSOED. Purwokerto Sugiarto, 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Ikan Nila. CV. Simplex. Jakarta. Surakhhmad, W. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung. Sutini, L. 1989. Monitoring Oksigen Terlarut dalam Rangka Pengelolaan Kualitas Air Suatu Perairan. Fakultas Perikanan Unibraw. Malang. Suyanto, R. 2002. Nila. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Terouhuga dan Wididana, G.N, 1996. Teknologi Effektive Mikroorganisme (EM). Indonesia Kyusel Nature Farming Societies (IKNFSO) PT. Songgolangit Persada, Jakarta. Treawavas, E. 1982 Tilapia. Taxonomy and Speciation. In : R.S.V. Pulin and R.H. Lowe-MC. Connel (eds). The Biolfgy and Culture of Tilapias. ICLARM Conference 15

Proceedings. ICLARM. Manla, Philippines. Wahyu, J. 1982. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Widarto 2004. Exaton F.CV. Gunung makmur. Malang. Zonneveld, N., E.A. Huismen and J.H. Boon 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia. Jakarta. 16