BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun pengamatan dan harus memiliki laba bersih positif.

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan hasil perolehan sampel dan data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham perdana di BEI pada periode 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016. Pengambilan sampel data menggunakan metode purposive sampling yaitu penarikan sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham perdana) pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang melaporkan laporan keuangan dan mengalami underpricing. Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh sampel sebanyak 70 perusahaan yang mengalami underpricing. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif Analisi deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis sebelum melakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan tabel statistik deskriptif dapat diperoleh mean, minimum, maksimum, dan standar deviasi untuk variabel size, return on assets (ROA), dan financial leverage sehingga memudahkan dalam menganalisis keadaan perusahaan yang sebenarnya. 44

45 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Underpricing 70,0013 1,2857,312954,3004141 Size 70 11,82 17,19 14,3393 1,09620 ROA 70,0013,2664,069107,0556277 Leverage 70,0793,8931,452454,2200494 Valid N (listwise) 70 Penjelasan dari tabel 4.1 adalah : 1. Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan nilai standar deviasi variabel underpricing sebesar 0,3004141 dan nilai mean 0,312954. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai standar deviasi, hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel underpricing terdistribusi dengan baik sehingga data relatif sama/stabil. Nilai underpricing terendah adalah sebesar 0.0013 dan nilai tertinggi underpricing adalah sebesar 1,2857 dengan selisih (range) 1.2544. 2. Nilai standar deviasi variabel size sebesar 1,09620 dan nilai mean sebesar 14,3393. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai standar deviasi, hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel size terdistribusi dengan baik sehingga data relatif sama/stabil. Nilai size terendah adalah sebesar 11,82 dan nilai tertinggi size adalah sebesar 17,19 dengan selisih (range) 5,37. 3. Nilai standar deviasi variabel ROA sebesar 0,0556277 dan nilai mean sebesar 0,069107. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai standar deviasi, hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel ROA terdistribusi dengan baik

46 sehingga data relatif sama/stabil. Nilai ROA terendah adalah sebesar 0,0013 dan nilai ROA tertinggi adalah sebesar 0,2264 denagn selisih (range) 0,2251. 4. Nilai standar deviasi variabel financial leverage sebesar 0,2200494 dan nilai mean sebesar 0,452454. Nilai mean tersebut lebih kecil dari nilai standar deviasi, hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel financial leverage terdistribusi secara tidak merata yang artinya terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang lain. Nilai financial leverage terendah adalah sebesar 0,793 dan nilai tertinggi adalah sebesar 0,8931 dengan selisih (range) 0,1001. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regeresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan meregresikan variabel bebas size, return on assets, dan financial leverage terhadap underpricing. Model regresi yang baik adalah model yang dapat memenuhi asumsi klasik yang diisyarakatkan yaitu terjadi normalitas, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisitas. 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel independen dan variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik menggunakan kolmogorov smirnov. Pengujian dengan menggunakan kolmogorov smirnov memiliki kriteria, jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak normal, jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan normal. Hasil pengujian normalitas data dalam penelitian adalah sebagai berikut :

47 Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 70 Mean 0E-7 Normal Parameters a,b Std. Deviation,28056116 Absolute,117 Most Extreme Differences Positive,117 Negative -,074 Kolmogorov-Smirnov Z,975 Asymp. Sig. (2-tailed),298 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil pengujian menggunakan uji kolmogorov smirnov dari tabel diatas variabelveriabel dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat melalui nilai signifikansi kolmogorov smirnov sebesar 0,298 > 0,05. 4.2.2.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Gejala multikolinieritas terjadi apabila nilai variance inflation factor (VIF) < 10 dan nilai tolerance 0,1 menandakan tidak terjadi adanya gejala multikolinieritas (Ghozali, 2013). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari tabel 4.3.

48 Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Size,967 1,034 1 ROA,856 1,168 Leverage,831 1,203 a. Dependent Variable: Underpricing Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 4.3 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a Variabel size (X1) memiliki nilai tolerance sebesar 0,967 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,034 < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel size bebas dari gejala multikolinieritas. b Variabel Return On Assets memiliki nilai tolerance sebesar 0,856 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,034 < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Assets bebas dari gejala multikolinieritas. c Variabel financial leverage (X2) memiliki nilai tolerance sebesar 0,831 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,203 < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel financial leverage bebas dari gejala multikolinieritas. 4.2.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Uji autokorelasi dilakukan dengan cara mendeteksi ada

49 tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji Durbin Watson (DW Test). Nilai Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,357 a,128,088,2868667 1,840 a. Predictors: (Constant), Leverage, Size, ROA b. Dependent Variable: Underpricing + ragu-ragu daerah bebas autokorelasi ragu-ragu - 0 dl du dw 4-du 4-dl 1,5245 1,7028 1,840 2,2972 2,4755 Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi pada tabel 4.4, diperoleh nilkai DW sebesar 1,840. Nilai batas bawah (dl) untuk data yang diperoleh sebesar 1,5245, nilai batas atas (du) sebesar 1,7028, nilai 4-du sebesar 2,2972 dan nilai 4-dl sebesar 2,4755. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa nilai DW terletak diantara du dan 4-du (1,7028 < 1,840 < 2,2972 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada model regresi. 4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual suatu penagamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik merupakan model regresi yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser, dengan hasil sebagai berikut :

50 Tabel 4.5 Uji Heterokedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant),729,255 2,863,006 1 Size -,032,018 -,204-1,806,075 ROA,542,373,174 1,452,151 Leverage -,189,096 -,241-1,979,052 a. Dependent Variable: Abs_res Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa : a. Variabel size (X1) memiliki nilai signifikan sebesar 0,75 > 0,05 yang berarti bahwa variabel size terbebas dari gejala heterokedastisitas. b. Variabel Return On Assets memiliki nilai signifikan sebesar 0,151 > 0,05 yang berarti bahwa variabel Return On Assets terbebas dari gejala heterokedastisitas. c. Variabel financial leverage memiliki nilai signifikan sebesar 0,052 > 0,05 yang berarti bahwa variabel financial leverage terbebas dari gejala heterokedastisitas. 4.2.3 Analisis Regresi Berganda Hasil persamaan regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 20 adalah sebagai berikut :

51 Tabel 4.6 Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 1,237,458 2,702,009 1 Size -,047,032 -,170-1,458,150 ROA -,974,671 -,180-1,452,151 Leverage -,415,172 -,304-2,408,019 a. Dependent Variable: Underpricing Dari tabel 4.6 hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 20, maka didapatkan model persamaan regresi akhir sebagai berikut : Y = 1,237-0,047X1-0,974X2-0,415X3 + e Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 1,237 menyatakan bahwa jika semua variabel independent bernilai 0, maka nilai underpricing sebesar 1,237. b. Nilai koefisien regresi size sebesar -0,047, bernilai negatif dan dapat diartikan bahwa setiap peningkatan size perusahaan sebesar 1 % maka underpricing akan menurun sebesar 0,047 %. c. Nilai koefisien regresi Return On Assets sebesar -0.947, bernilai negatif dan dapat diartikan setiap peningkatan Return On Assets sebesar 1 % maka underpricing menurun sebesar 0,947%.

52 d. Nilai koefisien regresi financial leverage sebesar -0,415, bernilai negatif dan dapat diartikan setiap peningkatan financial leverage sebesar 1 % maka underpricing akan menurun sebesar 0,415 %. 4.2.4 Goodness of Fit Model 4.2.4.1 Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah size, return on assets dan financial leverage secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Uji Simultan (Uji F) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression,796 3,265 3,224,028 b 1 Residual 5,431 66,082 Total 6,227 69 a. Dependent Variable: Underpricing b. Predictors: (Constant), Leverage, Size, ROA Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh niloai signifikansi 0,028 < 0,05 dengan demikian semua variabel independen (size, return on assets dan financial leverage) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel underpricing. Berdasarkan nilai signifikansi diatas maka dapat dijelaskan bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah baik dan layak untuk dianalisis. 4.2.4.2 Koefisien Determinasi (R²) Persentase variabel dependen (underpricing) dapat dijelaskan oleh variabel independen (size, return on assets, dan financial leverage) dalam model penelitian

53 ditujukan oleh besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen atau terikat yang dinyatakan dalam persen (%). Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,357 a,128,088,2868667 1,840 a. Predictors: (Constant), Leverage, Size, ROA b. Dependent Variable: Underpricing Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R square adalah 0,088 dengan demikian variabel independen (size, return on assets dan financial leverage) dapat menjelaskan variabel dependen (underpricing) sebesar 8,8 persen sehingga sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. 4.2.4.3 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dapat dirumuskan yang belum pasti kebenarannya sehingga untuk mengetahui benar atau tidak hipotesis tersebut, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian koefisien regresi parsial atau uji t untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

54 Tabel 4.9 Uji Parsial (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 1,237,458 2,702,009 1 Size -,047,032 -,170-1,458,150 ROA -,974,671 -,180-1,452,151 Leverage -,415,172 -,304-2,408,019 a. Dependent Variable: Underpricing a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Nilai koefisien regresi size sebesar -0,047 dan nilai signifikansi 0,150 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel size tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa size berpengaruh terhadap underpricing tidak terbukti (H1 ditolak). b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Nilai koefisien return on assets sebesar -0,974 dan nilai signifikansi sebesar 0,151 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh terhadap underpricing tidak terbukti (H2 ditolak). c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Nilai koefisien financial leverage sebesar -0,409 dan nilai signifikansi sebesar 0,019 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel financial leverage berpengaruh

55 signifikan terhadap underpricing. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh terhadap underpricing terbukti (H3 diterima). 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa, dari tiga hipotesis yang diajukan terdapat satu hipotesisi yang diterima yaitu return on assets terhadap underpricing dan dua hipotesis ditolak yaitu size dan financial leverage terhadap underpricing. Penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 4.3.1 Pengaruh size terhadap underpricing Pengujian secara parsial size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Besar kecilnya size perusahaan tidak mempengaruhi underpricing. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien size perusahaan sebesar -0,047 dan nilai signifikansi sebesar 0,150 sehingga dapat disimpulkan variabel size perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing. Secara teori size perusahaan didefinisikan sebagai besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari besarnya equity, nilai perusahaan ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki akses untuk mendapat sumber pendanaan sehingga untuk memperoleh pinjaman akan lebih mudah karena perusahaan yang besar memiliki profitabilitas lebih besar pula dalam memenangkan persaingan atau bertahan dalam dunia bisnis. Perusahaan yang besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat sehingga informasi yang dimiliki perusahaan lebih banyak dan lebih mudah diperoleh sehingga biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut juga kecil. Size perusahaan merupakan indikator yang perlu diperhatikan oleh calon investor sebelum berinvestasi, karena perusahaan yang besar mempunyai kepastian yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan

56 yang kecil sehingga perusahan yang besar mampu mengurangi tingkat underpricing. Secara singkat calon investor memusatkan perhatian dengan semakin besar size maka resiko terjadi underpricing semakin menurun. Namun berbeda dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa size perusahan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing. Kondisi ini karena besar kecilnya size perusahaan dinilai tidak memiliki kepastian oleh investor, sehingga size perusahaan kurang direspon oleh investor dan kurang berdampak pada underpricing. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata size adalah sebesar 14,3393 dan rata-rata underpricing sebesar 0,312954. Contohnya pada PT Misi Media Asia memiliki nilai size sebesar 14,69827 (diatas rata-rata) dan nilai underpricing yang tinggi sebesar 0,7300 (diatas rata-rata). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori signaling, yang mana manajemen mampu memberikan sinyal positif tentang kondisi dan kualitas perusahaan. Dalam penelitian ini size perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing, menandakan manajemen tidak mampu menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya meskipun perusahan yang dimilikinya berukuran besar sehingga vaiabel size perusahaan ini tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yusticia (2012) yang memperoleh hasil bahwa size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. 4.3.2 Pengaruh Return On Assets terhadap underpricing Pengujian secara parsial return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Hal ini terbukti karena nilai koefisien return on assets sebesar -0,947 dan nilai signifikansi sebesar 0,151.

57 Secara teori return on assets merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan dan efisiensi manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat return on assets pada perusahaan merupakan informasi penting bagi investor dalam membuat keputusan investasi. Profitabilitas perusahaan ini memberikan informasi kepada investor mengenai efektivitas operasional perusahaan. Tingkat return on assets yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa yang akan datang dan sekaligus mengurangi ketidakpastian IPO, sehingga akan mengurangi underpricing. Investor melihat return on assets sebagai suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset perusahaan, karena hal itu berarti perusahaan memiliki prospek di masa depan sehingga akan meningkatkan investor. Semakin tinggi nilai return on assets maka investor semakin yakin untuk membeli saham perusahaan. Namun berbeda dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing. Kondisi ini karena besar kecilnya ROA dinilai tidak memiliki kepastian oleh investor, sehingga ROA kurang direspon oleh investor dan kurang berdampak pada underpricing. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata dari ROA adalah sebesar 0,06910 dan nilai rata-rata dari underpricing adalah sebesar 0,312954. Contohnya pada PT Tiphone Mobile Indonesia memiliki nilai ROA sebesar 0,1499 (diatas rata-rata) dan nilai underpricing sebesar 0,7419 (diatas rata-rata). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori signaling, yang mana manajemen mampu memberikan sinyal positif tentang kondisi dan kualitas perusahaan. Dalam penelitian ini ROA tidak berpengaruh terhadap underpricing, menandakan manajemen

58 tidak mampu menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya meskipun perusahan yang dimilikinya berukuran besar sehingga vaiabel ROA ini tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Kristiantari (2013) yang menyatakan bahwa return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. 4.3.3 Pengaruh financial leverage terhadap underpricing Pengujian secara parsial financial leverage berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien financial leverage sebesar - 0,415 dan nilai signifikansi sebesar 0,019 sehingga disimpulkan variabel financial leverage berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Secara teori financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan ekuitas yang dimilikinya. Financial leverage adalah rasio hutang yang mencerminkan risiko perusahaan, pada umumnya perusahaan yang memiliki financial leverage tinggi akan cenderung diminati oleh calon investor karena itu berarti perusahaan dipercaya banyak pihak dan sudah mendapatkan pinjaman untuk keperluan perusahaan. Kemudian tingkat kepercayaan investor inilah yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing karena perushaan tidak sulit menawarkan sahamnya. Secara singkatnya calon investor menilai semakin tinggi nilai financial leverage maka risiko terjadi underpricing akan semakin menurun. Terbukti pada hasil penelitian ini bahwa financial leverage berpengaruh signifikan terhadap underpricing Hasil penelitian ini sesuai dengan teori signaling yang mana manajemen mampu memberikan sinyal positif mengenai kondisi dan kualitas perusahaan. Dalam penelitian ini financial keverage berpengaruh signifkan terhadap underpricing, ini menandakan bahwa financial leverage berhasil memberikan sinyal positif kepada

59 calon investor dengan mendapat kepercayaan calon investor sehingga menjadikan variabel ini sebagai salah satu indikator yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli saham karena mempengaruhi underpricing. Hal tersebut juga didukung dengan hasil data yang diperoleh nilai mean financial leverage 0,452454 dan nilai rata-rata dari underpricing sebesar 0,312954. Contohnya pada perusahaan PT Acset Indonusa memiliki nilai financial leverage sebesar 0,568 (diatas rata-rata) dan nilai underpricing sebesar 0,1060 (dibawah rata-rata). PT Adi Sarana Armada memiliki nilai financial leverage sebesar 0,6815 (diatas rata-rata) dan nilai underpricing sebesar 0,6815 (dibawah rata-rata). Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wahyusari (2013) yang memperoleh hasil bahwa financial leverage berpengaruh terhadap underpricing.

60