ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

Herdiansyah Eka Putra B

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia sangatlah tertinggal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual. Masyarakat seperti ini akan tercapai dengan dihapuskannya

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari nilai produk domestik bruto (PDB). Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Produk domesttik bruto (PDB) merupakan gambaran dari kegiatan ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Besar kecilnya nilai produk domestik bruto yang dihasilkan oleh suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurs, impor dan utang luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung antar variabel yang menjadi objek penelitian yakni kurs, impor, dan utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia serta pengaruh tidak langsung dari variabel kurs dan impor terhadap produk domestik bruto (PDB) melalui utang luar negeri di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode 1996-2015. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan bantuan program SPSS 16.00 dilengkapi dengan uji sobel. Berdasarkan hasil analisis, variabel kurs berpengaruh tidak signifikan terhadap utang luar negeri, variabel impor berpengaruh positif terhadap utang luar negeri dan utang luar negeri berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto (PDB). Variabel kurs dan impor berpengaruh tidak langsung terhadap produk domestik bruto (PDB) melalui utang luar negeri di Indonesia tahun 1996-2015. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PEPERNYATAAN ORISINILITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 11 1.3 Tujuan Penelitian... 12 1.4 Kegunaan Penelitian... 12 1.5 Sistematika Penulisan... 13 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka... 15 2.1.1 Produk Domestik Bruto... 15 2.1.2 Konsep Pertumbuhan Ekonomi... 16 2.1.3 Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi... 17 2.1.4 Perdagangan Internasional... 18 2.1.5 Neraca Pembayaran... 22 2.1.6 Utang Luar Negeri... 24 2.1.7 Teori Utang Luar Negeri... 26 2.1.8 Teori Kesenjangan Ganda... 27 2.1.9 Impor... 28 2.1.10 Kurs... 29 2.1.11 Sistem Kurs... 31 2.1.12 Teori Kurs... 32 2.1.13 Hubungan Kurs dengan Utang Luar Negeri... 33 2.1.14 Hubungan Impor dengan Utang Luar Negeri... 34 2.1.15 Hubungan Kurs dengan PDB... 35 2.1.16 Hubungan Impor dengan PDB... 37 2.1.17 Hubungan Utang Luar Negeri dengan PDB... 37 2.2 Hipotesis Penelitian... 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 41 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Penelitian... 41 3.3 Objek Penelitian... 42 3.4 Identifikasi Variabel... 42

3.5 Definisi Operasional Variabel... 43 3.6 Jenis Data dan Sumber Data... 44 3.7 Metode Pengumpulan Data... 44 3.8 Teknik Analisis Data... 45 3.9 Pengujian Hipotesis Penelitian... 48 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum... 53 4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Indonesia... 53 4.1.2 Perkembangan PDB Indonesia... 54 4.1.3 Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia... 56 4.1.4 Perkembangan Impor... 58 4.1.5 Perkembangan Kurs... 60 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 62 4.2.1 Hasil Pengujian Analisis Jalur... 62 4.2.2 Nilai Kekeliruan Taksiran Standar... 63 4.2.3 Pemeriksaan Validitas Model... 63 4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis... 64 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 79 5.2 Saran... 80 DAFTAR RUJUKAN... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN...... 85

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan dalam proses pembangunannya. Masalah tersebut diantaranya adalah masalah sosial, masalah politik, dan masalah ekonomi. Masalah yang paling krusial yang dialami Indonesia saat ini adalah masalah ekonomi, dimana Indonesia masih berada pada posisi ke 68 negara termiskin di dunia pada tahun 2016 menurut survei yang dilakukan oleh World Bank pada tahun 2016. Indonesia terus berusaha mewujudkan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mengembangkan kegiatan perekonomian yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2011:6). Keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu negara dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonominya (economy growth) yang pada umumnya ditunjukkan oleh nilai produk domestik bruto (PDB). Nilai produk domestik bruto (PDB) ini merupakan gambaran dari kegiatan ekonomi secara nasional pada periode tertentu (Mangkosoebroto, 1998:1). Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai produk domestik bruto (PDB) dari tahun 1996-2015. Pada tahun 1996 nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar 533 triliun rupiah yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun hingga pada tahun 2015 nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai angka 11.541 triliun rupiah.

Gambar 1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Periode Tahun 1996-2015 PDB (Triliun Rupiah) 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 533 628 956 1100 13901646 18212014 2296 2774 33393951 4949 56066447 7419 82319087 10095 11541 0 Sumber: Badan Pusat Statistika Peningkatan PDB dari tahun 1996-2015 tersebut tentunya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara terus meningkat, karena PDB adalah indikator yang digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pencapaian pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan PDB tidak hanya dipengaruhi oleh tersedianya sumber pembiayaan yang memadai, tetapi juga distribusi dari sumber daya yang ada tersebut. Sumber dana yang digunakan untuk mendukung peningkatan PDB berasal dari penerimaan dalam negeri seperti pajak, penerimaan migas, investasi dalam negeri, dan tabungan dalam negeri. Ketika semua penerimaan dalam negeri tersebut belum cukup untuk membiayai pembangunan sesuai dengan target yang telah ditentukan dalam rencana pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang, maka Indonesia melakukan pinjaman luar negeri atau yang biasa disebut dengan utang luar negeri.

Menurut Malarangeng dalam Hatta (2011) Pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di dalam negeri membutuhkan modal, teknologi, serta sumberdaya manusia yang memadai dalam proses pengolahannya. Ketika bantuan luar negeri benar-benar dialokasikan untuk meningkatkan efisiensi serta input dari faktorfaktor produksi atau investasi maka akan berperan dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Maka berperan atau tidak tergantung pada pengalokasian bantuan luar negeri tersebut. Menurut Chenery dan Charter (1973) Untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi, negara berkembang dapat memanfaatkan sumber dana eksternal atau modal asing. Tindakan ini wajar dilakukan oleh setiap negara, terlebih lagi Indonesia yang merupakan negara berkembang, dimana tindakan ini merupakan salah satu usaha untuk menutupi kesenjangan antara tabungan domestik dan kebutuhan investasi serta mengimbangi defisit transaksi berjalan pada neraca pembayaran (Basri, 1997). Tindakan ini membuat Indonesia sampai saat ini masih memiliki utang luar negeri yang sangat besar yang harus segera diselesaikan. Utang luar negeri tersebut berasal dari pinjaman pemerintah maupun pinjaman swasta. Utang luar negeri yang terus meningkat dari tahun ketahun merupakan masalah yang krusial yang dialami oleh Indonesia. Hal ini jika tidak segera terselesaikan maka utang luar negeri akan terus membengkak dan akan terus ada sampai generasi generasi berikutnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa utang luar negeri sangat membantu. Utang luar negeri merupakan suatu sarana yang baik untuk meningkatkan roda perekonomian nasional, karena dengan utang luar negeri yang stabil dan sehat maka roda

perekonomian akan berjalan dengan baik. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya aktivitas sektor produksi baik pemerintah ataupun swasta dengan adanya bantuan dana dari luar negeri tersebut. Diperlukan kecermatan dalam menggunakan dana tersebut. Utang luar negeri menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sebagaimana hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rachmadi (2013) yang menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Gambar 1.2 menunjukkan perkembangan utang luar negeri dari tahun 1996-2015. Penulis melihat adanya kecenderungan kenaikan utang luar negeri setiap tahunnya. Utang luar negeri mengalami penurunan pada tahun 2000-2002 dan 2005-2006. Penurunan utang luar negeri pada tahun 2000-2002 adalah dampak dari penurunan nilai ekspor Indonesia pada saat krisis moneter tahun 1990-an, hal tersebut dikarenakan tingkat kelayakan utang atau credit worthiness yang berkurang. Ketidakstabilan politik pada masa awal tahun 2000-an juga membuat tingkat kepercayaan negara pemberi pinjaman terhadap Indonesia berkurang. Kepercayaan negara dan lembaga pemberi pinjaman kembali membaik ketika pertumbuhan ekspor Indonesia kembali stabil, sehingga pada tahun 2003 dan 2004 utang luar negeri Indonesia kembali mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 Indonesia memutuskan untuk berhenti melakukan kerjasama dengan IMF, sehingga pada tahun berikutnya utang luar negeri Indonesia kembali turun. Keputusan untuk tidak melanjutkan kerjasama dengan IMF tersebut membuat pertumbuhan utang

luar negeri pada tahun-tahun berikutnya tidak terlalu tinggi (Anggito dkk, 2009:435). Gambar 1.2 Utang Luar Negeri Tahun 1996-2015 350 310.722 293.77 300 266.109 252.364 250 225.375 202.413 200 151.467 151.789 128.989 136.322 141.693 133.074 131.343 135.402 137.024 134.504 132.633 141.18 172.871 150 100 50 0 Utang Luar Negeri (Juta US$) Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Bank Indonesia. Keadaaan utang luar negeri tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sangat bergantung pada utang luar negeri. Indonesia merupakan negara dengan anggaran belanja yang defisit, atau anggaran belanja yang tidak seimbang. Defisit berarti tingkat pengeluaran lebih besar daripada tingkat pendapatan. Hal ini mengakibatkan Indonesia kekurangan modal. Dalam hal ini modal (dana) berguna sebagai modal pembangunan. Bila ditinjau dari fungsinya, utang luar negeri memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Utang luar negeri menjadi salah satu alternatif untuk menutupi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang diwakili oleh nilai PDB (Listiani, 2005). Semakin berkembangnya ekonomi internasional dan hubungan ekonomi antar negara mengakibatkan semakin meningkatnya arus perdagangan barang

maupun modal antar negara (Tri Wibowo dan Hidayat Amir, 2005: 1). Perdagangan antar negara atau perdagangan internasional meliputi ekspor dan impor (Khan: 2011). Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa ke luar negeri, sedangkan impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri ( Limin dan Linyunun, 2011). Anggaristyadi (2011) menyatakan bahwa impor memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien. Perdagangan luar negeri memungkinkan negara untuk mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan teknik produksi yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Batubara (2014) menunjukkan hasil bahwa impor adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap utang luar negeri. Yuzwar dan Mulyadi (2003:102) mengemukakan bahwa utang luar negeri digunakan untuk memgimpor barang-barang modal yang dibutuhkan untuk mendukung bahan baku barang-barang ekspor. Tambunan (2011:256) mengemukakan bahwa tingginya nilai impor menyebabkan semakin meningkatnya utang luar negeri yang dialami oleh beberapa negara berkembang karena, jika sering melakukan impor maka cadangan devisa yang digunakan untuk melunasi utang luar negeri semakin menipis. Indonesia terus melakukan impor karena Indonesia belum sanggup memenuhi permintaan masyarakat akan suatu komoditi. Hal tersebut yang menyebabkan beban utang luar negeri semakin bertambah, terlebih lagi jika terjadi penundaan pembayaran maka bunga cicilan akan semakin bertambah dan tentunya menyebabkan beban utang luar negeri semakin tinggi.

Gambar 1.3 menunjukkan perkembangan impor dari tahun 1996-2015 yang mengalami fluktuasi. Pada tahun 1960-an terjadi defisit perdagangan Indonesia yang disebabkan oleh melonjaknya harga-harga barang termasuk barang-barang impor, sehingga memaksa Indonesia untuk memproduksi barang-barang yang semula diimpor. Strategi ini kemudian dianggap gagal karena Indonesia tetap mengimpor barang-barang modal yang digunakan untuk memproduksi barangbarang yang semula diimpor tersebut yang menyebabkan cadangan devisa berkurang. Menurut Irawan dan Suparmoko (2008:366) impor suatu negara akan berkurang apabila penerimaan ekspor menurun, maka untuk menghemat cadangan devisa, Indonesia mulai melakukan pembatasan kuantitas impor. Strategi ini justru dianggap mengakibatkan semakin menurunnya sektor ekpor, karena impor barangbarang modal yang mendukung ekpor berkurang. Pada tahun 1987-1997 impor kembali bertambah karena pemerintah menerapkan strategi Industri Promosi Ekspor mulai akhir peroiode 1980-an. Pemerintah melakukan pengembangan pada sektor non migas yang berdampak pada penambahan cadangan devisa, sehingga nilai impor juga meningkat. Krisis moneter terjadi pada tahun 1990-an mengakibatkan nilai ekspor menurun yang kemudian diikuti penurunan nilai impor. Setelah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1990-an, impor kembali stabil sampai pada tahun 2008 terjadi krisis global yang mengakibatkan nilai impor kembali menurun sebesar 21%. Setelah krisis global nilai impor kembali meningkat hingga 40% pada tahun 2010.

Nilai impor kembali mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2015 yang diakibatkan oleh penurunan ekspor pada tahun tersebut (Basri, 2002: 291). Gambar 1.3 Impor Tahun 1996-2015 250 200 150 100 50 Impor (Juta US$) 210.99 191.69 186.628 179.179 162.437 146.711 142.695 60.11760.7 41.25 38.402 50.265 49.355 51.638 54.324 70.745 85.534 93.412 109.755 115.217 0 Sumber: Badan Pusat Statistika Peningkatan PDB Indonesia yang didukung dengan utang luar negeri dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kurs. Kurs mempengaruhi utang luar negeri dan PDB Indonesia. Manuhutu (2010) menyatakan bahwa hubungan yang terjadi antara nilai kurs dan utang luar negeri adalah hubungan satu arah. Hubungan satu arah yang dimaksud disini adalah nilai kurs berpengaruh positif terhadap utang luar negeri. Ketika kurs naik maka otomatis utang luar negeri akan bertambah. Perubahan nilai tukar antar mata uang dunia akan meningkatkan beban pembayaran utang luar negeri, kondisi ini disebut currency realigment (Saefuloh, 1998). Pada awal tahun 1990 beberapa negara Asia mengalami peningkatan beban utang luar negeri dikarenakan banyaknya utang luar negeri yang tidak dilindungi dari fluktuasi nilai tukar Yen Jepang. Sekitar 37 persen dari utang luar negeri Indonesia dalam mata uang Yen Jepang, sementara sekitar 90 persen penerimaan ekspor dalam mata uang Dollar Amerika (Cassard and David, 1997).

Pada Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa dari tahun 1996 sampai 2015 kurs Dollar Amerika mengalami fluktuasi. Sepanjang tahun 1996-2015 tercatat kurs Dollar Amerika terendah terjadi pada tahun 1996 yaitu sebesar 2.383 rupiah/us$. Pada tahun 2015 nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga mencapai 13.795 rupiah/us$. Pada tahun 1997 Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas yang menyebabkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang berdampak pada kemerosotan nilai rupiah terhadap dollar Amerika. Pada tahun 2002 hingga 2003 rupiah menguat, hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat. Pada tahun 2004 rupiah terdepresiasi, hal ini disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar uang atas penyelenggaraan Pemilu 2004 (Wibowo dan Hidayat, 2005). Pada tahun 2005 sampai 2007 nilai tukar rupiah terhadap dollar berada pada kisaran Rp 9.000,00. Pada tahun 2008 terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar rupiah terdepresiasi. Setelah krisis global pada tahun 2008 bank sentral Amerika The Fed merencanakan pemangkasan quantitative easing atau melakukan stimulus ekonomi. Rencana tersebut menjadi awal melemahnya mata uang global terhadap mata uang Dollar Amerika karena supply uang Dollar Amerika akan berkurang. Hal tersebut berlanjut pada pelemahan mata uang dunia terhadap dollar Amerika yang menyebabkan permintaan barang komoditas menurun. Dampak tersebut dialami oleh Indonesia sebagai negara yang mengandalkan ekspor barang komoditas yang kemudian memperburuk nilai tukar rupiah, hingga pada tahun 2015 nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mencapai Rp 13.795,00 (Sarniate, 2016).

Grafik 1.4 Kurs Dollar Amerika Serikat Periode Tahun 1996-2015 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2.383 4.65 Kurs Dollar Amerika (Rupiah/US$) 9.595 10.266 11.156 8.025 8.761 8.077 8.79 9.2129.1419.1649.69410.305 9.038.808 9.38810.23 7.1 13.795 Sumber: Badan Pusat Statistika Pergerakan nilai tukar mata uang merupakan konsekuensi dari adanya interaksi yang terjadi diantara pelaku ekonomi di berbagai negara dalam melakukan transaksi kegiatan ekonominya. Interaksi ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi di berbagai negara. Peningkatan arus barang, jasa dan modal antar negara pada akhirnya dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antar negara. Ketidakstabilan dalam pergerakan nilai tukar mata uang dapat berakibat pada ketidakstabilan makroekonomi suatu negara. Oleh karena, itu guna menjaga kestabilan makroekonomi suatu negara, maka kebijakan moneter yang mengarah pada kestabilan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing menjadi sangat diperlukan. Berbagai studi telah dilakukan guna menganalisis hubungan antara nilai tukar dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara melalui PDB. Isu utama dalam penelitian tentang hubungan nilai tukar mata uang dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diklasifikasikan menjadi beberapa isu, yakni : pemisahan dalam

jangka waktu (short run atau long run); terdapatnya potential asymmetris dalam dampak fluktuasi nilai tukar mata uang antara apresiasi dan depresiasi; pergerakan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi inflasi dan variabel riil lainnya dan sebaliknya variabel-riil dalam makroekonomi dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar (Amato, etc, 2005:8). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kurs, impor, dan utang luar negeri terhadap PDB dari tahun 1996-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang menggunakan analisis regresi berganda. Ada tiga aspek yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu arah hubungan kurs dan impor terhadap utang luar negeri, arah hubungan kurs, impor dan utang luar negeri terhadap PDB, dan hubungan kurs dan impor terhadap PDB melalui utang luar negeri. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditarik rumusan masalah berikut: 1. Bagaimana pengaruh langsung kurs dan impor terhadap utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1996-2015? 2. Bagaimana pengaruh langsung kurs, impor dan utang luar negeri terhadap PDB di Indonesia pada tahun 1996-2015? 3. Bagaimana pengaruh tidak langsung kurs terhadap PDB melalui utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1996-2015? 4. Bagaimana pengaruh tidak langsung impor terhadap PDB melalui utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1996-2015?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh langsung kurs dan impor terhadap utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1996-2015. 2. Untuk menganalisis pengaruh langsung kurs, impor dan utang luar negeri terhadap PDB di Indonesia pada tahun 1996-2015. 3. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung kurs terhadap PDB melalui utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1996-2015. 4. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung impor terhadap PDB melalui utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1996-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. Penelitian ini berguna bagi penulis untuk menguji teori yang telah didapatkan selama perkuliahan dengan membandingkannya melalui praktek nyata. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan studi dalam penelitian-penelitian selanjutnya terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai PDB khususnya di Indonesia.

2. Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan untuk menentukan kebijakankebijakan yang akan diambil terkait dengan usaha meningkatkan PDB khususnya di Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penyajian penulisan ini terdiri dari lima bab dimana masingmasing bab berisi hal-hal sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah atau riset problem dari objek yang diteliti. Penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan dijadikan objek penelitian diuraikan secara rinci pada bab ini. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai tujuan dan kegunaan serta sistematika penyajian penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara mendalam teori dan materi yang relevan yang mendukung dalam pemecahan masalah. Teori-teori yang diuraikan dalam bab ini antara lain Teori Pertumbuhan ekonomi yang meliputi teori pertumbuhan Schumpeter, Teori Harrod-Domar, Teori Turnpike, Teori Perdagangan Internasional yang meliputi Teori Pra Klasik, Teori Klasik dan Teori Modern. Pada bab ini dijelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat serta dengan variabel intervening yaitu hubungan kurs dengan utang luar negeri, hubungan

impor dengan utang luar negeri, hubungan utang luar negeri dengan PDB, hubungan kurs dengan PDB, dan hubungan impor dengan PDB. Bab ini juga menyajikan hipotesis atau dugaan sementara atas pokok permasalahan yang diangkat sesuai dengan landasan teori yang ada. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis jalur atau path analysis. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi atau wilayah penelitian disertai alasan pemilihan lokasi tersebut. Data-data yang digunakan dalam penelitian juga dijelaskan pada bab ini, penjelasan tersebut mengenai pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel kurs, impor, utang luar negeri dan PDB menggunakan teknik analisis jalur. Pada bagian ini kemudian diuraikan mengenai hasil dari peneltian. BAB V PENUTUP Pada bab ini diuraikan mengenai simpulan dari hasil pembahasan pada babbab sebelumnya. Bab ini juga mengemukakan saran yang diharapkan dapat membantu dalam penyelesaian masalah dan penentuan kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui PDB.