BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sebagai dasar utamanya yang berupa kepercayaan sebagai agent. melalui kredit dan kemudahan proses pembayaran.

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli terhadap Laba Bersih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menurun, tapi jika dilihat dari total asset mengalami kenaikan yaitu mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat oleh bank disebut financing atau leading. Dalam menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berusaha. Kredit menurut IAI (dalam, Yuwono: 2012):

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sistem perbankan di Indonesia terbagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Simpanan Sukarela terhadap Perhitungan Bagi Hasil BMT. Istiqomah Karangrejo Tulungagung

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yaitu untuk mendapatkan laba (profit). Di samping itu, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Tabungan Wadi ah Terhadap Pembiayaan Pada PT. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak mulai dikembangkannya sistem bagi hasil dalam kurun waktu 17 tahun, total aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000 menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2008. Peningkatan aset tersebut tentu berdampak pula pada perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia. Salah satunya yang terjadi pada Kopsyah BMT Berkah Trenggalek. Dampak tersebut terjadi sebagai akibat adanya kerjasama antar lembaga keuangan syariah baik itu antara lembaga keuangan bank dengan lembaga keuangan non-bank maupun antara lembaga keuangan non-bank dengan lembaga keuangan non-bank lainnya. Kopsyah BMT Berkah Trenggalek sejak berdirinya yakni pada tahun 1997, tepatnya pada tanggal 21 Juli 1997 di Trenggalek dan disahkan pada tahun 1998, mengalami banyak tantangan dan perubahan. Jumlah anggota pendirinya sebanyak 37 orang. Jumlah anggota biasa sampai dengan akhir tahun pembukuan 2016 berjumlah 27 orang dan anggota pembiayaan berjumlah 478 orang. Modal awal BMT yang utama adalah berasal dari simpanan anggota baik anggota pendiri, anggota biasa. Simpanan pokok per anggota sejumlah Rp100.000,00. Jadi, jumlah modal awal yang berasal dari simpanan pokok kurang lebih berjumlah Rp6.400.000,00. Selain itu, modal yang berasal dari simpanan pokok khusus kurang lebih berjumlah 1

2 Rp30.574.000,00 dan modal yang berasal dari simpanan wajib kurang lebih sebesar Rp5.473.000,00. Sebagai lembaga keuangan syariah, dana merupakan persoalan yang paling utama demi perjalanan usaha BMT. Dalam prinsip ilmu manajemen modern, suatu badan usaha yang dianggap sukses dalam konstelasi perekonomian dan perdagangan adalah badan usaha yang dapat secara optimal memanfaatkan dana permodalan dari sumber luar. Oleh karenanya, sebagai koperasi syariah yang sebagian besar modalnya berasal dari simpanan, maka manajemen pengelolaan atas dana tersebut harus bisa dilakukan secara optimal agar profit yang diperoleh sesuai dengan profit yang diharapkan. Perkembangan modal pada Kopsyah BMT Berkah Trenggalek dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi yang signifikan dikarenakan beberapa hal, diantaranya adalah terdapat beberapa anggota pendiri dan anggota pembiayaan tidak melanjutkan membayar simpanan sejumlah sebagaimana mestinya. Selain itu, besarnya dana/modal dari luar, dana yang disalurkan, tingkat pengembalian yang diharapkan, pembiayaan bermasalah dan kurangnya minat anggota untuk menyimpan dananya juga mempengaruhi laju perkembangan keuangan lembaga tersebut. Berikut adalah tabel perkembangan modal Kopsyah BMT Berkah Trenggalek dari tahun 2011-2016.

3 Tabel 1.1 Perkembangan Modal Kopsyah BMT Berkah Trenggalek tahun 2011-2016 (dalam satuan Rupiah) Tahun Modal Sendiri Modal dari luar Jumlah 2011 172.510.253 656.694.916 829.205.171 2012 249.579.288 874.617.743 1.124.197.031 2013 359.807.011 861.607.337 1.221.414.348 2014 521.968.817 890.133.318 1.412.102.135 2015 690.457.839 1.077.977.318 1.768.435.157 2016 839.191.209 898.756.718 1.737.947.927 Sumber: Laporan Tahunan Kopsyah BMT Berkah Trenggalek, 2011-2016. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dana yang berasal dari modal sendiri selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan modal yang berasal dari luar justru mengalami penurunan pada tahun 2016 meskipun pada tahun-tahun sebelumnya selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan, diantaranya adalah adanya minimalisasi pinjaman modal dari pihak luar dan maksimalisasi simpanan dari para anggota simpanan maupun anggota pembiayaan pada Kopsyah BMT Berkah Trenggalek. Perkembangan modal yang demikian akan berdampak pada besarnya modal yang dapat disalurkan untuk membiayai kebutuhan anggota pembiayaan. Semakin banyak modal yang dimiliki oleh suatu lembaga keuangan, maka semakin besar peluang untuk bisa membiayai kebutuhan anggota maupun calon anggota pembiayaan. Ketika modal bisa disalurkan dengan optimal, maka akan berpengaruh pada meningkatnya profitabilitas lembaga itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya stabilisasi antara penghimpunan dana dan penyaluran dana.

4 Kehadiran BMT di tengah-tengah masyarakat masih belum bisa dikatakan optimal. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari asset berupa modal yang dimiliki oleh BMT yang pada tahun terakhir mengalami penurunan. Karena semakin hari kebutuhan masyarakat untuk membiayai usahanya semakin bertambah sedangkan kemampuan BMT untuk menyediakan modal dalam jumlah yang lebih banyak justru berkurang. Dari satu sisi terdapat kemungkinan bahwa modal tidak sepenuhnya mempengaruhi penyaluran dana selama proses penghimpunan dana tetap berjalan. Akan tetapi di sisi lain semakin cukup modal yang dimiliki akan semakin mudah dalam membiayai usaha dengan tingkat bagi hasil yang diharapkan. Peningkatan aset juga merupakan suatu hal yang penting dari adanya penghimpunan dana dari masyarakat berupa simpanan atau tabungan, giro maupun deposito. Dalam hal ini, bentuk simpanan atau tabungan, giro dan deposito yang biasa digunakan adalah simpanan atau tabungan dengan akad mudharabah. Akad mudharabah adalah akad kerjasama dua orang atau lebih, salah satu pihak menyediakan modal secara penuh dan pihak lain menjalankan usaha. Pembagian keuntungan disepakati bersama, sedangkan kerugiannya ditanggung oleh pemilik modal, jika kerugian itu disebabkan bukan karena kelalaian pengusaha. Akan tetapi jika kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian pengusaha, maka pengusaha berkewajiban menanggung kerugian tersebut. 1 Oleh karenanya, perlu adanya suatu manajemen dana yang baik dalam suatu lembaga keuangan syariah maupun hal. 96 1 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,(Yogyakarta: UII Press, 2004),

5 konvensional mencakup Dana Pihak Pertama, Dana Pihak Kedua dan Dana Pihak Ketiga. Dana Pihak Ketiga atau dana titipan/wadi ah merupakan dana dari masyarakat yang dititipkan pada bank yang umumnya berupa giro atau tabungan. 2 Dana Pihak Ketiga dalam Koperasi Syariah dinamakan Simpanan Anggota. Simpanan Anggota tersebut sangat membutuhkan suatu pengelolaan yang baik dan maksimal agar diperoleh suatu imbal hasil yang optimal pula. Bilamana suatu dana yang banyak dikelola dengan cara yang baik, maka semakin tinggi pula kemungkinan harapan untuk memperoleh imbal hasil yang banyak pula. Sebaliknya, bilamana suatu dana dibiarkan diam, maka semakin sedikit pula kemungkinan imbal hasil bisa diterima. Salah satu bentuk pengelolaannya adalah dengan disalurkan kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam hal ini dapat disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan dana untuk usaha atau investasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dan juga siapapun yang mengalami defisit dana. BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang telah menerapkan prinsip pengelolaan Simpanan Anggota. Sistem imbal hasil yang diterapkan adalah sistem bagi hasil (profit sharing). Simpanan Anggota pada Kopsyah BMT Berkah Trenggalek dapat berasal dari Simpanan Berjangka (SIJAKA) dan Simpanan Mudharabah (SIMUDHA). Simpanan Berjangka (SIJAKA) adalah simpanan yang ditujukan khusus untuk anggota Kopsyah BMT Berkah Trenggalek, yang mana besarnya jumlah simpanan minimal Rp 5 juta dengan jangka waktu minimal 6 bulan atau 6x angsuran. Bagi hasil 2 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hal. 51

6 yang diberikan adalah sebesar 1%, biasanya diberikan setiap 1 bulan 1x. Sedangkan Simpanan Mudharabah (SIMUDHA) adalah simpanan yang ditujukan bagi siapa saja yang ingin melakukan simpanan atau dengan kata lain untuk masyarakat umum tanpa ada batasan waktu dan jumlah simpanan. Biasanya bagi hasil yang diberikan adalah sebesar 0,7% per bulan. Perkembangan jumlah Simpanan Berjangka dan Simpanan Mudharabah pada Kopsyah BMT Berkah Trenggalek tahun 2011-2016 per Oktober adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Perkembangan Simpanan Berjangka dan Simpanan Mudharabah Kopsyah BMT Berkah Trenggalek (dalam satuan Rupiah) Tahun Simpanan Berjangka Simpanan Mudharabah Jumlah Simpanan Anggota 2011 2012 2013 2014 2015 309.155.200 65.037.018 374.192.218 189.310.300 35.503.718 224.814.018 349.379.700 87.507.518 436.887.218 803.054.800 79.197.818 882.252.618 895.826.900 174.586.818 1.070.413.718 682.607.200 2016 207.255.318 889.862.518 Sumber: Laporan Tahunan Kopsyah BMT Berkah Trenggalek, 2011-2016. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perkembangan Simpanan Berjangka dan Simpanan Mudharabah selalu mengalami peningkatan dan penurunan. Jumlah Simpanan Berjangka terendah terjadi pada tahun 2012 dan jumlah Simpanan Berjangka tertinggi terjadi pada tahun 2015. Jumlah Simpanan Mudharabah terendah terjadi pada tahun 2012 dan

7 jumlah Simpanan Anggota tertinggi terjadi pada tahun 2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan pada tahun 2012 terjadi penurunan minat anggota BMT untuk menyimpan sejumlah uangnya dan menurunnya kemampuan kolektor. Perkembangan Simpanan Berjangka dan Simpanan Mudharabah dapat mempengaruhi perkembangan penyaluran dana dan pendapatan bagi hasil yang diperoleh BMT. Karena sejumlah dana yang masuk tersebut yang nantinya akan disalurkan kepada anggota pembiayaan. Berikut data perkembangan modal Simpanan Anggota, pendapatan bagi hasil USP, dan laba di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek selama tiga tahun terakhir: Tabel 1.3 Perkembangan Modal Simpanan Anggota, Pendapatan Bagi Hasil USP, dan Laba Kopsyah BMT Berkah Trenggalek (dalam satuan Rupiah) Tahun Simpanan Anggota Bagi Hasil USP Laba 2014 882.252.618 314.025.700 15.149.059 2015 1.070.413.718 324.250.500 17.247.600 2016 889.862.518 335.957.400 21.236.896 Sumber: Laporan Tahunan Kopsyah BMT Berkah Trenggalek, 2014-2016. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perkembangan modal Simpanan Anggota di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek mengalami fluktuasi yang signifikan yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp187.844.000,00 dan mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar Rp181.220.600,00. Kenaikan dan penurunan modal dari Simpanan Anggota tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa hal, salah

8 satunya adalah kemampuan pihak lembaga dalam menarik minat calon anggota maupun anggota yang sudah terdaftar untuk menyimpan dananya atau menambah simpanannya. Salah satu hal yang bisa menambah minat calon anggota maupun anggota adalah besarnya nisbah bagi hasil yang diberikan oleh lembaga. Oleh karena itu, penentuan atau besarnya nisbah bagi hasil menjadi suatu hal yang sangat penting dalam suatu lembaga keuangan syariah. Berdasarkan tabel 1.3 di atas juga dapat diketahui bahwa pendapatan bagi hasil pembiayaan dan laba setelah pajak dari tahun 2014-2016 mengalami peningkatan yang signifikan. Meskipun Simpanan Anggota mengalami penurunan pada tahun 2016, pendapatan bagi hasil dan laba BMT tetap mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kinerja BMT baik dan adanya stabilisasi antara penghimpunan dana dan penyaluran dana. Akan tetapi dilihat dari laba yang diperoleh, profitabilitas Kopsyah BMT Berkah Trenggalek masih dikatakan rendah. Hal ini terdapat kemungkinan bahwa rendahnya profitabilitas tersebut disebabkan kurangnya nasabah pembiayaan sehingga bagi hasilnya masih rendah, produk yang ditawarkan kurang, inovasi produk bagi hasil yang terbatas, dan pembiayaan bagi hasil memiliki resiko yang tinggi. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya manajemen yang baik dan pengoptimalan kinerja dalam menghimpun maupun menyalurkan dana agar diperoleh laba atau profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas menjadi indikator dalam menilai baik buruknya kinerja suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya untuk mendapatkan

9 keuntungan secara optimal. Profitabilitas dalam suatu lembaga keuangan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pendapatan. Pendapatan dapat berasal dari pendapatan bagi hasil yang diterima oleh lembaga atas penyaluran Simpanan Anggota atau Dana Pihak Ketiga yang telah ditentukan yang nantinya sebagian harus diberikan kepada para anggota penabung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Gde Novitasari yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap profitabilitas dengan kredit yang disalurkan dan tingkat suku bunga sebagai variabel pemoderasi. Penelitian tersebut dilakukan pada LPD yang terdaftar di LPLPD Kota Denpasar periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 3 Oleh karena itu, profitabilitas menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dikaji agar dapat diketahui faktor yang bisa meningkatkan profitabilitas tersebut. Semakin meningkat profitabilitas lembaga atau perusahaan, maka semakin baik pula lembaga atau perusahaan tersebut. Penelitian lain juga dilakukan oleh Iska Amlahul Hajar yang bertujuan untuk menguji pengaruh giro wadi ah, tabungan wadi ah dan tabungan mudharabah terhadap profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia tahun 2005-2014. Metode analisis yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan uji normalitas data, uji asumsi klasik, uji regresi berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 Ni Luh Gde Novitasari, Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas dengan Kredit yang Disalurkan dan Tingkat Suku Bunga Sebagai Variabel Pemoderasi, (Denpasar: Skripsi tidak diterbitkan, 2015)

10 variabel independen berpengaruh terhadap profitabilitas. 4 Hal ini berarti menunjukkan bahwa penghimpunan dana Simpanan Anggota dalam suatu lembaga keuangan syariah berpengaruh terhadap profitabilitas suatu lembaga tersebut. Oleh karena itu, kegiatan penghimpunan dana simpanan/tabungan dalam suatu koperasi syariah sangatlah penting karena semakin tinggi dana yang terhimpun dapat berbanding lurus dengan tingkat profitabilitas lembaga tersebut. Akan tetapi tidak berhenti pada poin yang demikian, karena simpanan anggota yang telah terhimpun harus disalurkan pula agar memberikan hasil yang nantinya hasil tersebut dibagi dengan anggota penyimpan dana (shahibul maal). Pendapatan bagi hasil atas pembiayaan yang telah disalurkan tersebut dapat berdampak pula pada profitabilitas lembaga keuangan syariah. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Iin Nurulita yang bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., menggunakan metode statistik uji hipotesis regresi sederhana. Variabel yang diteliti adalah pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 5 Akan tetapi, simpanan anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan tidak selalu berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dalam suatu 4 Iska Amlahul Hajar, Pengaruh Giro Wadi ah, Tabungan Wadi ah dan Tabungan Mudharabah terhadap Profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tahun 2005-2014, (Tulungagung: Skripsi tidak diterbitkan, 2015) 5 Iin Nurulita, Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., (Jakarta: Skripsi tidak diterbitkan, 2009)

11 lembaga keuangan syariah. Demikian karena faktor yang mempengaruhi profitabilitas sangat bervariasi dan setiap lembaga keuangan konvensional maupun syariah tentu mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas lembaganya masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting bagi suatu lembaga keuangan konvensional maupun syariah untuk senantiasa menjaga stabilitas lalu lintas keuangan lembaganya agar upaya pengoptimalan profitabilitas dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik dan menganggap perlu diajukan suatu penelitian untuk menganalisis Pengaruh Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap Profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada Tahun 2011-2017. B. Identifikasi Masalah Dana merupakan kebutuhan pokok suatu lembaga keuangan. Salah satunya adalah Dana Pihak Ketiga (Simpanan Anggota), yang mana modal dana ini berasal langsung dari masyarakat berupa simpanan atau tabungan, giro dan deposito. Namun, dana yang telah terhimpun tersebut harus disalurkan kepada pihak yang defisit dana agar mampu menghasilkan keuntungan atau laba yang diharapkan. Dalam praktiknya, Simpanan Anggota yang sudah terhimpun tersebut dikelola secara bersama-sama dengan dana yang ada lainnya, sehingga sangat sulit untuk membedakan masing-masing dana tersebut. Akan tetapi perlakuan akuntansi atas dana tersebut tetaplah berbeda.

12 Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan sangat menentukan kelancaran lalu lintas pendanaan karena semakin besar bagi hasil yang diperoleh atas dana yang disalurkan semakin bertambah pula laba atau profitabilitas lembaga. Adapun besarnya nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan di awal perjanjian. Pendapatan bagi hasil pembiayaan nantinya masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga menjadi pendapatan bersih. Dalam praktiknya, pihak lembaga biasanya sudah memutuskan besarnya nisbah bagi hasil yang diberikan dan calon anggota langsung menyetujuinya. Setelah diperoleh suatu laba, maka lembaga atau perusahaan dapat mengetahui seberapa besar profitabilitas lembaga atau perusahaan tersebut. Akan tetapi, dalam perusahaan yang satu dengan yang lain memiliki sumber dana dan ketentuan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan yang berbeda-beda sehingga profitabilitasnya pun juga berbeda-beda. Ketika dana yang dihimpun mengalami peningkatan dan bagi hasil pembiayaan yang diterima juga meningkat, bisa jadi profitabilitas juga meningkat. Namun, ketika dana yang dihimpun mengalami penurunan dan bagi hasil yang diterima justru meningkat, profitabilitas memiliki dua kemungkinan bisa menurun ataupun meningkat pula. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengambil permasalahan yang ada di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek terkait pengaruh Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap Profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek. Penelitian ini penting dilakukan karena Simpanan Anggota yang terhimpun dalam suatu lembaga keuangan syariah salah satunya koperasi syariah berbeda-beda dan penentuan Nisbah Bagi Hasil

13 Pembiayaannya juga berbeda-beda. Kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dengan peningkatan profitabilitas pada lembaga tersebut. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh Simpanan Anggota dan nisbah bagi hasil pembiayaan terhadap profitabilitas di lembaga tersebut. C. Rumusan Masalah 1. Apakah Simpanan Anggota berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017? 2. Apakah Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017? 3. Apakah Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh dan signifikan Simpanan Anggota terhadap profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017 2. Untuk menguji pengaruh dan signifikan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017

14 3. Untuk menguji pengaruh dan signifikan Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan utama penelitian adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan terkait perbankan syariah dan sebagai bentuk pelaksanaan pengembangan teori dalam arti luas. Adapun kegunaan khusus terkait penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan keilmuaan dan kepustakaan di kampus maupun luar kampus, serta sebagai sumber pengetahuan tentang pengaruh Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap profitabilitas di suatu lembaga keuangan syariah. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Lembaga Penelitian ini dapat berguna untuk membantu pengembangan lembaga dalam peningkatan profitabilitas melalui analisis pengaruh Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap profitabilitas lembaga. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan, bahan rujukan serta acuan untuk penelitian selanjutnya terkait pengaruh

15 Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap profitabilitas. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan terhadap Profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y dimana variabel X sebagai variabel bebas terdiri dari Simpanan Anggota (X 1 ) dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan (X 2 ) dan variabel Y sebagai variabel terikat yaitu Profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek pada tahun 2011-2017 yang diukur melalui perolehan laba lembaga tersebut. 2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya dilakukan di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek dan pengambilan data sekunder dilakukan hanya untuk data pada tahun 2011-2017 berupa laporan keuangan triwulan tahun 2011-2017 dengan pengambilan sampel total per variabel. Ruang lingkupnya meliputi datadata terkait tentang Simpanan Anggota dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan serta Profitabilitas di Kopsyah BMT Berkah Trenggalek.

16 G. Penegasan Istilah Variabel dalam penelitian ini verifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Definisi Konseptual a. Simpanan Anggota Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk simpanan/tabungan dan simpanan berjangka. 6 Jadi, simpanan anggota adalah dana yang dipercayakan oleh anggota kepada koperasi dalam bentuk simpanan/tabungan dan simpanan berjangka. b. Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Bagi hasil biasa dikenal dengan istilah profit sharing. Menurut kamus ekonomi, profit sharing berarti pembagian laba. Menurut istilah, profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. 7 c. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. 8 Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. 9 6 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hal. 456 7 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004), hal. 120 8 Munawir, Analisa laporan Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2004), hal. 86 9 Weygandt (1996) yang dikutip oleh Lyla Rahma Adyani, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA), (Semarang: Skripsi tidak diterbitkan, 2011), hal. 23

17 2. Definisi Operasional a. Simpanan Anggota Simpanan Anggota adalah dana yang dipercayakan oleh para anggota untuk disimpan dan dikelola oleh lembaga keuangan syariah sebagai bentuk kontribusinya sebagai anggota koperasi syariah. b. Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Nisbah bagi hasil pembiayaan pada suatu lembaga keuangan syariah yaitu pembagian keuntungan yang didasarkan pada keuntungan yang diperoleh oleh debitur yang dibuktikan melalui laporan keuangannya atas dana yang disalurkan oleh lembaga. c. Profitabilitas Profitabilitas merupakan tolak ukur untuk menilai baik buruk suatu perusahaan atau lembaga, pada BMT biasanya diukur menggunakan rasio-rasio analisis laporan keuangan sebagaimana mestinya. H. Sistematika Skripsi Sistematika penulisan skripsi dibuat untuk mempermudah penulisan di lapangan, sehingga akan mendapatkan hasil akhir yang utuh dan sistematik dan menjadi bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain dan saling melengkapi. Sistem penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini akan diuraikan tentang: (a) Latar Belakang, (b) Identifikasi Masalah, (c) Rumusan Masalah, (d) Tujuan Penelitian (e) Kegunaan Penelitian, (f) Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, (g) Penegasan Istilah, (h) Sistematika Skripsi.

18 BAB II LANDASAN TEORI, dalam bab ini akan diuraikan tentang: (a) Teori yang membahas tentang Profitabilitas, (b) Teori yang membahas tentang Simpanan Anggota, (c) Teori yang membahas tentang Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan, (d) Kajian Penelitian Terdahulu, (e) Kerangka Konseptual, dan (f) Hipotesis Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN, terdiri dari: (a) Pendekatan dan Jenis Penelitian; (b) Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian, (c) Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukurannya, (d) Teknik Pengumpulan Data, (e) Analisis Data. BAB IV HASIL PENELITIAN, dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian (yang berisi deskripsi data dan pengujian hipotesis). BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, yang berisikan pembahasan data penelitian dan hasil analisis data. BAB VI PENUTUP, terdiri dari: (a) Kesimpulan dan (b) Saran.