BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
2 inkonsistensi dan menyisakan sejumlah kendala apabila dilaksanakan, sehingga perlu disempurnakan. Beberapa penyempurnaan tersebut, antara lain: a. P

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN IDA BUDHIATI ANGGOTA KPU RI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

BAB IV KONSEP PENGATURAN PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PILKADA YANG AKAN DATANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 79/PUU-XIII/2015 Ketentuan Tidak Memiliki Konflik Kepentingan Dengan Petahana

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 37/PUU-XIII/2015

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 17 Februari 2016; disetujui: 25 Februari 2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIII/2015

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 21 Januari 2016; disetujui: 27 Januari 2016

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIII/2015 Penyalahgunaan Wewenang oleh Pejabat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

DINAMIKA PETAHANA DAN PENCALONANNYA DALAM PILKADA Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 04 Mei 2016; disetujui: 26 Mei 2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR: 11/Kpts/KPU-Kab-012.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

PUTUSAN MK NO. 54/PUU-XIV/2016 DAN IMPLIKASI DI DALAM PILKADA Oleh Achmadudin Rajab* Naskah Diterima: 24 Juni 2017, Disetujui: 11 Juli 2017

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

PKPU NO. 9 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI

PENGUMUMAN. Nomor : 649/ KPU-Kab /VII/2015 TENTANG PENGUMUMAN PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 94/KPU-Kab /VII/2015

RAPERDA PERUBAHAN PILKADES

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negar

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

POTENSI CALON PERSEORANGAN DALAM PERUBAHAN KEDUA UU NO. 1 TAHUN 2015 Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 23 Maret 2016; disetujui: 4 April 2016

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR: 14/Kpts/KPU-Kota /2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 64/PUU-XV/2017 Keharusan Anggota DPR dan DPRD Mengundurkan Diri saat Menjadi Calon Kepala Daerah

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

PUTUSAN Nomor 46/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA PENGUMUMAN

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 95/KPU-Kab /VII/2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI

IJIN LUAR NEGERI PEJABAT NEGARA ALASAN PENTING BAGI PEJABAT NEGARA & DPRD PROVINSI, KAB/KOTA DASAR HUKUM

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XIII/2015 Syarat Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Penjara 5 (lima) Tahun atau Lebih Bagi Calon Kepala Daerah

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-X/2012 Tentang Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu

SURAT PERNYATAAN BAKAL CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2018

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

SURAT PERNYATAAN BAKAL CALON BUPATI/WAKIL BUPATI *)

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

PUTUSAN Nomor 105/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menguraikan tiga permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Putusan-putusan Mahkamah Konstitusi dalam pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah ada yang bersifat progresif dan ada yang jauh dari semangat progresif itu sendiri. Adapun Putusan MK yang bersifat progresif antara lain, (a) Putusan MK-RI Nomor 05/PUU-V/2007 (Diperbolehkannya Calon Kepala Daerah Perseorangan); (b) Putusan MK- RI Nomor 04/PUU-VII/2009 (Hak Politik Mantan Terpidana menduduki Jabatan Publik yang dipilih melalui Pemilu); (c) Putusan MK-RI Nomor 33/PUU-XIII/2015 ( Syarat bagi anggota DPR, anggota DPD, atau anggota DPRD yang ditetapkan memenuhi persyaratan sebagai calon Gubernur, calon Wakil Gubernur, calon Bupati, calon Wakil Bupati, calon Walikota, dan calon Wakil Walikota wajib untuk mengundurkan diri dari jabatannya); (d) Putusan MK-RI Nomor 42/PUU-XIII/2015 (Hak Politik Mantan Terpidana menduduki Jabatan Publik yang dipilih melalui Pemilu); (e) Putusan MK-RI Nomor 60/PUU-XIII/2015 (dukungan bagi perseorangan yang hendak mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah menggunakan ukuran jumlah penduduk yang telah mempunyai hak pilih sebagaimana tertuang dalam daftar calon pemilih tetap di masing-masing daerah yang bersangkutan pada pemilihan umum 296

sebelumnya; dan (f) Putusan MK-RI Nomor 100/PUU-XIII/2015 (Pemilihan kepala daerah dengan hanya satu pasangan calon tetap harus digelar). Adapun putusan MK yang tidak progresif adalah Putusan MK-RI Nomor 33/PUU-XIII/2015 (Dengan permohonan Membatalkan Larangan Calon Kepala Daerah memiliki konfilk kepentingan dengan Petahana) 2. Putusan-putusan Mahkamah Konstitusi dalam pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah memunculkan implikasi yuridis terutama dalam hal pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Beberapa implikasi tersebut ialah : a. Putusan MK-RI Nomor 05/PUU-V/2007 Pengusungan Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam pilkada melalui dua jalur, yaitu melalui jalur partai politik dan melalui jalur perseorangan yang tidak menggunakan kendaraan partai politik yang semuanya dijalankan untuk melaksanakan perintah Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945. b. Putusan MK-RI Nomor 04/PUU-VII/2009 Pertama, mantan terpidana yang yang ingin menduduki jabatan publik yang dipilih melalui pemilu boleh tampil untuk ikut dalam pemilu akan tetapi baru bisa mencalonkan diri berlaku terbatas untuk jangka waktu 5 (lima) tahun setelah mantan terpidana selesai menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Selain itu juga adanya kejujuran atau keterbukaan mengenai latar belakang jati dirinya 297

sebagai mantan terpidana, dan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang. Kedua, mantan terpidana yang ingin menduduki jabatan publik boleh ikut dalam pemilu, kecuali mantan terpidana yang sudah dicabut hak politiknya melalui putusan pengadilan. c. Putusan MK-RI Nomor 33/PUU-XIII/2015 Pertama, larangan yang terdapat dalam Pasal 7 huruf r beserta penjelasan Pasal 7 huruf r UU 8/2015 menjadi tidak berlaku lagi. Itu artinya, Warga Negara Indonesia yang memiliki hubungan dengan petahana (yaitu memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan dan/atau garis keturunan 1 (satu) tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan petahana yaitu ayah, ibu, mertua, paman, bibi, kakak, adik, ipar, anak, menantu) dapat menjadi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota. Kedua, bagi Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota DPRD, TNI, Polri, PNS, dan Pejabat BUMN/BUMD yang ingin maju dalam pilkada, wajib mengundurkan diri sejak calon ditetapkan memenuhi persyaratan oleh KPU/KIP. d. Putusan MK-RI Nomor 42/PUU-XIII/2015 Bahwa syarat tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana 298

penjara 5 (lima) tahun atau lebih yang diatur dalam Pasal 7 huruf g UU 8/2015 menjadi tidak berlaku sepanjang tidak dimaknai dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana. Artinya, bagi mantan terpidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah asalkan dia mengemukakan kepada publik secara terbuka dan jujur bahwa dirinya adalah mantan terpidana. Otomatis penjelasan Pasal 7 huruf g menjadi tidak berlaku lagi. e. Putusan MK-RI Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persentase dukungan bagi calon perseorangan yang hendak mendaftarkan diri sebagai Calon Kepala Daerah didasarkan atas jumlah penduduk yang telah mempunyai hak pilih sebagaimana dimuat dalam daftar calon pemilih tetap di daerah yang bersangkutan pada Pemilihan Umum sebelumnya. Jadi ke depan tidak menggunakan ukuran jumlah penduduk lagi. f. Putusan MK-RI Nomor 100/PUU-XIII/2015 Bahwa jika di suatu daerah terdapat calon kepala daerah/wakil kepala daerah dengan hanya satu pasangan calon, maka pilkada tetap di gelar dengan catatan telah diusahakan dengan sungguhsungguh untuk terpenuhi syarat paling sedikit dua pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala. Yang dimaksud dengan telah 299

diusahakan dengan sungguh-sungguh adalah telah dilaksanakan ketentuan dalam Pasal 49 ayat (1) sampai dengan ayat (9) UU 8/2015 untuk pemilihan Gubernur/wakil Gubernur, sedangkan di tingkat kabupaten atau kota, berlaku ketentuan Pasal 50 ayat (1) sampai dengan ayat (9). 3. Putusan-putusan Mahkamah Konstitusi dalam pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah turut memberikan konstribusi bagi perbaikan aturan tentang pencalonan kepala daerah/wakil kepala daerah. Dari hasil putusan-putusan tersebut penulis mengusulkan adanya revisi terhadap : Pertama, sistem pencalonan. Penulis mengusulkan bahwa sistem pencalonan melalui jalur partai politik/gabungan partai politik dan jalur perseorangan, jumlah ambang batasnya diturunkan. Untuk jalur partai politik berlaku syarat : Partai Politik atau gabungan Partai Politik dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau 20% (dua puluh persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di daerah yang bersangkutan. Sedangkan untuk jalur perseorangan, menggunakan ketentuan seperti yang tertuang dalam UU 12/2008 dengan catatan bahwa jumlah persentase dukungan bagi calon perseorangan yang hendak mendaftarkan diri sebagai Calon Kepala Daerah didasarkan atas jumlah penduduk yang telah mempunyai hak pilih sebagaimana dimuat dalam daftar calon pemilih tetap di daerah yang 300

bersangkutan pada Pemilihan Umum sebelumnya. Kedua, pengaturan calon tunggal dalam Pilkada. Penulis mengusulkan bahwa tata cara penyelenggaraan pilkada calon tunggal perlu dirumuskan dalam revisi UU 8/2015. Selain karena sebagai tindak lanjut putusan MK Nomor 100/PUU- XIII/2015, diaturnya penyelenggaraan pilkada calon tunggal untuk menjamin adanya kepastian hukum. Ketiga, terkait persyaratan pencalonan. Penulis mengusulkan adanya syarat tambahan, yaitu kepala daerah/wakil kepala daerah wajib memenuhi syarat, diantaranya tidak memiliki konflik kepentingan dengan petahana; bagi Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota DPRD, TNI, Polri, PNS, dan Pejabat BUMN/BUMD yang ingin maju dalam pilkada, wajib mengundurkan diri sejak calon ditetapkan memenuhi persyaratan oleh KPU/KIP; dan mengemukakan kepada publik secara terbuka dan jujur jika mantan terpidana ingin maju dalam pilkada B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Dalam merumuskan pertimbangan hukum dan penjatuhan putusan, spirit hukum progresif hendaknya dijadikan salah satu paradigma dalam memutus suatu perkara. Hakim-hakim konstitusi harus berani menegakkan hukum berspirit hukum progresif untuk mendobrak aturan 301

yang nyata-nyata bertentangan dengan UUD 1945, termasuk pula bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. 2. Putusan-putusan MK yang berimplikasi terhadap pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah harus ditaati dan dilaksanakan. Disamping itu, MK yang berfungsi sebagai the guardian of the constitution, the guardian of democracy, and the protector human rights, diharapkan konsisten untuk menegakkan konstitusi, melindungi demokrasi dan hak asasi manusia dalam spirit putusannya. 3. Perlunya Revisi Undang-Undang Nomor 08 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada) karena sebagian substansi terkait dengan pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah banyak yang dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 serta tidak sesuai dengan spirit demokrasi dan hak asasi manusia. Revisi ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat pilkada serentak selanjutnya akan dilaksanakan pada tahun 2017. 302