Serangan Lalat Batang Melanagromyza sojae (Zehnter) (Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Kedelai

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT SERANGAN Melanagromyza sojae Zehnt. (Diptera: Agromyzidae) PADA PLASMA NUTFAH KEDELAI

Status Hama Penggerek Pucuk pada Tanaman Kedelai. S.W. Indiati, Purwantoro, dan W. Tengkano

KELIMPAHAN POPULASI KUTU KEBUL PADA GENOTIPE KEDELAI

PENGARUH PENGEMBALIAN BERBAGAI BIOMASSA TANAMAN TERHADAP SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG KEDELAI Agromyza sojae Zehntn

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (595) :

APLIKASI BEBERAPA PENGENDALIAN TERHADAP LALAT BIBIT (Ophiomya phaseoli Tryon) DI TANAMAN KEDELAI. Moh. Wildan Jadmiko, Suharto, dan Muhardiansyah

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

SELEKSI KETAHANAN GALUR

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Beauveria bassiana terhadap Mortalitas Semut Rangrang Oecophylla smaragdina (F.) (Hymenoptera: Formicidae)

SPESIES, PERBANDINGAN KELAMIN, DAN CIRI MORFOLOGI PENGGEREK POLONG KEDELAI Etiella sp., DI KEBUN PERCOBAAN NGALE

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama Edamame pada Fase Vegetatif dan Generatif

VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH POPULASI HAMA KUTU PUTIH

PROSPEK PEMULIAAN KEDELAI TAHAN HAMA LALAT KACANG (Ophiomyia phaseoli Tryon) DAN BERDAYA HASIL TINGGI

PENGGUNAAN PERANGKAP WARNA TERHADAP POPULASI HAMA LALAT PENGGOROK DAUN (Liriomyza huidobrensis) PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata (L.

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BAB III METODE PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

Tingkat Kerusakan Ekonomi Hama Kepik Coklat pada Kedelai

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.)

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH BARIS KACANG - KACANGAN TERHADAP HAMA TANAMAN JAGUNG DAN TANAMAN KACANG-KACANGAN SKRIPSI

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen untuk mengetahui

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

DAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN KUTU KEBUL (Bemisia tabaci)

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

commit to users I. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Kendal Payak Balai Penelitian

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG MAWAR (Rosa damascena Mill.)

SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai di Kebun Percobaan Natar dan Tegineneng

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINGKAT SERANGAN PENGGEREK POLONG PADA GENOTIPE KEDELAI TOLERAN ULAT GRAYAK

PENGARUH LAMANYA INOKULASI

PENGARUH BENTUK DAN KETINGGIAN PERANGKAP STICKY TRAP KUNING TERHADAP LALAT BUAH

DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

LIA RAMDEUNIA. Aktivitas Ekstrak Daun, Ranting dan Biji Suren (Toona sureni

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

EVALUASI PENDAHULUAN KEPEKAAN GALUR-GALUR KACANG TANAH TERHADAP KUTU KEBUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman akan tumbuh subur dengan seizin Allah SWT. Jika Allah tidak

KEMAMPUAN Actinote anteas Doub. (Lepidoptera:Nymphalidae) SEBAGAI SERANGGA PEMAKAN GULMA

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PEMBERIAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BELIMBING (Averrhoa carambola L)

PEMBERIAN SLUDGE KELAPA SAWIT DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)

KERAGAAN GALUR HARAPAN KEDELAI UMUR GENJAH DAN BIJI BESAR

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

EFIKASI INSEKTISIDA NABATI DALAM MENGENDALIKAN KUTU KEBUL, Bemisia tabaci GENN. (HOMOPTERA: ALEYRODIDAE)

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

PENGGUNAAN BEAUVERIA BASSIANA DAN BACILLUS THURINGIENSIS UNTUK MENGGENDALIKAN Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) DI LABORATORIUM

TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

EFEKTIVITAS SINERGISME ISOLAT JTM 97c DENGAN BEBERAPA ISOLAT SLNPV DALAM PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK POLONG KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

P0 P0 P0. 50 cm. 50 cm P5 P1 P2

PERAKITAN KEDELAI UNGGUL BARU BERDAYA HASIL TINGGI, BERUMUR GENJAH, DAN TAHAN HAMA UTAMA KEDELAI (ULAT GRAYAK)

SKRIPSI OLEH : SITI HARDIANTI WAHYUNI / HPT

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

PENGARUH PENGGUNAAN MULSA JERAMI TERHADAP TINGKAT SERANGAN HAMA DAN HASIL PADA DUA VARIETAS KEDELAI

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

II. TINJAUAN PUSTAKA

Effect of insecticides to control bean fly (Ophiomyia phaseoli Try.) on soybean (Glycine max L.)

KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI TERHADAP ULAT GRAYAK DAN PENGGEREK POLONG

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

DEJA 1 DAN DEJA 2 : VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI TOLERAN JENUH AIR

Siti Herlinda Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

DINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L.

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

Transkripsi:

Serangan Lalat Batang Melanagromyza sojae (Zehnter) (Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Kedelai Kurnia Paramita Sari, Suharsono, dan Suntono Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Kotak Pos 66 Malang 65101 E-mail: adnina0312@gmail.com ABSTRAK Lalat batang Melanagromyza sojae (Zehnter) merupakan hama tanaman kedelai yang kurang mendapat perhatian meskipun menyebabkan kerusakan dan kerugian ekonomis. Informasi status lalat batang sebagai hama potensial di Indonesia masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan populasi lalat batang kedelai pada beberapa waktu tanam. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Kendalpayak pada MK 2015. Rancangan percobaan adalah acak kelompok faktorial dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama yaitu waktu tanam (T1, T2, T3), faktor kedua adalah perlakuan pengendalian. Intensitas serangan lalat batang, populasi telur, larva dan imago lalat batang diamati pada 2 10 minggu setelah tanam (MST). Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara perlakuan pengendalian dengan waktu tanam. Tingkat serangan pada tanam I, tanam II, dan tanam III berturut-turut adalah 90,94%, 87,50%, dan 94,48%. Populasi lalat batang ditemukan pada tanaman yang dikendalikan. Pengendalian dengan penyemprotan prifonil 2 ml/l tiap minggu tidak dapat sepenuhnya menekan intensitas serangan lalat batang, namun berbeda nyata dengan tanpa pengendalian. Kata kunci: lalat batang, pengendalian, populasi ABSTRACT Attack intensity of stem fly on soybean. Stemfly Melanagromyza sojae (Zehnter) is common pest in soybean and their attack might cause economic losses. Stem miner information in Indonesia is limited. The objective this experiment to study the stemfly attack. The experiment was conducted in research station Kendalpayak in dry season 2015. This study was laid in factorial randomize complete design (2 factor) three replicates. First factor was planting time (T1, T2, and T3), second factor was insect control. The damage intensity, eggs, larva and adult population were observed weekly 2 10 WAP (week after planting). The results showed there that were interaction between control treatment and planting time. The average of damage intensity was plant 1 (90,94%), plant 2 (87,50%) and plant 3 (94,48%). Stem fly population were recorded either insect control or no insect control. Chemical control reduced stem fly damage intensity. Keyword: stemfly, control, population PENDAHULUAN Sampai saat ini lalat batang Melanagromyza sojae (Zehnter) belum dianggap hama penting pada tanaman kedelai sehingga kurang mendapat perhatian meskipun menyebabkan kerusakan dan kerugian ekonomis. Hama lalat batang dilaporkan tersebar luas di Asia, Australia, India dan sebagain Afrika (Talekar 1990; Van den Berget al. 1995). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 279

M. sojae meletakkan telur pada daun muda unifoliat (kotiledon) atau di daun trifoliat baru pada tanaman yang sudah tua. Setelah telur menetas, larva memakan lapisan parenkim pada batang dengan membuat lubang. Sebelum menjadi pupa, larva menetap dalam batang. Larva menggerek jaringan empulur (xylem) dan floem sebagai pintu keluar imago. (van den Berg et al. 1998). Hasil penelitian Suharsono et al. (2015) menunjukkan lalat batang menimbulkan kerusakan pada batang kedelai di beberapa daerah penghasil kedelai di Indonesia dengan tingkat serangan hingga 100%. Outbreak lalat batang di Australia dilaporkan terjadi pada tahun 2009 (Charleston 2013). Kurang lebih 4. 000 ha kedelai di dekat Casino NSW bagian utara terserang hama lalat batang. Serangan lalat batang yang parah pada umumnya terjadi pada musim panas, bersamaan dengan terjadinya cekaman kekeringan. Beberapa pengendalian M. sojae yang telah dilaporkan antara lain dengan menggunakan insektisida, predator, dan parasitoid. Talekar (1989) mengemukakan bahwa di Taiwan frekuensi aplikasi insektisida menghasilkan biji 26% lebih banyak daripada tanaman yang tidak diaplikasi. Predator yang ditemukan adalah semut dan parasitoid yang banyak menyebabkan kematian M. sojae (Van den Berg et al. 1995). Informasi tentang M. sojae di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serangan dan perkembangan populasi M. sojae pada tanaman kedelai dalam satu musim tanam. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Kendalpayak pada MK 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok faktorial dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama yaitu perbedaan waktu tanam. Waktu tanam yang dilakukan adalah: T1, T2, T3. Di mana T1 merupakan tanam pertama, T2 merupakan tanam dengan jarak dua minggu setelah T1, dan T3 merupakan tanam dengan jarak dua minggu setelah T2. Faktor kedua adalah perlakuan pengendalian intensif dengan insektisida 1 minggu sekali dan tidak dikendalikan. Variabel yang diamati antara lain: tingkat dan intensitas serangan lalat batang, populasi telur, larva dan imago. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali pada umur 2 10 MST. Tingkat serangan diamati dengan cara membelah batang kedelai, sedangkan intensitas serangan diketahui dengan menghitung perbandingan antara panjang batang kedelai yang tergerek dengan tinggi tanaman yang dihitung dari pangkal batang dekat permukaan tanah. Cara menghitung tingkat serangan menggunakan rumus sebagai berikut: Cara menghitung intensitas serangan menggunakan rumus sebagai berikut: Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan apabila berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan. 280 Sari et al.: Serangan Lalat Batang M. sojae pada Tanaman Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan Perlakuan insektisida tidak mampu menekan tingkat dan intensitas serangan lalat batang. Hal ini karena serangan terjadi dalam jaringan tanaman, sehingga insektisida tidak berdampak pada larva yang telah memasuki jaringan tanaman, sehingga terhindar dari paparan insektisida. Waktu tanam berpengaruh terhadap intensitas serangan. Hal ini memberikan informasi bahwa populasi lalat batang berfluktuasi, bergantung pada musim dan waktu tanam dan cenderung menurun. Interaksi antara perlakuan pengendalian dan waktu tanam hanya terjadi pada pengamatan 14, 21, dan 28 HST (Tabel 1). Tabel 1. Interaksi antara waktu tanam (W) dengan perlakuan insektisida (P), Kendalpayak 2015. SK Intensitas serangan batang tergerek pada umur... (HST) 14 21 28 35 42 52 56 63 70 P ** ** ** * ** * ** tn tn W ** ** ** ** ** * ** ** * P*W ** ** ** tn tn tn tn * tn Keterangan: P = Perlakuan, W = Waktu tanam * = nyata, ** = sangat nyata, tn = tidak nyata Tabel 2. Rata-rata tingkat serangan lalat batang pada tanaman kedelai dengan tiga waktu tanam. Perlakuan Tingkatserangan (%) Rata-rata Tanam 1 Tanam 2 Tanam 3 (%) Tanpa pengendalian 95,83 88,75 93,96 92,85 Dengan pengendalian 86,04 86,25 95,00 89,10 Rata-rata 90,94 87,50 94,48 Rata-rata tingkat serangan lalat batang pada perlakuan tanpa pegendalian (92,85%) lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan pengendalian (89,10%).Tingkat serangan lalat pada tanam III (94,48%) lebih tinggi daripada tanam I (90,94%) dan tanam II (87,50%). Data ini menunjukkan bahwa pada tanam awal, populasi dan serangan lalat batang relatif rendah, diduga karena populasi lalat batang masih relatif rendah, sehingga pada tanaman III telah terjadi akumulasi populasi lalat. Tingginya tingkat serangan lalat batang dipengaruhi oleh kondisi yang kering. Saat penelitian berlangsung rata-rata curah hujan rendah dari bulan April hingga Juni yaitu 3,37; 0,71; 0,13. Intensitas serangan Secara umum rata-rata intensitas serangan batang tergerek pada perlakuan tidak diaplikasi insektisida lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang diaplikasi insektisida 1 minggu sekali dan cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan tanaman. Pada 14 HST, rata-rata intensitas serangan batang tergerek pada tanam I tanpa aplikasi lebih rendah pada tanam ketiga yang diaplikasi insektisida. Insektisida yang diaplikasikan menghambat atau menunda proses peneluran lalat batang tersebut. Di Taiwan, aplikasi insektisida dapat meningkatkan hasil biji 26% (Talekar 1989). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 281

Tabel 3. Rata-rata intensitas serangan batang tergerek Perlakuan Rata-rata intensitas serangan batang tergerek pada... HST 14 HST 21 HST 28 HST 1TA 43,66 a 67,76 a 78,90 a 1A 16,96 b 30,53 d 63,00 b 2TA 10,14 bc 51,49 b 51,96 c 2A 2,09 de 42,39 c 52,98 c 3TA 8,51 cd 26,48 d 77,50 a 3A 0,50 e 8,10 e 49,30 c Keterangan: TA = tanpa aplikasi, A = Aplikasi insektisida, 1 = tanam pertama, 2 = tanam kedua, dan 3 = tanam ketiga. Gambar 1. Rata-rata panjang buku terserang lalat batang pada perlakuan tanpa pengendalian dan pengendalian dengan insektisida. Rata-rata intensitas buku terserang lalat batang lebih tinggi pada perlakuan tanpa pengendalian dibandingkan dengan perlakuan insektisida (Gambar 1). Hal ini disebabkan karena insektisida yang diaplikasikan setiap minggu mampu masuk ke dalam batang kedelai, sehingga berpengaruh terhadap serangan lalat batang. Larva lalat batang kedelai memakan jaringan xylem (jaringan empulur) sehingga adanya insektisida menekan serangan larva. Chiang dan Norris (1983) melaporkan serangan lalat kacang berkurang dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman, sehingga makin keras kulit batang semakin mempersulit larva menembus kedalam empelur. Hasil penelitian Van den Berg et al. (1998) mengungkapkan bahwa aplikasi insektisida yang dilakukan petani tidak berpengaruh terhadap infestasi lalat batang. Populasi Lalat Batang Selama pengamatan tidak ditemukan telur lalat batang, sehingga besar kemungkinan telur-telur yang diletakkan lalat batang telah menetas dan telah masuk ke dalam batang. Hal ini didukung oleh ditemukannya larva dan pupa dalam batang. Sejak umur muda (14 HST) hingga umur tua (70 77 HST) selalu diketemukan larva atau pupa. Ini mengindikasikan bahwa lalat batang telah meletakkan telur sebelum umur 14 hari. Rata-rata populasi larva pada perlakuan tanpa pengendalian berkisar antara 0 24, sedangkan jumlah pupa berkisar antara 0 25. Rata-rata jumlah larva berkisar antara 3 26, dan jumlah pupa 0 37,3 (Tabel 3). 282 Sari et al.: Serangan Lalat Batang M. sojae pada Tanaman Kedelai

Tabel 3. Populasi telur, larva, dan lalat batang kedelai/20 tanaman Perlakuan Umur tanaman (HST) Jumlah Telur larva Pupa Tanpapengendalian 14 0 15 0 21 0 21 2 28 0 20 25 35 0 18 21 42 0 24 19 56 0 16 15 63 0 17 22 70 0 22 19 0 0 0,6 Dengan pengendalian 14 0 6 0 21 0 12 2 28 0 16 23 35 0 23 19 42 0 26 22 56 0 25 29 63 0 3 37 70 0 20 24 77 0 5 8 Gambar 2 menunjukkan bahwa populasi nimfa dan pupa pada perlakuan tanpa pengendalian lebih tinggi daripada perlakuan pengendalian. Hal tersebut terlihat pada umur 14 28 HST. Pada umur 35 70 HST, populasi nimfa dan pupa pada perlakuan tanpa pegendalian menurun, sedangkan pada perlakuan pengendalian meningkat. Hal ini dapat disebabkan karena terjadi resujensi hama,dimana populasi telur dan nimfa yang ditemukan tiba-tiba meningkat dari sebelumnya. Resujensi hama adalah keadaan setelah diaplikasi insektisida populasi semakin meningkat. Hal itu disebabkan karena berkurangnya musuh alami dan hama menjadi kebal (Girsang 2009). Pada perlakuan pengendalian, populasi nimfa dan pupa menurun. Hal ini dapat disebabkan karena populasi alam lalat batang menurun. Menurunnya populasi alam dipengaruhi oleh dampak dari penggunaan insektisida pada tanaman lain dan migrasinya imago lalat batang ke tanaman yang lebih muda. Gambar 2. Rata-rata lalat batang pada setiap pengamatan. Keterangan: TP = Tanpa Pengendalian, P= Pengendalian. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 283

KESIMPULAN Populasi lalat batang M. Sojae berfluktuasi, bergantung pada musim tanam. Pengendalian lalat batang M. Sojae dengan insektisida sistemik akan dapat mengurangi besarnya intensitas serangan. DAFTAR PUSTAKA Charleston, K. 2013. Soybean stem fly outbreak in soybean crops. http:///www.soybean. steam.fly.com// Acessed: 03 Maret 2016. Chiang, H.S and Norris, D.M. 1983. Physiological and anotomical stem parameters of soybean resistance to agromyzid beanflies. Entomologia Experimentalis et Applicata 33: 203 212. Girsang, W. 2009. Dampak negatif penggunaan pestisida. http:///www.usitani.wordperss. com// Acessed: 13 April 2016. Suharsono, Sari, K.P, dan Suntono. 2015. Status lalat batang Melanogromyza sojae pada tanaman kedelai. Laporan Teknis Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015. (tidak diterbitkan). Talekar, N.S. 1989. Characteristic of Melanogromyza sojae (Diptera: Agromyzidae) damage in soybean. Journal of Economic Entomology 82: 584 588. Talekar, N.S. 1990. Agromyzid flies of food legumes in the tropics. New Delhi:Wiley Easterm. Van den Berg, H., Ankash, D., Hassan, K., Muhammad, A., Widayanto, H.A., Wirasto, H. B., and Yully, I. 1995. Soybean stemfly, Melanogromyza sojae (Diptera: Agromyzidae), on Sumatra: Seasonal incidence and the role of parasitism. International Journal of Pest Management 41 (3): 127 133. Van den Berg, H., Shepard, B.M., and Nasikin. 1998. Response of soybean to attack by stemfly Melanogromyza sojae in farmers fields in Indonesia. Journal of Applied Ecology 35: 514 522. 284 Sari et al.: Serangan Lalat Batang M. sojae pada Tanaman Kedelai