JURNAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA SUAMI PEROKOK DAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR IBU HAMIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

HUBUNGAN FAKTOR IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WATES KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR PLASENTA YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU ABSTRAK

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN FAKTOR MATERNAL DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR.SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD M.A Sentot Patrol Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator suatu

Suparni, Milatun Khanifah, Fitriyani

HUBUNGAN USIA DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr AHMAD MOHCTAR KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERSALINAN POSTMATUR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2009

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

Transkripsi:

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009 Disusun Oleh : Heny Nur Fitriana 070105086 PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2010

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009 Heny nur fitriana 1, Dewi Rokhanawati 2, Heru Subaris 3 Abstract : Low birth weight infants (LBW) is one of the three main causes of neonatal death in indonesia. Most of the causes of low birth weight is maternal factors, fetal and environmental. The high incidence of LBW in the first parity associated with lack of experience and knowledge of mothers in pregnancy care. This study uses survey methods and analytical case control approach, with a total sample of 372 using 186 control samples from infants of normal birth weight. Analysis of data by using chi square and odd ratio. This study shows that there is parity with the relationship between low birth weight infants in Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten district in 2009. P value: 0.038 and : 4.302, so there is parity with the relationship between low birth weight infants. KATA KUNCI : Paritas dan bayi berat lahir rendah PENDAHULUAN Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar 89.000 bayi usia 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1 (satu) neonatus meninggal. Penyebab utama kematian neonatal adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 29%. Insidensi BBLR di Rumah Sakit di Indonesia berkisar 20% (Eka, 2009 ). Jumlah BBLR di Jawa Tengah selam tahun 2007 adalah sekitar 12.634 atau dengan prosentase 2,26% dari jumlah bayi yang lahir yaitu 558.720 bayi. Sedangkan di Klaten sendiri terdapat 40, ini mempunyai prosentase 0,23% dari jumlah bayi yang lahir yaitu sebesar 17.565(DinkesJatengProv, 2008). Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu dari tiga penyebab utama 1 Mahasiswi STIKES Aisyiyah Yogyakarta 2 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen POLTEKKES Yogyakarta kematian neonatal di Indonesia. Makin rendah masa gestasi dan berat lahir bayi makin tinggi angka kematian bayi. Kehidupan bayi biasanya berakhir di ruang perawatan intensif neonatus sebagai akibat berbagai morbiditas neonatus. ( Lieweiiyn dan Jones, 2001) Tingginya kejadian BBLR pada paritas pertama mungkin berhubungan dengan kurangnya pengalaman dan pengetahuan ibu dalam hal perawatan kehamilan, misalnya dalam hal pemenuhan gizi yang adekuat. Asupan gizi yang tidak adekuat akan mengakibatkan pertambahan berat badan selama hamil kurang yang pada akhirnya mempengaruhi konsidi janin yang dikandung ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4) karena sudah mengalami penurunan fungsi reproduksi. (Wibowo, 2001 cit Indriastuti, 2007) Upaya menurunkan angka kejadian dan angka kematian BBLR akibat komplikasi seperti Asfiksia, Infeksi,

Hipotermia, Hiperbilirubinemia yang masih tinggi terus dilangsungkan melalui berbagai kegiatan termasuk pelatihan tenaga-tenaga profesional kesehatan yang berkaitan. Dalam hal ini Departemen Kesehatan RI dan Unit Kerja Kelompok Perinatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK Perinatologi IDAI) bekerjasama dengan beberapa Dinas Kesehatan Propinsi telah menyelenggarakan pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, dokter serta dokter spesialis anak menurut tahapannya(eka, 2009). Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi( Indarto, 2009), telah banyak dilakukan, diantaranya adalah Asuhan Persalinan Normal, Safe Mother Hood, Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dan Komprehensip, awal Sehat untuk hidup sehat, Manajemen Terpadu Balita Sakit, dan Manajemen Bayi Muda Sakit karena kelainan BBL sangat erat hubungannya dengan saat berada di dalam kandungan, maka komunikasi yang erat diantara dokter Anak, dokter Obstetri dan dokter Anaestesi serta bidan setempat sangatlah penting. Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan koordinator rekam medik tanggal 13 Februari 2010 di ruang Bersalin RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Selama bulan Januari 2009 sampai Maret 2009 terdapat 72 persalinan yang menghasilkan bayi dengan berat badan lahir rendah dari jumlah 366 persalinan. Jadi prosentase bayi berat lahir rendah adalah 19,7% dari jumlah keseluruhan bayi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut adakah hubungan paritas dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP dr.soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009. Tujuan umum penelitian ini diketahuinya hubungan paritas dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP dr. Soeradji Tirtonegora Klaten tahun 2009 dan diketahui besarnya faktor resiko paritas terhadap bayi bert lahir rendah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan case control. Variabel bebas penelitian ini adalah paritas, skala data nominal dengan katagori paritas resiko tinggi dan paritas tidak beresiko. Variabel terikat adalah bayi berat lahir rendah. Skala data nominal dengan katageri bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir normal. Variabel pengganggu dalam penelitian ini yaitu status gizi, umur ibu, kehamilan ganda, hipertensi, kelainan pembuluh darah, social ekonomi dan anemia. Variabel pengganggu yang tidak dikendalikan yaitu kelainan pembuluh darah dan sosial ekonomi. Jmlah populasi 419 bayi berat lahir rendah dengan sampel yang memenuhi kriteria 186 dan untuk bayi berat lahir normal 186 sebagai kontrol. Metode pengumpulan data dengan studi dokumentasi. Tehnik analisis dengan chi square, jika hitung lebih kecil dari tabel maka Ho ditolak. Dan menggunakan odds ratio untuk mengetahui besarnya faktor resiko. PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro yang terletak di Jalan Dr. RT. Soeradji Tirtonegoro No.1 Klaten, Jawa Tengah. dengan Luas lahan 50.572 m 2. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro didirikan pada tanggal 20 Desember 1927. Rumah sakit ini merupakan Milik Pemerintah yaitu Departemen Kesehatan RI dengan Klasifikasi Kelas adalah B Pendidikan.

Tabel 1. Karaktesistik responden paritas dan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009 No Karakteristik Kasus Kontrol Jumlah f % f % f % 1. Umur 20 25 tahun 51 13,7 74 19,9 125 33,6 26 30 tahun 76 20,4 57 15,3 133 35,8 31 35 tahun 59 15,9 55 14,8 114 30,6 2. Tekanan darah 100/70 4 1,1 7 1,9 11 3,0 110/70 84 22,6 82 22,0 166 44,6 120/80 92 24,7 96 25,8 186 50,5 130/90 6 1,6 1 0,3 7 1,9 3. LILA 23,5 26,5 115 30,9 121 32,5 236 63,4 > 26,5 71 19,1 65 17,5 136 36,6 4. Jenis kelamin Laki-laki 103 27,7 92 24,7 177 47,6 Perempuan 83 22,3 94 25,3 195 52,4 Total 186 50,0 186 50,0 372 100,0 Sumber: Data primer diolah, 2010 Berdasarkan tabel 3 usia terbanyak responden ibu berusia adalah 26-30 tahun sebanyak 133 orang (35,8%), tekanan darah terbanyak 120/80 sebanyak 186 (50,5%) dan LILA 23,5 26,6 sebanyak 236 (63,4%). Bayi perempuan (52,4%) sedikit lebih banyak dari bayi laki-laki (47,6%).

Tabel 2. Distribusi frekuensi paritas di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009 No Paritas Frekuensi (F) Prosentase (%) 1. Resiko tinggi 188 50,5 2. Tidak resiko 184 49,5 Total 372 100,0 Sumber: Data primer diolah, 2010 Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa paritas dengan resiko tinggi sebanyak 188 (50,5%) orang dan paritas dengan tidak beresiko sebanyak 184 (49,5%) orang. Tabel 3. Tabulasi silang berat badan lahir rendah dan paritas di di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009 Kejadian BBLR Paritas BBLR BBLN Jumlah F % F % F % χ 2 p RO Resiko tinggi 84 22,6 104 28,0 188 50,5 Tidak resiko 102 27,4 82 22,0 184 49,5 jumlah 188 50,0 188 50,0 372 100 Sumber data : Data primer diolah, 2010 4,302 0,038 1,54 0 Berdasarkan tabel tersebut diats dapat diketahui bahwa paritas dengan resiko tinggi dan BBLR sebanyak 84 (22,6%) bayi serta paritas dengan tidak beresiko dan BBLN sebanyak 82 (22,0%) bayi. Tabel menunjukkan nilai chi kuadrat sebesar 4,302 dan p = 0,038 atau lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak sehingga ada hubungan antara paritas dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009. Hasil analisis studi kasuskontrol untuk variabel paritas beresiko diperoleh nilai rasio odds (RO) sebesar 1,540 (1,5 kali) dengan interval kepercayaan 95 % (1,023-2,318) menunjukkan bahwa paritas dengan resiko tinggi memiliki risiko 1,5 kali lebih besar menyebabkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan paritas dengan tidak beresiko. Paritas sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan,sosial budaya, ekonomi, kepercayaan dan kesehatan (Juriyah, 2004). Pada penelitian ini paritas dibagi menjadi dua yaitu paritas dengan resiko tinggi sebanyak 188

(50,4%) orang sedikit lebih banyak dari paritas tidak beresiko sebanyak 184 (49,5%) orang. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan bayi berat lahir rendah. Dalam hal ini faktor-faktor dari paritas sangan menentukan, misalnya untuk pendidikan menentukan seseorang mempunyai anak lebih tepatnya berkaitan dengan KB. Sosial budanya sendiri mempunyai pengaruh terhadap pola pikir seseorang karena sudah melekat lebih lama. Ekonomi mempengaruhi seorang ibu untuk ber KB karena mempengaruhi suatu pengeluaran dalam suatu keluarga. Kepercayaan seseorang berkaitan dengan agama karena sebagian seseorang berfikir bahwa dalam agamanya melarang KB karena sama halnya dengan menolak apa yang di anugrahkan dari Tuhannya. Kesehatan seseorang berpengaruh penting kepada paritas karena hal ini mempengaruhi bereproduksi. Melihat paritas sangat penting terhadap angka kematian ibu dan bayi maka pemerintah berupaya dengan mengadakan penyuluhan melalui kader dan petugas kesehatan setempat dan selain itu mengadakan safari KB. Pada penelitian ini berat bayi lahir rendah sebanyak 186 (50,0%) orang sama dengan bayi berat bayi lahir normal sebanyak 186 (50,0%) orang. Normalnya, berat badan (BB) bayi baru lahir harus mencapai 2.500 gram. Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Sebab kalau terlalu kecil, dikhawatirkan organ tubuhnya tak dapat tumbuh sempurna sehingga dapat membahayakan sang bayi sendiri. Sebaliknya, terlalu besar juga ditakutkan sulit lahir dengan jalan normal dan mesti lewat operasi sesar. Status gizi, perubahan berat badan ibu dan pertumbuhan fisiknya berpengaruh besar pada berat badan bayi lahir dan kelangsungan hidupnya (Wibowo, 2001). BBLR merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian besar masyarakat yang ditandai dengan berat lahir yang kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Dan hal ini terkait adanya pengaruh dari berbagai faktor yang pada penelitian ini mencakup paritas, jarak kelahiran, kadar haemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. Hubungan antara paritas dan kejadian BBLR mempunyai nilai chi kuadrat (4,302) lebih besar dari chi tabel (3,481) maka terdapat hubungan antara paritas dan kejadian BBLR. Paritas dengan resiko tinggi kemungkinan terjadi kejadian BBLR adalah besar, tetapi paritas dengan tidak beresiko terjadi kejadian BBLR adalah kecil. Paritas dengan resiko tinggi mempunyai resiko yang tinggi terhadap kejadian BBLR hal ini ditunjukkan dengan nilai odd ratio (1,540) lebih besar dari 1. Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah berhubungan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini sesuai dengan Kurnia, FR (2008) yang berjudul "Hubungan Status Gizi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta tahun 2007" menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi

pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Wates Kulon Progo tahun 2007. Penelitian Istirohati,E (2004) yang berjudul "Hubungan antara Usia Ibu Hamil dan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo tahun 2003". juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dan kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan paritas dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut ini: Angka bayi berat lahir rendah di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009 sebanyak 419 kasus dari 2152 persalinan. Angka paritas resiko tinggi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009 termasuk dalam kategori tidak beresiko. Terdapat hubungan antara paritas dengan bayi berat lahir rendah di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten tahun 2009. Dari analisis Chi-Square didapatkan nilai 4,302 dan P 0,038 Paritas dengan resiko tinggi memiliki risiko 1,5 kali lebih besar menyebabkan bayi berat lahir rendah daripada paritas tidak beresiko. Dari analisis OR didapatkan hasil 1,54 Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis member saran sebagai berikut : Bagi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten, penelitian ini dapat untuk sebagai referensi dalam menangani BBLR dan pencegahan BBLR dalam hal ini adalah Paritas. Selain itu dapat bekerja sama untuk mengadakan penyuluhan yang efektif dengan tenaga kesehatan di daerah setempat khususnya bidan dan kader kesehatan. Bagi penelitian berikutnya, penelitian ini dapat dikembangkan dengan memasukkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi BBLR seperti faktor merokok dan hidramnion DAFTAR PUSTAKA Andrey, 2008. Bayi Berat Lahir Rendah. Http.www.yumizone.com. 21 November 2008. Bismarmurti, 2003. Besar sampel penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta : Gajah Mada Press Bobak, Londermilk, dan Jensen, 2004. Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta : EGC DinkesJatengProv, 2008. Cakupan kunjungan neonatal, bayi, dan BBLR yang ditangani Provinsi Jawa Tengah tahun 2007. Http.www.DinkesJatengProv.go.i d. 4 Maret 2009. Eka. 2009. Bayi Berat Lahir Rendah. Http.www.eka.blogspot.com, 18 November 2009. Indriastuti, 2007. Hubungan paritas dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta tahun 2007. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah Ismael dan Sastroasmoro, 2002. Dasardasar metodologi penelitian klinis. Jakarta : Sagung Seto Istirohati, E., 2004. Hubungan antara Usia Ibu Hamil dan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas

Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo tahun 2003. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah Kurnia, FR., 2008. Hubungan Status Gizi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta tahun 2007. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah Lieweiiyn, dan Jones., 2001. Dasar-dasar Obstetri dan ginekologi. Jakarta: Hipokrates Manuaba, 2007. Pengantar kuliah ilmu obstetri. Jakarta: EGC Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rieneka Cipta Pusdiknakes.2003, Panduan pengajaran asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen DIII.buku 2 asuhan antenatal. Jakarta: Pusdiknakes Sitohang, N.,2004, Asuhan Keperawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah. Medan: FK USU Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian,Bandung: Afa Beta Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Reineka Cipta Widyastuti, T,. 2007. Hubungan Anemia dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah pada Ibu Hamil Cukup Bulan di Puskesmas Mergangsang Yogyakarta Tahun 2006. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah. Wiknjosastro, H., 2002. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Yuliati, 2007. Hubungan antara paritas ibu dengan tingkat berat badan lahir(bblr) pada bayi baru lahir di RS PKU Muhammadiyah yogyakarta tahun 2006. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah, 2008. Pelatihan Manajemen BBLR bagi petugas Puskesmas di Kabupaten Nunukan tahun 2008. Http.www.DinkesNunukan.com. 3 Januari 2009.