BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian pertama: Bagaimana pengembangan karakter religius siswa melalui program

dokumen-dokumen yang mirip
AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

Pendidikan dan Kompetensi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3. 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. individu. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan manusia

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

DAFTAR PUSTAKA. Aqib, Zainal Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung : CV. YRAMA WIDYA

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

Pendidikan Agama Islam

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran fungsi sekolah sebagai suatu institusi pendidikan. 1 Pergeseran

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga harus mampu menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Nilai Karakter Kejujuran

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam Bab II Kajian Teori ini akan dibahas : 2.1 Persepsi Masyarakat, 2.2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan,

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 1 Dalam konteks kehidupan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkembang, karena pembangunan hanya dipersiapkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses. konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. 2010, hlm 2 3 Sulistyorini, Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidik Islam Pengelolaan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian pertama: Bagaimana pengembangan karakter religius siswa melalui program pembelajaran pidato di MA Darul Huda Wonodadi Blitar? Karakter religius sebenarnya nilai pertama yang ada dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter ada 18 nilai di dalamnya diantaranya nilai religius tersebut. Nilai religius berada diurutan pertama, ini diharapkan nilai religius dapat menjiwai nilai-nilai yang dikembangkan dalam lingkungan sekolah dan madrasah. Sama halnya dengan butir-butir pancasila yang menempatkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, agar sila tersebut dapat menjiwai sila-sila selanjutnya dalam implementasinya. Karakter religius merupakan suatu penghayatan ajaran agama yang dianutnya dan telah melekat pada diri seseorang dan memunculkan sikap atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak yang dapat membedakan dengan karakter orang lain. Karakter religius dalam Islam juga dikenal sebagai akhlak. Dicatat oleh Muchlas Samani dan Hariyanto dalam bukunya yang berjudul Konsep dan Model Pendidikan Karakter, bahwa: Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat 135

136 keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. 1 Dicatat oleh Ngainun Naim penulis buku yang berjudul Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa, bahwa : Pendidikan di sekolah seharusnya memang bukan sekedar memberikan berbagai macam pengetahuan, melainkan pula harus bisa membentuk karakter siswanya. Aspek ini penting untuk direnungkan bersama karena realitas selama ini menunjukkan bahwa pembentukan karakter memang kurang mendapatkan apresiasi dan perhatian memadai. Konsentrasi guru lebih pada bagaimana siswa mendapatkan nilai yang memuaskan secara akademis. 2 Dengan berpijak pada pandangan para pakar tersebut, maka semakin terasa tepat di MA Darul Huda Wonodadi Blitar telah diadakan sebuah program pembelajaran pidato peserta didik. Dan berikut ini adalah pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan fokus pertama yakni pelaksanaan karakter religius siswa melalui program pembelajaran pidato di MA Darul Huda Wonodadi Blitar. 1 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 41-42. 2 Ngainun Na im, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz-Media, 2012), hal. 41.

137 1. Pencetusan program sudah ada sejak para-para pendahulu Darul Huda, sudah tradisi dan sudah turun temurun. Program muhadhoroh yang di dalamnya ada pembelajaran pidato melalui program termasuk pada RKM (rencana kegiatan madrasah), program jangka panjang, jangka menengah dan program tiap tahun, jadi sudah masuk di dalam rencana kegiatan. Dicatat oleh Muhammad Fathurrohman dan Sulistiyorini dalam bukunya yang berjudul Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Peningkatan Lembaga Pendidikan Islam Secara Holistik (Praktek dan Teoritik), bahwa : Sekolah bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk anggarannya). Program tersebut memuat sejumlah program aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan dan harus memperhitungkan kunci pokok dari strategi perencanaan tahun itu dan tahun-tahun yang akan datang. Perencanaan program sekolah ini harus mencakup indikator atau target mutu apa yang akan dicapai dalam tahun tersebut sebagia proses peningkatan mutu pendidikan (misalnya kenaikan NEM ratarata dalam prosentase tertentu, perolehan prestasi dalam bidang ketrampilan, olahraga, dsb). 3 Dicatat oleh Haidar Putra Daulay dalam bukunya yang berjudul Historitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah menjelaskan bahwa : Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan madrasah. Biasanya 3 Muhammad Fathurrohman dan Sulistiyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Peningkatan Lembaga Pendidikan Islam Secara Holistik (Praktek dan Teoritik), ( Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 36.

138 kegiatan ini berupa program pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. 4 2. Pengembangan karakter religius siswa pembelajaran pidato tema pidato berkaitan dengan Islam, siswa harus mempersiapkan teks pidato berbahasa Indonesia-Arab-Inggris berdasarkan al-qur an dan / al-hadist serta teori yang relevan agar tercipta pengembangan wawasan siswa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dicatat oleh Bayu Gusti Antri Hariyono dkk dalam jurnal Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 menyatakan bahwa : Daya tarik para pendengar akan tinggi dan serius mendengarkannya, jika materi (isi) pidato yang disajikan bersifat aktual dan faktual. Aktual berarti hal yang disampaikan dalam pidato sedang banyak dibicarakan masyarakat, sedangkan faktual berarti hal yang disampaikan dalam pidato benar-benar ada, bukan hanya imajinasi pembicara. 5 B. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian yang kedua: Apa karakter religius siswa yang dikembangkan melalui program pembelajaran pidato di MA Darul Huda Wonodadi Blitar? Pembelajaran pidato tidak hanya melatih siswa untuk lebih percaya diri berbicara di depan umum, berkomunikasi dengan baik, dapat menyampaikan ide-ide dan gagasan-gagasan dalam kehidupan sehari-hari. 4 Haidar Putra Daulay, Historitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001), hal. 133. 5 Bayu Gusti Antri Hariyono dkk, Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Malang Tahun Ajaran 2012/2013, ( Malang: Universitas Negeri Malang, 2013), Skripsi Tidak Diterbitkan.

139 Selain itu pidato dapat memunculkan karakter religius siswa. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan alasan karakter religius yang dikembangkan melalui program pembelajaran pidato di MA Darul Huda Wonodadi Blitar seperti di bawah ini. Nilai karakter religius siswa dilihat dari berpidato punya karakter rendah hati dalam sikap penyampaian pidatonya, bukan berarti ketika siswa berada di depan dia jauh dibandingkan mereka yang menjadi audien, mereka harus lebih rendah hati, Nilai amanah yaitu bisa dipercaya dilihat dari petugas piket muhadhoroh pada acara general. Nilai silaturrahmi dilihat ketika anak dalam acara class metting dia juga bisa bersilaturahmi jadi dekat dengan teman-teman yang lain, OSIS (sie muhadhoroh) dan juga bisa saling sharing satu sama lainnya. Nilai akhlak atau kedisiplinan dilihat dari anak tepat waktu mengikuti dan melaksanakan ketika acara pidato klasikal maupun acara general. Seperti halnya menurut Menurut Zayadi sebagaimana dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter Perspektif Islam bahwa sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia digolongkan menjadi dua macam, yaitu : 6 Nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia digolongkan menjadi dua macam, yaitu nilai illahiyah dan insaniyah. Peneliti disini membahas tentang nilai insaniyah, Nilai insaniyah adalah nilai yang 6 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 93-98.

140 berhubungan dengan sesama manusia atau habul minanas yang berisi budi pekerti. Berikut adalah nilai yang tercantum dalam nilai insaniyah: 1) Sillat al-rahim, yaitu petalian rasa cinta kasih antara sesama manusia. 2) Al-Ukhuwah, yaitu semangat persaudaraan. 3) Al-Musawah, yaitu pandangan bahwa harkat dan martabat semua manusia adalah sama. 4) Al- Adalah, yaitu wawasan yang seimbang. 5) Husnu al-dzan, yaitu berbaik sangka kepada sesama manusia. 6) Al- Tawadlu, yaitu sikap rendah hati. 7) Al-Wafa, yaitu tepat janji 8) Insyirah, yaitu lapang dada. 9) Al- amanah, yaitu bisa dipercaya. 10) Iffah atau ta affuf, yaitu sikap penuh harga diri, namun tidak sombong tetap rendah hati. 11) Qawamiyah, yaitu sikap tidak boros. 12) Al- Munfiqun, yaitu sikap kaum beriman yang memiliki kesediaan. Menurut Maimun dan Fitri dalam bukunya yang berjudul Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, ada beberapa nilai - nilai religius (keberagamaan) yaitu sebagai berikut: 7 a. Nilai Ibadah Secara etimologi ibadah artinya adalah mengabdi (menghamba). Menghambakan diri atau mengabdikan diri kepada Allah merupakan inti dari nilai ajaran Islam. Suatu nilai ibadah terletak pada dua hal yaitu: sikap batin (yang mengakui dirinya sebagai hamba Allah) dan perwujudannya dalam bentuk ucapan dan tindakan. b. Nilai Jihad (Ruhul Jihad) Ruhul Jihad adalah jiwa yang mendorong manusia untuk bekerja atau berjuang dengan sungguh sungguh. Seperti halnya mencari ilmu merupakan salah satu manifestasi dari sikap jihadunnafis yaitu memerangi kebodohan dan kemalasan. c. Nilai Amanah dan Ikhlas Secara etimologi kata amanah akar kata yang sama dengan iman, yaitu percaya. Kata amanah berarti dapat dipercaya. 7 Agus Maimun dan Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, (Malang : UIN- Maliki Press, 2010), hal. 83-89.

141 d. Akhlak dan Kedisiplinan Akhlak secara bahasa berarti budi pekerti, tingkah laku. Dalam dunia pendidikan tingkah laku mempunyai keterkaitan dengan disiplin. e. Keteladanan Nilai keteladanan tercermin dari perilaku para guru. Keteladanan merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya dalam penanaman nilai nilai. C. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian yang ketiga: Apa faktor pendukung dan penghambat realisasi program pembelajaran pidato di MA Darul Huda Wonodadi Blitar? Di dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan yang ada di madrasah atau sekolah bahwasanya dalam kegiatan ekstrakurikuler ada faktor pendukung dan penghambatnya. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan beberapa faktor pendukung dan penghambat pengembangan karakter religius siswa melalui program pembelajaran pidato di MA Darul Huda Wonodadi Blitar seperti di bawah ini. Faktor Pendukung antara lain: a. Senantiasa terdapat perhatian dari kalangan siswa untuk menjadi peserta. Dicatat oleh Sardiman dalam bukunya yang berjudul Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, bahwa: Minat diartikan sebagaia suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa

142 yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. 8 b. Senantiasa terdapat dukungan kelancaran pelaksanaan dari sie muhadhoroh yang terdapat pada OSIS. c. Senantiasa terdapat dukungan penuh dari direktur yayasan dan kepala madrasah. d. Senantiasa terdapat pengembangan sarana dan prasarana yang semakin memadai seperti lapangan serba guna, ruang kelas, sound system, dan LCD. Dicatat oleh Sulistiyorini dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan Islam, bahwa : Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasaran pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun... tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah Islam untuk pengajaran biologi, halaman sekolah Islam sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefiniskan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efesien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah.... Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 76.

143 sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. 9 Menurut Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan sebagaimana dicatat oleh Agus Maimun dan Agus Zainul Fitri dalam bukunya yang berjudul Madrasah Unggulan: Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, menyatakan bahwa : Faktor penghambat antara lain: Sarana dan prasarana maksudnya adalah semua perangkat, baik perangkat keras (hardwere) maupun perangkat lunak (softwere) yang digunakan dan dapat mendukung proses pendidikan dan pengajaran. Sarana misalnya: media pendidikan (buku, kamus, alat-alat praktik, media audio, media visual, dan media audio visual. Sedang prasarana meliputi: bangunan madrasah, berupa gedung, perpustakaan, laboratorium, bengkel dan perabot madrasah serta berbagai hal yang erat hubungannya dengan mutu madrasah. 10 a. Waktu pelaksanaan program pembelajaran pidato di Sabtu sore, dianggap oleh sebagian peserta itu menjenuhkan, apalagi sebagian peserta ingin pulang. Dicatat oleh Binti Maunah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, bahwa: Motivasi adalah pendorongan. Suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untu bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu trenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri 9 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, ( Surabaya : elkaf, 2006), hal. 85. 10 Agus Maimun dan Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan: Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, ( Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hal. 80.

144 seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 11 b. Waktu pelaksanaan program pembelajaran pidato di Sabtu sore juga dianggap berbenturan dengan jadwal kegiatan pondok pesantren bagi siswa yang menjadi santri. Menurut Rukmana dan Yati sebagaimana dicatat oleh Barnawi dan Arifin dalam bukunya yang berjudul, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, bahwa: Manajemen adalah sebagai usaha pimpinan sekolah untuk memperoleh hasil dalam mencapai tujuan program sekolah melalui usaha orang lain, dengan proses dan prosedur, perangsangan, pengorganisasian, pengarahan, dan pembinaan pada pelaksanaan dengan memanfaatkan material dan fasilitas. 12 c. Sebagian siswa peserta program pembelajaran pidato cenderung kurang antusias. Dicatat oleh Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, bahwa: Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. 13 11 Binti Maunah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2014), hal. 98. 12 Barnawi dan Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 15. 13 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 180.