BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

BAB II PEMBAHASAN DEFINISI

repository.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memperoleh energi. Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

GERAKAN GEMAR MAKAN BUAH DAN SAYUR (GEMABYUR) DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DI DUSUN SABRANG GIRIPURWO PUSKESMAS GIRIMULYO I 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus)

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. (Anoymous, 2008). 1. Hiperglikemia Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula di dalam darah meningkat. Kebanyakan dari kasus hiperglikemia biasanya akan berlanjut menjadi penyakit yang disebut diabetes melitus dengan ditunjang pemeriksaan klinis seperti kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam setelah makan di atas 200 mg/dl (Hans Tandra, 2009). Diabetes melitus adalah suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormon insulin, akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel, ditandai dengan poliuria, polidipsi, dan poliphagia (Nabyl, 2009). Penyakit diabetes bila tidak cepat diatasi akan dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih parah karena dapat menyebabkan bermacam-macam komplikasi yaitu kerusakan saraf, kerusakan ginjal, kerusakan mata, penyakit jantung, stroke, impotensi, dan hipertensi (Hans Tandra, 2009). 4

5 Penyakit hipertensi jarang memberikan keluhan yang bermakna seperti kerusakan mata dan kerusakan ginjal namun bisa memicu terjadinya serangan jantung, kerusakan ginjal, retinopati, dan stroke (Hans Tandra, 2009). 2. Proses Terjadinya Hipertensi yang Disebabkan Hiperglikemia Komplikasi hipertensi yang disebabkan oleh hiperglikemia awalnya terjadi karena kerusakan pembuluh darah. Kadar gula darah yang tinggi menempel pada dinding pembuluh darah sehingga akan terjadi proses oksidasi, gula darah bereaksi dengan protein dan dinding pembuluh darah yang akan menimbulkan advanced glycosylated endproducts (AGEs). AGEs merusak dinding bagian dalam dari pembuluh darah, dan menarik lemak yang jenuh atau kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah, selanjutnya terjadi reaksi peradangan atau inflamasi. Lekosit dan trombosit serta bahan-bahan lain ikut menyatu menjadi suatu bekuan plak (plaque) yang membuat dinding pembuluh darah menjadi keras, kaku, dan menebal sehingga akhirnya terjadi penyumbatan (Hans Tandra, 2009). Hipertensi karena hiperglikemia selain disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah juga disebabkan karena viskositas darah yang lebih kental. Hal tersebut disebabkan karena tingginya kadar gula darah di dalam tubuh. Darah yang kental akan membuat kerja otot-otot jantung lebih berat memompa darah sehingga tekanan darah akan naik (Hans Tandra, 2009).

6 B. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yaitu tekanan sistolik yang mencapai angka 140 mmhg atau lebih dan tekanan diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih. Tekanan yang tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Faqih Ruhyanudin, 2007). Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka yang kedua disebut tekanan diastolik, yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanann yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah kembali masuk ke dalam jantung. Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan diastolik diukur ketika jantung relaksasi (M.Adib, 2009). 2. Jenis Dan Penyebab Hipertensi a. Hipertensi primer Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer terjadi pada 90% penderita hipertensi (M. Adib, 2009). Hipertensi primer kemungkinan disebabkan karena faktor-faktor berikut ini:

7 a1. Riwayat keluarga Hipertensi merupakan penyakit keturunan karena jika salah satu dari orangtua menderita penyakit hipertensi, sepanjang hidup memiliki resiko terkena hipertensi sebesar 25%, tetapi jika kedua orangtua yang menderita hipertensi, kemungkinan terkena hipertensi sebesar 60%. Penelitian terhadap penderita di kalangan orang kembar dan anggota keluarga yang sama menunjukkan ada faktor keturunan yang berperan pada kasus tertentu walaupun kemungkinan itu tidak selamanya terjadi. Ada seseorang yang sebagian besar keluarganya penderita hipertensi namun orang tersebut tidak terkena hipertensi (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). a2. Usia Penambahan usia dapat meningkatkan resiko penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). a3. Jenis kelamin Pria umumnya lebih mudah terserang hipertensi dibandingkan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena kaum pria lebih banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti stres, kelelahan, makanan yang tidak terkontrol dan lain-lain. Sementara resiko wanita terkena hipertensi akan

8 mengalami kenaikan setelah mengalami masa menopause (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder biasanya terjadi pada sekitar 10% penderita hipertensi (M. Adib, 2009). Penyebab hipertensi sekunder adalah sebagai berikut : b1. Merokok Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin dalam tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih keras karena terjadi penyempitan pembuluh darah sementara dan dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan produksi hormon selama menggunakan tembakau, termasuk hormon epinefrin sementara karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan oksigen dalam darah. Akhibatnya, tekanan darah akan meningkat karena jantung dipaksa bekerja kebih keras untuk memasok oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). b2. Kadar garam yang tinggi Asupan garam yang lebih dari 6 gram (sekitar 1 sendok teh) per hari pada makanan dapat meningkatkan resiko terserang hipertensi. Mengurangi konsumsi garam dapat membantu menurunkan tekanan darah untuk penderita hipertensi (Anna Palmer dan Bryan Williams, 2005).

9 b3. Minum minuman beralkohol secara berlebihan Hampir 5-20% kasus hipertensi diperkirakan terjadi akibat konsumsi alkohol yang berlebihan. Konsumsi 3 gelas atau lebih minuman beralkohol perhari dapat meningkatkan resiko terserang hipertensi sebesar 2 kali (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). b4. Stres Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi. Stress yang terlalu sering akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). b5. Diabetes Hormon insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berfungsi mengatur kadar gula di dalam darah. Penderita diabetes mellitus tidak dapat menghasilkan atau dapat menghasilkan insulin tetapi dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga kadar gula dalam darah tetap tinggi. Kadar gula yang tinggi dan berkepanjangan berakibat naiknya tekanan darah, maka diabetes mellitus akhirnya dapat menyebabkan hipertensi (Leonard Marvyn, 1991). b6. Hiperkolesterolemia Kolesterol adalah zat lemak yang merupakan unsur pokok semua lemak hewan. Kolesterol juga merupakan unsur pokok tubuh yang sangat penting. Kolesterol berbentuk seperti lilin yang tertumpuk di dalam pembuluh darah. Kolesterol yang tertumpuk di dalam pembuluh darah lama-lama akan

10 menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang nantinya akan menyebabkan hipertensi (Leonard Marvyn, 1991). b7. Hipertrigliseridemi Trigliserida adalah jenis lemak tubuh yang lain selain kolesterol. Trigliserida yang tinggi di dalam darah akan mempermudah pembentukan aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi (Sufrida Yulianti dan Maloedyn Sitanggang, 2006). C. Metode Pemeriksaan Glukosa Darah 1. Metode Kimia Atau Reduksi Prinsip : Proses kondensasi dengan akromatik amin dan asam asetat glacial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau yang kemudian diukur secara fotometris. Beberapa kelemahan/kekurangannya adalah metode kimia ini memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan lebih besar. Selain itu reagen pada metode ortho-toluidin bersifat korosif. 2. Metode Enzimatik a. Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP) Prinsip : Enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi glukonolakton dan hydrogen peroksida. Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono-δ-lakton + H2O2

11 Odianisidine. Penambahan enzim perokidase dan aseptor oksigen kromogenik seperti O-dianisidine (red) +H2 O2 peroksidase O-dianiside (oks) + H2O2 (tidak berwarna) (berwarna) Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa, sedangkan reaksi kedua tidak spesifik, karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkan hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin dan glutation menghambat reaksi karena zat-zat ini akan berkompetisi dengan kromogen bereaksi dengan hidrogen peroksida sehingga hasil pemeriksaan akan lebih rendah. Keunggulan dari metode glukosa oksidase adalah karena murahnya reagen dan hasil yang cukup memadai. b. Metode Heksokinase Prinsip : Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa 6-fosfat dehidrogenase akan mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat dengan nikolinamide adnine dinueleotide phosphate (NAPP+) Glukosa + ATP peroksidase Glukosa-6-fosfat + ADP Glukosa-6-fosfat +NAD (P) G-6-PD 6-fosfoglukonat + NAD(P)H + H c. Reagen Kering (Gluco DR) Gluco DR adalah alat pemeriksaan glukosa darah secara invitro, dapat dipergunakan untuk mengukur kadar glukosa darah secara kuantitatif, dan untuk

12 screening pemeriksaan kadar glukosa darah. Sampel dapat dipergunakan darah segar kapiler atau darah vena, tidak dapat menggunakan sampel berupa plasma atau serum darah. Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase dan didasarkan pada teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa, tes strip mempunyai bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan/tetesan darah kedalam zona reaksi. Glukosa oksidase dalam zona reaksi kemudian akan mengoksidasi glukosa di dalam darah. Intensitas arus elektron terukur oleh alat dan terbaca sebagai konsentrasi glukosa di dalam sampel darah.