BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. 2 Sesuai dengan laju. pertumbuhan ekonomi dan gerak pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan pertumbuhan pembangunan, masalah kebutuhan. tidak dapat dipisahkan dengan kesinambungan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan. badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

A. Latar Belakang Masalah

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagai badan usaha, karena lembaga perbankan tersebut mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

III. METODE PENELITIAN. normatif-terapan (aplicated legal case study) yaitu penelitian hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kredit, sebagai salah satu cara memperoleh modal, keberadaan dan

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini. Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No. 10

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi, Perusahaan Keuangan, Pasar Modal, Holding. bank adalah lembaga perbankan itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan memperkokoh dalam tatan perekonomian nasional. peningkatan pembangunan pemerintah maupun bagi pengusaha-pengusaha swasta

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan begitu cepat, dengan berbagai macam jenis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya seperti pendidikan, kesehatan, keagamaan dan kegiatan sosial lainnya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998, LN No. 182 Tahun 1998, TLN No. 3790, Psl. 1 angka 11.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu ke waktu yang di dukung oleh kebijakan politik ekonomi yang semakin kondisif. 1 Meningkatnya perkembangan pembangunan Nasional di segala bidang industri perbankan dituntut untuk dapat lebih meningkatkan peranannya, baik dalam mobilisasi tabungan masyarakat maupun penyalurannya untuk pembiayaan investasi, pengembangan pasar modal, dan yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pemberian berbagai macam kredit perbankan. Kegiatan pembangunan yang terus-menerus meningkat memang memerlukan dana yang semakin besar. Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan oleh sindikasi kredit. Sindikasi kredit adalah suatu sindikasi yang peserta-pesertanya terdiri dari lembagalembaga pemberi kredit dan yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan yang memerlukan kredit untuk membiayai suatu proyek. Dengan kredit sindikasi dimungkinkan nasabah untuk memupuk record dengan banyak bank dan juga memungkinkan nasabah untuk memperoleh kredit yang berjumlah besar. Dengan kredit sindikasi, bank dapat memenuhi permintaan kredit dalam jumlah besar tanpa melanggar legal lending limit sehingga bank 1 Sri Rejeki Hartono.Beberapa Aspek Tentang Permodalan Perseroan Terbatas, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm. 1.

tidak akan kehilangan nasabahnya dan sekaligus juga telah mengurangi resiko dari kredit itu yang harus ditanggung bank karena diadakan penyebaran resiko diantara bank-bank peserta sindikasi. 2 Baik Bank maupun lembaga keuangan non-bank sama-sama memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan untuk turut memajukan perekonomian bangsa. Akan tetapi, fungsi menghimpun dana dari masyarakat, yang dimiliki oleh Bank memberikan perbedaan antara Bank dengan lembaga keuangan non-bank. Fungsi menyalurkan dana dalam bentuk kredit memang merupakan salah satu fungsi utama bank, akan tetapi konsentrasi kredit yang berlebihan dapat membahayakan bank. Untuk itu Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank menerapkan prinsip kehati-hatian penyaluran kredit dan melakukan penyebaran portofolio penyediaan dana terutama dengan pembatasan penyediaan dana dengan persentase tertentu terhadap pihak terkait maupun pihak yang tidak terkait dengan memperhatikan keadaan modal bank. Hal inilah yang lebih dikenal dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/3/PBI/ 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Batas Umum Pemberian Kredit Bank Umum. Ketentuan ini diatur lebih lanjut pada Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 7/14/PBI/DPNP tertanggal 18 April 2005. Oleh karena adanya aturan BMPK, bank tidak dapat memberikan kredit melebihi batas maksimum yang telat ditentukan, meskipun pada kenyataannya ada kalanya suatu nasabah, pada umumnya perusahaan besar, 2 Tinjauan Hukum Terhadap Kredit Sindikasi Sebagai Alternatif Penyaluran Kredit Secara Sindikasi dalam https://www.researchgate.net/publication/42353900_tinjauan_hukum_terhadap_kredit_sindikas i_sebagai_alternatif_penyaluran_kredit_secara_sindikasi (diakses tanggal 19 Juli 2016).

membutuhkan dana yang sangat besar yang melebihi batas maksimum kredit yang dapat diberikan oleh suatu bank untuk pembiayaan suatu proyek atau kegiatan lainnya. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan pembangunan di Indonesia dan semakin meningkatnya permintaan dana dari para pelaku usaha dan masyarakat pada umumnya, adanya penetapan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) menjadi penghalang bagi para pelaku usaha untuk memperoleh dana dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, dibentuklah lembaga yang bernama sindikasi kredit, yaitu pemberian kredit dimana ada satu orang debitur yang diberikan kredit oleh dua atau lebih kreditur. Kredit yang diberikan oleh Sindikasi Kredit disebut Kredit Sindikasi. 3 Pemberian kredit sindikasi dalam prakteknya untuk lebih mengamankan dana atau pinjaman yang diberikan kepada debitur diperlukan adanya jaminan tambahan atau jaminan khusus seperti corporate guarantee, obligasi dan/atau jaminan kebendaan. Pengaturan kredit sindikasi dibuat sendiri oleh para pihak. Kredit sindikasi juga menggunakan kontrak seperti kredit yang lain sehingga diperlukan pengetahuan yang baik mengenai aspek hukum kontrak kredit sindikasi tersebut. Apalagi para pihak yang ada dalam kredit sindikasi lebih banyak. Hal ini akan meminimalisir penyimpangan yang bisa saja terjadi. Perkembangan kredit sindikasi di Indonesia mulai menuju ke arah dipilihnya kredit sindikasi sebagai suatu alternatif yang timbul karena kebutuhan 3 Mulia Pandapotan Harahap. Tinjauan Yuridis Tentang Perjanjian Kredit Sindikasi Berdasarkan Hukum Kontrak Tesis. FH. USU dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33892/4/chapter%20i.pdf (diakses tanggal 15 Juli 2016)

akan kredit dalam jumlah yang melebihi BMPK suatu bank semakin meningkat. Kredit sindikasi yang dilakukan oleh bank-bank berkembang pesat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pola sindikasi itu akan semakin banyak dilakukan oleh bank-bank karena terbukti pembiayaan seperti ini mempunyai dampak positif baik bagi bank, debitur, kreditur maupun perekonomian pada umumnya. 4 Masalah kredit sindikasi merupakan masalah yang sangat serius dan perlu ditindaklanjuti secara hukum karena menyangkut masalah yang berhubungan dengan masyarakat. Namun, dalam prakteknya penyelesaian secara koordinatif tidaklah mudah dilakukan, karena tidak semua kreditur memiliki pemahaman yang sama. Adanya kebebasan berkontrak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru sehingga diperlukan aturan main yang jelas bagi para pihak. Apalagi hampir di semua kegiatan menggunakan kontrak. Dalam rangka penyaluran kredit kepada perusahaan-perusahaan dan masyarakat untuk kepentingan pembiayaan, maka setiap bank diwajibkan untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Principles) dalam menyalurkan kredit-kreditnya. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehatihatian adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa bank dalam menjalankan kegiatan usaha baik dalam penghimpunan terutama dalam penyaluran dana 4 Perkembangan Kredit Sindikasi dan Latar Belakang di Indonesia dalam http://www.landasanteori.com/2015/10/perkembangan-kredit-sindikasi-dan-latar.html?m=0 (diakses tanggal 18 Juli 2016).

kepada masyarakat harus sangat berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehatihatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku di dunia perbankan. Dengan melihat latar belakang permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk membahas skripsi dengan judul : Penerapan Prinsip Kehati Hatian dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian Latar Belakang yang telah dijelaskan tersebut diatas, dalam skripsi yang berjudul Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi, maka penulis memuat rumusan masalah skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagaimana Pengaturan Kredit Sindikasi menurut Peraturan Perbankan di Indonesia? 2. Bagaimana Pengawasan atas Pelaksanaan Kredit Sindikasi? 3. Bagaimana Penerapan Prinsip Kehatian-hatian dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaturan Kredit Sindikasi menurut Peraturan Perbankan di Indonesia. 2. Untuk mengetahui Pengawasan atas Pelaksanaan Kredit Sindikasi. 3. Untuk mengetahui Penerapan Prinsip Kehatian-hatian dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi. Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan skripsi ini adalah: 1. Manfaat teoritis Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya di bidang pengaturan Kredit Sindikasi menurut Peraturan Perbankan di Indonesia, Pengawasan atas Pelaksanaan Kredit Sindikasi, Penerapan Prinsip Kehatian-hatian dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Manfaat praktis Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta menambah wawasan dan pengetahuan secara khusus bagi Penulis dan secara umum bagi masyarakat tentang pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan Kredit Sindikasi yang tetap memperhatikan prinsip kehatihatian dalam pelaksanaan Kredit Sindikasi.

D. Keaslian Penelitian Sepanjang pengamatan dan pengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi sesuai dengan judul skripsi ini, kemudian penulis juga melakukan pemeriksaan judul skripsi tersebut kepada Arsip Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum USU/Pusat Dokumentasi dan Informasi Fakultas Hukum USU, yang menyatakan bahwa Tidak Ada Judul yang Sama. Surat keterangan tersebut merupakan bukti yang sah, yang brarti bahwa tidak ada judul skripsi yang sama dengan judul skripsi penulis. Maka berdasarkan hal itu wajarlah bila penulis melanjutkan penelitian terhadap judul skripsi tersebut. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak maupun media elektronik. Penelitian ini disebut asli sesuai dengan asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis juga telah melewati pengujian tentang kesamaan dan keaslian judul yang diangkat di Perpustakaan Fakultas Hukum USU. Hal ini dapat mendukung tentang keaslian penulisan. E. Tinjauan Kepustakaan Adapun judul yang dikemukakan oleh penulis adalah Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi. Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa ketentuan dan batasan yang menjadi

sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini akan berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi agar tetap berada didalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah disebutkan diatas. Adapun yang menjadi pengertian secara etimologis dari pada judul skripsi ini adalah sebagai berikut. Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Sedangkan menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Kredit menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Prinsip kehati-kehatian adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan yang diubah, bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kemudian disebutkan pula dalam Pasal 29 Undang-Undang Perbankan yang Diubah bahwa bank wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian (ayat

(2)) dan bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank (ayat (3)). Menurut buku Prof. Dr. Sutan Remi Sjahdeini, S.H., kredit sindikasi dapat diartikan sebagai dana yang diberikan secara bersama-sama oleh beberapa bank berdasarkan satu perjanjian kredit saja, dan pada saat yang sama diberikan juga oleh masing-masing bank tersebut. Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur unsur yang penting dari suatu kredit sindikasi, yaitu : 5 1. Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. 2. Definisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang di berikan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta sindikasi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah bank peserta sindikasi. 3. Definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama-sama. 4. Sindikasi tersebut di administrasikan oleh satu agen (agent) yang sama bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak, maka terpaksa harus ada 5 Sutan Remy Syahdeni. Kredit Sindikasi, Proses Pembentukan dan Aspek Hukumnya. (Jakarta: Grafiti, 1997), hlm. 2-3.

serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing-masing bank peserta dengan nasabah. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh bank ini, berbeda dari kredit-kredit yang biasa di berikan oleh bank kepada nasabahnya. F. Metode Penulisan Metode penelitian adalah urutan-urutan bagaimana penelitian itu dilakukan. Untuk mendapatkan data yang akurat penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur. Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut : 1. Spesifikasi penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder. Pada penelitian hukum jenis ini, seringkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 6 Dalam penelitian ini, adapun undang-undang yang digunakan antara lain: Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undangn Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan peraturan perundangundangan lainnya yang terkait. 6 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 118.

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan masalah dengan cara menjabarkan fakta secara sistematik, faktual, dan akurat. Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah pendekatan yuridis, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui pendekatan terhadap asas-asas hukum, yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. 2. Sumber data Materi dalam skripsi ini diambil dari data primer dan data sekunder. Penelitian yuridis normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data utama. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. 7 Data sekunder berfungsi untuk mencari data awal/informasi, mendapatkan batasan/definisi/arti suatu istilah. Data sekunder yang dipakai adalah sebagai berikut : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum terkait tentang ketentuanketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, seperti: 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. 3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 7 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 41.

4) Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/3/PBI/ 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Batas Umum Pemberian Kredit Bank Umum. b. Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi, artikel-artikel ilmiah, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya yang diperoleh melalui media cetak maupun media elektronik. c. Bahan hukum tersier atau disebut juga bahan hukum penunjang, yang mencakup bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan hukum sekunder, misalnya Kamus, Ensiklopedia, dan lain-lain. 3. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data melengkapi penulisan skripsi ini, agar terstruktur dan sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif dengan pengumpulan data secara studi pustaka melalui data yang tertulis, dan data yang di peroleh dari internet. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan hukum primer dan bahan hukum skunder dari data yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, buku, makalah ilmiah, majalah, jurnal dan sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

4. Analisis data Metode analisis data yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan : a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut diatas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas. c. Mengolah data guna mendapatkan kesimpulan dari permasalahan. d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat mendeskripsikan mengenai Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi agar dalam penerapannya dapat melindungi hak-hak para pihak yang terkait dalam Kredit Sindikasi. G. Sistematika Penulisan Sebagai karya ilmiah, skripsi ini memiliki sistematika yang teratur terperinci didalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya. Tulisan ini terdiri dari lima bab, yang akan diperinci lagi dalam satu bab. Adapun kelima bab tersebut terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT Bab ini berisikan tentang Latar Belakang dan Pengertian Prinsip Kehati-Hatian, Pengaturan Prinsip Kehati-Hatian dalam Hukum Perbankan Indonesia,Ruang Lingkup Prinsip Kehati-Hatian, Pengawasan atas Pelaksanaan Prinsip Kehati-Hatian. BAB III PELAKSANAAN KREDIT SINDIKASI Bab ini berisikan tentang Pengertian Kredit Sindikasi, Para Pihak dalam Kredit Sindikasi, Manfaat Kredit Sindikasi, Pengaturan Kredit Sindikasi Menurut Undang-Undang Perbankan. BAB IV PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PELAKSANAAN KREDIT SINDIKASI Bab ini berisikan tentang Prosedur Pemberian Kredit Sindikasi, Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi, Akibat Hukum Para Pihak dalam Pelaksanaan Kredit Sindikasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna

bagi pembaca sebagai sumber dalam melakukan penelitian lebih mendalam terkait dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan kredit sindikasi.