BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karya seni tulis yang diciptakan seorang pengarang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua nilai dan norma dalam kehidupan manusia. Karya sastra tersebut harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu pertukangan, manipulasi, dan rasa bahasa (Kayam, 1981:88). Dengan kata lain, karya satra yang dibaca dibangun oleh pengarangnya sebagai hasil rekaman berdasarkan permenungan, penafsiran, dan penghayatan hidup terhadap realitas sosial dan lingkungan kemasyarakatan tempat pengarang itu hidup dan berkembang. Karya fiksi yang terwujud dalam karya sastra atau buku-buku novel adalah suatu tuangan pengalaman manusia secara menyeluruh atau merupakan suatu terjemahan yang terkadang begitu memikat tentang perjalanan hidup manusia ketika mengalami dan bersentuhan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Bahkan dapat dikatakan pula bahwa karya fiksi adalah suatu potret realitas yang terwujud melalui bahasa (Sardjono, 1992:10). Pengalaman hidup merupakan rekaman historis. Pengalaman dipotret dari peristiwa penting. Sastra akan memotret fenomena sosial secara komprehensif. Sastra merupakan rekaman pengalaman sosial yang berharga. Pengalaman sosial yang selalu berinteraksi dengan setiap elemennya menjadikan sebuah karya sastra sebagai cerminan historis, yang memuat aspek sosial budaya dan memiliki fungsi sosial yang berharga. Aspek fungsi sosial sastra berkaitan dengan cara manusia hidup dalam bermasyrakat (Endraswara, 2011: 20). Kehidupan bermasyarakat yang tercermin dalam sebuah karya sastra selalu 1

2 terkait dengan interaksi yang jika disederhanakan terbatas pada hubungan antar sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan. Manusia yang jika dikatagorikan secara sederhana pula terbagi antara laki-laki dengan wanita. Penggambaran sosok manusia dengan perbedaan jenis kelamin dalam karya sastra akan berbeda-beda. Karakteristik berupa gambaran atau citra yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi baik laki-laki maupun wanita atau kesan mental visual yang timbulkan oleh proses pemikiran, tampilan luar bahkan hasil interaksi menjadi unsur dasar yang khas dalam sebuah karya sastra. Citra atau rupa yang dimiliki oleh setiap individu akan berbeda, baik secara tingkah laku maupun mental spriritual. Pengalaman pribadi mempengaruhi penghayatan dan tanggapan terhadap rangsangan sosial yang menjadi sebuah citraan pula. Novel Nyai Gowok merupakan satu di antara novel yang menceritakan tentang kehidupan manusia khususnya wanita dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam novel Nyai Gowok, Budi Sardjono berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan para tokoh melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Gambaran mengenai wanita dalam merepresentasikan kehidupannya melalui karya prosa dan fiksi oleh pengarang dapat berupa citra wanita. Citra wanita sebagai daya tarik tersendiri untuk diceritakan dari banyak hal. Baik wanita tersebut dengan sifat kodratinya maupun wanita sebagai manusia dengan hakhaknya. Tokoh dalam sebuah karya sastra menjadi jantung dari dari satu-kesatuan cerita. Citra seorang tokoh menjadi kajian melalui pendekatan gabungan sosiologi

3 dan psikologi dalam karya sastra karena menunjukan gambaran tokoh sebagai makhluk individu dan sosial. Gambaran seorang wanita selalu diidentikan dengan kefeminimannya yang hanya dapat bergelut dengan tugas domestik saja (Hellwig, 2007: 38). Dalam karya sastra sering dijumpai gambaran tentang kehidupan sosial manusia. Melalui karya, seorang pengarang menyampaikan respon dan penafsiran terhadap situasi dan lingkungan tertentu dalam suatu masyarakat (Faruk, 2013: 8). Novel Nyai Gowok sebagai salah satu karya naratif yang sarat dengan unsur-unsur permasalahan tentang kehidupan wanita sebagai tokoh utama, tepatnya adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai gowok yang tetap memiliki nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi. Keunikan novel karangan Budi Sardjono ini adalah detail dalam cerita yang berlatar belakang di pulau Jawa secara sosial maupun budaya, serta beragam istilah dalam bahasa Jawa lancar dituliskan dengan adanya lebel novel kamasutra dari Jawa. Menjelaskan keluhuran pekerjaan seorang gowok dan membedakannya secara tegas dengan seorang PSK. Kehebatan pengarang yakni Budi Sardjono menggambarkan dan menjelaskan peran orang-orang Tionghoa, serta asimilasi kebudayaan Tionghoa-Jawa tanpa menunjukkan permusuhan atau persaingan, sebaliknya menyadarkan akan rasa persatuan dan budaya yang sama, yaitu budaya Indonesia yang telah terbentuk dari masa lampau. Kebudayaan Indonesia yang merujuk pada karya sastra Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Hal ini dikarenakan kelahiran sastra Indonesia dimulai dengan sastra Melayu Tionghoa yang telah berkembang pada perempat terakhir abad ke-19 (Esten, 2009:49). Sebagai embrio, sekaligus

4 mewujudkan integrasi bangsa, maka sastra Melayu Tionghoa tetap memiliki kedudukan penting, sebagai khazanah sastra Nusantara. Merujuk pada penjelasan embrio sastra Indonesia, novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono juga menyisipkan budaya Tionghoa yang masuk dalam tradisi kebudayaan masyarakat Jawa kuno yang diangkatnya. Dalam novel Nyai Gowok yang mencoba memasukkan budaya Tionghoa yaitu dengan adanya tradisi dari istana di Tiongkok yaitu adanya gowok. Gowok adalah seorang wanita berdarah Jawa bercampur Tionghoa yang bertugas mengajarkan kepada anak laki-laki yang sedang beranjak dewasa tentang katuranggan wanita. Seorang gowok yang bertugas mengajarkan seluk beluk dunia dewasa ini memiliki berbagai keterikatan dengan aturan-aturan yang harus ditaati. Maka dari itu, gowok adalah seorang wanita yang benar-benar pilihan dengan segala tindak tanduk yang dapat mengubah anak laki-laki menjadi pria dewasa atau lelananging jagad. Telaah citra wanita dalam novel Nyai Gowok ini didasari oleh suatu ketertarikan terhadap gambaran fisik, mental, dan hubungan sosial seorang wanita yang tidak pada layaknya. Gambaran tersebut akan menarik jika dikaji secara sosiologi dan psikologi secara berdampingan, sebab gowok merupakan transformasi seorang wanita yang memiliki tugas luhur berupa mendidik para putra kawedanan atau priayi untuk menjadi lelananging jagad. Tugas yang diemban oleh gowok merupakan hasil dari gejala sosial yang terjadi pada masa itu. Selain itu, citra dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini karena peran dan posisi wanita dalam masyarakat sangatlah kompleks. Pengalaman wanita di masa lalu, masa kini, sumbangan wanita pada ilmu pengetahuan, politik,

5 kesenian, sastra dan sebagainya menjadi suatu kontribusi wanita untuk perkembangan hidup dan eksistensinya, baik kehidupan pribadi maupun sosialnya dalam masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kejiwaan, aspek fisik dan keadaan sosial wanita dapat merupakan mata rantai yang saling berhubungan dan berpengaruh. Sebagaimana aspek kejiwaan dan fisik dapat ditelaah dengan psikologi, sedangkan untuk aspek sosialnya menggunakan sosiologi. Penelitian tentang citra wanita pernah dilakukan oleh Wismayanto (2009) dengan judul Citra Wanita Bali dalam Novel Kenanga Karya Oka Rusmini. Hasil penelitian Dwiantoro Wismayanto bahwa citra wanita Bali dalam novel Kenanga yaitu berpendidikan tinggi, berparas cantik, ambisius, munafik, mengagung-agungkan kebrahmanaan, berani melawan adat dan setara dengan pria karena sifat pekerja keras. Yuliastuti (2012) melakukan penelitian yang berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri Karya Maria Etty. Sama-sama mengkaji permasalahan citra perempuan dengan perbedaan yang terletak pada novel yang digunakan. Penelitian yang juga membahas mengenai perwujudan citra tokoh perempuan lain ini menghasilkan kesinambungan para tokoh wanita lain yang mendukung penguatan karakter tokoh Hayuri yang tercermin dalam luapan dukungan psikis sang ibu. Selanjutnya, Santi (2014) juga melakukan sebuah penelitian dengan judul Citra Perempuan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy. Penelitian yang didasarkan atas kritik sastra feminis menghasilkan citra wanita dengan gerakan menuntut persamaan hak dengan laki-laki yang

6 digambarkan oleh tokoh-tokoh perempuan. Citra wanita yang sudah terbangun, dikaitkan dengan bidang sosio-kultural, politik, pendidikan dan ekonomi. Penelitian yang telah dilakukan di atas memiliki persamaan dengan penelitian ini, yakni sama-sama mengkaji tentang citra wanita. Perbedaannya terletak pada novel yang digunakan serta penelitian yang telah dilakukan lebih terfokus pada citra wanita Bali sedangkan penelitian ini mengarah pada citra wanita hasil gabungan budaya Tionghoa dan Jawa yang nilai-nilai kebudayaan dasarnya tidak berubah. Kajian citra wanita dalam novel Nyai Gowok ini menggunakan pendekatan sosiopsikologi yang menggabungkan sekaligus dua bidang yang berbeda, tapi pada hakikatnya saling berkesinambungan. Tokohtokoh wanita dalam novel yang berbau khas ini akan dilihat dari aspek fisik dan psikis yang akan disambung dengan kehidupan bermasyarakat untuk mendapatkan gambaran wanita yang memiliki tugas dan peranan khusus dalam novel tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini akan membahas mengenai citra seorang wanita yang tercermin pada tokoh-tokoh perempuan dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono dengan mengunakan pendekatan sosiopsikologi sastra karena berhubungan langsung dengan kejiwaan dan kehidupan sosial tokoh. 1.2 Batasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah dan mengenai sasaran yang akan dicapai. Kehidupan manusia yang baik secara individu dan sosial akan menimbulkan pola tindakan yang dapat terlihat dalam gambaran fisik yang berkaitan dengan keadaan kejiwaan individu serta digunakan dalam hubungan antarsesama. Wanita memiliki fisik, psikis dan hubungan sosial

7 yang berkaitan dengan perannya akan menjadi relasi yang tidak dapat dipisahkan untuk mendapatkan gambaran atau citra yang jelas tentang seorang wanita. Maka, batasan masalah yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: 1) Citra diri tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono yang meliputi aspek fisik dan aspek psikis. 2) Citra sosial tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono yang meliputi peran wanita dalam keluarga dan peran dalam masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Bertolak dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana citra fisik tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono? 2) Bagaimana citra psikis tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono? 3) Bagaimana citra sosial tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cerminan citra seorang wanita yang dimiliki oleh tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) Mendeskripsikan citra fisik tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono. 2) Mendeskripsikan citra psikis tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono.

8 3) Mendeskripsikan citra sosial tokoh wanita dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagi berikut: 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu sastra pada kajian citra wanita. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya penggunaan teori sosiopsikologi sastra secara teknik analisis terhadap karya sastra. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut: a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan sastra dan menambah khazanah penelitian sastra Indonesia sehingga bermanfaat bagi perkembangan sastra Indonesia. b. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah minat baca dalam mengapresiasikan karya sastra serta memahami citra seorang wanita yang terdapat dalam novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono. c. Bagi Pembelajaran Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya pengkajian sastra dengan menggunakan pendekatan sosiopsikologi dan dapat menjadi referensi tambahan untuk pembelajaran dibidang sastra.

9 1.5 Definisi Operasional 1) Citra Citra yaitu gambaran hasil perwujudan dari serangkaian pengetahuan, pengalaman dan perasaan. Citra akan merepresentasikan sebuah keadaan pribadi maupun sosial yang dapat bersifat khusus maupun umum tergantung kepada bentuk hubungan sebab akibat maupun interaksi sosial. 2) Citra Diri Citra diri adalah gambaran yang terwujud dalam bentuk-bentuk perilaku yang muncul dari aspek psikis dan fisik seseorang. Citra diri yang melekat pada seseorang merupakan hasil dari tingkah laku dan pemikiran keseharian yang dijalani. 3) Citra Sosial Citra sosial adalah gambaran tingkah laku seseorang yang merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungan sosialnya yang erat kaitannya dengan sistem nilai dan norma dalam masyarakat. 4) Citra Wanita Citra wanita adalah gambaran setiap individu mengenai pribadi perempuan. Dapat diartikan pula sebagai kesan mental bayangan visual atau gambaran wanita yang dijadikan tokoh dalam cerita novel. 5) Citra Wanita dalam Aspek Fisik Citra wanita dalam aspek fisik tergambar secara fisiologis. Maksudnya adalah penggambaran wanita melalui ciri-ciri tanda jasmani

10 antara lain dengan gambaran bentuk tubuh maupun perubahan fisik lainnya. 6) Citra Wanita dalam Aspek Psikis Wanita juga tergambarkan sebagai makluk psikologis yang tergambar melalui pola pikir, perasaan dan beraspirasi. Psikis wanita akan selalu condong ke arah feminitas yang berhubungan langsung dengan cinta kasih. 7) Sosiopsikologi Sastra Suatu pendekatan yang menggunakan telaah sosiologi sastra untuk mengkaji kehidupan sosial tokoh dalam karya sastra dan penggunaan psikologi sastra untuk mengetahui kejiwaan dan perilaku tokoh dalam karya sastra.