BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi. perbincangan para pakar pendidikan dari tingkat daerah sampai dengan pusat,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. Saiful Bahri 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan individu dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era pasar persaingan global, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. seorang manusia. Mulai dari manusia berada dalam kandungan sampai manusia

BAB II TELAAH PUSTAKA

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. deskriptif kuantitatif didapat pokok-pokok kesimpulan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja. motivasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab. Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa,2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Sardiman (2005:125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses bekerja mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di 1

2 bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun pegawai / karyawan dalam bekerja. Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar, dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pegawai / karyawan dalam bekerja, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih profesional dalam menjalankan tugasnya. Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembekerja-an, melaksanakan proses pembekerja-an yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembekerja-an. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan bekerja mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh pada peningkatan kualitas keluaran atau outputnya.oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (2005:2). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru yang dapat

3 meningkatkan prestasi sekolah dimana guru melaksanakan tugasnya yaitu: a) Kepemimpinan kepala sekolah, b) Iklim sekolah yang baik sehingga hubungan antara komponen di sekolah dapat berjalan dengan baik, c) Harapan-harapan dari guru, d) motivasi guru untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan e) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian nampaklah bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, hubungan antara personal di sekolah dan motivasi guru untuk dapat bekerja dengan baik akan ikut menentukan baik buruknya prestasi sekolah guru. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa,2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan.

4 Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru yang menyebabkan prestasi sekolah menjadi lebih baik juga dipengaruhi oleh hubungan antar personal yang ada di sekolah. Hubungan antar personal yang baik akan membuat suasana bekerja, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan berjalan dengan baik (Pidarta,2004:176). Dengan terciptanya hubungan antar personal yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan prestasi sekolah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan semua pihak Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa Kepala Sekolah yang ada di Rayon Tengah Kabupaten Sragen, peneliti mengetahui bahwa prestasi sekolah di Rayon Tengah Kabupaten Sragen secara umum sudah cukup baik

5 maksudnya ada yang baik namun ada yang kurang baik. Ada beberapa guru yang menjadi guru teladan di tingkat Kabupaten Sragen. Motivasi guru dalam bekerja juga sudah cukup baik. Hal tersebut ditunjang oleh tata tertib sekolah dimana guru wajib mengisi daftar hadir pada pagi hari sebelum bekerja dan siang hari setelah proses bekerja mengajar selesai. Dengan demikian motivasi guru dalam bekerja dapat terpantau. Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri di Rayon Tengah secara umum sudah cukup baik, dimana Kepala Sekolah memiliki motivasi yang tinggi untuk memajukan sekolah yang dipimpinnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan penambahan fasilitas atau media pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif. Kepala Sekolah di Rayon Tengah Kabupaten Sragen melaksanakan kepemimpinan dengan disiplin yang tinggi. Dalam dimensi hubungan yang perlu ditingkatkan adalah interaksi antara guru dengan Kepala Sekolah. Interaksi dari atas ke bawah kebanyakan hanya berupa perintah. Sedangkan interaksi dari bawah ke atas, guru hanya menyampaikan laporan hasil bekerja pegawai / karyawan maupun hasil kerja dari tugas-tugas lain yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu penanaman dan penumbuhan hubungan antar personal mutlak diperlukan, sehingga tersedia sumber daya pegawai yang semakin berkualitas, berdaya saing tinggi dan mampu menghadapi era globalisasi. Begitu pentingnya disiplin kerja bagi setiap instansi di lingkungan pemerintah maupun swasta, maka pimpinan harus dapat memberikan motivasi kepada karyawan agar dapat menjalankan segala aturan yang diberlakukan.

6 Motivasi bekerja dengan baik adalah kunci keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuan dalam bentuk peningkatan produktivitas kerja, motivasi yang baik memungkinkan terciptanya kerjasama yang harmonis dalam membangun keberhasilan kelompok. Penerapan peraturan yang adil sebagai dasar untuk perlindungan baik individu maupun kelompok, karena tanpa peraturan yang jelas dapat dipastikan kerjasama dalam organisasi akan kacau. Tanpa motivasi guru yang baik, sulit bagi suatu institusi (organisasi /perusahaan) mencapai hasil yang optimal dari tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi untuk bekerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang dilimpahkan kepadanya. Hal ini akan mendorong semangat, prestasi kerja/disiplin kerja dan mendukung terwujudnya tujuan institusi (organisasi/perusahaan), karyawan dan masyarakat. Karena itu setiap manejer selalu berusaha, agar pegawainya mempunyai kedisiplinan yang baik. Faktor yang terakhir untuk mewujudkan hal itu adalah komunikasi. Komunikasi dapat di artikan sebagai proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterprestasikannya sesuai dengan tujuan yang di maksud. Berdasarkan pengamatan peneliti di lingkungan SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen, terdapat gejala-gejala tentang kurangnya prestasi sekolah yang disebabkan oleh:

7 1. Masih kurangnya perhatian pimpinan terhadap guru dalam hubungannya dengan penyelesaian tugas pekerjaan selama bekerja di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. 2. Belum adanya komunikasi yang baik diantara para guru yang berlaku di lingkungan SMPN Rayon Tengah Kabupaten Sragen. 3. Kurangnya motivasi guru dalam melaksanakan tugas di lingkungan SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. Atas dasar latar belakang masalah tersebut, perlu diteliti tentang Kontribusi Kepemimpinan, Komunikasi Impersonal Dan Motivasi Terhadap Prestasi Sekolah Di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan jelas ruang lingkupnya maka pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis banyak faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya prestasi sekolah, namun pada analisis ini peneliti mefokuskan pada : Kepemimpinan, Komunikasi Impersonal dan Motivasi. 2. Penelitian ini dilakukan pada guru dilingkungan SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. 3. Metode analisis menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda. C. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut maka dapat kami susun perumusan masalahnya sebagai berikut:

8 1. Adakah kontribusi kepemimpinan terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen? 2. Adakah kontribusi komunikasi impersonal terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen? 3. Adakah kontribusi motivasi terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen? 4. Adakah kontribusi kepemimpinan, komunikasi impersonal dan motivasi terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kontribusi kepemimpinan terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. 2. Untuk mengetahui kontribusi komunikasi impersonal terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. 3. Untuk mengetahui kontribusi motivasi terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. 4. Untuk mengetahui kontribusi kepemimpinan, komunikasi impersonal dan motivasi terhadap prestasi sekolah di SMP Negeri Rayon Tengah Kabupaten Sragen. E. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasilnya akan bermanfaat sebagai berikut :

9 1. Diharapkan memberikan masukan yang berarti bagi penulis, berkaitan dengan teori yang telah diperoleh selama kuliah dan penerapanya di lapangan. 2. Diharapkan dapat memberikan input bagi ilmu pengetahuan atau teori yang berkaitan dengan sumber daya manusia terutama yang berkaitan dengan kepemimpinan, komunikasi impersonal dan motivasi terhadap prestasi sekolah, 3. Diharapkan dapat berguna sebagai bahan untuk membentuk konsep baru tentang sumber daya manusia berdasarkan fakta khususnya yang berkaitan dengan prestasi sekolah. F. Penegasan Istilah 1. Kepemimpinan Menurut Sobri dkk (2009:72) kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan mengatur serta menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan kemampuan kepada pemimpin tersebut untuk memainkan peranan sebagai juru tafsir atau pembagi penjelasan tentang kepentingan, minat, kemauan cita-cita atau tujuan-tujuan yang diinginkan untuk dicapai oleh sekelompok individu. 2. Komunikasi Impersonal Komunikasi impersonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan untuk membuat orang lain mengerti dan menaruh simpati (Onong,2004:140).

10 3. Motivasi Sumadi Suryabrata (2008:70) memberikan teori sebagai berikut: Motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan 4. Prestasi Sekolah Prestasi Sekolah adalah usaha yang akan dicapai suatu organisasi lembaga pendidikan, dengan cara mengorganisasi pegawai/karyawan oleh guru dalam proses bekerja dan dalam rangka mengukur prestasi sekolah tersebut tidak lepas dari prestasi bekerja pegawai/karyawan yang diukur dengan alat test yang terstandart.