BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur 4 24 bulan. Bayi membutuhkan zat zat gizi yang tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Seiring dengan bertambahnya umur anak, kebutuhan gizi juga meningkat. Untuk menyesuaikan kemampuan bayi dengan makanan tersebut maka pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu diberikan secara bertahap baik bentuk, jumlah maupun macamnya. ( Aritonang, 1996 ). 1. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Disamping kandungan zat gizi air susu ibu sudah mampu menurun seiring dengan bertambahnya umur pada saat bayi berumur 4 bulan sudah memiliki reflek mengunyah. Oleh karena itu, selain ASI masih tetap diberi makanan lunak. ( Aritonang, 1996 ) Adapun garis besar pemberian makanan Pendamping Air Susu Ibu menurut kelompok umur adalah sebagia berikut : a. Umur 0 6 bulan Bayi hanya diberi ASI lebih sering lebih baik segera setelah lahir, ASI yang berwarna kekuning - kuningan ( kolostrum ) diberikan pada bayi. b. Umur 6 9 bulan Bayi masih terus diberi ASI, pada usia 6 bulan alat cerna sudah berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping Asi berupa makanan lumat 2-3 kali sehari. Seperti bubur tepung, bubur encer, pisang lumat dan pepaya yang dilumatkan. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, dapat ditambahkan sayur dan lauk pauk yang dilumatkan. c. Umur 9 12 bulan
Bayi terus diberi ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak seperti bubur nasi, bubur kacang hijau, dan lain- lain. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap bentuk dan kepadatan makanan keluarga. d. Umur 12 24 bulan Bayi perlu diberi ASI dan makanan lengkap sekurang kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa. Selain itu bayi tetap diberikan makanan selingan 2 3 kali sehari. 2. Masalah dalam kebiasaan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Beberapa masalah yang sering muncul dalam pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang berakibat gagalnya perkembagan anak antara lain sebagai berikut : a. Kebersihan kurang Ibu kurang menjaga pada saat memberika kepada anak Dalam menyuapi anak seringkali ibu tidak menggunakan sendok, tetapi menyuapi anak dengan tangan yang kurang bersih ( Aritonang, 1996 ). b. Pengaturan Makanan 1. Pemberian makanan harus disesuaikan dengan umur bayi 2. Selain untuk mendapatkan gizi pengaturan makanan juga baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas fisik. ( Poppy, 2001 ). c. Tujuan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu 1. Melengkapi zat gizi yang kurang pada ASI 2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam- macam makanan dan berbagai rasa dan tekstur 3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan 4. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi ( Sunardi, 2001). d. Cara Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping ASI dapat diberikan secara efisiens, untuk itu perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut : 1. Pemberian makanan sebelum ASI
Pemberian makanan seperti air kelapa, madu, pisang ataupun nasi kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar merupakan kebiasaan yang tidak baik, karena kemampuan tubuh si bayi masih sangat terbatas sehingga akan menimbulkan gangguan pencernaan bayi. ( Aritonang, 1996 ) Pemberian makanan pendamping air susu ibu yang terlalu cepat dan tidak sesuai dengan umur sangat tidak tepat, karena bayi yang baru lahir keadaan mulut dan pencernaannya belum siap untuk mencerna makanan permulaan pemberian ASI.. (Muchtadi, 1994). 2. Kolostrum dibuang ASI yang pertama kali keluar yang berwarna kekuning- kuningan mengandung banyak perlindungan dan vitamin. Bila tidak diberikan secara sempurna atau dibuang dapat menurunkan daya tahan terhadap penyakit ( Aritonang, 1996 ). 3. Penggunaan satu payudara Menyusui hanya dengan satu payudara tidak memanfaatkan produksi ASI secara optimal dan dapat mendorong penggunaan Makanan Pendamping ASI Ibu lebih banyak, karena ASI yang dikonsumsi tidak penuh sehingga bayi kekurangan zat gizi 4. Penyapihan terlalu dini Kecenderungan penyapihan yang terlalu dini menyebabkan konsumsi zat zat gizi anak rendah dan pemberian makanan pada anak kurang mendapat perhatian. 3. Syarat Makanan Pendamping Air Susu Ibu a. Makanan harus mengandung energi dan semua zat gizi yang dibutuhkan pada tingkat umurnya. b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia akan kebiasaan makan. c. Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi. d. Makanan harus bersih dan bebas dari kuman. ( Poppy, 2001 )
4. Bentuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu Pemberian Makanan Pemdamping Air Susu Ibu harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk cair ke bbubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. ( poppy, 2001) a. Buah buahan : 1. Jeruk : Peras, saring lalu encerkan dengan air matang dengan perbandingan yang sama. 2. Tomat : Kupas kulitnya dan rendam dengan air panas, lalu haluskan terus saring, selanjutnya encerkan dengan air matang dengan perbandingan sama. 3. Pepaya, alpukat, pisang : kupas lalu kerok halus. 4. Buah yang asam dapat ditambah dengan gula pasir. b. Makanan Lumat Makanan lumat adalah makanan yang berbentuk halus atau setengah cair yang diberikan kepada bayi usia di atas 6 bulan dengan frekuensi 1 kali dalam sehari, dan untuk 9 12 bulan dengan frekuensi 2 kali dalam sehari. Salah satu cara makanan lumat adalah bubur susu. c. Makanan Lembek Makanan lembek adalah bubur saring yang diberikan pada bayi usia 6-9 bulan dengan frekuensi 2 kali sehari. Contoh makanan padat : biscuit, telur, buah. 5. Akibat Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang terlalu dini. Pemberian makanan pendamping yang terlalu dini dapat menyebabkan : a. Gangguan menyusui Pada umumnya bayi yang mendapat cukup ASI dari ibunya makanan tambahan diberikan pada umur 6 bulan dan atau lebih dan dalam porsi yang lebih kecil dari pada bayi yang mendapatkan formula. b. Beban ginjal yang berlebihan
Makanan padat baik yang dibuat sendiri ataupun buatan pabrik cenderung mengandung kadar natrium klorida ( NaCl/garam) yang tinggi sehingga akan menambah beban bagi ginjal. Bayi yang mendapat makanan padat pada umur yang dini, mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi yang 100 % mendapat ASI sehingga bayi cepat haus karena Hyperosmolitas Dehydrasi. Hyperosmolitas merupakan penyebab haus sehingga menyebabkan penerimaan energi yang berlebihan. c. Alergi terhadap makanan Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan masa kanakkanak. Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini menambah terjadinya alergi terhadap makanan. d. Gangguan pengaturan selera Makanan padat dianggap sebagai penyebab kegemukan pada bayi terutama pada bayi yang diberi susu formula dari pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena bayi yang diberi susu formula mendapatkan makanan padat lebih dulu. B. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang lebih taggap adanya masalah gizi di dalam keluarganya dan bisa mengambil tindakan secepatnya. (Kodyat, dkk, 1993) Pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh dari seseorang di rumah, di lingkungan sekolah, tetapi juga di dalam kelas. 2. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu, seperti yang terdapat di sekolah atau universitas.( IKIP, 1989) Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan meningkat dari tahun ke tahun. Persentase penduduk yang menamatkan sekolah SMA/ Akademi/ Universitas pada tahun 1985 adalah 7,2 % menjadi 9,4 % pada tahun 1998. Demikian juga yang buta huruf, menurun dari 28,8 % pada tahun 1980 menjadi 15,9 % pada tahun 1990.(Kodyat, dkk, 1993) Peningkatan tingkat pendidikan akan meningkatkan pengetahuan kesehatan dan gizi yang selanjutnya akan menimbulkan sikap dan perilaku positif. Keadaan ini dapat mencegah timbulnya masalah gizi yang tidak diinginkan. (Winarno, 1987) Masalah gizi di Indonesia diantaranya disebabkan masalah yang sederhana, yaitu karena ketidaktahuan serta kebiasaan dalam bidang makanan, cara makan, dan cara menyajikan makanan serta menu yang diketahui.(direktorat Gizi, 1990) C. Tingkat Pengetahuan Gizi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang terlalu dini dapat menyebabkan bayi kurang selera untuk minun ASI. Sebaliknya pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang terlambat dapat menyebabkan bayi sulit untuk menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu. (Poppy, 2001) Selain itu pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang terlalu dini ataupun terlambat, dapat meningkatkan gizi buruk pada anak. Apabila seorang ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang memelihara gizi dan cara pengetahuan makanan, itu semua dapat dihindari. Disamping itu memburuknya gizi anak terjadi karena ketidaktahuan mengenai tata cara pemberian air susu ibu. Bahkan didesa banyak ibu yang melarang anaknya makan telur, ikan, ataupun buah- buahan. Padahal makanan itu pelu diberikan pada anak. Jika ibu diberi pengertian, maka sejumlah kasus gizi buruk dapat dihindari.
Pengetahuan adalah tanggapan, pengertian dan keputusan yang tetap terjadi dalam jiwa seseorang. ( Sediaoetama, 1989) Pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari keterangan. Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut pengetahuan pengalaman. Sedangkan pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu pengetahuan. ( Waridjan, 1991) Pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara dengan alat bantu kuesioner yang isinya tentang materi yang akan diteliti. Sistem skoring menggunakan kriteria Ali Komsan yaitu > 80% dikategorikan baik, 60 80 % dikategorikan sedang dan < 60 % dikategorikan kurang dalam menjawab pertanyaan. ( Khomsan, 2000) Pengetahuan gizi sangat penting dengan didasari pada dua kenyataan yaitu : 1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. Setiap orang akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi. Ilmu gizi memberikan fakta- fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik untuk kesejahteraan gizi. ( Suhardjo, 1996) Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik pada panca indera yang tidak mengadakan pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin tinggi pengetahuan gizinya lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut, sehingga seorang ibu dapat menyusun dan mengolah makanan dan gizi bagi keluarga. ( Sediaoetama, 1989) 2. Pengetahuan ibu tentang gizi dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu Dapat ditingkatkan melalui pendidikan informal seperti penyuluhan, demo masak, melalui media massa baik elektronik maupun cetak. Penyuluhan atau
peningkatan pengetahuan tentang gizi dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu dapat diberikan oleh petugas kesehatan, seperti petugas gizi, ataupun kader. Bisa juga didapat melalui pengalaman sendiri atau orang lain. Selanjutnya dengan pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang menjadi berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Dari pengalaman terbukti bahwa perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengalaman. Beberapa tingkatan dalam pengetahuan, yaitu : 1. Tahu ( know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Memahami ( comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi ( application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 4. Analisis( analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen. 5. Sintesis ( synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. A. Kerangka Teori GAMBAR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN MP-ASI Status Sosial Ekonomi Keluarga (Pendidikan, Pekerjaan, Teknologi, Budaya, Pengetahuan Gizi) Makanan Pendamping Air Susu Ibu Kualitas Pengasuhan Anak Status Gizi / Pertumbuhan Fisik Bayi dan Anak Sumber : Aritonang, 1996 B. Kerangka Konsep Tingkat Pendidikan Umur Awal Pemberian MP - ASI Tingkat Pengetahuan Tentang Mp -ASI C. Hipotesa
1. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan umur awal pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada bayi umur 4 12 bulan. 2. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan umur awal pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada bayi umur 4-12 bulan