BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di BORASPATI BANDUNG, Jl. Sukamantri no. 109 Bandung, adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dari penulisan tugas akhir ini adalah pada PT. Panorama

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari FUTSAL99 Bandung.

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. (SMKP) yang terletak di Jl. Batu Cermin, Samarinda, Kalimantan Timur. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. akan di pergunakan sebagai bahan penulisan laporan tugas akhir.

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

ANALISA RANCANGAN DATABASE

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang penulis lakukan adalah Toko Bangunan Yudian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini adalah

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian penulis ialah Universitas Komputer Indonesia

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Distro Ouval Research yang beralamatkan Jl.Buah Batu No 64 Bandung.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan

BABA III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Garuda yang Sejarah Singkat UPT Puskesmas Garuda

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Badan Ketahanan Pangan

BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek penelitian penulis ialah SMK PGRI 3 Cimahi, yakni Sejarah Singkat SMK PGRI 3 Cimahi

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data (Anisyah, 2000:30).

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yang di lakukan oleh peneliti yaitu di CAS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Jl.Percobaan No.38 Cileunyi. Penelitian ini mengenai Sistem informasi pelayanan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis telah melakukan penelitian di sebuah cafe yang bernama Treehouse

BAB I PENDAHULUAN. memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang meliputi sejarah singkat CV. Adiputra Manunggal Inti Karet (AMIK), visi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi tugas atau pekerjaan (job description) pada bagian yang terkait dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah sebuah instansi

SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. SMAN 1 Cileunyi adalah nama sekarang yang definitive sebagai sekolah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian distribusi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang dijadikan penelitian didalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

MODEL ANALISA. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. struktur organisasi dan uraian tugas unit-unit organisasi Koperasi Karyawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. perusahaan penjualan dan persediaan barang pembuatan produk jaket dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT.

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan objek penelitian pada CV. Panca Jaya Utama atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (2006 : 118) menyatakan, Objek penelitian dipandang

Transkripsi:

37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian, termasuk didalamnya sejarah singkat perusahaan, visi serta misi perusahaan, struktur organisasi serta deskripsi tugas. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PO. Gunung Sembung sebelumnya dikenal sebagai sumber daya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan umum/regular. Pada tahun 1972 angkutan umum dengan jurusan Bandung-Semarang ini dikenal dengan nama Bus Cahaya Mulya. Pada tahun 1975 Cahaya Mulya terjun ke dunia Bus Pariwisata dan mengganti namanya dengan PO. Gunung Sembung yang melayanai jasa pariwisata melingkupi Jawa, Bali, dan Madura. 3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi : Menjadi perusahaan transportasi perjalanan wisata yang handal, yang memiliki pengalaman dalam hal pariwisata serta armada bus yang sangat baik. Misi : 1. Dapat melayani kebutuhan konsumen khususnya dalam bidang jasa bus pariwisata dengan sebaik mungkin. 2. Memudahkan konsumen dalam melakukan setiap pemesanan dan transaksi sesuai dengan permintaan konsumen.

38 3.1.3. Struktur Organisasi Salah satu faktor keberhasilan sebuah perusahaan adalah terstrukturnya sistem pengorganisasian didalam perusahaan. Struktur organisasi merupakan gambaran antara bagian-bagian yang terkait dalam suatu organisasi yang digambarkan secara rinci. Maka dari itu adanya pengorganisasian dalam suatu perusahaan dapat menghindari penyalahgunaan tugas dan fungsi dari unit-unit organisasi yang ada didalamnya. Struktur organisasi di PO. Gunung Sembung dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 3.1 Struktur Organisasi PO. Gunung Sembung Sumber PO. Gunung Sembung.

39 3.1.4. Deskripsi Tugas Deskripsi tugas adalah penjelasan tentang tugas dari setiap bagian di PO. Gunung Sembung. 1. Pimpinan Pimpinan adalah seseorang yang mengatur seluruh gerak-gerik dan langkahlangkah yang harus dilakukan dalam kegiatan sehari-hari termasuk rencana kedepan yang berhubungan dengan kemajuan perusahaan. 2. Manager Keuangan Manager keuangan adalah pihak yang bertanggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan keuangan. 3. Manager Sales & Marketing Manager sales & marketing adalah sebagai pihak yang berwenang dalam bidang pemasaran. 4. Manager Operational Manager operational adalah pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan perjalanan wisata. 3.1.5. Definisi Member Sebagai strategi untuk memperoleh konsumen tetap, maka PO. Gunung Sembung menerapkan sistem member. Member adalah konsumen yang sudah terdaftar di PO. Gunung Sembung dan sudah malakukan pemesanan paket wisata ke PO. Gunung Sembung.

40 3.1.6. Aturan Perhitungan Biaya Paket Wisata Aturan biaya paket wisata yang ada di PO. Gunung Sembung adalah : 1. Biaya PerPaket. 1. Paket Yoyakarta Tour selama 4 hari 3 malam adalah Rp.19.765.000,- /bus. 2. Paket Bromo + Solo selama 5 hari 4 malam adalah Rp.34.515.000,- /bus. 3. Paket Bali Tour selama 5 hari 4 malam adalah Rp.53.100.000,- /bus. 4. Paket Jakarta Tour selama 1 hari adalah Rp.10.092.000,- /bus. 2. Biaya Jemput. Biaya jemput diberlakukan apabila tempat penjemputannya berada diluar Bandung (Cimahi, Sumedang, Majalengka, Garut, Tasikmalaya, Indramayu) yaitu sebesar Rp.750.000,- /bus. 3.1.7. Aturan Konfirmasi Pembayaran Adapun aturan yang berlaku di PO. Gunung Sembung mengenai batas konfirmasi pembayaran adalah. 1. Konfirmasi pembayaran selambat-lambatnya 12 jam setelah melakukan pemesanan. 2. Apabila lebih dari 12 jam belum melakukan konfirmasi pembayaran, maka bagian Sales & Marketing melakukan pembatalan terhadap pemesanan paket. 3.1.8. Aturan Pembatalan Adapun aturan-aturan mengenai pembatalan pemesanan yang dilakukan oleh pihak konsumen adalah. 1. Pembatalan bisa dilakukan paling lambat 2 hari sebelum hari keberangkatan.

41 2. Apabila pembatalan dilakukan setelah status pemesanan aktif (sudah bayar), maka konsumen mendapat uang kembali sebesar 30% dari biaya yang sudah dibayarkan. 3.2. Metode Penelitian Adapun metode penelitian akan dijelaskan dibawah ini. 3.2.1. Desain Penelitian Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat. Deskriptif hanya menggambarkan keadaan terhadap objek yang di teliti dan tanpa adanya pengujian hipotesis. Dengan penelitian deskriptif melalui pendekatan kasus, akan didapatkan suatu pemecahan masalah yang lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Memahami kebutuhan user. Yaitu menganalisis dan menentukan setiap kebutuhan yang diperlukan dalam membangun dan merancang sistem. 2. Mendeskripsikan kebutuhan user. Mengidentifikasi setiap permasalahan yang muncul untuk dihasilkan sebuah analisis penyelesaian permasalahan. Mengidentifikasi yaitu dengan mengumpulkan setiap kebutuhan yang diperlukan dan menunjang terbentuknya penyelesaian permasalahan user.

42 3. Merancang prototipe. Membuat sebuah model penyelesaian sebagai bahan pertimbangan dari kebutuhan yang ingin dicapai oleh user. Model dapat dijadikan bentuk penyelesaian yang bisa dianalisis dan diperbaiki kembali untuk mencapai keinginan user. 4. Mengevaluasi perancangan. Model penyelesaian yang telah dirancang, dilakukan kemudian akan di evaluasi oleh user untuk menentukan kekurangan dan kelemahan dari sistem yang dirancang. 3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.2.2.1 Data Primer Sumber data primer dalam penelitian ini penulis dapatkan dari observasi dan wawancara. 1. Observasi yaitu penulis dapat mengamati semua proses pemesanan paket wisata di bagian sales & marketing yang kemudian diambil kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut. 2. Wawancara yaitu penulis melakukan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak untuk memperoleh informasi tentang spesifikasi sistem informasi pemesanan paket wisata. Wawancara dilakukan pada bagian Sales & Marketing dan bagian Operational.

43 3.2.2.2. Data Sekunder Selain sumber data primer, sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui dokumentasi dan studi pustaka. 1. Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan yang mendukung penelitian baik itu jurnal perusahaan, profil perusahaan, jadwal keberangkatan dan sebagainya. 2. Studi pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan membaca literatureliteratur di perpustakaan sebagai acuan untuk memperoleh informasi tentang materi-materi tentang sistem informasi pemesanan paket wisata. 3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem Berikut akan dijelaskan mengenai metode pendekatan dan pengembangan sistem dibawah ini. 3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem Didalam tahap perancangan suatu sistem diperlukan suatu teknik-teknik perancangan sistem yang difungsikan untuk menganalisis dan mendokumentasikan data yang mengalir didalam sistem tersebut. Mengembangkan suatu sistem diperlukan metode untuk pengembangan sistem itu sendiri. Dalam kegiatan penelitian ini penulis mempergunakan metode pendekatan terstruktur. Dengan metode pendekatan terstruktur setiap prosesproses dalam sistem dapat diketahui sehingga apabila terjadi suatu kesalahan pemrosesan data untuk menjadi sebuah informasi, dapat diketahui dengan mudah.

44 3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem Metode yang penulis gunakan dalam pengembangan sistem adalah Metode Prototipe. Metode Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Dari pengertian metode prototipe diatas penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan prototipe yaitu dikarenakan penulis akan lebih mudah dalam merancang sistem yang diinginkan perusahaan dan dapat diterima oleh user sebagai pemakai, penulis menginginkan perancangan sistem yang telah dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada user dan user diberikan kesempatan untuk memberikan masukan-masukan sehingga sistem informasi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user, terutama bagi perusahaan sendiri. Perubahan dan presentasi prototipe ini dapat dilakukan berkali-kali sampai dicapai kesepakatan bentuk sistem informasi yang akan diterapkan. Metode prototipe dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototipe yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima dan perubahanperubahan yang terjadi dianggap dapat merupakan sebagian dari proses pengembangan itu sendiri.

45 Identifikasi Kebutuhan Pemakai 1. Pengembang dan pemakai 2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem Membuat Prototipe 3. Pengembang mulai membuat prototipe Menguji Prototipe 4. Pemakai menguji prototipe dan memberikan kritikan atau saran Memperbaiki Prototipe 5. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai Mengembangkan Versi Produksi 6. Pengembang merampungkan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan prototipe. Sumber: Abdul Kadir, 2003. Berikut adalah langkah-langkah penulis dalam merancang sebuah sistem yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan prototipe yang sesuai dengan gambar 3.2 diatas, langkah- langkah tersebut antara lain: 1. Penulis akan mengidentifikasi kebutuhan user, supaya penulis bisa merancang sistem yang akan dibangun sesuai dengan yang diharapkan user. Sebelum pada tahap perancangan, penulis akan memulai pada tahap awal terlebih dahulu yaitu penulis akan menganalisis sistem dengan cara melakukan

46 mengumpulkan data yaitu dengan field reserch (metode penelitian)/observasi, dan interview (wawancara) dan dengan cara literatur yaitu dengan dokumentasi terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai, baik dalam model interface, teknik, prosedural maupun dalam teknologi yang akan digunakan. 2. Pada tahap kedua yaitu membuat prototipe, penulis akan membuat prototipe sistem tersebut untuk memperlihatkan kepada pemakai model sistem yang akan dirancang. 3. Pada tahap ketiga yaitu pengujian prototipe, penulis akan melakukan uji coba sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai. 4. Pada tahap keempat yaitu memperbaiki prototipe, penulis akan menentukan apakah sistem tersebut dapat diterima oleh pemakai, atau harus dilakukan beberapa perbaikan atau bahkan dibongkar semuanya dan mulai dari awal lagi, dan setelah perbaikan sistem itu selesai dikerjakan, penulis akan kembali lagi pada tahap yang ketiga yaitu dengan melakukan pengujian prototipe kembali. 5. Pada tahap kelima, tahap terakhir yaitu mengembangkan versi produksi, penulis akan merampungkan sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai dan memberikan gambaran bagaimana penggunaan sistem tersebut kepada pemakai setelah sistem tersebut disetujui. 3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan Model analisis harus dapat mencapai tiga sasaran utama yaitu menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, membangun dasar bagi pembuatan desain perangkat lunak, membatasi serangkaian persyaratan yang

47 dapat divalidasi begitu perangkat lunak dibangun. Ada berbagai alat yang digunakan oleh seorang analis sistem untuk melakukan kegiatan analisis dan perancangan sistem, diantaranya bagan arus dokumen, bagan arus olah dan diagram arus data. 1. Flowmap Diagram alir dukumen atau biasa disebut flowmap merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi serta dapat mengevaluasi suatu permasalahan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. 2. Diagram Kontek Diagram kontek adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram kontek merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Diagram kontek akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus putus). Di dalam diagram kontek hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram kontek. 3. Data Flow Diagram Menurut JOG pengertian Data Flow Diagram adalah : DFD (Data Flow Diagram) adalah suatu model logika atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang dihasilkan data tersebut.

48 4. Kamus Data Kamus data merupakan suatu teknik untuk memodelkan data dalam sistem informasi. Maka bisa dikatakan bahwa kamus data merupakan tempat penyimpanan semua struktur data dan elemen data yang ada dalam sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sehingga alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. 5. Perancangan Basis Data 1. Normalisasi Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. Langkah langkah pembentukan normalisasi, sebagai berikut : 1.Bentuk Normal ke Satu (First Normal Form/1-NF) Dalam tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifatnya induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.

49 Syarat normal kesatu (1-NF) antara lain : 1. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record nilai dari field berupa atomic value. 2. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda. 3. Telah ditentukan primary key untuk tabel/relasi tersebut. 4. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian. 2. Bentuk Normal ke Dua (Second Normal Form/2-NF) Bentuk normal kedua memungkinkan suatu relasi memiliki composite key, yaitu relasi dengan primary key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Suatu relasi yang memiliki single atribut untuk primary keynya secara otomatis pada akhirnya menjadi 2-NF. Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut : 1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. 2. Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantung fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama/primary key. Dengan demikian untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan primary keynya. Primary key tersebut haruslah lebih sederhana, lebih unik, dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya, dan lebih sering digunakan pada tabel/relasi tersebut.

50 3. Bentuk Normal ke Tiga (Third Normal Form/3-NF) Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Syarat normal ketiga (3-NF) sebagai berikut : 1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. 2. Atribut bukan kunci (non key) haruslah tidak memiliki ketergantung transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (function dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja. 4. Boyce-Code Normal Form (BCNF) Boyce-Codd Normal Form (BCNF) didasari pada beberapa ketergantungan fungsional dalam suatu relasi yang melibatkan seluruh candidate key di dalam relasi tersebut. Jika suatu relasi hanya memiliki satu candidate key, maka hasil uji normalisasi sampai ke bentuk normal ketiga sudah identik dengan Boyce-Codd Normal Form (BCNF). Suatu relasi dikatakan telah memenuhi kriteria Boyce-Codd Normal Form (BCNF), jika dan hanya jika setiap determinan adalah suatu candidate key. Boyce-Codd Normal Form (BCNF) tidak mengharuskan suatu relasi harus sudah dalam bentuk normal ketiga (3-NF), baru bisa dibuatkan ke

51 dalam BCNF. Untuk melakukan uji BCNF hanya mengidentifikasi seluruh determinan yang ada pada suatu relasi, lalu pastikan determinan determinan tersebut adalah candidat key. Dengan demikian, bisa dikatakan BCNF lebih baik dari bentuk normal ketiga (3-NF), sehingga setiap relasi dalam 3-NF, tetapi tidak sebaliknya, suatu relasi di dalam 3-NF belum tentu merupakan relasi di dalam BCNF. 2. Tabel Relasi Tabel relasi merupakan asosiasi yang menyatakan keterhubungan antar entitas. Tabel relasi digunakan untuk memanipulasi data dalam basis data. Operasi ini digunakan misalnya untuk melakukan seleksi isi baris pada tabel dan kemudian dikombinasikan dengan tabel lain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. 3. Entity Relationship Diagram (ERD) Entity relationship diagram adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem bisnis. Adapun elemen-elemen diagram hubungan entitas, sebagai berikut : 1. Entity Pada E-R diagram, entity diganbarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak di mana data tersimpan atau di mana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkam dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamya. 2. Relationship

52 Pada E-R diagram, relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya penghubung diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya. 3. Relationship Degree Relationship degree atau Derajat Relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat Relationship yang sering dipakai dalam ERD : 1. Unary Relationship Model Relationship yang terjadi diantara entitas yang sama. Disebut juga Recursive Relationship. 2. Binary Relationship Model Relationship antara instance-instance dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama). 3. Ternary Relationship Relationship antara instance-instance dari tiga tipe entitas secara sepihak. 4. Atribut Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap Relationship. Sering dikatakan juga bahwa atribut adalah elemen dari setiap entitas dan Relationship. 5. Kardinalitas

53 Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Kardinalitas Relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu sebagai berikut : 1. One to One Tingkat hubungan ini menunjukkan hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, dan hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya. 2. One to Many atau Many to One Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. 1. One to Many (satu ke banyak) Yang berarti satu tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas B, tetapi tidak sebalik, dimana setiap tupel pada entitas B berhubungan dengan paling banyak satu tupel pada entitas A. 2. Many to One (banyak ke satu)

54 Yang berarti setiap tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu tupel pada entitaa B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap tupel pada entitas A berhubungan dengan paling banyak satu tupel pada entitas B. 3. Many to many Tingkat hubungan tupel pada entitas A banyak terjadi jika tiap kejadian pada suatu entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua. 3.2.4. Pengujian Software Pengujian perangkat lunak (software) dilakukan untuk mengetahui kualitas dari perangkat lunak yang dibangun. Pengujian dilakukan dengan metode pengujian black box yaitu pengujian aspek fundamental tanpa memperhatikan struktur logika internal dalam perangkat lunak. Pengujian Black Box Dalam perancangan sistem informasi ini, penulis menggunakan beberapa faktor pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan penggunaan perangkat lunak serta untuk mendapatkan standarisasi perangkat lunak yang baik. Beberapa faktor-faktor pengujian yang dilakukan, yaitu: 1. File Integrity Yaitu pengujian menekankan pada data yang dimasukan melalui akun tidak bisa diubah. Prosedur yang akan memastikan bahwa file yang

55 digunakan benar dan data dalam file tersebut akan disimpan sekuensial dan benar. 2. Access control Yaitu pengujian menekankan pada sumberdaya sistem yang harus dilindungi dari kemungkinan modifikasi, pengrusakan, penyalahgunaan dan prosedur keamanan harus dijalankan secara penuh untuk menjamin integritas data dan program aplikasi. 3. Authorization Yaitu pengujian yang dilakukan unutk menjamin data yang diproses sesuai dengan ketentuan manajemen. Authorisasi menyangkut proses transaksi secara umum dan khusus. 4. Correctness Yaitu menjamin pada data yang dimasukan, proses dan output yang dihasilkan dari aplikasi harus akurat dan lengkap. Kelengkapan dan akurasi akan dicapai melalui kontrol transaksi dan elemen data. 5. Ease of use Yaitu menekankan pada perluasan usaha yang diminta untuk belajar, mengoperasikan dan menyiapkan inputan, dan menginterprestasikan output dari sistem terhadap interaksi antara manusia dan sistem.