A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil dalam melakukan pendenahan (skema) balok dan pelat. Untuk bagian dinding dan kolom, biasanya arsitek sudah menentukan sebelumnya. Peletakan kolom sendiri pada gambar ini merupakan murni memenuhi kebutuhan arsitektural. Gambar ini biasanya ditandai dengan huruf ARS, misalnya ARS 001, atau ARS1- X, ARS2-X, ARS3-X, dan seterusnya. Gambar ini menggambarkan dan memberi ukuran denah lantai, ketinggian, bagian-bagian gedung, bagian-bagian dinding/tembok dan tampilan berorientasi lainnya dari rancangan gedung. Dalam Gambar konstruksi untuk merencanakan dan membuat suatu bangunan terdiri atas; gambar denah, gambar potongan, dan gambar tampak. (https://sampahartikel.wordpress.com/category/bab-1-membuat-gambar-rencana) 1. Gambar Denah Denah berasal dari kata latin planum yang berarti dasar. Lebih jauh diartikan sebagai lantai atau tempat dimana kita berpijak. Gambar denah sebenarnya adalah gambar potongan suatu bangunan dalam bidang datar dengan ketinggian antara ±80-100 cm di atas lantai normal (lantai yang mempunyai ketinggian dari titik duga ±0.00). Gambar denah memuat batas-batas ruang, arah dari membukanya pintu/jendela, notasi-notasi ketinggian lantai. Gambar denah tersebut informatif bila saat dilihat/dibaca dapat dirasakan dimensi dan keleluasaan ruang serta dapat mengenal fungsi ruang.
Gambar 2 Contoh Gambar Denah Kontruksi Sumber : https://3.bp.blogspot.com/-gntmnnys2tu/wom35posvvi/aaaaaaaa TDU/5hyc_SzHolYuIvo7uEWEYMHi37iVoMNYQCLcB/s1600/denah-rumah-minimalis-type-36-72.jpg 2. Gambar Potongan Gambar potongan adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan posisinya diambil pada tempat tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang negatip (turun). Gambar potongan menunjukkan semua bahan-bahan, baik eksterior maupun interior yang akan digunakan dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang merupakan kunci dari sistem bangunan tersebut, seperti bagian-bagian mekanikal, plumbing dan sebagainya. Fungsi gambar potongan adalah menunjukkan proporsi ruang interior dan penyelesaiannya. Gambar potongan terdiri atas potongan melintang dan memanjang.
Gambar 3 Contoh Gambar Potongan B-B Sumber : http://1.bp.blogspot.com/- evszwbcz4xi/t22yenie7bi/aaaaaaaaaa0/apdziiofx94/s1600/s2.jpg 3. Gambar Tampak Gambar proyeksi orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi yang datar. Gambar tampak terdiri atas 4 (empat) sisi pandang, yaitu tampak muka, samping kiri, samping kanan, dan belakang. Gambar tampak harus memperlihatkan; a. Karakter dari bangunan itu sendiri. b. Proporsi dan skala terhadap manusia (pemakainya). c. Segi-segi lain yang menyangkut perihal ekspresi keindahan serta hubungannya dengan gambar denah dan gambar potongan yang memperlihatkan konstruksinya.
Gambar 4 Contoh Gambar Tampak Kontruksi Bangunan Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-ipolfsdgcv0/t4graki- OyI/AAAAAAAAACs/eiqkWiNGs_c/s1600/CONTOH-GAMBAR-TAMPAK-1.jpg 4. Gambar Rencana Gambar denah, potongan, dan tampak biasanya disatukan dalam satu kertas gambar sebagai satu kesatuan dari gambar rencana bangunan. Hal tersebut merupakan merupakan dasar dari pelaksanaan pekerjaan bangunan. Gambar rencana merupakan gambar penempatan komponen-komponen struktur dan konstruksi dari sebuah bangunan, antara lain meliputi: rencana pondasi, rencana atap, rencana kusen pintu dan jendela, rencana plafon, rencana struktur balok dan plat, rencana lantai, hingga rencana-rencana instalasi mekanikal dan elektrikal pada bangunan. Gambar rencana biasanya menggunakan skala 1 : 100 atau 1 : 50 sesuai besaran gambar dan kertas yang digunakan. 5. Gambar Detail konstruksi Gambar detail konstruksi merupakan gambar gambar penjelas suatu konstruksi tertentu yang diperlukan. Gambar penjelas biasanya lebih besar agar dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ukuran dan bahan yang digunakan. Gambar penjelas biasanya menyangkut tentang ukuran lubang dan cowakan serta penempatan konstruksinya. Bentuk gambar dapat hanya berupa tampak denah, muka dan samping atau denah, tampak muka dan potongan melintang. Dan bilamana bentuk konstruksinya cukup sulit untuk dimengerti
dengan gambar aksometrik maka perlu juga digambarkan secara gambar isometrik atau proyeksi miring. Skala gambar yang digunakan dapat 1 : 2 ; 1 : 5 ; 1 : 10 atau 1 : 20 sesuai dengan kebutuhan dan kejelasan gambar. a) Menggambar Konstruksi pondasi Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya dan meneruskan ke tanah keras. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban - beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan. Jenis Pondasi Berdasarkan bentuk: Pondasi setempat, Pondasi lajur/menerus, Pondasi bidang Berdasarkan kedalaman Pondasi dangkal Pondasi dalam Berdasarkan bahan: Pondasi batu kali Pondasi batu bata Pondasi beton, Pondasi kayu Pondasi baja Dll Syarat Pondasi Pada tanah yang keras (tanah asli maupun hasil perbaikan) Kokoh: mampu menerima beban. Kuat: tahan terhadap perubahan cuaca, bahan kimia. Stabil: tidak terjadi pergeseran akibat menerima beban Awet: memiliki umur pakai yang lama
Pondasi jenis ini hanya digunakan untuk bangunan yang bebannya relatif ringan (maksimal bangunan 2 lantai). Pondasi batu kali sesuai untuk tanah yang kondisinya baik (padat dan kering) dan kedalaman tanah padatnya dangkal (± 1 meter). Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pondasi batu kali: 1. Beban, yang terdiri dari beban bangunan dan beban pondasi sendiri. 2. Kondisi tanah mampu mendukung beban bangunan. 3. Bahan batu kali dan pasir harus yang baik (tidak mengandung lempung lebih dari 5%) 4. Adukan/spesi dari campuran kedap air (1 pc: 3 psr). 5. Untuk pondasi batu kali menerus yang menahan beban dinding ½ bata sebaiknya diikat dengan balok sloof beton. 6. Untuk pondasi batu kali setempat/umpak perlu ditanam angkur sebagai pengikat dengan kolom. 7. Bentuk pondasi sebaiknya trapesium untuk efisiensi dan perataan beban. Dalam gambar rencana pondasi yang harus tersaji: 1. Ukuran jarak antara dinding dalam meter. 2. Ukuran kolom dalam cm. 3. Ukuran lebar atas/bawah pondasi dalam cm. 4. Ukuran balok sloof dalam cm 5. Tempat-tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan gambar penjelas diberi tanda dengan nomor atau juga dengan tanda huruf. 6. Skala yang dipakai umumnya 1 : 100. 7. Posisi/gambar pondasi lain (jika ada). Dalam gambar potongan/penampang pondasi batu kali yang harus tersaji: 1. Notasi bahan. 2. Ukuran-ukuran (tinggi dan lebar) dari penampang galian dan bahan. a. Lebar galian tanah bagian atas dan bawah serta tingginya (kemiringan). b. Tebal dinding dan ketinggian pasangan kedap air. c. Tinggi dan lebar balok sloof. d. Lebar pondasi bagian atas dan bawah. e. Lebar dan tinggi batu kosongan/aanstamping. f. Lebar dan tinggi pasir urug bawah pondasi. g. Posisi lantai dan lapisan pendukungnya. 3. Nama bahan dan campuran.
4. Kolom beton atau pondasi lain (jika ada). 5. Skala yang dipakai umumnya 1:20. Gambar 5 Rencana Dan Detail Pondasi (Kombinasi Pondasi Batu Kali Menerus Dengan Pondasi Plat Setempat) b) Menggambar Konstruksi Lantai dari Keramik Pemasangan keramik/ubin/parket tergantung dari bentuk ruangan dan tata letak lubang pintunya. Untuk mendapatkan pemasangan ubin yang baik harus diperhatikan perencanaan secara menyeluruh untuk pasangan ubin semua ruangan yang berkaitan. Dibuat demikian untuk mendapatkan kesan bahwa setiap ruangan seolah-olah tidak berdiri sendiri. Dan kebiasaannya perencanaan pemasangan keramik atau ubin berpedoman pada pintu utama. Dan bila mana rumah bertingkat maka pemasangannya selain berpedoman pintu utama juga harus memperhatikan arah yang ke anak tangga, karena akan berkaitan dengan pemasangan lantai atas.
Gambar 6 Pemasangan keramik / ubin dalam ruangan Sumber : https://bsd.pendidikan.id Gambar 7 Pemasangan keramik / ubin Seluruh ruangan Sumber : https://bsd.pendidikan.id
c) Menggambar Konstruksi Dinding Bata / Batako Materi tentang konstruksi dinding merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Pada materi ini akan belajar tentang pengertian bangunan, fungsi bangunan, jenis-jenis bangunan, bagian pokok dari bangunan, ikatan batu bata untuk dinding, meliputi ikatan ½ bata, ikatan silang, ikatan tegak, ikatan vlam dan rollag. Pengetahuan dasar mengenai konstruksi dinding akan sangat membantu dalam penggambaran konstruksi dinding atau bagaimana melaksanakan praktik pembuatan dinding batu bata sesuai dengan aturan yang berlaku. Beberapa istilah yang digunakan dalam arah pemasangan bata adalah: Siar tegak, merupakan arah pemasangan bata ke atas/vertikal. Siar bujur/datar, merupakan arah pemasangan bata ke arah memanjang. Siar lintang, merupakan arah pemasangan bata ke arah samping/lebar bata. Dalam pemasangan ketebalan dinding ada beberapa istilah yang dipakai: ½ bata, merupakan ketebalan dinding yang sekarang banyak digunakan. Sebagai acuan pasangan ½ bata adalah lebar bata. ¾ bata, merupakan ketebalan dinding yang mengunakan lebar bata (1/2) dan tebal bata sebagai acuan (1/4). 1 bata, merupakan ketebalan dinding yang menggunakan panjang bata sebagai acuan. Ukuran yang lain mengikuti acuan tebal, lebar, dan panjang selanjutnya. Dalam menggambar konstruksi pasangan dinding bata yang harus diperhatikan: Siar tegak sebaiknya tidak dalam satu garis (setiap lapis berselang seling). Pergunakan notasi untuk bata sesuai ukurannya pada pasangan kepala dan persilangan.
Model pasangan. (½ bata, ¾ bata, atau 1 bata). Sambungan Sudut Dengan Kolom Beton d) Menggambar Konstruksi Kusen Dan Daun Pintu / Jendela Gambar 8 Kosen Pintu Tunggal Sumber : https://bsd.pendidikan.id
Gambar 9 Detail Hubungan Kontruksi Kosen Pintu Sumber : https://bsd.pendidikan.id Gambar 10 Kusen-kusen Pintu dan Jendela Sumber : https://bsd.pendidikan.id e) Menggambar Konstruksi Plafond
Untuk dapat menetapkan pola dari langit-langit maka perlu memperhatikan: Bentuk dari ruangannya akan mempengaruhi pola yang digunakan Bahan yang digunakan sebagai penutup dapat asbes, triplek ataupun jenis lainya. Tinggi rendahnya penutup. Menggunakan lis atau tidak. Pembagian jalur penutup langit-langit menggunakan modul 100 x 100 cm, 60 x 60 cm atau 60 x 80 cm. Gambar 11 Kontruksi Langit-langit Detail Kontruksi Langit-langit Sumber : https://bsd.pendidikan.id f) Menggambar Konstruksi Penutup Atap Atap merupakan perlindungan terhadap ruangan yang ada dibawahnya, yaitu terhadap panas, hujan, angin, binatang buas dan keamanan lainnya. Bentuk dan macamnya tergantung dari pada sejarah peradabannya serta perkembangan segi arsitekturnya maupun teknologinya. Besarnya kemiringan atap tergantung dari pada bahan yang dipakainya misalnya : a. Genteng biasa miring 30-35 b. Genten istimewa miring 25-30 c. Sirap miring 25-40 d. Alang-alang / umbia miring 40
e. Seng miring 20-25 f. Semen asbes gelombang miring 15-25 g. Beton miring 01-02 h. Kaca miring 10-20 Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah a. Rapat air serta padat b. Letaknya tidak mudah terguling c. Tahan lama (awet) d. Bobot ringan e. Tidak mudah terbakar Gambar 12 Bentuk atap Sumber : https://1.bp.blogspot.com/-5pghvwgtiq0/v6ynjym-y7i/aaaaaa AAAfc/hoX-- ZOqr9sM_x_Og3wNc7XvYoVbVAUfACLcB/s1600/konstr uksi_baja_5.jpg Bagian-bagian dari komponen atap bangunan bentuk atap limasan untuk struktur atap dengan bahan konstruksi kayu dan baja adalah: 1. Kuda-kuda: merupakan bagian dari komponen pendukung utama konstruksi atap yang berfungsi untuk membentuk kemiringan bidang atap dan menahan seluruh beban yang terdapat diatasnya dan diteruskan ke tanah melalui kolom dan pondasi. 2. Gording: bagian dari komponen atap bangunan yang berfungsi untuk meletakkan kasau
3. Balok Nok/Balok bubungan bagian dari komponen atap yang terdapat di ujung/puncak atap yang berfungsi untuk meletakkan kasau, papan ruiter 4. Balok tembok: bagian dari komponen atap yang terletak di ujung atas dinding/tembok berfungsi untuk meletakkan kasau 5. Balok Jurai: bagian dari komponen atap bangunan yang terdapat berfungsi untuk meletakkan kasau. Adanya balok jurai disebabkan oleh pertemuan dari tusukan dua bidang atap dan biasanya balok jurai banyak terdapat pada bentuk atap limasan/prisai 6. Ikatan angin: bagian dari elemen atap yang berfungsi untuk mengikatkan kudakuda yang satu dengan yang lainnya agar kuda-kuda mampu berdiri dan tahan terhadap terpaan angin. 7. Drug balok: bagian dari elemen konstruksi atap yang berfungsi untuk menahan bentangan balok jurai agar posisi balok jurai tidak mudah berubah akibat lendutan/defleksi. 8. Kasau/usuk: merupakan bagian dari elemen konstruksi atap yang berfungsi untuk meletakkan balok reng 9. Reng merupakan bagian dari elemen konstruksi atap yang berfungsi untuk meletakkan genteng penutup atap. Biasanya dimensi yang digunakan 2/3, 4/6. 10. Ruiter: merupakan bagian dari elemen konstruksi atap yang terletak diatas balok nook, berfungsi untuk meletakkan genteng penutup atap. Biasanya dimensi yang digunakan 2/20, dsb. 11. Lisplank: merupakan bidang papan sebagai akhiran atau penutup ujung kasau pada tritisan. Biasanya dimensi yang digunakan 2/20, 2,5/30, 2/15, dsb. 12. Talang: merupakan saluran air hujan yang terdapat pada atap. Menurut posisinya talang air pada atap ada yang posisinya diagonal yaitu menopang di atas jurai dalam, dan ada dengan posisi mendatar/talang datar.
Gambar 13 Kontruksi Rangka Atap Sumber : https://bsd.pendidikan.id Gambar 14 Kontruksi Rangka Atap Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-qjyd478tia8/ujqc41dey_i/aaaaaaaa CGY/hHo5fcwR71g/s1600/Kuda2+kayu+2.jpg