PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana dalam Pasal 95 diatur tentang Pemerintahan Desa, maka dipandang perlu untuk mengatur tentang Susunan Organisasi Pemerintahan Desa; b. bahwa pengaturan Susunan Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655). 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3439); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa;
2 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peristilahan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Badung; b. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Otonomi yang lain sebagai Badan Exekutif Daerah; c. Kepala Daerah adalah Bupati Badung; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Badung; e. Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; f. Pemerintahan Desa adalah Kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa; g. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa; h. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri dari Pemuka-pemuka masyarakat yang ada di desa yang berfungsi melestarikan adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa; i. Perangkat Desa adalah Pembantu Kepala desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; j. Banjar Dinas adalah Wilayah bagian Desa yang merupakan lingkungan kerja Pemerintah Desa; k. Pelaksana Teknis Lapangan adalah Unsur pelaksana tugas Kepala Desa di lapangan; l. Kelian Dinas adalah Unsur Pembantu Kepala Desa di wilayah bagian desa;
3 BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Organisasi Pemerintahan Desa terdiri dari : a. Kepala Desa b. Perangkat Desa (2) Perangkat Desa dimaksud ayat (1) huruf b terdiri dari : a. Sekretariat Desa b. Pelaksana Teknis Lapangan c. Kelian Dinas (3) Sekretariat Desa dimaksud ayat (2) huruf a terdiri dari : a. Sekretaris Desa b. Kepala-kepala urusan Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 ditetapkan oleh Kepala Desa setelah mendapat persetujuan Badan Perwakilan Desa. (2) Bagan Susunan Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 4 Susunan Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pasal 3 dilaporkan oleh Kepala Desa kepada Bupati dengan tembusan kepada Camat. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 5 (1) Kepala Desa berkedudukan sebagai alat Pemerintahan Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa. (2) Tugas Kepala Desa adalah mengarahkan, mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa mempunyai fungsi : a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. b. Membina kehidupan masyarakat Desa. c. Membina perekonomian Desa.
4 d. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa. e. Mendamaikan perselisihan masyarakat di Desa. f. Mewakili Desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukumnya. g. Melestarikan adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desanya. h. Membuat Rancangan Peraturan desa dan bersama-sama BPD menetapkan Peraturan Desa. i. Membina kerukunan Umat beragama di Desannya. Pasal 6 (1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Kepala Desa dan memimpin Sekretariat Desa. (2) Sekretaris Desa dalam membantu Kepala Desa mempunyai tugas: a. Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Desa; b. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengawasi semua unsur/kegiatan Sekretariat Desa; c. Memberikan informasi mengenai keadaan Sekretariat Desa dan keadaan Desa; d. Merumuskan program kegiatan Kepala Desa; e. Melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan dan laporan; f. Mengadakan dan melaksanakan persiapan rapat dan mencatat hasil-hasil rapat; g. Menyusun Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa; h. Mengadakan kegiatan inventarisasi (mencatat, mengawasi, memelihara) kekayaan Desa; i. Mengadakan kegiatan pencatatan mutasi tanah dan pencatatan administrasi tanah; j. Melaksanakan administrasi kepegawaian aparat Desa; k. Melaksanakan administrasi kependudukan, administrasi pembangunan, administrasi kemasyarakatan; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. Pasal 7 (1) Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur pembantu sekretaris Desa dalam bidang tugasnya. (2) Kepala urusan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesekretariat Desa dalam bidang tugasnya. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Urusan mempunyai fungsi : a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan urusan Pemerintahan, Umum, Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat, Keuangan, perekonomian, sesuai bidang tugasnya masing-masing; b. Memberikan pelayanan administrasi kepada sekretaris Desa.
5 Pasal 8 (1) Pelaksana Teknis lapangan berkedudukan sebagai staf teknis kepala Desa dalam bidang tugasnya. (2) Pelaksana Teknis Lapangan mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya yang bersifat teknis. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Pelaksana Teknis Lapangan mempunyai fungsi : a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat teknis. b. Memberikan pelayanan dan pertimbangan teknis kepada Kepala Desa. Pasal 9 (1) Kelian Dinas berkedudukan sebagai staf oprasional Kepala Desa di wilayah kerjanya. (2) Kelian Dinas mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Kepala Desa dalam kepemimpinan Kepala Desa di wilayah kerjanya. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Kelian Dinas mempunyai fungsi: a. Melakukan kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan Ketertiban Masyarakat di wilayah kerjanya. b. Melaksanakan Peraturan Desa di wilayah kerjanya. c. Melaksanakan kebijaksanaan Kepala Desa di wilayah kerjanya. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa dan Perangkat Desa menerapkan prinsip koordinasi dan sinkronisasi. Pasal 11 (1) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Kepala Desa bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati dengan tembusan kepada Camat. (2) Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir tahun anggaran.
6 BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 13 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka segala ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Badung. Disahkan di Badung Pada Tanggal : 20 September 2001 BUPATI BADUNG, ttd A.A. NGURAH OKA RATMADI DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG Nomor : 8 Tanggal : 4 12-2001 Seri : D Nomor : 5 Sekretaris Daerah Kabupaten Badung ttd I Wayan Subawa, SH Pembina Utama Muda NIP. 600006201
7 PEJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA I. UMUM Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan dalam rangka meningkatkan kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan dan mutu pelayanan kepada masyarakat maka dipandang perlu mengatur Susunan Organisasi Pemerintahan Desa. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka perlunya pengaturan Susunan Organisasi Pemerintahan Desa diatur dalam suatu Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan pasal 14 : Cukup jelas