BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

TRANSFORMASI AL QURAN DAN HADIS DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian sastra sampai saat ini dipandang masih terbatas pada teks sastra.

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata, kalaupun bahannya diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah (ditambah/ dikurangi) oleh imajinasi/ rekaan pengarang, sehingga kebenarannya dalam karya sastra itu adalah kebenaran menurut idealnya pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai pencerminan kehidupan tidak berarti karya sastra itu merupakan gambaran tentang kehidupan, tetapi merupakan pendapat pengarang tentang keseluruhan kehidupan. Karya sastra meskipun bersifat rekaan, tetapi tetap mengacu kepada realitas dalam dunia nyata. Menurut Andre Hardjana (dalam Lubis, 2001:7) bahwa definisi sastra sendiri adalah sebagai pengungkapan apa yang telah disaksikan, dialami, dan yang paling menarik minat secara langsung kemudian direnungkan dan dirasakan seseorang mengenai aspek-aspek kehidupan pada hakikatnya adalah suatu pengungkapan lewat bentuk bahasa. Lubis (2001:7-8) mengatakan, jika pengertian ini bisa diterima, dapat dikatakan bahwa yang mendorong lahirnya sastra adalah keinginan dasar manusia untuk mengungkapkan diri dan menaruh minat pada sesama manusia, baik pada dunia realitas maupun sebagai dunia imajinasi. 1

2 Karya sastra terdiri atas tiga genre, yaitu drama, puisi, dan prosa. Dari ketiga genre sastra tersebut, yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah novel. Novel termasuk salah satu jenis prosa. Dalam istilah novel, tercakup pengertian roman; sebab roman hanyalah istilah novel untuk zaman sebelum perang dunia kedua di Indonesia. Digunakan istilah roman pada waktu itu adalah wajar karena sastrawan Indonesia waktu itu pada umumnya berorientasi ke Negeri Belanda, yang lazim menamakan bentuk ini dengan roman (Semi, 1988:32). Berbicara tentang sastra dan agama, sangat memungkinkan sekali dalam suatu penciptaan karya sastra, seorang pengarang menambahkan ajaran-ajaran suatu agama ke dalam karyanya. Hal itu dimaksudkan pengarang untuk memberikan wawasan lebih kepada pembaca tentang agama. Di samping itu, bisa saja pengarang juga bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu agama yang dianut oleh lapisan masyarakat tertentu saat karya ditulis. Dengan begitu, secara tidak langsung pembaca dapat mengetahui keadaan suatu agama dalam kurun waktu tertentu. Sastra yang bernapaskan agama berarti dalam sastra tersebut terdapat hal-hal yang bertautan dengan agama. Pengarang sengaja membubuhkan norma-norma agama dengan tujuan untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa kehidupan kita di dunia sangat erat kaitannya dengan agama. Semua perbuatan manusia di muka bumi dapat dikendalikan dengan norma-norma agama serta tidak mungkin sebuah karya sastra hadir dalam kekosongan

3 budaya yang sudah pasti dalam budaya tersebut terdapat suatu agama yang dianut oleh lapisan masyarakat tertentu. Banyak orang yang beranggapan bahwa novel Islami adalah buku agama yang hanya berisi norma agama sebagai dakwah tanpa memperdulikan segi keindahan/ estetiknya. Berdasarkan anggapan tersebut, mari ditilik Novel biografi Muhammad: Para Pengeja Hujan (selanjutkan disingkat MPPH) yang berhasil mematahkan anggapan bahwa novel Islami kehilangan nilai sastranya. Novel MPPH merupakan sebuah novel Islami yang di dalamnya terkandung ajaran yang dikemas rapi tanpa meninggalkan segi keestetikaannya. Kisah perjalanan Nabi SAW yang dipadukan dengan kisah cinta beberapa tokoh fiksi, dibangun jauh dari kevulgaran dan keerotisan. Nilai-nilai syariat agama yang terdalam sebagai alat dakwah terbungkus secara rapi, dengan ajaran-ajaran moral. Berdasarkan contoh di atas, jelas bahwa novel Islami masih mempertahankan keindahan/ estetik yang mampu menghipnotis rasa penasaran pembaca tentang isi dalam sebuah karya sastra. Daya hipnotis sebuah karya berkaitan erat dengan kelihaian pengarang dalam membuat alur cerita. Rangkaian cerita hendaknya disuguhkan secara menarik dan tidak memunculkan kebosanan serta kebingunan bagi pembaca. Permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam penelitian ini, yaitu nilai-nilai Islam dalam novel sebagai transformasi dari Alquran dan hadis yang diimplementasikan pada mahasiswa semester VI Universitas Pekalongan. Di sini akan dilihat kandungan syariat Islam sebagai pedoman

4 hidup manusia sehingga nilai-nilai tersebut perlu adanya penerapan bagi manusia itu sendiri. B. Ruang Lingkup Penelitian ini membahas tentang transformasi Alquran dan Hadis dalam Novel Biografi Muhammad: Para Pengeja Hujan serta implementasinya pada mahasiswa Universitas Pekalongan. C. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, fokus penelitian, Bagaimanakah transformasi Alquran dan Hadis dalam novel biografi MPPH karya Tasaro GK? Fokus tersebut dirinci menjadi lima subfokus. 1. Bagaimanakah hubungan antarepisode dalam novel biografi MPPH? 2. Apa saja alat yang menjadi penghubung antarepisode dalam novel biografi MPPH? 3. Bagaimanakah struktur yang membangun novel biografi MPPH sebagai karya transformasi dari Alquran dan hadis sebagai hipogramnya? 4. Bagaimanakah hubungan intertekstualitas antara teks MPPH dengan teks Alquran dan hadis sebagai hipogramnya? 5. Bagaimanakah implementasi ajaran Islam dalam novel biografi MPPH pada mahasiswa Universitas Pekalongan?

5 D. Tujuan Penelitian Ada lima tujuan yang dicapai dalam penelitian ini: 1. mendeskripsikan hubungan antarepisode dalam novel biografi MPPH; 2. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alat penghubung antarepisode dalam novel MPPH; 3. menemukan struktur yang membangun novel biografi MPPH sebagai karya transformasi dari Alquran dan hadis sebagai hipogramnya; 4. menemukan hubungan interteks antara teks novel biografi MPPH dengan teks Alquran dan hadis sebagai hipogramnya; 5. mendeskripsikan implementasi ajaran Islam dalam novel biografi MPPH pada mahasiswa Universitas Pekalongan. E. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat dalam penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan sastra di Indonesia. b. Berguna sebagai referensi mahasiswa/ sastrawan dalam mendalami ilmu sastra. 2. Manfaat Praktis a. Dapat mengungkap hubungan intertekstualitas novel biografi MPPH karya Tasaro GK dengan Alquran dan Hadis sebagai hipogramnya.

6 b. Dapat menambah wawasan tentang novel biografi MPPH karya Tasaro GK sebagai karya transformasi dari Alquran dan Hadis sebagai hipogramnya.