BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga. melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang linkup geografis, pendekatan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran yang sangat. berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa, melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebesar

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Gerakan ini bertujuan menekan laju

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikendalikan maka pemerintah dapat meningkatkan kualitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Berencana secara komprehensif (Syaiffudin, 2006). untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan. berwenang memberikan asuhan kebidanan. Asuhan Kebidanan adalah

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fisik dan emosi dari ibu setra perubahan sosial dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperehensif adalah suatu pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN jiwa, 2009 sebanyak jiwa, dan tahun sebanyak jiwa (KepMenKes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. sesudah abortus, tidak interaksi dengan obat-obat juga membantu

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB) menurut World Health Organisation (WHO) di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung dalam keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Keluarga Berencana memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menunda kehamilan melalui pendewasaan usia hamil, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak sudah dianggap cukup. Dengan demikian pelayanan Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. (Pinem Saroha, 2009; hal. 197) Keluarga Berencana juga merupakan usaha untuk mengukur jumlah jarak anak dengan yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah ataupun menunda kahamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga dengan metode kontrasepsi antara lain suntik, pil, implant, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), metode operatif wanita (MOW), kondom, dan metode operatif pria (MOP). (Sulistyiawati, 2011 ; hal. 12-13) Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 jumlah akseptor

kontrasepsi dari alat kontrasepsi adalah 90.780 orang yang digunakan terbagi atas IUD 7.494, MOW 1.666, MOP 784, kondom 4.492, implant 8.597, suntik 51.707 dan pil 16.040. Dari data diatas pil menempati peringkat ke dua dari berbagai macam alat kontrasepsi yang digunakan dalam progam kontrasepsi. ( BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2011) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, diperoleh data KB 859 orang dengan metode kontrasepsi Suntik 482 (56,2 %), Pil 174 (20,3%), Mow 73 (8,5%), Mop 17(1,9%), Implant 63 (7,3%), Iud 37 (4,3%), Kondom 13 (1,5%). Dari data tersebut pil menempati peringkat ke dua dalam progam kontrasepsi di kabupaten Banjarnegara. Pil cukup diminati oleh masyarakat karena cara penggunaan yang mudah. Angka kegagalan pemakaian pil dikabupaten banjarnegara 10 (5,8%) wanita dari pemakaian pil karena faktor dari kelupaan pemakai dalam meminum pil. ( Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2011) Dari beberapa jenis alat kontrasepsi yang digunakan masyarakat untuk mencegah kehamilan, alat kontrasepsi pil kombinasi merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan). Dan kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan. Namun pil juga mempunyai kekurangan yaitu pusing dan mual pada 3 bulan pertama sehingga bidan perlu memberikan asuhan yang tepat pada pasien. ( Saifuddin, 2006 ; hal MK-29, 30) Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi yang paling sederhana karena kontrasepsi ini pada pemakaiannya dikontrol sendiri oleh klien,

sehingga tidak perlu bolak-balik ke tenaga kesehatan. Tetapi pada beberapa penggunaan pil apabila terjadi masalah atau kontraindikasi yang berhubungan dengan kontrasepsi pil tidak dapat dideteksi secara dini karena jarangnya kontak yang terjadi antara klien dengan tenaga kesehatan. Maka pada pengguna kontrasepsi pil oral ini harus dengan pengawasan oleh tenaga kesehatan supaya dapat mendeteksi secara dini pada komplikasi dari pemakaian pil jangka panjang. Sebagai seorang bidan peran dalam pelayanan KB pil dituntut mampu memberikan informasi tentang KB pil, agar klien lebih tahu tentang KB pil dan mengerti kontrasepsi yang akan di pakai. Bidan juga harus mengevaluasi apakah selama pemakaian pada bulan pertama ada keluhan atau tidak. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang Asuhan kebidanan Keluarga Berencana Dengan Calon Akseptor Baru Pil Oral Kombinasi. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor Baru Pil Oral Kombinasi pada Ny. A umur 21 tahun P 1 A 0 di BPS Ny. Rina Ujianti?. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan proposal asuhan kebidanan ini adalah: 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana akseptor baru kontrasepsi Pil Oral Kombinasi sesuai dengan manajemen kebidanan dengan pendekatan 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian data pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. b. Mampu menginterpretasikan data asuhan kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. c. Mampu menegakkan diagnosa potensial pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan segera pada akseptor baru alat kontrasepsi pil oral kombinasi. e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. f. Mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. g. Mampu melakukan evaluasi sekaligus mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran pengambilan kasus ini adalah pada Ny. A umur 21 tahun P 1 A 0, akseptor baru dengan pil oral kombinasi. 2. Waktu a. Proposal pada tanggal 11 Januari 2012 b. Penyusunan KTI pada tanggal 21 April 2012 c. Pengkajian kasus pada tanggal 18 Juni sampai 18 Juli 1012

3. Tempat Pengambilan kasus dilaksanakan di BPS Ny. Rina Ujianti, Gumiwang, Banjarnegara. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat sebagai bahan untuk terus memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi. b. Bagi akseptor, dapat menambah pengetahuan tentang kontrasepsi pil oral kombinasi. c. Bagi penulis, dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kontrasepsi pil oral kombinasi. 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan masukan dan pengalaman dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan terutama yang terkait dengan cara pemberian kontrasepsi pil oral kombinasi. b. Sebagai bahan masukan untuk dikembangkan dan penelitian atau tambahan pustaka untuk Karya Tulis Ilmiah. F. Metode Pengumpulan Data Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan 7 langkah verney. Yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan dan evaluasi. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer dan sekunder.

1. Data Primer a. Pengkajian Penjelasan rinci yang tentang isi dan prosedur serta kemampuan yang harus dimiliki dalam menegakkan diagnosis fisik, dicantumkan pada bibliografi. Apa yang akan disajikan disini lebih mengarah pada garis besar yang terlibat dalam riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvis, uji laboratorium, dan merupakan skrining awal pada wanita untuk mendeteksi keadaan abnormal dan menentukan keadaan normal. Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan fisik dengan inspeksi, palpasi dan auskultasi. b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian ( responden ) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( face to face ). Penulis mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak keluarga atau pihak lain yang berhubungan dengan masalah tersebut. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 139) c. Observasi Pengamatan ( Observasi ) adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk mengetahui adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indera, dan terjadilah penginderaan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya

pengamatan. Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan bertahap untuk memantau perkembangan ibu dengan akseptor KB. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 131) 2. Data Sekunder a. Dokumentasi Dokumentasi adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik, dan lain-lain. b. Studi Pustaka Semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam menyusun proposal tersebut. Literatur ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, thesis, atau disertasi. Penulis menggunakan buku / litelatur tentang kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduksi. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 50) c. Media Elektronik Alat yang digunakan dalam pengambilan kasus, adalah kamera, alat perekam, film,dan sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat dapat diputar kembali untuk memungkinkan mengadakan analisis secara teliti. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 139) G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, pembatasan kasus, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan medism eliputi: definisi, jenis-jenis pil, mekanisme kerja, efektivitas, keuntungan, kerugian, efek samping dan komplikasi, indikasi, kontra indikasi, waktu pengggunaan pil, petunjuk penggunaan pil, penatalaksanaan terdiri atas konseling. 2. Tinjauan asuhan kebidanan Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, mengidentifikasi kebutuhan segera, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi. 3. Aspek hukum Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1469/ MENKES/ X/ 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. BAB III TINJAUAN KASUS Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan pada akseptor KB baru dengan pil kombinasi melalui pengkajian, interpretasi data, diagnose masalah potensial, identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, merencanakan asuhan kebidanan,

pelaksanaan dan evaluasi serta perkembangan menggunakan SOAP. BAB IV PEMBAHASAN Terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan masalah kesenjangan teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan yang diberikan pada pemakaian pil kombinasi. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran, Kesimpulan terdiri dari hasil pengkajian dan asuhan kebidanan yang dilakukan sesuai dengan kasus yang diambil. Saran berisi tentang saran yang diharapkan penulis yang bersifat memperbaiki proposal karya tulis ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN