BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang nomor 16 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di

Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak memegang peranan utama dalam keberlangsungan negara. Postur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Wajib Pajak merupakan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pajak bersedia memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, tentunya akan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, kurang lebih 76,9% penerimaan negara saat ini bersumber dari pajak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. relatif terbatas, pada saatnya akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik material

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN target penerimaan Negara yang berasal dari pajak berjumlah sebesar 74,6%

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan dari masyarakat. (Waluyo: 2000). menyelenggarakan pemerintahan.(r. Santoso Brotodihardjo:2003).

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan nasional negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia saat ini dihuni oleh hampir 255,5 juta jiwa penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dari hasil penerimaan pajak (Sutanto 2013). Kontribusi pajak dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah pemerintahan diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini. Indonesia merupakan Negara yang cukup kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan yang sama untuk mengetahui masalah perpajakan di Indonesia.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-05/PJ/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan perubahan keempat Undang Undang Nomor 6 Tahun. Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber penerimaan utama negara yang masih terus digali potensinya oleh

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN berasal dari pajak dan, realisasi penerimaan perpajakan

SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari sisi pengumpulan pajak (Pajak Penghasilan/PPh), sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah usaha atau kegiatan yang terarah dan berkesinambungan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur merata baik material maupun spiritual berdasarkan Pancasila. Perkembangan perpajakan pada masa sekarang merupakan salah satu sumber penerimaan negara, maka dari itu penerimaan pajak terus diupayakan karena sektor perpajakan memberikan jaminan terhadap kestabilan bagi penerimaan negara. Bahkan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, penerimaan perpajakan sampai batas-batas tertentu masih dapat memberikan peranan dalam mengatasi krisis ekonomi. (sumber: statistik 60 tahun indonesia merdeka: 208). Direktorat Jenderal Pajak memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak, dimana upaya yang dilakukan adalah memperluas wajib pajak. Dalam hal ini bidang usaha perdagangan merupakan kontributor terbesar dalam total pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Direktorat Jenderal Pajak dapat memperluas wajib pajak dengan cara sosialisasi mengenai sistem perpajakan di Indonesia kepada masyarakat yang melakukan usaha perdagangan, sehingga penerimaan pajak dapat ditingkatkan. Penerimaan pajak di Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari pajak penghasilan migas, pajak penghasilan non-migas, PPn dan PPnBM, PBB, dan pendapatan pajak lainnya. Sumber penerimaan pajak yang memberikan kontribusi terbesar adalah penerimaan pajak dalam negeri, khususnya yang bersumber dari pajak penghasilan. Fungsi pajak mulai dari anggaran belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, 1

2 jembatan,sekolah, rumah sakit, kantor polisi dan lain sebagainya menggunakan uang yang berasal dari sektor perpajakan. Dengan demikian jelas bahwa peranan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan (Panduan Hak dan Kewajiban Pajak, 2009) Melihat pentingnya peranan penerimaan pajak dalam penerimaan negara, maka pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak melakukan suatu langkah strategis seperti melakukan perubahan peraturan perpajakan, perubahan administrasi perpajakan, intensifikasi perpajakan dan ekstensifikasi wajib pajak. Pada kegiatan intensifikasi pajak, dilakukan dengan mengoptimalkan penerimaan pajak dari wajib pajak yang telah terdaftar sebagai wajib pajak. Tujuannya adalah orang atau badan yang telah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Dalam intensifikasi pajak terdapat riga istilah yang terkait yaitu mapping atau pemetaan, profilling atau pembuatan profil dan benchmarking atau pembandingan (Wahyudi, 2010). Jadi Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek dan subjek pajak yang telah tercatat atau telah terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak. Sedangkan kegiatan ekstensifikasi adalah penambahan jumlah wajib pajak dengan cara memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan/atau pertokoan (Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-175/PJ./2006). tentang Pemberian NPWP Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah (Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16/PJ./2007). Kepemilikan NPWP telah diatur dalam UU KUP no 16/2013 Pasal 2 yang berisi: Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat

3 tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jadi dalam hal ini intensifikasi pajak dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan dan kepatuhan wajib pajak, misalkan dengan cara penyuluhan langsung kepada masyarakat. Sedangkan ekstensifikasi pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam Direktorat Jenderal Pajak. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP. Selain sebagai tanda pengenal NPWP digunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Dengan memiliki NPWP wajib pajak memperoleh beberapa manfaat langsung lainnya, seperti sebagai pembayaran pajak dimuka (angsuran/kredit) atas fiskal luar negeri yang dibayar sewaktu wajib pajak bertolak keluar negeri, sebagai syarat ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan sebagai satu syarrat pembuatan rekening koran di bank-bank. Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang perpajakan. Dalam rangka kegiatan Ekstensifikasi, setiap wajib pajak mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak lalu diberikan NPWP, meskipun wajib pajak belum mendaftarkan diri atau wajib pajak yang telah memenui syarat untuk memiliki NPWP maka akan diberikan NPWP secara pekerjaan (jabatan). Pada proses ekstensifikasi pajak akan mencari, mendata, mencermati dan menelusuri setiap tempat dan setiap masyarakat yang telah terdaftar sebagai wajib pajak. Kegiatan ekstensifikasi makro. Ekstensifikasi mikro mencakup tata cara dalam menambah wajib pajak terdaftar dari hasil mencermati adanya wajib pajak yang mempunyai objek pajak untuk dikenakan pajak, namun belum terdaftar

4 administrasinya. Sedangkan ekstensifikasi makro adalah tata cara dalam pengenaan pajak atas subjek ataupun objek pajak yang semula belum dikenakan pajak. Proses ekstensifikasi dilakukan sejalan dengan perkembangan potensi ekonomi, melalui perkembangan teknologi industri, perdagangan, transportasi ataupun informasi. Pendapatan penerimaan pajak yang utama adalah pajak penghasilan baik badan maupun orang pribadi. Dengan ini menunjukan bahwa potensi penerimaan pajak semakin meningkat dan hasilnya dapat digali dan ditingkatkan lagi, hal ini mengacu pada pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin hari semakin meningkat sehingga mempunyai potensi sebagai wajib pajak. Kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih rendah dan kerasahan masyarakat berurusan dengan pajak masih sangat besar. Berbagai macam cara dilakukan untuk menghindar dari pembayaran pajak, walaupun sudah mempunyai penghasilan diatas PTKP. Orang pribadi atau badan selalu berusaha menghindardalam membayar pajak ataupun melunasi pajaknya. Adapaun badan usaha cenderung merasa sulit mendaftarkan diri sebagai wajib pajak serta menganggap sitem dan prosedur yang ada membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang. Dalam hal ini proses ekstensifikasi sangat penting untuk meningkatkan dan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Karena pajak badan menjadi salah satu sektor dalam penerimaan negara, maka harus ada upaya yang dilakukan untuk menggali penerimaan pajak dengan menambah jumlah wajib pajak. Dengan latar belakang tersebut maka tugas akhir ini mengambil judul TINJAUAN PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI DALAM RANGKA PENINGKATAN JUMLAH WAJIB PAJAK DI SEKTOR PERDAGANGAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEMARANG CANDISARI. 1.2. Ruang Lingkup Penulisan Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penulisan laporan. Hal ini dikarenakan luasnya kegiatan

5 dalam bidang perpajakan terutama peningkatan jumlah wajib pajak di sektor perdagangan. Maka ruang lingkup penulisan laporan yang akan diambil yaitu sebagai berikut: 1. Subjek dan objek pajak 2. Ketentuan pelaksanaan ekstensifikasi pajak 3. Pengertian dan dasar hukum pelaksanaan ekstensifikasi. 4. Ruang lingkup kegiatan ekstensifikasi. 5. Tata cara pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak disektor perdagangan. 6. Program kegiatan ekstensifikasi wajib pajak. 7. Hambatan yang ada dalam pelaksanaan ekstensifikasi pajak. 8. Kantor Pelayanan Pajak Semarang Candisari sebagai objek praktik dan wajib pajak sebagai subjek penulisan. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1.3.1. Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan Tugas Akhir (TA) dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Ekstensifikasi dalam rangka Peningkatan Jumlah Wajib Pajak di Sektor Perdagangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari, adalah : 1. Mengetahui Sistem dan cara kerja di bagian ekstensifikasi 2. Mengetahui peningkatan kesadaran wajib pajak di KPP Pratama Semarang Candisari 3. Mengetahui pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak 1.3.2. Kegunaan Penulisan Kegunaan penulisan Tugas Akhir dengan judul, Tinjauan Pelaksanaan Ekstensifikasi dalam rangka Peningkatan Jumlah Wajib Pajak di Sektor Perdagangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari adalah :

6 1. Digunakan sebagai bahan informasi tentang sistem dan cara kerja bagian ekstensifikasi 2. Digunakan agar masyarakat mengetahui tentang prosedur pencarian wajib pajak baru yng dilakukan pada bagian ekstensifikasi 3. Digunakan untuk menambah pengetahuan tentang ekstensifikasi 3.4. Cara Pengumpulan Data 3.4.1. Data Penelitian Jenis data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data menurut sumber dan data menurut sifatnya. Data menurut sumbernya dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1. Data Primer Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli/atau tidak melalui perantara. Sedangkan menurut Marzuki, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan (Marzuki, 2005: 55). Data primer yang diperoleh secara langsung dari karyawan dan karyawati Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari. 2. Data Sekunder Sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Sedangkan menurut Marzuki, data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya diambil dari biro statistik, dokumen-dokumen perusahaan atau organisasi, surat kabar dan majalah, ataupun publikasi lainnya (Marzuki 2005:56). Dalam penulisan laporan ini data sekunder diperoleh dengan memanfaatkan milik Kantor Pelayanan Pajak lain sebagai referensi dan pembanding, membaca dan mempelajari buku-buku referensi

7 maupun literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam laporan ini. 3.4.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu : 1. Wawancara Proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subyek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja yang dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain. Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni mengenal diri, menjelaskan maksud dari kedatangan, menjelaskan materi wawancara, dan mengajukan pertanyaan (Yunus,2010:358). Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang singkat serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Teknik wawancara dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu: a. Pembicara formal wawancara ini sangat tergantung pada pewawancara sendiri, tergantung pada spontanitasnya mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, jenis ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan, pokok-pokok pertanyaan tidak perlu dipertanyakan serta berurutan. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden.

8 c. Wawancara buku terbuka, jenis wawancara ini menunjukan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-kata dan cara penyajian sama untuk setiap responden. Wawancara jenis ini bermanfaat apabila yang diwawancarai jumlahnya banyak (Moleong, 2005 : 187-188). Pada penelitian akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara dimana sebelum bertemu dengan informan, penelitian mempersiapkan berbagai hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih terfokus. Wawancara merupakan teknik yang paling banyak dilakukan karena mempermudah dan mempererat pemindahan informasi. Selain itu dengan wawancara permasalahan lebih cepat ditemukan. Wawancara ini dilakukan terhadap pimpinan kantor maupun karyawannya. 2. Studi Pustaka Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1998:111). Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat. Studi pustaka dilakukan dengan pemakaian buku-buku dengan pemakaian buku-buku perpajakan dan buku lainnya yang terkait untuk melengkapi data yang dibutuhkan sedangkan untuk data-data tertentu tentang gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Semarang Candisari diperoleh dari dokumen tertulis dan arsip milik Kantor Pelayanan Pajak Semarang Candisari. 3. Observasi

9 Merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca indera, bisa penglihatan, penciuman, dan pendengaran untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kegiatan, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam keseharian informan (Bungin 2007: 115-117). Observasi ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang prosedur permohonan nomor pokok wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari. 3.5. Sistematika Penulisan Laporan tugas akhir ini memuat empat bab sebagai uraian pendahuluan, gambaran umum perusahaan, pembahasan prosedur permohonanan nomor pokok wajib pajak. BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan kegunaan penulisan, cara pengumpulan data, serta sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEMARANG CANDISARI Berisi gambaran tentang sejarah berdirinya dan perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, dan wilayah kerja. BAB III PEMBAHASAN

10 Berisi pajak, subjek dan objek pajak, ketentuan pelaksanaan ekstensifikasi pajak, pengertian dan dasar hukum pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak, ruang lingkup dan sasaran ekstensifikasi wajib pajak, pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi di KPP Semarang Candisari, tata cara perencanaan/persiapan ekstensifikasi wjib pajak, Kontribusi kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dalam rangka peningkatan jumlah wajib pajak, Hambatan dalam pelaksanaan ekstensifikasi dan Upaya dalam mengatasi hambatan. BAB IV PENUTUP Merupakan bagian akhir dari Laporan Tugas Akhir, berisi kesimpulan yang diuraikan pada Bab III untuk membantu pembaca lebih mudah memahami.