BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Zaman globalisasi ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS III SD N 181/VII GURUH BARU II.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut Tarigan (2008:3) keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Kegiatan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan erat dengan berpikir. Dengan menulis seseorang dapat menuangkan hasil pemikiran dan gagasan, semakin banyak menulis akan melatih siswa untuk aktif dasn berpikitr kritis. Melihat pentingnya pembelajaran menulis, maka guru perlu memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa agar siswa dapat lebih kreatif dan dapat mengembambangkan hasil pemikiran dan idenya dalam bentuk tulisan. Sehubungan dengan hal ini, menurut Morsey sebagaimana dikutip oleh Tarigan, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakan dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat (Tarigan 2008:4). Selanjutnya disebutkan juga bahwa menulis sebagai cara berkomunikasi, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang

2 pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Proses komunikasi berlangsung melalui tiga media: visual, lisan dan tulis. Komunikasi acapkali merupakan suatu campuran dari dua atau tiga media tersebut, komunikasi lisan dan tulis sangat erat berhubungan karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Hal ini menegaskan bahwa media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi (Tarigan 2008:19). Berdasar kurikulum 2013 dalam Kompetensi Inti (KI) 4, disebutkan bahwa mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan, serta lebih lanjut tertuang dalam Kompetensi Dasar (KD) 4.2 disebutkan, memproduksi teks prosedur kompleks yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat, baik secara lisan maupun secara tulisan. Hal ini menuntut siswa untuk dapat melakukan ketrampilan menulis dalam memproduksi teks prosedur kompleks Dalam silabus pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum 2013 kelas X SMA/SMK mencantumkan pembelajaran tentang pemahaman terhadap berbagai macam teks, termasuk pemahaman terhadap teks prosedur kompleks. Teks prosedur kompleks merupakan jenis teks yang berisi penjelasan tentang bagaimana sesuatu harus dilakukan dengan runtut dan teratur. Teks prosedur kompleks bertujuan memberikan panduan tentang cara membuat atau melakukan sesuatu sehingga membuahkan hasil yang maksimal dan berlangsung secara efektif(kemendikbud RI 2014: 36).

3 Menulis teks prosedur kompleks adalah salah satu kompetensi dasar (KD) yang menjadi bagian standar kompetensi kemampuan berbahasa di kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang. Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menunjukkan atau menjelaskan bagaimana mengerjakan sesuatu dengan langkahlangkah yang urut dan benar. Karena menulis juga berarti mengekspresikan perasaan pikiran dan keinginan dalam bentuk tulisan, sehingga beban pikiran agak sedikit berkurang. Dalam menulis perlu memilih bahasa yang bisa mewakili perasaan pikiran dan keinginan, tetapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi yang cukup sulit di rasa oleh para siswa justru dalam KD menulis khususnya menulis teks prosedur kompleks, sampai saat ini belum mendapatkan perhatian secara optimal dan belum sepenuhnya berjalan dengan baik, karena berbagai kendala dan kurangnya motivasi siswa. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks belum sepenuhnya berjalan dengan baik, pada kenyataannya pembelajaran menulis teks prosedur kompleks terasa cukup sulit bagi sebagian besar siswa khususnya di kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang.Hal itu dikarenakan kurangnya minat siswa pada pembelajaran menulis teks prosedur kompleks (Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kls X Tein 2 SMK N 4 Semarang). Pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada dasarnya tidak berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa pada umumnya, hanya saja karena orientasi pembelajaran teks prosedur kompleks membutuhkan pemilihan kosa kata penggunaan kalimat yang efektif. Maka ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian yang menyangkut sikap guru secara umum, bahwa guru bukan semata-mata penyaji bahan pembelajaran dan menjadi sumber reverensi siswa,

4 tetapi guru adalah seorang penggali dan penarik minat siswa maupun menarik perhatian siswa (Usman 2009:27). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang, mereka memiliki kesulitan dalam berbagai hal di antaranya adalah membuat isi pemilihan kosa kata dan penggunaan kalimat. Hasil pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di kelas tersebut masih cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai siswa pada kelas tersebut masih di bawah standar KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang sudah ditetapkan di sekolahtersebut yaitu sebesar 75.00. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Berbagai permasalahan yang dihadapi siswa yaitu bahwa siswa masih belum maksimal dalam memahami materi pelajaran khususnya teks prosedur kompleks, sehingga siswa merasa jenuh dan kurangnya pemanfaatan model serta media pembelajaran oleh guru yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Disebutkan pula bahwa faktor-faktor yang menghambat siswa dalam menyususn teks prosedur kompleks antara lain (1) siswa kesulitan dalam mengurutkan bagian-bagian serta langkah pembuatan teks prosedur kompleks, (2) siswa masih sering menggunakan bahasa tidak baku, (3) kesulitan dalam pemilihan kosa kata dan kalimat efektif. Faktor yang lain adalah faktor eksternal yang dialami siswa adalah penggunaan model dan metode yang guru terapkan dalam pembelajaran kurang kreatif dan variatif sehingga siswa merasa jenuh dan kurang tertarik dalam proses pembelajaran. Guru jarang menggunakan media atau kurang tepat dalam pemilihan media, khususnya dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Sering kali guru hanya menjelaskan materi kemudian

5 memberi tugas kepada siswa untuk menulis teks prosedur kompleks tanpa menggunakan media pembelajaran. Faktor lain adalah alokasi waktu pembelajaran yang berada di jam-jam awal dan jam siang (terakhir), hal ini berpenga ruh terhadap kondisi kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran (Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kls X Tein2 SMK N 4 Semarang). Banyaknya faktor yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal, tidak bisa serius dan kurang fokus terhadap proses pembelajaran. Kondisi di dalam kelas seringkali didapati siswa banyak yang mengobrol sendiri-sendiri, bermain yang tidak perlu, sibuk dengan alat komunikasi dan lain-lain. Berdasar kondisi tersebut, maka harus ada usaha untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran khususnya materi teks prosedur kompleks pada siswa kelas X Tein2 SMK Negeri 4 Semarang. Di samping itu guru juga harus memiliki kreatifitas dan sistem pembelajaran yang innovatif dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai pembelajaran menulis teks prosedur kompleks, khususnya di kelas X Tein2 SMK Negeri 4 Semarang dapat ditingkatkan dengan pembelajaran yang menarik, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together dan gambar seri. Sebagaimana telah dilakukan penelitian oleh Julijadi (2014) tentang Upaya peningkatan keterampilan membaca nyaring melalui metode Numbered Head Together pada kelas VII D SMP Negeri 7 Purworejo. Dengan hasil penelitian bahwa keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Purworejo mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran membaca nyaring dengan metode (Numbered Head Together) NHT.

6 Model pembelajaran numbered head together dan gambar seri ini cocok digunakan dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Keunggulan model pembelajaran numbered head together dan gambar seri adalah akan lebih mudah menarik perhatian siswa dalam kegiatan menulis secara berkelompok (berdasar nomor yang berbeda-beda) dan bekerja sama dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Hamdayama 2014: 177). Model pembelajaran Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya betanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya. Media gambarseritermasuk media berbasis visual (Arsyad 2009: 106), adalahmedia yang beerbentuk urutangambar yang mengikutisuatupercakapandalamhalmemperkenalkanataumenyajikanarti yang terdapatpadagambar. Dikatakangambarserikarenagambarsatudengangambarlainnyamemilikihubunganke runtutanperistiwa. Alasan digunakannya media gambarseriadalah agar media gambartersebutdapatmembantumenyajikansuatukejadianperistiwa yang kronologisdenganmenghadirkan orang, benda, danlatar. Kronologiatauurutankejadianperistiwadapatmemudahkansiswauntukmenuangkani denyadalamkegiatanbercerita.gambarserijugamerupakankomponendari gambarsebagaialat media bantu penyampaianmateripelajarandanmembantumempercepatpemahamanataupengertia npadasiswasesuaidengantujuan yang ingindicapai.gambar seri biasa disebut dengan istilah gambar bersambung. Media gambar seri merupakan media grafis

7 yang digunakan untuk menerangkan suatu rangkaian perkembangan, sebab setiap seri media gambar bersambung dan selalu terdiri dari sejumlah gambar.gambargambar tersebut membentuk suatu cerita apabila gambar-gambar dipadukan dan diurutkan secara sistematis sehingga menjadi urutan cerita yang bermakna dan memiliki arti (Sudarmawati 2011: 52). Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf. Hal ini menegaskan bahwa media gambar seri adalah media yang berisi gambargambar berseri, di mana setiap gambar memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing gambar dalam media gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara bergambar yang harus disusun dengan baik. Jadi, penyusunan gambar harus sesuai dengan alur cerita yang seharusnya, sehingga mengandung makna tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita atau karangan yang menarik.adapun langkah-langkah penggunaan media gambar seri dapat disusun sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 7) Membuat kerangka karangan,dan 8) Membuat karangan(hasnindah 2011: 8).

8 Contoh media gambarseri (Gyu etall. 2013): Gambar 1.1 Dalam kemampuan menulis teks prosedur kompleks diperlukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru agar proses belajar teks prosedur kompleks dapat ditingkatkan. Pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru, tetapi lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dan kreatif (Usman 2009:21). Oleh karena itu, guru dituntut menentukan sumber belajar yang tepat sesuai dengan tujuan, bahan pembelajaran, media pembelajaran dan model pembelajaran. Dalam proses pembelajaran modern kehadiran media pembelajaran sangatlah penting karena akan membantu pemahaman siswa secara lebih baik. Sebagaimanatelah dilakukan penelitian olehmaryulin (2012),Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. Hasil dari penelitian ini bahwa dengan menggunakan media gambar seri pada pelajaran Bahasa Indonesia, siswa lebih mudah memahami materi, dan dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa. Menurut (Sudjana dan Rivai dalam Arsyad, 2011:24), mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah, 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

9 motivasi belajar. 2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan (Arsyad 2011:24). Dari permasalahan tersebut peneliti membahas tentang pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together (Saminanto 2012:12). Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan, khususnya pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan salah satu guru bahasa Indonesia SMK Negeri 4 Semarang, menuturkan bahwa rata-rata nilai menulis teks prosedur kompleks di kelas X Tein 2 yaitu sebesar rata-rata 68.00 yang berarti masih di bawah KKM sekolah tersebut yaitu sebesar 75.00. 1 Model pembelajaran Numbered Head Together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan pada aktifitas siswa secara berkelompok (berdasar nomor yang berbeda-beda) dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Model pembelajaran Numbered Head Together merupakan suatu model 1 Wawancara dilakukan dengan salah satu guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 4 Semarang.

10 pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya betanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya (Shoimin 2014: 108). Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Togetheryang didukung dengan media gambar seri bertujuan untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran teks prosedur kompleks. Dengan kombinasi antara media grafis dan media gambar foto adalah dirancang untuk menvisualisasikan pemahaman siswa secara logis dan teratur mengenai fakta pokok susatu gagasan yang akan dibahas. Media gambar seri merupakan media yang cocok untuk mempertunjukkan antara fungsi, hubungan dan proses. Dalam hal ini media gambar seri digunakan sebagai petunjuk pembuatan teks prosedur kompleks. Dengan adanya petunjuk tersebut akan memuadahkan siswa dalam menyusun teks prosedur kompleks. Model pembelajaran Numbered Head Together yang didukung dengan media gambar seri diharapkan dapat meningkatkan hasil kerja dalam memproduksi teks prosedur kompleks pada siswa. Model pembelajaran Numbered Head Together diharapkan dapat mengembangkan kemampuan analisis siswa, belajar berpikir kritis, serta dapat meningkatkan kerja sama antar siswa. Sedangkan dukungan media gambar seri sendiri diharapkan akan memepermudah siswa dalam memproduksi teks prosedur kompleks dengan berbagai petunjuk yang ditampilkan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, telah melatar belakangi pemikiran peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk menyusun skripsi yang berjudul: Peningkatan kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan model pembelajaran Numbered Head Together dan media gambar seri pada siswa kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang.

11 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya minat kemampuan menulis pada siswa sehingga pembelajaran menulis belum terlaksana secara maksimal di sekolah. 2. Adanya kesulitan sebagian besar siswa menuangkan ide dalam bentuk tulisan, termasuk menulis teks prosedur kompleks. 3. Kurang variasi dan alternatif model pembelajaran serta media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran menulis yang tepat oleh guru. 4. Model pembelajaran Numbered Head Together dan mediagambar seri dapat digunakan sebagai metode yang cocok untuk pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah bertujuan untuk mempermudah arah dan makna penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Karena luasnya ruang lingkup yang sudah digambarkan oleh penulis sebagaimana tertuang dalam latar belakang masalah di atas, oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui model pembelajaran Numbered Head Together dan media gambar seri untuk mendukung pembelajaran yang menarik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang di dapat dalam penelitian ini sebagai berikut

12 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan media gambar seri pada siswa kelas XTein 2 SMK Negeri 4 Semarang? 2. Bagaimana peningkatan sikap belajar siswa dalam materi menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan media gambar seri pada siswa kelas XTein 2 SMK Negeri 4 Semarang? 3. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dalam materi menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan media gambar seri pada siswa kelas XTein 2 SMK Negeri 4 Semarang? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam materi menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together dan media gambar seri pada siswa kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang. 2. Mendeskripsikan peningkatan sikap belajar siswa dalam materi menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model numbered head together dan media gambar seri pada siswa kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang. 3. Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa dalam materi menulis teks prosedur komplek dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together dan media gambar seri pada siswa kelas X Tein 2 SMK Negeri 4 Semarang.

13 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari tindakan penelitian ini antara lain manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis (bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti sendiri). 1.6.1 Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Khususnya pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together dan media gambar seri. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pedidikan pada umumnya dan dapat menjadi reverensi landasan bagi penelitian selanjutnya. 1.6.2 Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait seperti di bawah ini: 1.6.2.1 Bagi Siswa 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia pada materi pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. 2. Memberikan motivasi untuk lebih meningkatan pemahaman dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. 3. Meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together dan media gambar seri.

14 1.6.2.2 Bagi Guru 1. Membatu guru untuk menentukan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna menunjang keberhasilan pembelajarannya. 2. Membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam materi teks prosedur kompleks. 1.6.2.3 Bagi Sekolah 1. Penelitian ini dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan mutu sekolah 3. Sebagai pertimbangan dalam mengambil berbagai kebijkan atau perbaikanperbaikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. 1.6.2.4 Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti mengandung hikmah yang sangat besar, karena di dalam proses penelitian ini terdapat kajian empiris, adanya penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang sangat relevan untuk dikembangkan pada masa sekarang maupun masa yang akan datang terkait profesi pendidikan keguruan. Di samping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan penambah dan berbagi pengalamanbagi pembaca serta bahan reverensi pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.