BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode analitik. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel yang digunakan / diperiksa merupakan sampel dari laboratorium Puskesmas Bumiayu. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2009. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan dan rawat inap baik anak-anak maupun dewasa, baik laki-laki maupun perempuan yang memeriksakan proteinuri di Puskesmas Bumiayu yaitu sebanyak 36 orang. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Dalam penelitian ini diambil 33 sampel karena pada saat dilaksanakan pemeriksaan proteinuri, 3 orang pasien tidak hadir sehingga 3 orang pasien tersebut dianggap exclude dan tidak terambil datanya.
D. Pengumpulan Data Data penelitian diambil dari data primer yang berupa hasil pemeriksaan proteinuri pada beberapa pasien di laboratorium puskesmas. E. Analisa Data Data diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan proteinuri dari sampel urin pasien rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas Bumiayu. Pemeriksaan proteinuri ini menggunakan dua metode, yaitu tes strip urin dan presipitasi pemanasan dengan asam sulfosalicyl 20%. Data hasil pemeriksaan proteinuri dilakukan pengelompokkan menjadi negatif (-) dan positif saja (+). Data yang sudah diperoleh kemudian dilakukan perhitungan dengan Chi Square. F. Alat dan Bahan a. Tes Strip Urin (Carik Celup) 1. Alat: Alat-alat yang digunakan meliputi strip reagent verify 10 parameter, tabung reaksi, pipet tetes, dan botol penampung urin. 2. Bahan: Bahan yang digunakan adalah urin segar (baru berkemih). 3. Cara Kerja: Urin yang ada pada botol penampung urin, dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian masukkan strip reagent ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi urin hingga mengenai semua permukaan kertas indikator / strip reagent tes. Setelah itu diamati reaksi yang terjadi dengan melihat perubahan pada kertas indikator / strip reagent tes verify 10 parameter. Hasil pembacaan diberi penilaian secara semi kuantitatif. b. Tes presipitasi pemanasan dengan Asam Sulfosalycil 20 %.
1. Alat: Alat-alat yang digunakan meliputi Centrifuge, tabung reaksi, rak tabung, penjepit tabung, lampu spirtus, pipet tetes, dan botol penampung urin. 2. Bahan: Bahan yang digunakan adalah urin segar, dan sebagai pereaksinya digunakan larutan asam sulfosalycil 20%. 3. Cara Kerja: Urin yang jernih (yang telah dicentrifuse) dimasukkan ke dalam tabung reaksi dua per tiga penuh (± 3 cc). Tabung dijepit dengan penjepit tabung sebelum dipanaskan, urin lapisan atas dipanasi dengan nyala api sampai mendidih selama 30 detik. Diperhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urin, dengan membandingkan kejernihannya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh kalium fosfat atau kalium karbonat. Urin yang masih panas ditetesi dengan larutan asam sulfosalycil 20% sebanyak 3 5 tetes. Jika kekeruhan disebabkan oleh kalsium fosfat maka akan hilang, jika karena kalsium karbonat maka kekeruhan hilang dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada dan menjadi lebih keruh lagi, maka tes terhadap protein positif. Panasi lagi bagian atas sampai mendidih dan hasilnya diberi penilaian secara semi kuantitatif. G. Penilaian Hasil a. Tes Strip Urin Negatif ( - ) : Tidak terjadi perubahan warna
Positif 1 (1+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau (± 0,3 gr/l) Positif 2 (2+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau tua (± 1,0 gr/l) Positif 3 (3+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru (± 3,0 gr/l) Positif 4 (4+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru tua (± 20,0 gr/l) b. Dengan Asam Sulfosalycil 20 % Negatif ( - ) : Tidak ada kekeruhan sedikitpun Positif 1 (1+) : Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir, kadar protein ± 0,01-0,05 gr/l Positif 2 (2+) : Kekeruhan dapat dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut, kadar protein ± 0,05 0,2 gr/l Positif 3 (3+) : Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping dengan kadar protein ± 0,2 0,5 gr/l Positif 4 (4+) : Urin sangat keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping besar atau bergumpal-gumpal atau memadat. Jika terjadi kadar proteinuri lebih dari 3 gr/l akan terjadi bekuan. H. Definisi Operasional 1. Proteinuri adalah terdapatnya protein di dalam urin yang disebabkan karena kerusakan-kerusakan membran kapiler glomerulus, atau karena gangguan
mekanisme reabsorbsi tobulus, atau kerusakan pada kedua mekanisme tersebut yaitu membran kapiler glomerulus maupun reabsorbsi tobulus. 2. Pemeriksaan proteinuri adalah pemeriksaan rutin yang dilaksanakan pada urinalisis untuk mengetahui kandungan protein yang terdapat di dalam urin, sebagai filtrat glomerulus dan dalam keadaan normal kadarnya sangat rendah sehingga tidak terlihat jika diperiksa. 3. Tes strip urin adalah merupakan jenis metode yang digunakan sebagai parameter pada penentuan protein di dalam urin dalam bentuk stick (kertas indikator), indikator yang biasanya digunakan adalah Tetrabrom phenol blue yang berwarna kuning pada ph 3 dan menjadi hijau sampai hijau biru sesuai banyaknya protein yang ada dalam urin. Dinyatakan dengan hasil pemeriksaannya: positif ( misalnya, positif 1 (1+) pada kertas indikator menunjukkan warna hijau, positif 2 (2+) pada kertas indikator menunjukkan warna hijau tua, positif 3 (3+) pada kertas indikator menunjukkan warna biru, positif 4 (4+) pada kertas indikator menunjukkan warna biru tua ), dan negatif tidak ada perubahan warna. 4. Presipitasi pemanasan dengan asam sulfosalicyl 20%. Presipitasi untuk pemeriksaan proteinuri ini dasarnya adalah reaksi pengendapan dengan asam kuat di mana konsentrasi asam sulfosalicyl yang digumakan adalah 20% b/v (dengan melarutkan 20 gr S-Sulfosalicyl acid ke dalam aquadest sampai dengan volume 100 ml). Reaksi pengendapan yang terjadi dapat dilihat pada tingkat kekeruhan yang terbentuk, misalnya positif ( positif 1 (1+) ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir, positif 2 (2+) ada kekeruhan dan nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut, positif 3 (3+) urin jelas keruh dan kekeruhan itu
berkeping-keping, positif 4 (4+) urin sangat keruh dan kekeruhan itu berkepingkeping besar atau bergumpal-gumpal atau memadat) dan negatif ( tidak terjadi kekeruhan sedikitpun ).