BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

BAB II LANDASAN TEORI

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

FISIKA XI SMA 3

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Fisika UMPTN Tahun 1986

FIsika DINAMIKA ROTASI

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Uji Kompetensi Semester 1

SOAL DINAMIKA ROTASI

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB VI Usaha dan Energi

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

MAKALAH MOMEN INERSIA

Gerak Melingkar Pendahuluan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha.

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

PRINSIP KERJA ALAT UKUR GAYA, TORSI, DAN DAYA

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

Antiremed Kelas 10 FISIKA

(A) bola dengan massa yang lebih besar akan menghantam lantai lebih dahulu karena lebih berat. (D) kedua bola akan menghantam lantai bersamaan

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Kegiatan Belajar 7 MATERI POKOK : USAHA DAN ENERGI

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

SASARAN PEMBELAJARAN

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

Simulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

θ t = θ t Secara grafik θ-t : kecepatan sudut dapat ditentukan menggunakan tangen sudut kemiringan grafik terhadap sumbu t dθ dt d dt Gerak Melingkar

SOAL TRY OUT FISIKA 2

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi, energi potensial dan energi kinetik, gerak rotasi dan momen gaya (Torsi), gear dan gearbox, pulley dan belt, rangkaian konverter, dan turntable motor. 2.1. Gaya Gravitasi Gaya gravitasi ialah gaya yang saling tarik menarik antara planet dengan matahari yang besarnya diberikan oleh Newton. Setelah mengamati hal yang sama pada bulan dan pada benda-benda yang jatuh bebas di permukaan bumi, Newton menyimpulkan bahwa gaya tarik menarik tadi berlaku secara universal untuk sembarang benda. Gaya tadi kemudian dinamai sebagai gaya gravitasi [4]. Pada hukum Newton berbunyi: Tiap partikel bermassa dalam alam semesta ini akan selalu menarik massa partikel lainnya dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan massa dari partikel - partikel tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya [5]. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: F = G m 1.m 2 r 2 = m 1. g (1) dengan F = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; G = konstanta Gravitasi (6,67 10 11 N m 2 kg 2 ); m 1 = besar massa titik pertama; m 2 = besar massa titik kedua; 4

r = jarak antara kedua titik massa; dan g = percepatan gravitasi (9,80665 m/s 2 ). 2.2. Energi Potensial & Energi Kinetik Energi Potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh tempatnya ( kedudukannya ). Energi potensial ini juga disebut energi diam, karena benda yang diam pun dapat memiliki energi potensial. Gambar 2.1. Ilustrasi Energi Potensial[6] Pada ilustrasi diatas, jika tiba - tiba tali penggantungnya putus, benda akan jatuh sehingga dapat dikatakan benda melakukan usaha, karena adanya gaya berat (m.g) yang bekerja sejauh jarak tertentu, misalnya h. Besarnya energi potensial benda sama dengan usaha yang sanggup dilakukan gaya beratnya selama jatuh menempuh jarak h [6]. maka dari gambar diatas dapat dirumuskan: E p = m.g.h (2) dengan : E p = Energi potensial; m = massa benda; g h = percepatan gravitasi; dan = tinggi benda. 5

Energi Kinetik merupakan energi dari suatu benda yang didasarkan pada pergerakan serta massanya. Semakin cepat benda bergerak, maka semakin besar energi kinetik yang dimilikinya. Persamaan matematis energi kinetik yang berlaku untuk menentukan tenaga gerak benda baku adalah [7] : E k = ½.m.v 2 (3) dengan : E k = energi kinetik untuk benda; m = massa benda; dan v = kecepatan benda. 2.3. Gerak Rotasi & Momen Gaya / Torsi Gerak Rotasi merupakan gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa suatu lingkaran. Gaya pada suatu gerak rotasi selalu berkaitan dengan momen gaya ( torsi ), dan dapat dituliskan dengan rumus daya sebagai berikut : P = W t (4) P = τ dθ t (5) Karena torsi konstan maka: P = τ dθ t (6) P = τ Θ t (7) P = τ ω (8) 6

dengan: P W = daya; = usaha; Θ t τ ω = sudut; = waktu; = momen gaya / torsi; dan = kecepatan sudut. Momen gaya ( torsi ) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya ( torsi ) tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya. Maka dapat dituliskan dengan rumus[5]: τ = r F (9) dengan: τ r F = momen gaya / torsi; = jarak sumbu rotasi ke titik tangkap gaya; dan = gaya yang bekerja pada benda. 2.4. Gear & Gearbox Gear adalah sebutan untuk roda gigi yang bekerja pada suatu mesin yang fungsinya adalah untuk mentransmisikan daya. Gear merupakan bagian mesin yang bentuknya bergerigi, dan dapat berputar yang biasanya terhubung dengan gear lain untuk mengirimkan torsi[8]. 7

Gearbox adalah dua buah gear atau lebih yang disusun dan bekerja bersama - sama dan akan menghasilkan tenaga mekanis dan mengirimkan torsi melalui perputarannya. Gear berfungsi untuk merubah kecepatan pada sumbu rotasi, menaikkan atau menurunkan torsi, merubah arah putaran dan juga dapat merubah gerak rotasi menjadi gerak translasi. Gear reducer berfungsi untuk menurunkan kecepatan dan pada saat yang sama menaikkan torsi pada sumbu putaran sesuai dengan nilai gear ratio. Gear reducer banyak digunakan pada motor listrik yang memiliki kecepatan yang terlalu tinggi tetapi memiliki torsi yang rendah, sehingga memerlukan adanya gearbox untuk menyeimbangkannya. Dengan penggunaan Gear reducer, maka kecepatan dapat diturunkan sesuai dengan nilai gear ratio dan pada saat yang sama menaikkan torsi pada sumbu output dari gear reducer. Perbandingan jumlah gigi merupakan faktor pengurangan kecepatan dan sekaligus faktor untuk menaikkan torsi output. Perbandingan ini disebut gear ratio ί [9]. Pada gear reducer berlaku: n 2 n 1 = d 1 d 2 = 1 ί (10) Maka: ί = d 2 d 1 (11) Pada gear reducer juga berlaku: P1 = P2 (12) τ1.ω1 = τ2.ω2 (13) τ 1 τ 2 = ω 1 ω 2 (14) τ 2 τ 1 = n 1 n 2 = ί (15) 8

dengan: n ί P τ ω d = jumlah gigi gear; = gear ratio; = daya; = torsi; = kecepatan sudut; dan = diameter gear. Tergantung dari konstruksinya, ada berbagai jenis gear reducer, antara lain seperti helical gear, worm gear, planetary gear dan lainnya. 2.5. Pulley & Belt Perubahan dari gerak rotasi pada sumbu motor listrik menjadi gerak translasi atau gerak linear dilakukan melalui pulley, baik merupakan pulley satu tahap ataupun pulley bertingkat. Melalui pulley kita juga dapat memindahkan daya dari poros yang satu ke poros yang lain[9]. Gambar 2.2. Ilustrasi Sistem Pulley[9] 9

Pada pulley ini berlaku kecepatan linear pada setiap titik adalah sama, sehingga: ω 1.r 1 = ω 2.r 2 (16) dengan: ω r = kecepatan sudut; dan = jari - jari gear. 2.6. Rangkaian Konverter Rangkaian Koverter adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari dioda dan kapasitor yang dapat mengkonversi tegangan ouput DC atau AC sebuah sumber tegangan[1]. Terdapat banyak macam jenis konverter yang ada saat ini seperti [10]: 1. Penyearah (Rectifier). Penyearah adalah suatu rangkaian elektronika yang dapat mengkonversikan tegangan AC menjadi tegangan DC. Contoh rangkaiannya seperti penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, penyearah tipe jembatan (Bridge), penyearah dengan filter, dan masih banyak lainnya. Gambar 2.3. Contoh Rangkaian Konverter Penyearah[1] Berikut merupakan cara kerja rangkaian full wave bridge rectifier dengan filter kapasitor dari output generator AC[11]: 10

a. Pergerakan rotor pada generator menghasilkan suatu tegangan output. Disini output yang dihasilkan oleh generator tersebut masih berupa tegangan AC seperti pada gambar. Gambar 2.4. Sinyal Output Generator[11] b. Tegangan output generator akan masuk ke rangkaian konverter penyearah. Pada keadaan kutub positif generator berada di bagian atas, dioda D1 dan D3 akan aktif sehingga menimbulkan output sinyal sinus sebagian seperti pada gambar berikut. Gambar 2.5. Kondisi Rangkaian Penyearah dengan Kutub Positif di Bagian Atas[11] Gambar 2.6. Sinyal Output Generator Dioda D1 & D3[11] 11

c. Pada keadaan kutub positif generator berada di bagian bawah, dioda D2 dan D4 akan aktif sehingga menimbulkan output sinyal sinus sebagian dengan periode lanjutan dari keadaan diatas seperti pada gambar berikut. Gambar 2.7. Kondisi Rangkaian Penyearah dengan Kutub Positif di Bagian Bawah[11] Gambar 2.8. Sinyal Output Generator Dioda D2 & D4[11] d. Lalu akan didapat output akhir tegangan setelah melewati dioda berupa sinya sinus yang bagian bawahnya dibalik seperti pada gambar. Gambar 2.9. Sinyal Output Sebelum Masuk ke Kapasitor[11] 12

e. Setelah melewati dioda penyearah dan dihasilkan sinyal seperti diatas, sinyal tersebut akan disaring menggunakan kapasitor supaya didapat tegangan DC yang searah dan rata. Gambar 2.10. Rangkaian Penyearah Menggunakan Filter Kapasitor[11] Gambar 2.11. Sinyal Output Tegangan Dengan dan Tanpa Kapasitor[1] Gambar 2.12. Output Tegangan AC ke DC pada Penyearah[1] 2. Inverter Inverter adalah suatu rangkaian elektronika yang dapat mengkonversikan tegangan DC menjadi tegangan AC. Contoh rangkaiannya seperti inverter tegangan berubah (VVI), inverter sumber arus (CSI), inverter PWM. 3. Konverter DC ke DC (DC Chopper) DC Chopper adalah suatu rangkaian elektronika yang dapat mengkonversikan tegangan DC menjadi tengan DC yang diinginkan. 13

Contoh rangkaiannya seperti penurun tegangan DC (chopper buck), peninggi tegangan DC (chopper boost), dan kombinasi peninggi dan penurun tegangan DC (chopper buck-boost / Cuk). 4. Konverter AC ke AC (Cycloconverter) Cycloconverter adalah suatu rangkaian elektronika yang dapat mengkonversikan tegangan AC menjadi tengangan AC dengan output dan frekuensi yang diinginkan. Contoh rangkaiannya seperti cycloconverter satu fasa dan cycloconverter tiga fasa. 2.7. Turntable Motor Turntable motor adalah sebuah motor AC Synchronous kombinasi motor magnet permanen dan reduksi gear yang memiliki keunggulan output torsi besar dengan daya yang rendah. Motor ini dapat bekerja sebagai generator dengan memberikan putaran pada rotornya dan akan menghasilkan output tegangan dan arus AC. Turn table motor biasanya digunakan pada alat - alat elektronika dengan kecepatan putar rendah dan konstan seperti Microwave oven, air conditioner, water heater, kipas angin, dan mesin cuci piring. Gambar 2.13. Turntable Motor yang Digunakan[1] Gambar 2.14. Data Sheet Turntable Motor[1] 14