BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahapan yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. open-ended pada materi Bangun Datar Segiempat kelas VII Sekolah Menengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kurikulum, dan analisis siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

Kisi-Kisi Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masalah dikembangkan menurut model ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design,

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB IV PEMBAHASAN. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

Lampiran A1. No Aspek Indikator No. Butir. a. Kejelasan dan kelengkapan identitas. 1. Identitas mata pelajaran 1, 2, 3. b. Ketepatan alokasi waktu 4

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. siswa (LKS) berbasis problem based learning (PBL) pada kompetensi statistika

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 5 (lima) tahap. Tahapan-tahapan dalam pengembangan berupa media pembelajaran berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi matriks dengan pendekatan PMR untuk siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS PEMECAHAN MASALAH DI KELAS X SMK

BAB II KAJIAN TEORETIS

LAMPIRAN A. A.1 Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP. A.2 Lembar Penilaian RPP. A.3 Deskripsi Lembar Penilaian RPP. A.4 Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk. Produk

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (SMA) kelas X dengan pendekatan guided discovery. Penelitian ini

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS UNTUK MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SMP. Wahyu Hidayat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari tahap analysis (analisis), design (perancangan), development

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi), langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran pada materi segiempat dengan pendekatan PMRI untuk siswa kelas VII SMP dilakukan melalui tahapan berikut. 1. Tahap Analisis (Analysis) a. Hasil analisis kebutuhan perangkat pembelajaran Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VII di SMP N 23 Purworejo terkait ketersediaan perangkat pembelajaran yang ada terhadap materi segi empat, diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang tersedia hanyalah buku paket yang diterbitkan oleh pemerintah saja. Dari segi isi buku pelajaran tersebut sudah cukup lengkap, khususnya pada materi segi empat. Kompetensi inti dan kompetensi dasar juga sudah sesuai dengan kurikulum 2013, hanya saja kegiatan-kegiatan yang memancing kemampuan siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya dan muatan realistik di dalamnya masih kurang. Dari segi perencanaan pembelajaran, RPP yang dirancang guru juga belum menerapkan pembelajaran dengan seting pembelajaran yang realistik. b. Hasil Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk menentukan solusi yang sesuai untuk siswa dalam mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran 68

matematika. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMP N 23 Purworejo, sebagian besar siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran. Menurut keterangan guru, hal ini disebabkan karena bahan ajar yang digunakan oleh guru kurang beragam. Mengingat bahan ajar hanya menggunakan buku pegangan dari Pemerintah saja. Kemudian tidak terbiasanya siswa pada pembelajaran dengan menerapkan K 13, dimana SMP N 23 Purworejo baru menerapkan K 13 pada Tahun 2017. Masalah tersebut dikarenakan sebagian besar siswa ketika SD masih menggunakan KTSP sebagai kurikulumnya. Selain wawancara oleh guru matematika, peneliti juga melakukan observasi langsung ke dalam kelas. Dari hasil observasi tersebut bahwa guru kurang memperhatikan tingkah laku para siswa ketika pembelajaran berlangsung. Ketika pembelajaran berlangsung guru hanya memberikan materi seperti definisi-definisi dan rumus-rumus secara langsung kepada siswa, tanpa memberikan kegiatankegiatan kepada siswa untuk menemukan sendiri definisi-definisi dan rumus-rumus tersebut. Ternyata ketika menginjak pada kegiatan latihan soal-soal, sebagian besar siswa masih salah dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Setelah peneliti mewawancarai sebagian siswa ternyata siswa bingung dalam menentukan rumus yang cocok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dikarenakan terlalu banyaknya rumus yang harus dihafal oleh siswa dan kurang pahamnya siswa terhadap apa yang mereka tulis ketika guru memberikan materi. c. Analisis Kurikulum Analisis materi dilakukan dengan menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator pencapaian kompetensi mengacu Kurikulum 2013 69

pada materi segi empat. Pemaparan kompetensi inti, kompetensi dasar serta penjabaran indikator pencapaian kompetensi materi segi empat untuk siswa kelas VII SMP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.10. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada materi segi empat dengan pendekatan PMRI. 2. Tahap Perancangan (Design) Berdasarkan hasil analisis, kemudian peneliti merancang bahan ajar. Bahan ajar yang dirancang berupa RPP dan LKS dengan pendekatan PMRI yang berorintasi kepada pemahaman konsep segi empat untuk siswa kelas VII SMP. Setelah itu, disusun pula instrumen penilaian perangkat pembelajaran untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran. Secara rinci kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah: a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan rancangan RPP merupakan perancangan pertama yang harus dilakukan. Perancangan RPP meliputi sebagai berikut. 1) Menentukan identitas, yang meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu. 2) Menentukan KI dan KD Menentukan KI dan KD materi segi empat pada RPP yang diturunkan langsung dari Standar Isi pada Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses 3) Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator 70

Indikator dirumuskan dari KD. Kemudian tujuan pembelajaran diturunkan dari indikator. 4) Pemilihan Sumber Belajar Sumber belajar yang digunakan pada pembelajaran di kelas adalah buku Matematika SMP Kelas VII untuk siswa oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013 dan buku Mandiri (Mengasah Kemampuan Diri) Matematika untuk SMP kelas VII tahun 2013 5) Menentukan Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. 6) Menyusun Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi penyiapan peserta didik secara fisik dan mental, apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan PMRI. Kegiatan inti juga disesuaikan dengan standar proses yang tercantum pada Permendikbud yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Kegiatan penutup meliputi refleksi pembelajaran yang telah dilakukan, dan penarikan kesimpulan. 7) Penentuan Teknik Penilaian Penilaian pembelajaran dilakukan pada tiga aspek sesuai dengan standar proses pada Permendikbud yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan termasuk kemampuan pemecahan masalah. Sikap dinilai berdasarkan pengamatan guru, 71

sedangkan pengetahuan dan keterampilan dinilai dari pengerjaan LKS baik dalam kegiatan, latihan soal, tugas dan juga kuis. b. Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) 1) Penyusunan garis besar isi LKS Garis besar isi LKS berisi tentang penyajian materi segi empat. Penyajian materi segi empat disesuaikan dengan hasil analisis kurikulum. Tabel berikut memperlihatkan penyajian materi segi empat pada LKS. Tabel. 12 Penyajian Materi Segi Empat Kegiatan Belajar (KB) Materi KB 1 1. 2. Pengertian Segi Empat Membedakan bangun segi empat KB 2 3. 4. 5. 6. dan bangun bukan segi empat Sifat-sifat Segi Empat Keliling Segi Empat Luas Segi Empat Klasifikasi Segi Empat 2) Menyiapkan buku referensi Peneliti mencari dan mengumpulkan buku referensi yang relevan sebagai acuan dalam mengembangkan LKS. Adapun beberapa buku referensi tersebut adalah : a. As ari, A.R. (2016). Matematika Untuk SMP Kelas VII Semester 2. Jakarta: KEMENDIKBUD b. Kurniawan. (2013). Mandiri (Mengasah Kemampuan Diri) Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga. Selain buku referensi, peneliti juga mengumpulkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi untuk digunakan dalam LKS. Peneliti memperoleh 72

gambar-gambar tersebut dari internet dan membuat secara manual dengan aplikasi Coreldraw X7. 3) Perancangan Syarat Teknis atau Tampilan LKS Rancangan LKS dari syarat teknis atau tampilan memuat beberapa komponen yang dicantumkan sebagai berikut. a) Sampul LKS Sampul LKS memuat tulisan pendekatan PMRI, judul LKS, nama penulis, identitas pemilik LKS. Tampilan sampul LKS dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Gambar 3. Tampilan Sampul LKS 73

b) Fitur atau Bagian-bagian pada LKS Ada beberapa hal yang terdapat dalam LKS di antaranya: KD, indikator pencapaian kompetensi, apersepsi, apa yang akan dipelajari, judul setiap kegiatan, petunjuk pembelajaran, kegiatan peserta didik (mengajak siswa untuk berdiskusi dan belajar menemukan konsep-konsep baru), dan latihan soal. Keunggulan LKS yang dikembangkan sebagai berikut. 1. KD disajikan untuk menginformasikan kompetensi apa saja yang dipelajari dan harus dikuasai oleh peserta didik. Tampilan KD disajikan pada Gambar 4 berikut. Gambar 4. Tampilan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi 2. Apersepsi memberikan informasi mengenai pengetahuan yang sebelumnya dan memberikan motivasi bagi peserta didik. Contoh tampilan apersepsi disajikan pada Gambar 5. Bagian ini merupakan salah satu langkah pembelajaran PMRI, 74

dimana pada awal pembelajaran disajikan masalah konteks yang dapat dibayangkan oleh siswa. Gambar 5. Tampilan Apersepsi 3. Pada setiap kegiatan LKS disajikan judul LKS dan petunjuk pengerjaan LKS. Judul LKS mencerminkan tujuan pembelajaran pada kegiatan. Petunjuk LKS berguna untuk memberikan arahan dan hal apa saja yang perlu dilakukan oleh peserta didik selama melaksanakan kegiatan. Tampilan judul kegiatan, petunjuk, dan kegiatan pembelajaran disajikan pada Gambar 6. Pada Gambar 6 juga merupakan contoh dari kegiatan kontruktivisme, dimana kontruktivisme merupakan salah satu ciri-ciri dari PMRI. 75

Gambar 6.Tampilan Judul Setiap Kegiatan, Petunjuk Pembelajaran, dan Kegiatan 4. Setiap kegiatan yang terdapat pada LKS disertai dengan kolom kesimpulan, sehingga peserta didik dapat menuliskan kesipmulan pada setiap kegiatan. Kolom kesimpulan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya kembali. Tampilan kesimpulan disajikan pada Gambar 7 berikut. 76

Gambar 7. Tampilan Kesimpulan 5. Latihan soal digunakan untuk evaluasi dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi. Tampilan latihan soal disajikan pada Gambar 8 berikut. Gambar 8. Tampilan Latihan Soal 77

c) Daftar Isi Daftar isi ditulis untuk memudahkan pembaca dalam mencari materi yang diinginkan. Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 9 berikut. d) Nomor Halaman Gambar 9. Tampilan Daftar Isi Nomor halaman digunakan untuk pada setiap halaman memudahkan pembaca menemukan halaman yang tercantum pada daftar isi. Tampilan nomor halaman LKS dapat dilihat pada Gambar 10 berikut. Gambar 10. Tampilan Nomor Halaman 78

e) Footer LKS Footer LKS diletakkan pada pojok bawah setiap halaman pada samping nomor halaman. Tampilan footer LKS dapat dilihat pada Gambar 11 berikut. Gambar 11. Tampilan Footer LKS c. Penyusunan lembar penilaian instrumen pembelajaran Terdapat 4 instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran, yaitu: 1) Lembar Penilaian Perangkat Pembelajaran Lembar penilaian ini ada dua macam, yaitu lembar penilaian RPP dan lembar penilaian LKS. Fungsi keduanya adalah untuk mengetahui kevalidan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. a) Penyusunan Instrumen Penilaian RPP Instrumen penilaian RPP dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan pendekatan pembelajaran dan kurikulum yang divalidasi oleh dosen pembimbing. Angket penilaian RPP berbentuk checklist dengan menggunakan skala bertingkat yang terdiri dari 5 kategori, yaitu skor 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Jumlah butir pada angket penilaian RPP adalah 38 butir. Kisi-kisi, deskripsi butir, serta angket penilaian RPP dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. b) Menyusun instrumen penilaian LKS 79

Instrumen penilaian LKS dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan pendekatan pembelajaran dan kurikulum yang divalidasi oleh dosen pembimbing. Angket penilaian LKS berbentuk checklist dengan menggunakan skala bertingkat yang terdiri dari 5 kategori, yaitu skor 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Angket penilaian LKS terdiri dari dua aspek penilaian yaitu aspek materi dan aspek teknis LKS dengan pendekatan PMRI. Pada aspek materi diajabarkan menjadi tiga indikator yaitu kualitas materi, kesesuaian dengan syarat didaktik, dan kesesuaian LKS dengan syarat konstruksi. Jumlah butir pada angket penilaian LKS adalah 29 butir. Kisi-kisi, deskripsi butir, serta angket penilaian LKS dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. 2) Angket respon siswa Angket ini untuk mengetahui siswa terhadap perangkat pembelajaran untuk mengukur kepraktisannya. Angket respon siswa berbentuk checklist dengan menggunakan skala bertingkat yang terdiri dari 5 kategori, yaitu skor S (sangat setuju), S (setuju), N (netral), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Jumlah butir pada angket respon siswa adalah 13 butir. Sedangkan angket respon siswa dan kisi-kisinya dapat dilihat pada Lampiran. 3) Soal tes prestasi belajar Soal ini digunakan diakhir pembelajaran. Hasil tes prestasi ini digunakan untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari pemahaman konsep siswa. 80

Penyusunan tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran berjumlah 6 butir soal uraian. Kisi-kisi tes hasil belajar, soal tes hasil belajar, serta kunci dan rubrik penyekoran tes hasil belajar dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.1 4) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Lembar ini berguna untuk memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dengan perangkat pembelajaran yang diujikan. Data dari lembar ini dijadikan sebagai data pendukung. 3. Tahap Pengembangan (Development) Pada tahap ini dikembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep, yang meliputi: a. Pengembangan rancangan perangkat pembelajaran Kegiatan perancangan perangkat pembelajaran dilakukan sesuai dengan perencanaan awal yang telah disusun. Pada tahap ini, diperoleh produk awal perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat untuk siswa kelas VII SMP. Perangkat pembelajaran yang dimaksud berupa RPP dan LKS. Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan koreksian dan saran. Pengembangan RPP dan LKS dikembangkan berdasarkan draft yang telah dibuat pada tahap design. Berikut spesifikasi pengembangan RPP dan LKS. 81

1) Pengembangan RPP RPP dikembangkan sesuai dengan struktur penulisan RPP menurut Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses yang memuat identitas, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan teknik penilaian pembelajaran. RPP yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Lampiran F.1 2) Pengembangan LKS LKS dikembangkan sesuai dengan draft yang disusun pada tahap design. Spesifikasi LKS yang dikembangkan sebagai berikut. a) LKS berupa media cetak b) LKS berisi komponen-komponen di antaranya: identitas pemilik, KD, indikator, apersepsi, materi, kegiatan, latihan soal, dan tugas. c) LKS disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baku d) Tampilan LKS disesuaikan dengan layout pada tahap design. Berdasarkan spesifikasi-spesifikasi tersebut terbentuk LKS untuk peserta didik berdasarkan pendekatan PMRI. LKS tersebut dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran F.2 b. Validasi Setelah RPP dan LKS dikembangkan tahap selanjutnya adalah validasi ahli untuk menilai perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran dari segi kevalidan. 82

Terdapat dua validator dosen dan satu validator guru matematika. Validator memberikan masukan saran dan penilaian terhadap perangkat pembelajaran matematika yang telah dikembangkan. Lembar hasil penilaian oleh ketiga validator tersebut dapat dilihat pada Lampiran C.3. c. Revisi perangkat pembelajaran Setelah menerima penilaian, masukan dan saran dari validator, perangkat pembelajaran direvisi untuk mendapatkan produk yang lebih baik sesuai masukan dan saran validator. Berikut revisi produk berdasarkan masukan dan saran validator pada Gambar 12 & 13. 1) Pada RPP belum terdapat penilaian sikap. RPP belum ada tentang penilaian sikap seperti gambar 12 berikut Gambar 12. Tampilan RPP Sebelum Revisi 83

Gambar 13. Tampilan RPP Setelah Revisi 2) Kesalahan penulisan pada RPP dan LKS. Kesalahan penulisan pada RPP dan LKS ditunjukkan pada Gambar 14 & 15 berikut Gambar 14. Tampilan kunci jawaaban RPP sebelum revisi 84

Gambar 15. Tampilan kunci jawaaban RPP setelah revisi 3) Terdapat beberapa kegiatan pada LKS yang belum diberi kolom kesimpulan Berikut adalah Gambar 16 & 17 tentang tampilan kegiatan yang belum diberi kolom kesimpulan dan sesudah diberi kolom kesimpulan Gambar 16. Tampilan kegiatan pada LKS sebelum revisi 85

Gambar 17. Tampilan kegiatan pada LKS setelah revisi 4) Kecermatan terkait realitas pada RPP dan LKS yang sesuai dengan pendekatan PMRI. Gambar 18. Tampilan latihan soal pada LKS sebelum revisi 86

Gambar 19. Tampilan latihan soal pada LKS setelah revisi d. Hasil penilaian kualitas perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi sebelumnya kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapat saran perbaikan sesuai dengan saran validator. Validator memberikan penilaian pada RPP dan LKS yang dikembangkan menggunakan instrumen penilaian. Hasil pengisian angket penilaian dan penyekoran angket dapat dilihat pada secara lengkap pada Lampiran A.1. 1) Hasil penilaian RPP Berdasarkan hasil perhitungan, penilaian RPP oleh ahli media dan materi termasuk dalam katagori sangat valid dengan skor rata-rata penilaian 169,67. 2) Hasil penilaian LKS Berdasarkan hasil perhitungan, penilaian LKS oleh ahli media dan materi termasuk dalam katagori sangat valid dengan skor rata-rata 127,67. 87

4. Tahap Implementasi (Implementation) Produk perangkat pembelajaran matematika yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Uji coba produk dilaksanakan di SMP Negeri 23 Purworejo kelas VII oleh 32 peserta didik pada tanggal 9-18 Mei 2017. Tabel berikut menunjukkan jadwal pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan seperti pada tabel berikut. Tabel 13. Jadwal Uji Coba Perangkat Pembelajaran No Waktu Penelitian Materi Pembelajaran 1 Selasa, 9 Mei Mengenal segi empat 2 Rabu, 10 Mei Persegi Panjang & Pesegi 3 Kamis, 11 Mei Jajargenjang & Belah Ketupat 4 Selasa, 16 Mei Layang-layang 5 Rabu, 17 Mei Layang-layang & Trapesium 6 Kamis, 18 Mei Tes hasil belajar Pada pertemuan pertama, peserta didik diberikan LKS dengan materi Mengenal Segi Empat. Sebelum masuk pada pembelajaran, peserta didik terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai bagian-bagian LKS dan petunjuk penggunaan LKS. Peserta didik belajar mengenai Pengertian Segi Empat dan Membedakan bangun segi empat dan bangun bukan segi empat. Pada kegiatan ini peserta didik bekerja secara individu mengerjakan kegiatan di LKS dengan bantuan secukupnya oleh peneliti seperti Gambar 20. Secara keseluruhan dipertemuan pertama pembelajaran berjalan dengan lancar. 88

Gambar 20. Peserta didik mengerjakan kegiatan dalam LKS secara individu dengan bantuan secukupnya oleh peneliti Pertemuan kedua, peserta didik belajar menentukan definisi, sifat-sifat, keliling, dan luas persegi panjang dan persegi. Pada pembelajaran kali ini peserta didik mengalami kesulitan dalam menemukan definisi persegi panjang dan persegi dengan kata-kata mereka sendiri. Kemudian pada kegiatan menentukan sifat-sifat, keliling, dan luas persegi panjang dan persegi peserta didik membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang seperti pada Gambar 21 berikut. Gambar 21. Peserta didik mengerjakan kegiatan dalam LKS secara kelompok 89

Dalam mengerjakan kegiatan berkelompok awalnya peserta didik kurang kondusif, kemudian perlahan kegiatan kelompok mulai kondusif karna peneliti mengatur jalannya diskusi di setiap kelompok. Kemudian beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada akhir pertemuan, peserta didik diberikan PR untuk menyelesaikan masalah pada LKS halaman 15 dan 22 tentang uji kompetensi persegi panjang dan persegi, sehingga mereka dapat belajar di rumah. Pada pertemuan ketiga, peneliti melihat hasil PR di pertemuan kedua dan membahasnya di depan kelas. Selanjutnya peserta didik belajar mengenai jajargenjang dan belah ketupat. Pada pembelajaran kali ini peserta didik kembali membentuk kelompok yang sama seperti pertemuan sebelumya untuk menentukan definisi, sifat-sifat, keliling, dan luas jajargenjang dan belah ketupat yang termuat pada LKS. Ketika menentukan luas belah ketupat peserta didik sedikit kesulitan karena kurang menguasai operasi aljabar, akhirnya peneliti yang menjelaskan kepada peserta didik untuk menentukan luas belah ketupat tersebut. Kemudian beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas seperti pada Gambar 22 berikut. 90

Gambar 22. Peserta didik sedang mempresentasikan hasil diskusi Pada akhir pertemuan, peserta didik diberikan PR untuk menyelesaikan masalah pada LKS halaman 29 dan 38 tentang uji kompetensi materi jajargenjang dan belah ketupat. Pada pertemuan keempat, peneliti melihat hasil PR di pertemuan ketiga dan bersama-sama membahasnya di depan kelas ternyata sebagian besar peserta didik masih salah dalam menjawab soal nomor 2 halaman 38. Alasan sebagian besar peserta didik ternyata soal yang terlalu panjang dan rumit. Selanjutnya peserta didik belajar mengenai layang-layang. Pada pembelajaran kali ini peserta didik membentuk kelompok baru dengan empat anggota seperti pertemuan sebelumnya untuk mengurangi kebosanan. Karena alokasi waktu hanya 1 jam, kegiatan pembelajaran hanya menentukan definisi dan sifat-sifat layang-layang saja. Secara keseluruhan pembelajaran berjalan dengan lancar. Pada pertemuan kelima, peserta didik belajar mengenai layang-layang dan trapesium. Pada pembelajaran kali ini peserta didik kembali membentuk kelompok yang sama seperti pertemuan keempat. Dalam menentukan definisi, sifat-sifat, 91

keliling, dan luas layang-layang dan trapesium berjalan dengan lancar. Tetapi seperti biasa sebagian besar peserta didik masih kesulitan untuk menentukan luas layang-layang dan trapesium, tetapi kali ini ada beberapa siswa yang mampu menentukan luas bangun tersebut. Selanjutnya peneliti meminta beberapa siswa menuliskan hasil jawaban mereka di papan tulis, ketika diminta untuk menjelaskan mereka tidak mau menjelaskan dikarenakan tidak biasa berbicara di depan kelas. Kemudian beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada akhir pertemuan, peserta didik diberikan PR untuk menyelesaikan masalah pada LKS halaman 47 dan 53 tentang layang-layang dan trapesium, sehingga mereka dapat belajar secara individu di rumah. Selain itu, pembelajaran kelima juga digunakan untuk meluruskan hal-hal yang masih kurang tepat terkait konsep-konsep segi empat yang telah dipelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini peserta didik juga belajar mengenai klasifikasi segi empat sesuai dengan sifat-sifatnya. Awalnya ketika peneliti bertanya kepada peserta didik Adakah di kelas ini yang bisa mengelompokkan bangun-bangun segi empat yang telah kita pelajari kemarin? ternyata tidak ada satupun peserta didik yang mampu menjawabnya. Hal ini sudah diduga oleh peneliti, karena hal ini merupakan hal yang baru bagi peserta didik. Akhirnya peneliti pelan-pelan bersama peserta didik mengelompokkan bangun segi empat sesuai dengan sifat-sifatnya. Di akhir pertemuan guru memberi informasi bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes hasil belajar. Pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan keenam, diadakan tes hasil belajar untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran materi segi empat dan 92

pengisian angket respon untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran oleh peserta didik yang terlihat pada Gambar 23 berikut. Gambar 23. Peserta didik sedang mengerjakan tes hasil belajar Kegiatan tersebut diadakan pada tanggal 18 Mei 2017. Banyak peserta didik yang mengikuti tes hasil belajar dan mengisi angket respon adalah 32 orang. 5. Tahap Evaluasi (Evaluation) Tahap pengembangan selanjutnya adalah tahap evaluasi. Evaluasi yang telah dilakukan terhadap perangkat pembelajaran berbentuk RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran PMRI meliput penilaian: a. Kevalidan produk oleh ahli Analisis kevalidan perangkat pembelajaran didasarkan pada hasil penilaian oleh 3 validator. Berikut merupakan hasil analisis yang telah dilakukan: 1) Kevalidan RPP Tabulasi penilaian RPP oleh validator dapat dilihat pada Lampiran D1. Secara umum hasil rata-rata penilaian sebesar 169,67 dengan skor maksimal 190. Berdasarkan klasifikasi penilaian, RPP tersebut masuk dalam kategori sangat baik. 93

Oleh karena itu, RPP dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. 2) Kevalidan LKS Tabulasi penilaian LKS oleh validator dapat dilihat pada Lampiran D2. Secara umum hasil rata-rata penilaian sebesar 127,67 dengan skor maksimal 145. Berdasarkan klasifikasi penilaian, LKS tersebut masuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, LKS dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. b. Kepraktisan LKS Analisis kepraktisan didasarkan pada hasil data angket respon siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Analisis dari masing-masing data adalah sebagai berikut: 1) Kepraktisan berdasarkan angket respon siswa Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diminta untuk mengisi angket respon siswa. Contoh pengisian angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran C.4. Angket respon siswa terdiri dari 13 butir pernyataan yang terbagi ke dalam tiga aspek, yaitu aspek keterbantuan 3 butir pernyataan, aspek kemudahan 7 butir pernyataan, dan aspek kemenarikan 3 butir pernyataan. Dari ketiga aspek tersebut, aspek yang digunakan untuk menilai kepraktisan perangkat pembelajaran yakni aspek aspek keterbantuan dan kemudahan. Sedangkan aspek kemenarikan digunakan sebagai dasar evaluasi dan perbaikan perangkat pembelajaran. Hasil tabulasi angket respon siswa terdapat pada Lampiran D.3, sedangkan hasil perolehan rata-rata skor angket respon siswa adalah 57,56 dengan skor maksimal 94

65. Berdasarkan pedoman penilaian, angka tersebut termasuk kategori sangat baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk praktis. 2) Kepraktisan berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Dalam penelitian ini, yang berperan sebagai observer adalah 1 orang mahasiswa jurusan pendidikan guru sekolah dasar UNY. Contoh pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran terdapat dalam Lampiran C.6. Tabulasi data hasil pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk setiap butir pernyataan pada setiap pertemuan terdapat dalam Lampiran D.5, sedangkan hasil perolehan rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan mencapai 98,04%. Hasil tersebut berada pada kategori sangat baik. Artinya perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika. c. Keefektifan LKS Dari hasil analisis tes hasil belajar diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar klasikal kelas VII SMP N 23 Purworejo sebesar 62,5%. Berdasarkan ketuntasan belajar klasikal diketahui bahwa kriteria yang didapatkan baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan efektif. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya langkahlangkah pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI melalui tahap pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design 95

(perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi) (Pribadi, 2009: 127). Pada tahap analisis, dilakukan beberapa analisis yaitu analisis kebutuhan perangkat pembelajaran, karakteristik siswa, dan materi. Berdasarkan dari segi bahan ajar terutama pada materi segi empat di SMP N 23 Purworejo hanya menggunakan buku pelajaran yang diterbitkan oleh Pemerintah saja. Dari segi isi, buku pelajaran tersebut sudah cukup lengkap, khususnya pada materi segi empat. Kompetensi inti dan kompetensi dasar juga sudah sesuai dengan kurikulum 2013, tetapi masih ditemukan beberapa kesalahan penulisan dalam buku tersebut. Hal ini membuat peneliti ragu atas kevalidan dari bahan ajar tersebut. Kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, dalam analisis karakteristik siswa hasil yang diperoleh bahwa sebagian besar siswa kelas VII F SMP N 23 Purworejo siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena bahan ajar yang digunakan oleh guru kurang beragam, mengingat bahan ajar hanya menggunakan buku pegangan dari Pemerintah saja. Ditambah kurangnya perhatian guru kepada siswanya ketika pembelajaran berlangsung. Ketika pembelajaran berlangsung guru hanya memberikan materi seperti definisi-definisi dan rumus-rumus secara langsung kepada siswa, tanpa melibatkan siswa untuk menemukan sendiri definisi-definisi dan rumus-rumus tersebut. Padahal salah satu karakteristik Kurikulum 2013 menurut Marsigit (2015:2) adalah pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Masalah lain dalam analisis karakteristik siswa adalah pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Hal tersebut berdasarkan hasil observasi 96

dimana guru hanya memberikan definisi-definisi dan rumus-rumus secara langsung tanpa melibatkan peran siswa, sehingga siswa seakan-akan dipaksa untuk berfikir secara formal dalam pembelajaran. Terbukti bahwa ketika guru memberikan soalsoal latihan kepada siswa hampir sebagian besar siswa bingung bagaimana cara menjawab soal-soal tersebut. Menurut Santrock (2011:60), siswa SMP merupakan pemikir operasional konkret bahkan baru memulai untuk berfikir secara formal. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari sesuatu yang realistik. Salah satu pendekatan yang sesuai adalah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Berdasarkan kondisi tersebut, untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika peneliti perlu untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat siswa kelas VII SMP. Kemudian dilakukan analisis materi, hasil analisis materi yang diperoleh ialah kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator pencapaian kompetensi mengacu pada Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada materi segi empat. Materi ini cocok dikembangkan dengan pendekatan PMRI, karena pendekatan PMRI mampu menghubungkan materi pelajaran yang abstrak dengan kehidupan nyata yang dekat dengan siswa. Sejalan dengan pendapat Gravemeijer (1994:93), model dalam pembelajaran realistik digunakan untuk menjembatani pengetahuan informal dan pengetahuan formal. Pada awalnya siswa dihadapkan pada masalah kontekstual, lalu memodelkan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya menuju ke model formal dengan berbagai aktivitas yang beragam. 97

Berdasarkan tahap perancangan (design), dilakukan perancangan RPP dan LKS. Perancangan RPP disusun berdasarkan standar proses pendidikan yang tercantum pada Permendikbud. Hal utama yang dilakukan adalah menentukan Kompetensi inti dan KD. Kemudian menentukan indikator yang diturunkan dari KD. Selanjutnya menentukan materi, sumber belajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian. Pada tahap pengembangan (development), RPP dan LKS disusun sesuai dengan langkah-langkah penyusunan dengan memperhatikan spesifikasi perangkat pembelajaran yang dihasilkan. RPP dan LKS yang dihasilkan merupakan satu kesatuan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI. LKS dikembangkan menurut peta kebutuhan LKS dengan memperhatikan syarat-syarat LKS menurut aspek materi, didaktik, konstruksi, dan teknis (Darmodjo & Kaligis, 1992:41). LKS disusun secara urut dengan memperhatikan materi prasyarat yang diberikan terlebih dahulu untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi LKS selanjutnya. Misal peserta didik diharapkan mampu menentukan luas jajargenjang, maka peserta didik perlu mengetahui bahwa luas jajargenjang dapat ditemukan menggunakan luas persegi panjang yang telah dipelajari di materi sebelumnya. Adapun kegiatan-kegiatan pada LKS disesuaikan dengan indikator yang dicapai. Secara singkat, cara mengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI ini dilakukan secara bertahap. Pertama peneliti mengembangkan LKS berdasarkan Darmodjo dan Kaligis (1992:41) bahwa LKS harus memenuhi tiga syarat, yaitu (1) Syarat didaktik; (2) Syarat konstruksi; dan (3) Syarat teknis. 98

Kemudian untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat, sesuai dengan syarat didaktik yaitu menganalisis karakteristik siswa terlebih dahulu. Pada tahap ini siswa yang dianalisis adalah siswa SMP kelas VII yang masuk dalam tahap operasional konkrit (Santrock, 2011:60). Kemudian didapatkan pendekatan PMRI untuk mengembangkan LKS tersebut. Selanjutnya peneliti menentukan langkah-langkah dari pendekatan PMRI yang dirujuk dari pendekatan RME De Lange (dalam Hadi, 2005:37) sebagai berikut, 1. Menggunakan konteks pada awal pembelajaran Setiap awal materi pada LKS selalu memunculkan konteks yang dapat dibayangkan oleh siswa seperti pada Gambar 24. Karena konteks merupakan pijakan awal dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut merupakan hal yang paling utama untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Gambar 24 Contoh konteks pada awal pembelajaran 99

2. Memberikan kegiatan yang dapat mengonstruksi kemampuan siswa Kegiatan mengonstruksi kemampuan siswa ini diberikan pada kegiatan Ayo kita menggali informasi seperti pada Gambar 25. Salah satu kegiatannya adalah menentukan sifat jajargenjang. Dalam RME matematika bukan merupakan produk jadi yang siap dipakai oleh siswa, akan tetapi merupakan produk yang dibangun oleh siswa. Dalam hal ini siswa diperlakukan sebagai subjek belajar. Caranya adalah dengan membebaskan siswa mengerjakan suatu permasalahan dengan cara yang bervariasi sehingga mereka mampu mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Gambar 25 Contoh kegiatan konstruktivisme 3. Memberikan fasilitas pembelajaran yang interaktif Belajar bukan saja merupakan proses individu, tetapi juga proses sosial. Dengan menjadikan proses pembelajaran matematika sebagai suatu aktivitas sosial, 100

siswa mampu saling bertukar pikiran dan mengomunikasikan hasil pekerjaan mereka. Salah satu cara untuk menumbuhkan interaktivitas dalam pembelajaran adalah dengan diskusi kelompok. Hampir setiap kegiatan yang ada pada LKS ini melakukan diskusi kelompok. 4. Menggunakan model untuk menyelesaikan sebuah permasalahan Gravemeijer (1994:93), mengemukakan bahwa model dalam RME digunakan untuk menjembatani pengetahuan informal dan pengetahuan formal. Pada awalnya siswa dihadapkan pada masalah kontekstual. Lalu masalah tersebut dipecahkan oleh siswa berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Pada LKS ini memodelkan masalah juga diberikan pada saat latihan soal yang dilaksanakan disetiap akhir pembelajaran. 5. Mengaitkan materi satu dengan materi lainnya Konsep-konsep dalam matematika saling terkait satu sama lain. Hampir semua konsep baru dalam matematika yang dipelajari di sekolah membutuhkan konsep lain yang telah dipelajari sebelumnya. Pada LKS langkah ini biasanya muncul pada kegiatan mendefinisikan macam-macam segi empat dan menentukan luas bangun segi empat. Contohnya pada kegiatan menentukan luas jajargenjang pada Gambar 26 berikut 101

Gambar 26 Contoh kegiatan keterkaitan antar materi Setelah LKS selesai dikembangkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan RPP. Pengembangan RPP ini disesuaikan dengan Permendikbud, kemudian pada kegiatan pembelajaran RPP merujuk pada LKS yang telah dikembangkan. Bentuk evaluasi yang digunakan pada perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep ini adalah soal uraian. Dasar pertimbangan pemilihan soal uraian untuk evaluasi dikarenakan keunggulannya menurut Surapranata (2005: 232), sebagai berikut 1. Peserta didik mempunyai keleluasaan dalam menulis, mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan yang mereka miliki. 102

2. Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang tidak dapat diukur oleh soal objektif seperti pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritis. Kedua hal tersebut mendukung tujuan dari pengambangan perangkat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep. Guru dapat melihat seberapa jauh peserta didik memahami dan menggunakan konsep yang telah dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan. Pada Tahap Implementasi (Implementation), perangkat diujicobakan pada siswa kelas VII F SMP Negeri 23 Purworejo yang terdiri dari 32 anak. Uji coba perangkat pembelajaran dilakukan dalam enam kali pertemuan. Berdasarkan tanggapan peserta didik bahwa mereka senang menggunakan LKS PMRI dan merespon positif terhadap pembelajaran di kelas karena peserta didik ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut juga didukung dari hasil tes belajar siswa dan angket respon siswa. Sesuai dengan pendapat Suherman (2001:128) bahwa siswa akan mengonstruksi sendiri pengetahuannya dengan berbagai macam kegiatan yang beragam. Pada tahap evaluasi, setelah perangkat pembelajaran diimplementasikan di lapangan. Dilakukan perbaikan terhadap perangkat pembelajaran sesuai dengan masukan dari siswa maupun hal-hal yang peneliti temukan selama proses uji coba. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain kesalahan penulisan dalam LKS dan kesalahan jawaban pada buku LKS guru. Selain dilakukan perbaikan, dilakukan pula analisis terhadap kualitas perangkat pembelajaran yang meliputi aspek kevalidan, kepraktisan dan 103

keefektifan. Uraian dari masing-masing hasil analisis tiap aspek adalah sebagai berikut: 1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran Langkah-langkah pengembangan Perangkat Pembelajaran yang telah dilakukan mengacu pada langkah-langkah pengembangan seperti pada tahap Development yang sudah diuraikan sebelumnya. Perangkat yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli yaitu dua dosen dan satu guru matematika. Penilaian validator menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran layak diujicobakan dengan beberapa revisi. Berdasarkan penilaian oleh ahli, RPP dan LKS berturut-turut memiliki skor rata-rata 169,67 dan 127,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat dengan pendekatan PMRI valid. Dengan demikian, perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan layak untuk diujicobakan. 2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan telah memenuhi syarat praktis berdasarkan data hasil angket respon siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil angket respon siswa diperoleh 57,56. Hasil ini termasuk dalam kategori praktis. Artinya siswa merasa lebih mudah dan terbantu dalam memahami konsep-konsep segi empat menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Menurut analisis peneliti, respon peserta didik terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman konsep. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil angket 104

respon peserta didik butir ke-10 yaitu (Setelah mengikuti pembelajaran dengan LKS, pemahaman saya terhadap materi segi empat meningkat) dengan skor 58. Peserta didik juga merasa bahwa dengan banyaknya pembelajaran secara berkelompok mereka mampu menemukan ide-ide baru terkait materi segi empat hal ini sejalan dengan pendapat De Lange (dalam Hadi, 2005:37) Pembelajaran secara berkelompok menjadikan proses pembelajaran matematika sebagai suatu aktivitas sosial yang berdampak positif dalam perkembangan kemampuan kognitif siswa. Hal ini pula ditunjukkan pada perolehan skor rata-rata butir ke-7 (Kegiatan kelompok dalam LKS ini membantu saya berdiskusi dengan teman untuk menemukan ide-ide baru) yaitu 55. Begitu pula baiknya dengan hasil aspek-aspek yang lainnya. Dari hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran diperoleh persentase rata-rata 98,04% yang termasuk dalam katagori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat dengan pendekatan PMRI praktis. 3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi syarat efektif berdasarkan ketuntasan belajar klasikal yang mencapai persentase 62,5% yang masuk dalam katagori baik. Artinya pembelajaran dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis PMRI terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep segi empat. Berdasarkan tercapainya kriteria valid, praktis, dan efektif dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, maka diperoleh suatu produk akhir berupa 105

perangkat pembelajaran matematika berbasis PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat siswa SMP kelas VII yang berkualitas. Serta adanya respon positif siswa yang meliputi, hasil tes yang baik, dan penilaian yang baik terhadap produk yang dikembangkan. Diharapkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat dapat digunakan di sekolah-sekolah lain yang memiliki kesamaan karakteristik dengan sekolah yang telah diuji coba. C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang berorientasi kepada pemahaman konsep segi empat adalah sebagai berikut. 1. Beberapa pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah dicantumkan pada RPP karena adanya keterbatasan waktu. 2. Kondisi siswa belum terbiasa dengan pembelajaran PMRI, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama pada awal pembelajaran. 3. Implementasi pengajaran di dalam kelas seharusnya dilakukan oleh guru, namun pembelajaran dilakukan oleh peneliti. 106