TENTANG PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN CIREBON

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2016, No perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 62 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG

PEMANFAATAN DANA KAPITASI 2016 PADA PUSKESMAS

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BOTATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR ^TTAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 94

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 Juni Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 2015.

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 77 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor

GUBERNUR SULAWESI BARAT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ke

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

SKPD : RSUD LEUWILIANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

Mengingat : 1. Menimbang : a.

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 10 TAHUN 2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURANBUPATIBULUKUBA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

4400); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2016

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2 " TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

14, Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

BUPATI TANAH DATR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM SKPD : DINAS KESEHATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI MALUKU TENGGARA

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 2 SERI E

Transkripsi:

d BUPATI CIREBON PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN BUPATI CIREBON NOMOR i 410/ Kep 537-Dinkes/2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN CIREBON BUPATI CIREBON, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional yang berkaitan dengan Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, maka dipandang perlu untuk menetapkan pengelolaan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada puskesmas di Kabupaten Cirebon; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Puskesmas di Kabupaten Cirebon Tahun 2016, perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati. v»_. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapakali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana telah beberapakali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 62);

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 874); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 761). Menetapkan : KESATU : MEMUTUSKAN : Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Puskesmas Di Kabupaten Cirebon KEDUA KETIGA Pengalokasian dana kapitasi sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan pada puskesmas di Kabupaten Cirebon ditetapkan sebesar 60 % (enam puluh perseratus). Pengalokasian dana kapitasi sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan pada puskesmas di Kabupaten Cirebon sebesar 40 % (empat puluh perseratus), dimanfaatkan untuk: a. pemenuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan b. biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. KEEMPAT Rincian pengelolaan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada puskesmas di Kabupaten Cirebon tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Bupati ini. KELIMA Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Sumber pada tanggal 10 Oktober 2016 BUPATI CIREBON, SUNJAYA PURWADISAfSTRA Tembusan Kepada : 1. Yth. Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2. Yth. Gubemur Jawa Barat; 3. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; 4. Yth. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon; 5. Yth. Inspektur Kabupaten Cirebon; 6. Yth. Instansi Teknis Terkait.

Lampiran : KEPUTUSAN BUPATI CIREBON Nomor : 410/ KBp. 537-Dinkes/20l6 Tanggal : 10 Oktober 2016 RINCIAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN CIREBON I. JASA PELAYANAN KESEHATAN A. Ketentuan Umum : 1. Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP. 2. Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Peijanjian Keija, dan pegawai tidak tetap (PTT), yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Pegawai tidak tetap yang dimaksud pada angka 2 terdiri atas : a. PTT Pusat, PTT Provinsi, dan Pegawai Kontrak Daerah (PKD); b. Pegawai yang bekerja di Puskesmas dan hanya menerima penghasilan dari jasa pelayanan kapitasi. Dibuktikan dengan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang ditindaklanjuti dengan surat peijanjian kontrak keija antara pegawai yang bersangkutan dengan Kepala Puskesmas. B. Variabel dalam pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yaitu : 1. Jenis ketenagaan dan/atau jabatan dan kineija; 2. Kehadiran; C. Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan, dinilai sebagai berikut: 1. Jenis Ketenagaan : a. Tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus lima puluh); b. Tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai 100 (seratus); c. Tenaga kesehatan paling rendah S1/ D4, diberi nilai 80 (delapan puluh); d. Tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60 (enam puluh); e. Tenaga non kesehatan paling rendah D3, atau asisten tenaga kesehatan, diberi nilai 50 (lima puluh); dan f. Tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25 (dua puluh lima). 2. Rangkap tugas administratif : a. Rangkap tugas sebagai kepala FKTP, diberi tambahan nilai 100 (seratus); b. Rangkap tugas sebagai bendahara Dana Kapitasi JKN, diberi tambahan nilai 50 (lima puluh); dan c. Rangkap tugas sebagai Kepala Tata Usaha atau penanggung jawab penatausahaan keuangan, diberi tambahan nilai 30 (tiga puluh).

3. Rangkap tugas program : Tenaga yang rangkap tugas sebagai penanggung jawab program atau yang setara, diberi tambahan nilai 10 (sepuluh) untuk setiap program atau yang setara. 4. Masa keija : a. 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, diberi tambahan nilai 5 (lima); b. 11 (sebelas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun, diberi tambahan nilai 10 (sepuluh); c. 16 (enam belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, diberi tambahan nilai 15 (lima belas); d. 21 (dua puluh satu) tahun sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 20 (dua puluh); dan e. Lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 25 (dua puluh lima). 5. Kineija : a. Kineija Kepala Puskesmas : Kineija Kepala Puskesmas dinilai dari : - Akreditasi Puskesmas Terakreditasi paripuma nilainya 70 Terakreditasi Utama nilainya 50 Terakreditasi Madya nilai 35 Terakreditasi Dasar nilai 25 Tidak terakreditasi nilai 5 - Penilaian Kineija Puskesmas Kategori sangat baik nilai 40 Kategori baik nilai 25 Kategori kurang nilai 5 - Indeks Kepuasan Masyarakat Kategori sangat baik nilai 40 Kategori baik nilai 25 Kategori kurang baik nilai 15 Kategori tidak baik nilai 5 b. Kineija pegawai/ kaiyawan puskesmas berdasarkan penilaian Kepala Puskesmas dengan menggunakan instrumen Kineija Pegawai yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kesehatan, dengan kriteria sebagai berikut: - Kriteria Baik Sekali nilai 100 - Kriteria Baik nilai 80 - Kriteria Cukup nilai 60 - Kriteria Kurang nilai 30 D. Variabel kehadiran : 1. Hadir : a. Hadir setiap hari keija, diberi nilai 1 (satu) poin per hari. b. Persentase kehadiran adalah jumlah kehadiran dibagi jumlah hari keija dalam 1 (satu) bulan.

2. Tidak hadir : a. Terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi sampai dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 (satu) poin. b. Ketidakhadiran karena sakit dan/atau penugasan kedinasan oleh pejabat yang berwenang paling banyak 3 (tiga) hari kerja tetap diberikan nilai. E. Jumlah jasa pelayanan yang diterima oleh masing-masing tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Persentase J Kehadiran ^ f Jenis Masa RangkapTugas RangkapTugas Kineria 1 ^Ketenagaan Keria Administrasi Program + J^ y Jumlah Dana Total Point Puskesmas Jasa Pelayanan II. BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN Penggunaan Dana Kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk: - Biaya obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan - Biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. A. BIAYA OBAT, ALAT KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI Pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan pengadaan barang/jasa yang terkait dengan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, dengan mempertimbangkan ketersediaan yang dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pengadaan sebagaimana dimaksud di atas harus berpedoman pada formularium nasional. Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan tidak tercantum dalam formularium nasional dapat menggunakan obat lain termasuk obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara terbatas, dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. BELANJA BARANG OPERASIONAL : 1. Belanja Obat Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja obat-obat untuk pelayanan kesehatan kepada semua pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk peserta JKN di puskesmas. Contoh belanja: Paracetamol (Tab, Syrup), Amoksisillin (Tab, Syrup), Antacida (Tab, Syrup), CTM (Tab), Alopurinol (Tab), Asam Askorbat/Vit C (Tab), Captopril (Tab), Deksamethason (Tab), Asam Mefenamat (Tab), Lidokain, dan lain-lain.

2. Belanja Alat Kesehatan Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan, alat-alat laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium di puskesmas. Contoh belanja : Dental unit, stebilisator, stetoskop, tensi meter, tabung gas oksigen, gunting, bejana pemeriksaan, labu pemeriksaan lab, pinset, dan lain-lain. 3. Belanja Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja bahan medis habis pakai yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan (medis dan laboratorium) di puskesmas. Contoh belanja : Kasa pembalut/ perban, reagen, dan lain-lain. B. BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya meliputi: BELANJA BARANG OPERASIONAL : 1. Pelayanan Kesehatan Dalam Gedung Lingkup pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi semua pasien termasuk peserta JKN yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di puskesmas. Contoh belanja : Konsumsi untuk penyuluhan/sosialisasi, transport (bagi peserta pertemuan, narasumber), uang harian bagi narasumber, konsumsi rapat, biaya petugas piket/jaga (honor lembur + uang makan), dan lainlain. 2. Pelayanan Kesehatan Luar Gedung Lingkup Pelayanan di luar gedung mencakup pelayanan kesehatan yang bersifat upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta kunjungan rumah pada peserta JKN dalam penyelenggaraan program JKN. Contoh belanja:uang transport, uang harian petugas dalam kunjungan rumah, konsumsi penyuluhan/ sosialisasi, transport dan honor narasumber pada penyuluhan/sosialisasi dan lain-lain. 3. Operasional dan Pemeliharaan Kendaraan Puskesmas Keliling Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk operasional dan pemeliharaan puskesmas keliling (pusling) sehingga pusling selalu siap dan dalam kondisi prima sehingga optimal dalam pelayanan kesehatan. Contoh belanja : Bahan Bakar Minyak (BBM), penggantian oli, penggantian suku cadang pusling, service berkala dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling, dan lain-lain. 4. Bahan Cetak atau Alat Tulis Kantor Lingkup untuk kegiatan ini mencakup kebutuhan akan cetakan dan alat tulis kantor yang diperlukan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Contoh belanja : Cetak family folder, belanja alat tulis kantor, computer supplies, tinta printer, cetak leaflet, brosur, poster, dan lain-lain. 5. Administrasi, Koordinasi Program, dan Sistem Informasi Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk kegiatan administrasi, koordinasi program dan pelaksanaan sistem informasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Contoh belanja : Transport, uang harian, honor panitia pengadaan dan penerima barang, konsumsi, meterai, perangko, hardware dan software sistem informasi (komputer, laptop), mouse, printer, langganan internet, LCD, dan lain-lain. 6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan Ruang Lingkup belanja ini adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan/ peningkatan kapasitas SDM petugas di puskesmas. Contoh belanja : Transport, uang harian, biaya penginapan, biaya paket pelatihan/kursus, honor narasumber, konsumsi, dan lain-lain. 7. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik pada masyarakat termasuk peserta JKN. Contoh belanja : Belanja penggantian kunci pintu, engsel pintu, bohlam lampu, pengecatan puskesmas, perbaikan saluran air/wastafel, biaya tukang, penggantian pintu dan jendela yang rusak, pemeliharaan AC, perbaikan dan pengecatan pagar puskesmas, servis alat kesehatan, rekening listrik, air bersih dan lain-lain. BELANJA MODAL : Pengadaan sarana dan prasarana yang berkaitan langsung dengan Pelayanan Kesehatan. Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk penyediaan sarana dan prasarana di puskesmas yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan kesehatan di puskesmas. Contoh belanja : Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, lemari arsip, meja kerja petugas, AC, genset, pembuatan papan nama, pembuatan billboard, pembuatan pagar puskesmas, dan lain-lain. III. PEMANFAATAN SISA DANA KAPITASI 1. Pendapatan Dana Kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, sisa Dana Kapitasi dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya. 2. Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari dana dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan maka pemanfaatannya hanya dapat digunakan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.

3. Dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka pemanfaatannya hanya dapat digunakan untuk jasa pelayanan. 4. Pemanfaatan sisa Dana Kapitasi harus dimasukkan dalam rencana pendapatan dan belanja Dana Kapitasi JKN yang dianggarkan dalam Rencana Keija dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. IV. KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) Kepala UPT Puskesmas dalam pemanfaatan dana kapitasi pada program Jaminan Kesehatan Nasional dapat dijadikan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. V. BUNGA BANK Hasil dari penyimpanan dana kapitasi program Jaminan Kesehatan Nasional pada bank yang dilakukan oleh Puskesmas diperoleh bunga bank. Bunga bank yang dihasilkan terkonsolidasikan dengan Bendahara Umum Daerah (BUD) secara berkala dan dipergunakan kembali oleh puskesmas untuk kegiatan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. VI. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan keputusan ini dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dan atau Tim Koordinasi Jaminan Kesehatan Nasional Kabupaten Cirebon dan Kepala Puskesmas secara beijenjang dan secara fungsional oleh Aparatur Pengawas Instansi Pemerintah Kabupaten Cirebon sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BUPATI CIREBON,