BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi sebesar 9,33 liter/kapita/tahun pada tahun Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS. goreng terbagi menjadi Minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids)

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

PENGARUH PEMBERIAN MIYAK GORENG PENGGUNAAN BERULANG TERHADAP KADAR PARASETAMOL PADA URIN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengeradikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Amoksisilin juga

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN. Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-p-aminofenol merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

PENGARUH Agen KIMIA Dan MEKANISME perubahan sel Serta penyakit Yang ditimbulkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MIMBA

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Endang Nur Utami 1 ; Anik Nuryati, S.Si, M.Sc. 2 ; M. Atik Martsiningsih, S.Si, M.Sc. 2 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN CURCUMA DALAM SUSU DAN EMULSI TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Masalah 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3

Pengaruh praperlakuan pentagamavunon-0 terhadap profil farmakokinetika parasetamol pada tikus jantan wistar

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

TUGAS FARMAKOKINETIKA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Chika Klarissa J

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EFEK RENOPROTEKTIF PERASAN RIMPANG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA) TERHADAP KADAR UREUM PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

PENGANTAR FARMAKOLOGI

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2005). Hati terlibat dalam sintesis, penyimpanan dan metabolisme banyak senyawa

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar makanan dan jenis makanan di Indonesia membutuhkan minyak goreng untuk proses pembuatannya. 1 Pengunaan minyak goreng berulang adalah perihal yang biasa ditemukan, dengan tujuan mengurangi biaya dalam memasak. Penggorengan terputus ini, minyak yang sudah terpakai didinginkan dan kemudian lagi untuk menggoreng, mengakibatkan kerusakan pada minyak. 2 Pemanasan yang berulang akan menyebabkan minyak goreng mengalami reaksi otooksidasi, thermal polimerasi dan thermal oksidasi. Reaksi-reaksi yang akan menyebabkan terbentuknya senyawa peroksida, hidroperoksida, yang merupakan radikal bebas, siklik, polimer, dan asam lemak jenuh yang bersifat toksik. 3 Parasetamol merupakan obat analgetikantipiretik yang banyak beredar di pasaran dan dijual dengan harga yang terjangkau sehingga sering masyarakat untuk mengobati penyakit ringan seperti demam dan sakit kepala. 4 Konsumsi parasetamol secara oral dapat diserap dengan cepat dan hampir sempurna di saluran pencernaan. 5 1

2 Hati merupakan tempat metabolisme utama parasetamol. Di dalam hati, parasetamol dikonjugasikan masing-masing 60% dengan asam glukuronat, 35% asam sulfat, dan 3% sistein; yang akhirnya menghasilkan konjugat yang larut dalam air serta diekskresi bersama urin. 6 Metabolisme melalui sitokrom P450 membuat parasetamol mengalami hidroksilasi membentuk senyawa antara, N-acetyl-parabenzoquinoneimine (NAPQI), yang sangat elektrofilik dan reaktif. Pada keadaan normal, senyawa antara ini dieliminasi melalui konjugasi dengan glutathione (GSH) yang berikatan dengan gugus sulfhidril dan kemudian dimetabolisme lebih lanjut menjadi suatu asam merkapturat yang selanjutnya diekskresi ke dalam urin. Pada suatu keadaan dimana kadar GSH yang sangat kurang, akan menyebabkan senyawa toksik hasil metabolisme parasetamol, yaitu N-acetyl-para-benzoquinoneimine (NAPQI) tidak dapat didetoksifikasi secara sempurna sehingga dapat menyebabkan kerentanan sel-sel hati terhadap cedera dan juga memungkinkan NAPQI berikatan secara kovalen pada makromolekul sel, yang menyebabkan disfungsi berbagai sistem enzim. 7 Pemberian minyak pemanasan berulang pada tikus menyebabkan kenaikan kadar stress oksidatif. 8 Kenaikan kadar stress oksidatif ini dapat menganggu kerja GSH.Selama ini belum pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak penggunaan berulang terhadap metabolisme parasetamol pada urin tikur wistar, melihat banyak makanan tersaji dengan menggunakan minyak penggunaan berulang, sementara terdapat

3 kekhawatiran tentang adanya pengaruh terhadap metabolisme parasetamol. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti efek pemberian minyak penggunaan berulang terhadap metabolisme parasetamol pada urin. 1.2 Permasalahan Penelitian Apakah pemberian minyak goreng penggunaan berulang mempengaruhi metabolisme parasetamol? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini akanmengetahui efek minyak goreng penggunaan berulang terhadap metabolisme parasetamol pada urin tikus wistar. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang salah satu dampak dari penggunaan minyak goreng berulang. 2. Sebagai landasan teori untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian penelitian No. Judul Metode Penelitian Hasil 1. Rocmawaty M D. 2005. Profil Sampel 12 ekor Praperlakuan Parasetamol Dalam Urin tikus putih galur Curvit (kurkumin) Tampung Tikus Setelah strain Wistar menampilkan Pemberian Curvit Dengan jumlah Metode High Performance parasetamol utuh

4 Liquid Chromatography di dalam urin tikus (HPCL) menjadi lebih besar. 9 adalah HPCL 2. Pinondang S, Mohamad A, Sampel 16 ekor Jus buah durian Bambang W.2013. Pengaruh Jus tikus putih galur dapat Buah Durian Terhadap Profil strain wistar mempengaruhi Farmakokinetik Parasetamol kinetika absorbsi Pada Tikus Putih Jantan Galur parasetamol Wistar. dengan menurunkan nilai Ka dan Cpmaks adalah serta Spektofotometer meningkatkan UV Tmaks parasetamol. 10 3. Djoko W dan Arief R H. 2006. Sampel 15 ekor Praperlakuan Pengaruh Praperlakuan tikus wistar PGV-0 peroral Pentagamavunom-0 terhadap dosis 20 dan 40 Profil Farmakokinetika mg/kg BB tidak Parasetamol pada Tikus Jantan mempengaruhi Wistar parameter

5 adalah HPLC farmakokinetika parasetamol dosis 150 mg/kg BB yang diberikan peroral pada tikus (P>0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada perlakuan yang diberikan dan durasi penelitian. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian Curvit, jus buah durian, dan pentagamavunom-0. dari penelitian adalah 1 hari. Pada penelitian ini, tikus wistar sebagai sampel penelitian, pemberian perlakuan adalah diberi diet yang dicampur dengan minyak goreng penggunaan berulang secara adlibitum, serta durasi penelitian selama 8minggu.