1 KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka terwujudnya Aparatur Sipil Negara yang profesional, inovatif dan bertanggungjawab dipandang perlu adanya kebijakan dan manajemen aparatur yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Meritokrasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902), yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594);
2 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258); 8. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 477);
3 10. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil; 11. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Karimun. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Karimun. 3. Bupati adalah Bupati Karimun. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Karimun. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjut disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karimun. 6. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Aparatur Sipil Negara dan pembinaan Manajemen Aparatur Sipil Negara di instansi pemerintah sesuai ketentuan perundang-undangan. 7. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 8. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada Instansi Pemerintahan.
4 9. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 10. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. 11. Meritrokrasi adalah manajemen kepegawaian yang menggunakan sistem merit untuk menentukan kualitas ASN dengan basis kompetensi dan kinerja ASN. 12. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen Aparatur Sipil Negara yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. 13. Assessment Center adalah metode terstandar yang dilakukan untuk menilai mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan PNS dalam suatu jabatan dengan menggunakan alat ukur. 18. Assesse adalah orang yang akan dinilai kompetensinya. 19. Assessor adalah seseorang yang memenuhi syarat-syarat tertentu, telah mengikuti pelatihan Assessor, dan memiliki keahlian teknis untuk melakukan penilaian kompetensi. 21. Simulasi adalah alat ukur kompetensi dengan menggunakan persoalan kompleks yang menggambarkan situasi dan kondisi yang secara nyata mungkin muncul dalam tugas pekerjaan sehari-hari. 22. Penilaian Kompetensi adalah suatu proses membandingkan antara kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan atau calon pemegang jabatan. 23. Alat Ukur adalah alat untuk menguji atau mengukur kualitas. 24. Kompetensi Manajerial adalah karakteristik yang mendasari individu dengan merujuk pada kriteria efektif dan atau kinerja unggul dalam jabatan tertentu. 20. Tim Penilai Kompetensi adalah Tim yang dibentuk selama UPK belum terbentuk yang mempunyai tugas membuat perencanaan dan melaksanakan penilaian kompetensi PNS dengan menggunakan metode Quasi Assessment Center. 21. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS dan dilakukan berdasarkan kurun waktu tertentu. 22. Penilaian Kinerja adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh Pejabat penilai terhadap hasil kerja PNS. 23. Hasil Kerja adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari pelaksanaan tugas PNS baik tugas pokok maupun tugas tambahan untuk mendukung capaian sasaran kerja pegawai.
5 BAB II MAKSUD, TUJUAN, PRINSIP DAN SASARAN Pasal 2 (1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini adalah sebagai dasar pedoman dalam penyelenggaraan seleksi pengisian jabatan dilingkungan Pemerintah Daerah. (2) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah menjamin tersedianya Pejabat yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi dalam kegiatan Pemerintahan Daerah. (3) Prinsip Peraturan Bupati ini adalah terselenggaranya seleksi calon pejabat yang transparan, obyektif, kompetitif, dan akuntabel. (4) Sasaran Peraturan Bupati ini adalah mengidentifikasi kekuatan individu dalam pengembangan karier dan perencanaan pada pengembangan Sumber Daya Aparatur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun. BAB III MANAJEMEN ASN Bagian Kesatu Assessment Center Pasal 3 (1) Assessment Center merupakan penilaian berbasis kompetensi dengan melibatkan beragam teknik evaluasi, metode, dan alat ukur dengan proses yang sistematis terhadap PNS dilingkungan Pemerintah Daerah. (2) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilihat pada pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan individu yang di anggap kritikal bagi keberhasilan kinerja yang unggul. Pasal 4 (1) Peran Assessment Center sebagai metode evaluasi yang memiliki standar mengenai perilaku individu dengan menggunakan beragam simulasi/latihan. (2) Simulasi/latihan sebagaimana dimaksud ayat (1) seperti In-Tray, Proposal Writing, Presentasi, Analisis Kasus, Leaderless Group Discussion (LGD) dan Role Play.
6 Pasal 5 Karakteristik Assessment Center terdiri dari : a. Assessment Center dirancang berkaitan dengan kompetensi/dimensi suatu jabatan tertentu ; b. Menggunakan berbagai simulasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (2) yang mencerminkan tingkah laku menjadi prasyarat jabatan yang akan diduduki. Observasi perilaku/ kompetensi assessee (peserta assessment) didasarkan beberapa simulasi yang didesain untuk mengukur dimensi/kompetensi yang sama dengan tujuan untuk mengeleminasi kesalahan pengukuran ; c. Satu kegiatan Assessment diikuti oleh Assessee yang harus mengikuti semua simulasi. Setiap Assessee akan diobservasi/ dievaluasi oleh Assessor ; d. Setiap Assessor harus menerima pelatihan yang baik dan mampu melakukan garis-garis pedoman kinerja penilai sebelum berpartisipasi dalam sebuah Assessment Center ; e. Beberapa prosedur sistematis harus digunakan oleh Assessor untuk mencatat secara akurat dari pengamatan terhadap perilaku pada saat kejadian ; f. Assessor harus mempersiapkan beberapa laporan atau catatan hasil pengamatan yang dibuat pada setiap simulasi untuk dipakai sebagai bahan diskusi bersama Tim Penilai ; g. Hasil akhir Assessment ditentukan melalui data integritas seluruh bukti perilaku ; h. Penggabungan hasil pengamatan/ observasi perilaku harus didasarkan pada pengumpulan informasi yang diperoleh dari teknik penilaian selama simulasi berlangsung, bukan dari informasi yang tidak relevan dengan proses penilaian ; i. Assesse di evaluasi berdasarkan kriteria/ standar yang telah ditentukan dengan jelas, bukan dibandingkan satu sama lain sehingga memberikan sumbangan berharga bagi peningkatan mutu Assesse. Pasal 6 (1) Manfaat dari hasil Assessment Center antara lain: a. Memperoleh kriteria yang jelas untuk suatu jabatan tertentu; b. Mengidentifikasi kader-kader pemimpin melalui suatu metode yang memiliki akurasi dan obyektifitas yang dapat diandalkan; c. Menghasilkan strategi dan tindakan pengembangan secara spesifik dan terencana bagi Aparatur Sipil Negara (ASN); d. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi manajerial Aparatur Sipil Negara (ASN). (2) Manfaat Assessment Center sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipergunakan oleh pimpinan organisasi sebagai salah satu sarana/alat pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya Aparatur. (3) Pengembangan Sumber Daya Aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) seperti proses rekruitmen pegawai, promosi pegawai, mutasi pegawai dan pengembangan karir pegawai.
7 Pasal 7 Melaksanakan Assessment Center di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun bagi ASN yang akan dan/atau sedang menduduki jabatan Eselon II, Eselon III dan Eselon IV. Pasal 8 Seluruh data dan informasi yang berkaitan dengan Assessment Center merupakan milik Pemerintah Kabupaten Karimun dan bersifat rahasia. Bagian Kedua Penilaian Kinerja Pasal 9 Penilaian Kinerja Pegawai, bertujuan untuk : a. Menjamin objektifitas pembinaan pegawai yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja ; b. Mendorong pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan pemenuhan terhadap sasaran kerja pegawai; c. Meningkatkan kualitas kerja dan perilaku pegawai yang professional; dan d. Meningkatkan citra dan kinerja pegawai. Pasal 10 Penilaian Kinerja pegawai dilakukan berdasarkan prinsip : a. Objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan. Pasal 11 Sasaran penilaian merupakan gambaran perilaku kerja Pegawai sebagai bahan pertimbangan yang lebih obyektif dalam proses pengambilan keputusan di bidang manajemen administrasi kepegawaian. Pasal 12 Obyek penilaian yaitu seluruh Pegawai baik Pejabat Struktural maupun Pejabat Fungsional. Pasal 13 Pegawai wajib menyusun sasaran kerja pegawai dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas; b. kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain-lain maupun secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat memuaskan, dan lain-lain;
8 c. relevan Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan masing-masing; dan d. memiliki target waktu. Pasal 14 (1) SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur. (2) SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai. (3) Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final. Pasal 15 (1) SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari. (2) Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan tugas atau surat perintah menduduki jabatan. Pasal 16 PNS yang tidak menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS. Pasal 17 Selain Sasaran Kerja Pegawai, penilaian kinerja memperhatikan juga disiplin kerja dengan indikator perilaku meliputi : 1. Mengikuti apel pagi; 2. Menggunakan atribut pakaian dinas; 3. Jam masuk kerja tepat waktu; 4. Jam pulang kerja tepat waktu; 5. Tingkat kehadiran kerja; 6. Penjatuhan hukuman disiplin. Pasal 18 (1) Ukuran keberhasilan kinerja Pegawai adalah tolak ukur yang digunakan Pejabat Penilai dalam melakukan penilaian. (2) Hasil kerja pegawai disusun untuk menjamin pencapaian sasaran kerja pegawai dan target kinerja organisasi. (3) Penilaian Kinerja seluruhnya dilakukan secara tertulis, obyektif dan transparan berdasarkan bukti pendukung berupa dokumentasi data, hasil pencapaian kinerja Pegawai dan hasil monitoring serta evaluasi Pimpinan SKPD masingmasing.
9 Pasal 19 Pelaksanaan Assessment Center dan Penilaian Kinerja dilakukan oleh Tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati. Pasal 20 Pedoman Teknis pelaksanaan Assessment Center dan Penilaian Kinerja akan diatur lebih lanjut dalam peraturan tersendiri. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Karimun. Ditetapkan di Tanjung Balai Karimun pada tanggal 8 Juni 2016 BUPATI KARIMUN, Ttd. Diundangkan di Tanjung Balai Karimun pada tanggal 8 Juni 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN, Ttd. H. AUNUR RAFIQ H.T.S. ARIF FADILLAH BERITA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2016 NOMOR 23
10