PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN ORIENTASI DAN MOBILITAS BAGI SISWA TUNANETRA. Yuni Astuti ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH ANALISIS MOBILITAS TUNANETRA

PENTINGNYA ORIENTASI DAN MOBILITAS BAGI TUNANETRA

ORIENTASI DAN MOBILITAS (O&M)

PRINSIP DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN ORIENTASI BAGI TUNANETRA Irham Hosni

KETERAMPILAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI TUNANETRA

Kemampuan mobilitas yang tinggi dalam segala aspek kehidupan. merupakan dambaan setiap individu tidak terkecuali mereka yang menyandang

TEKNIK PENDAMPING AWAS

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MAKALAH KONSEP DASAR ORIENTASI DAN MOBILITAS. Oleh: DJADJA RAHARDJA AHMAD NAWAWI

2016 PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN ORIENTASI DAN MOBILITAS TEKNIK PENDAMPING AWAS BAGI KELUARGA SISWA TUNANETRA

BAB III METODE PENELITIAN

DR. Didi Tarsidi, M.Pd., UPI. Dampak Ketunanetraan terhadap Pembelajaran Bahasa

PANDUAN PELASANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang

MEMFASILITASI ANAK TUNANETRA UNTUK MENGORIENTASI DAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN MELALUI DESAIN PELAKSANAAN ORIENTASI DAN MOBILITAS

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Sugiono ( 2009 ) penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

KONSEP DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KTSP SLB TUNANETRA

BAB III METODE PENELITIAN

Dampak Ketunanetraan terhadap Fungsi Kognitif Anak

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB II PENGAJARAN KETERAMPILAN PENGGUNAAN TONGKAT OLEH GURU ORIENTASI DAN MOBILITAS (O&M) PADA SISWA TUNANETRA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PENGENALAN DIRI PADA ANAK TUNANETRA

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi obyektif kemampuan keselamatan diri siswa tunanetra kelas

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

PENGGUNAAN MEDIA BLOCK CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMBUAT DENAH PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati, S.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran matematika kelompok peminatan Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGEMBANGAN MODUL MENGGAMBAR PROPORSI DAN MACAM-MACAM BUSANA SESUAI BENTUK TUBUH DAN KESEMPATAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 IMOGIRI

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Khusus Tunanetra melalui Pendekatan Orientasi dan Mobilitas di Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN. sertateknik analisis. Prosedur penelitian terdiri pengumpulan data, perencanaan

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS AUDIO PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS SEGITIGA UNTUK SISWA TUNANETRA SMPLB TPA JEMBER

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN TULISAN SINGKAT BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, termasuk tunanetra. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam hipotesis akan menggunakan pre-experimental (non design). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh Riris Rahmanitasari NIM

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS UNTUK MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SMP. Wahyu Hidayat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penulis memperoleh data hasil kemampuan siswa terhadap tugas

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian dan pengembangan.

Arum Wisnanti 26, Sunardi 27, Dinawati Trapsilasiwi 28

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan sebelumnya. Pada Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN ORIENTASI DAN MOBILITAS BAGI SISWA TUNANETRA Yuni Astuti yuniastuti804@yahoo.co.id ABSTRAK Sebagai bekal kemandirian, siswa-siswa tunanetra di SLB mendapatkan pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas (OM) dimana mereka belajar teknik-teknik dasar OM mulai dari pemahaman kosakata, sampai bagaimana berjalan dengan menggunakan tongkat. namun demikian, pembelajaran OM di SLB selama ini belum diimbangi dengan adanya instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tunanetra tersebut dalam menguasai keterampilan OM. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah instrumen penilaian yang dapat digunakan oleh instruktur dalam mengukur kemampuan OM yang dikuasai oleh siswa tunanetra. Di dalam penelitian pengembangan ini, instrumen penilaian yang dikembangkan melalui beberapa kali tahap uji coba yang dilakukan kepada beberapa subyek coba yaitu 1) ahli evaluasi pembelajaran, 2) guru SLB, dan 3) siswa tunanetra. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yaitu dari hasil observasi, angket, dan wawancara yang dilakukan kepada subyek coba. Analisa data dilakukan secara kualitatif yang digunakan untuk mengukur validitas produk dan sebagai bahan dalam revisi produk. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa produk pengembangan instrumen penilaian OM ini perlu mendapat revisi untuk beberapa hal. namun demikian, produk pengembangan instrumen penilian OM ini telah memenuhi validitas isi dan validitas konstruk sehingga dapat digunakan oleh guru-guru dan instruktur OM di SLB. Kata kunci: pengembangan, instrumen, penilaian, orientasi dan mobilitas, tunanetra PENDAHULUAN Kemampuan penglihatan sangat berpengaruh terhadap aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang tidak memiliki hambatan penglihatan tentunya akan memperoleh lebih banyak informasi dibandingkan dengan seseorang yang mengalami hambatan penglihatan. Bagi anak-anak yang sedang belajar, banyak informasi diperoleh melalui penglihatan, misalnya dalam mempelajari warna, mengamati benda-benda sekitar, mengamati ekspresi wajah orang lain, menulis dan membaca, memahami persepsi jarak dan sebagainya. Namun demikian, informasi-informasi tersebut akan sangat sulit diperoleh oleh anak-anak yang mengalami hambatan penglihatan atau tunanetra. Hal itu berpengaruh pada proses belajar mereka yang menjadikan belajar menjadi tidaklah mudah. Tidak hanya proses pembelajaran yang terpengaruh, namun terdapat beberapa aspek lain yang juga terpengaruh oleh hambatan penglihatan. Aspek-aspek yang terkena pengaruh/dampak hambatan penglihatan tersebut

meliputi aspek kognisi, kompetensi sosial, keterampilan sosial, bahasa, serta orientasi dan mobilitas. Terkait dengan kemampuan orientasi dan mobilitas, hal ini merupakan sebuah keterampilan yang wajib dimiliki oleh seorang tunanetra agar dapat hidup secara mandiri. Orientasi adalah proses penggunaan indera-indera yang masih berfungsi untuk menetapkan posisi diri dan hubungannya dengan objek-objek yang ada di lingkungannya. Sedangkan mobilitas adalah kemampuan, kesiapan, dan mudahnya melakukan gerak (Hosni, tanpa tahun). Sedangkan menurut Tooze (1981) orientasi adalah kemampuan untuk memahami hubungan antara satu objek dengan objek yang lain; penciptaan dari suatu pola mental dari lingkungan. Pelatihan mobilitas mencakup perolehan keterampilan dan teknik yang menjadikan orang-orang yang memiliki hambatan visual bepergian dengan lebih mudah di lingkungannya. Orientasi merupakan proses berpikir dan mengolah informasi yang mengandung tiga pertanyaan pokok, yaitu: 1) di mana saya, 2) ke mana tujuan saya, dan 3) bagaimana saya bisa sampai ke tujuan tersebut. Jadi, orientasi adalah proses mencari informasi untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut (Rahardja, 2008). Kegiatan orientasi dimulai jika terjadi rangsangan ke otak, dan otak mampu memproses rangsangan tersebut. Rangsangan atau stimulus dari luar bisa berupa taktual, visual, pendengaran, penciuman atau pengecapan. RANGSANGAN LAIN DAPAT BERUPA KESEIMBANGAN Dalam kegiatan orientasi, menetapkan posisi diri sangat penting. Posisi baru akan diketahui apabila dihubungkan dengan objek lain di lingkungannya. Hilangnya/kurangnya penglihatan membatasi kemampuan tunanetra untuk: (1) Mengetahui di mana dia berada dan bagaimana cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain; (2) Meniru dan berinteraksi sosial; (3) Memahami apa yang menyebabkan sesuatu terjadi. Artinya, ketunanetraan membatasi kemampuan orientasi. Pengetahuan yang diperlukan untuk mempermudah tunanetra mengembangkan kemampuan melakukan orientasi dikelompokkan ke dalam 6 komponen yaitu : a. Landmark (ciri medan) b. Clues (tanda-tanda) c. Numbering system (sistem penomeran)

d. Measurement (pengukuran) e. Compass Direction (arah mata angin) Best (1992) mengemukakan bahwa anak-anak tunanetra tidak dapat dengan mudah memantau gerakannya dan oleh karenanya dapat mengalami kesulitan dalam memahami apa yang terjadi apabila mereka menggerakkan atau merentangkan anggota tubuhnya, membungkukkan atau memutar tubuhnya. Karena tidak dapat melihat bagaimana orang lain menggerakkan dan menggunakan anggota tubuhnya dengan jelas, mereka tidak bisa mengamati bagaimana proses orang duduk, berdiri, dan berjalan serta kemudian menirukannya. Akibatnya, mereka akan memiliki lebih sedikit kerangka acuan (term of reference), sebagai model untuk ditiru dan mungkin tidak akan menyadari apa artinya "duduk tegak", ketika berjalan kaki melangkah dan tangan diayun, sehingga terjadi keserasian gerak antara kaki, tangan, dan tubuh ketika sedang berjalan. Oleh karena itu, agar tunanetra bisa bergerak secara mudah, aman, dan efektif di lingkungannya, perlu diberi pelatihan keterampilan orientasi dan mobilitas. Selama ini anak-anak tunanetra yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa telah mendapatkan pembelajaran keterampilan O&M dimana mereka secara bertahap dilatih untuk dapat menguasai teknik-teknik dasar O&M mulai dari pemahaman kosakata sampai dengan kemampuan menggunakan tongkat dan bagaimana berjalan dengan seorang pendamping. Namun demikian, pembelajaran keterampilan O&M tersebut selama ini tidak dilengkapi dengan instrumen penilaian yang komprehensif dimana semua komponen yang ada pada keterampilan O&M dapat dinilai secara obyektif. Untuk itu, perlu dikembangkan sebuah instrumen orientasi dan mobilitas yang dapat digunakan oleh guru/instruktur O&M sehingga mereka dapat mengukur kemampuan anak-anak tunanetra dalam menguasai keterampilan O&M. Untuk itu, berdasarkan analisa kebutuhan di atas, penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah instrument penilaian orientasi dan mobilitas bagi anak tunanetra sebagai rujukan dalam melakukan penilaian kemampuan orientasi dan mobilitas anak tunanetra. Produk pengembangan yang dihasilkan terdiri dari dua macam produk, yaitu Instrumen Penilaian O&M dan Buku Panduan Guru.

1) Instrumen penilaian O&M: a. Berbentuk inventory checklist dengan skala bertahap mulai 0 sampai dengan 5. b. Ada tiga aspek utama yang dinilai yaitu penguasaan konsep, kemampuan berpindah, dan kemampuan menggunakan tongkat. c. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. 2) Buku Panduan Guru a. Menjelaskan bagaimana penggunaan instrumen penilaian O&M. b. Menjelaskan tiap-tiap aspek yang dinilai dan dilengkapi dengan contoh. c. Dilengkapi dengan rubric penilaian sebagai pedoman dalam pemberian skor. UJI COBA PRODUK Pada pengembangan produk ini, pengujian dilakukan pada subjek uji coba yaitu ahli evaluasi pembelajaran dan guru berupa uji coba lapangan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrument penilaian yang dikembangkan sudah sesuai untuk guru dan siswa serta apakah guru mengalami kesulitan atau permasalahan selama menggunakan instrument. Subjek coba pada penelitian dan pengembangan produk instrumen penilaian O&M ini merupakan ahli evaluasi pembelajaran, guru, dan siswa tunanetra di SLB Pembina Tingkat Nasional Malang. Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil studi pendahuluan, hasil dari uji ahli, telaah dan tanggapan guru. Data kevalidan diperoleh dari hasil validasi ahli sedangkan data kepraktisan diperoleh dari angket guru. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data terdiri atas instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama ialah peneliti, sedangkan instrumen penunjang dengan teknik angket, dan dokumentasi. Instrumen penunjang memuat aspek kevalidan dan kepraktisan. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data analisis kepraktisan oleh guru, dan evaluasi ahli. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

berupa kurikulum pembelajaran dan informasi-informasi lain untuk keperluan karakteristik siswa. HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN Produk yang dikembangkan pada penelitian pengembangan ini dilaksanakan untuk mengembangkan sebuah produk dalam rangka memenuhi kebutuhan di l. apangan, seiring belum adanya instrumen O&M yang dapat mengukur kemampuan siswa tunanetra dalam O&M. Instrumen ini terdiri dari 2 jenis yaitu Instrumen Penilaian O&M dan Buku Panduan GuruProduk I, berupa instrumen penilaian O&M adalah sebuah inventory check list yang digunakan oleh guru/instruktur O&M dalam mengukur kemampuan siswa tunanetra dalam O&M. Aspek-aspek yang dinilai dalam instrumen ini merupakan aspek-aspek dalam teknik dasar O&M. Ada beberapa aspek yang diukur, yaitu sebagai berikut: 1) Pemahaman Konsep, 2) Keterampilan berpindah, dan 3) Keterampilan menggunakan tongkat. Sedangkan produk kedua adalah panduan guru yang ditujukan Untuk memudahkan guru/instruktur dalam menggunakan Instrumen Penilaian O&M ini. Panduan guru ini berisi penjelasan tentang beberapa aspek yang dinilai dalam O&M, serta rubrik penilaian. Penilaian pada instrumen ini menggunakan skala bertahap yang terdiri dari enam skala yaitu mulai dari sskala 0 sampai dengan 5 yang mana tiap-tiap skala mewakili deskripsi tertentu. Penelitian pengembangan yang dilakukan menghasilkan produk berupa instrumen penilaian O&M dan Buku Pedoman Guru. Uji coba dilakukan pada subyek coba yaitu Ahli evaluasi pembelajaran, ahli di bidang Pendidikan Luar Biasa, Guru SLB, dan siswa tunanetra di SLB Pembina Tingkat Nasional Malang. Data uji coba diuraikan seperti di bawah ini. Uji validasi ahli dilaksanakan setelah produk awal selesai dibuat. Uji validasi ahli dilaksanakan untuk mengukur tingkat kevalidan produk instrumen penilaian O&M dari segi instrumen penilaian. Dr. Ahsan Romadlon Junaidi, M.Pd sebagai validator ahli evaluasi pembelajaran. Beliau adalah Dosen di Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Malang. Validasi ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan perbaikan berkaitan dengan produk yang dikembangkan. Hasil validasi ahli ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk yang kemudian produk yang telah direvisi tersebut digunakan untuk uji coba di

lapangan. Sedangkan uji coba lapangan dilakukan dengan melibatkan guru dan siswa tunanetra di SLB Pembina Tingkat nasional Malang. Hasil uji ahli dan uji coba lapangan menjadi dasar untuk revisi. ANALISA PRODUK Berdasarkan data yang diperoleh dari uji validitas ahli dan uji lapangan, dapat disimpulkan bahwa produk instrumen penilaian O&M yang dihasilkan telah valid dan dapat digunakan. Berikut adalah rincian revisi yang dilakukan selama proses pengembangan produk: 1. Bahasa yang digunakan disederhanakan agar lebih mudah dipahami. 2. Beberapa istilah asing seperti vocabulary, concept, movement, diubah menjadi istilah Bahasa Indonesia yaitu kosakata, konsep, dan kemampuan berpindah. 3. Beberapa akronim diubah ke dalam bentuk kalimat lengkap. 4. Buku panduan guru dilengkapi dengan contoh agar lebih mudah dipahami. KESIMPULAN Instrumen penilaian O&M yang dikembangkan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan guru atas adanya sebuah instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan O&M siswa tunanetra di SLB. Diharapkan, instrumen tersebut dapat digunakan dan diterapkan secara luas oleh guru-guru di SLB mengingat selama ini belum ada instrumen yang serupa. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian O&M ini, terlihat bahwa instrumen ini telah valid berdasarkan validitas yang dilakukan oleh para ahli, yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Hal-hal yang terpenuhi adalah bahwa instrumen penilaian O&M ini telah sesuai dengan kompetensi dasar, kisikisi jelas dan mudah dipahami, instrumen mudah diterapkan, sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta dapat mengukur kemampuan O&M siswa tunanetra. Sedangkan hasil uji kepraktisan menyatakan bahwa instrumen penilaian O&M ini dapat digunakan oleh guru, dibuktikan dengan skor yang memenuhi untuk item berikut: tujuan pembelajaran dapat terpenuhi, instrumen penilaian mudah digunakan, instrumen dapat digunakan dalam selang waktu yang ditetapkan, serta pedoman penggunaan instrumen yang mudah digunakan. Dari hasil yang

diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian ini dapat digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran O&M di SLB. DAFTAR RUJUKAN Benner, Susan. 2003. Assessment of Young Children with Special Needs, A Content-Based Approach. Canada: Delmar Learning. Hadi, Purwaka. 2005. Kemandirian Tunanetra. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Hosni, Irham, (tanpa tahun). Buku Ajar Orientasi dan Mobilitas, Depdiknas, Ditjen Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Kingsley, Mary. 1999. The Effect of Visual Loss, dalam Visual Impairment(editor: Mason & McCall). GBR: David Fulton, Publisher. Lewis, Vicky. 2003. Development and Disability (second edition).united Kingdom: Blackwell Publishing. Murakami, Takuma, M. Theibaud, Helen. 1987. Assisting The Blind Traveler. Saitama, Japan: Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Pendidikan Luar Biasa: Garis-garis Besar Program Pengajartan Program Khusus Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra, Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2001. Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Pendidikan Luar Biasa: Garis-garis Besar Program Pengajartan Program Khusus Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra Mata Pelajaran Orientasi dan Mobilitas, Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2001.