3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

PRODUKTIVITAS DAN PEMANFAATAN Indigofera sp SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PADA INTERVAL DAN INTENSITAS PEMOTONGAN YANG BERBEDA ANDI TARIGAN

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

MATERI DAN METODE. Materi

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

Transkripsi:

11 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian di dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai Juli 2009. Lokasi penelitian adalah dataran rendah kering (50 m dpl, curah hujan rata rata 1.800 mm/tahun) jenis tanah pod soil kuning merah dengan ph tanah 4.5 5.0 dan berlokasi di lapangan percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih Sumatera Utara. Analisis prosimat kualitas nutrisi dilakukan di Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong. Analisis kecernaan in vitro dan mineral dilaukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah IPB dan analisis total phennol, tannin di Laboratorium Pakan Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. 3.2 Materi Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian yaitu: biji Indigofera sp. sebanyak 1 kg, polybag 25 kg. Pupuk dasar digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 10 ton /ha dan kapur 1 ton/ ha, sedangkan pupuk kimia urea 100 kg/ha, SP 36 150 kg/ha dan KCL 200 kg/ha. Dua puluh ekor kambing Boerka jantan, umur 6 bulan dan rataan berat badan 9-11 kg. Peralatan yang digunakan pada pada penelitian yaitu: kandang metabolisme, timbangan, cangkul, parang, babat, meteran, sprayer dan peralatan laboratorium lainnya. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 3.3.1 Tahap I : Aspek penelitian agronomi dan kandungan nutrisi Indigofera sp Biji Indigofera sp sebanyak 1 kg terlebih dahulu disemaikan pada lahan yang sudah disediakan, setelah itu tanaman yang tumbuh dengan baik dimasukan kedalam polybag yang sudah terlebih dahulu diisi sejumlah tanah, ditanam satu tanaman pada masing-masing polybag. Setelah tanaman berumur 2 bulan,

12 kemudian tanaman dipindahkan pada lahan tanaman yang sudah disiapkan. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan traktor, membersihkan akarakarnya dan tanah diratakan serta dihaluskan. Selanjutnya pemberiaan pupuk kimia urea 100 kg/ha, SP 36 150 kg/ha dan KCL 200 kg/ha pada lahan yang telah diolah. Lahan yang digunakan seluas 1258 m 2 sebagai lahan penanaman Indigofera sp jarak tanam adalah 1 x 0.5 m, dan luas petakan 4 x 3 m 2. yang masing masing dibatasi parit atau larikan jarak antara kelompok perlakuan dua meter dan jarak antara perlakuan satu meter. Setelah tanaman berumur 8 bulan perlakuan pemotongan dengan intensitas 0.5 m, 1.0 m dan 1.5 m dilakukan pada tanaman Tanaman Indigofera sp. Analisa Nutrisi Sampel bagian pucuk tanaman yang digunakan untuk mengukur produksi bahan kering dan rasio daun dan batang tanaman diambil pada saat dilakukan pemanenan 30 hari, 60 hari dan 90 hari pada setiap masing masing perlakuan, yaitu sampel yang diambil adalah bagian tajuk tanaman, sedangkan untuk perhitungan jumlah cabang tanaman dilakukan sebelum pemanenan, setiap minggu selama tiga kali pengamatan dengan diberikan tanda pita merah pada masing masing sampel pengamatan yaitu tanaman yang berada pada tengah plot percobaan. Untuk pengamatan terhadap rasio daun/batang sampel diambil dengan memisahkan bagian daun dan batang pada setiap sampel tanaman, lalu dimasukan kedalam oven selama 48 jam untuk mendapatkan bahan kering untuk setiap pengamatan daun dan batang. Untuk pengamatan terhadap kandungan nutrisi. Masing masing sampel diambil 500 g segar pada setiap plot tanaman, dibawa ke Laboratorium untuk mendapatan data bahan kering. Sampel yang sudah kering digiling dengan penggiling Wiley Mell menggunakan saringan dengan diameter 1.0 mm. Selanjutnya dianalisa dengan anlisis proksimat dan Van Soest. Peubah yang diukur: 1. Produksi Bahan Kering 2. Jumlah Cabang

13 3. Rasio Daun dan Batang 4. Kandungan Bahan Organik (AOAC 2005) 5. Kandungan Protein Kasar (AOAC 2005) 6. Kandungan NDF dan ADF (Van Soest 1991) 7. Kandungan Ca dan P (AOAC 2005) Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) berpola faktorial 3 x 3 dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah interval pemotongan yaitu: P1 : 30 hari P2 : 60 hari P3 : 90 hari Faktor kedua merupakan intensitas pemotongan tanaman yaitu: T1 : 0.5 m T2 : 1 m T3 : 1.5 m Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan sidik ragam menggunakan analisis SAS 6.12 dan bila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan (Steel and Torrie 1995). Model linier analisis keragaman pada penelitian ini adalah : Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + σk + ε ijk Yijk ke μ αi βj = Nilai Pengamatan pada interval pemotongan ke-i, intensitas pemotongan j dan kelompok ke k = Rataan umum = Pengaruh interval pemotongan ke i = Pengaruh intensitas pemotongan ke j

14 (αβ)ij = Pengaruh interaksi interval pemotongan ke-i dengan intensitas pemotongan ke j σk = Pengaruh kelompok ke k ε ijk = Pengaruh galat 3.3.2 Tahap II: Kecernaan in vitro Indigofera sp pada kambing Penelitian ini memakai sumber inokulum dari cairan rumen kambing. Sampel Indigofera sp merupakan hasil komposit pada setiap kombinasi perlakuan sebagai perlakuan percobaan, pengambilan cairan rumen dilakukan sebanyak tiga kali pengamatan, dimana sebagai ulangan adalah pengambilan inokulum cairan rumen kambing. Teknik Analisis Cairan rumen yang digunakan adalah cairan rumen kambing yang belum mendapatkan pakan pada pagi hari, diambil di rumah potong hewan (RPH) Ciampea, Bogor. Pengambilan cairan rumen sebagai sumber inokulum dilakukan sebagai berikut Rumen diambil dari kambing yang telah dipotong sesaat sebelumnya, kemudian dibuka menggunakan gunting. Isi rumen diambil dengan tangan yang memakai sarung tangan karet untuk menghindari kontaminasi, kemudian dimasukan ke dalam kain tipis rangkap dua. Selanjutnya diperas melalui sebuah corong dan cairannya dimasukan ke dalam thermos yang telah disediakan sebelumnya. Thermos tersebut terlebih dahulu dibuang air panasnya (39-40 o C) yang diisikan sebelumnya. Sampel seberat 1.5 gram dari masing-masing perlakuan dimasukan kedalam tabung fermentor (tabung plastik polypropilen kapasitas 50 ml). Ditambahkan dengan saliva buatan (McDougall) sebanyak 18 ml pada suhu (39-40 o C) dan ph 6.5-6.9. Diinokulasi dengan cairan rumen sebanyak 12 ml. Setiap media in vitro diberi gas CO 2 selama ± 30 detik supaya tetap dalam kondisi anerob, kemudian tabung ditutup dengan karet berventilasi satu arah keluar. Tabung dimasukkan ke dalam shaker water bath dan diinkubasi selama 48 jam. Setelah 48 jam, tutup karet dibuka lalu ke dalam ditetesi 0.2 ml HgCl 2 jenuh (2-3

15 tetes). Selanjutnya tabung disentrifusi dengan kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang diinkubasi selama 24 jam dibuang dan endapanya diperlakukan sebagai berikut: Kecernaan fermentatif; isinya disaring dengan kertas saring Whatman No.41 dengan bantuan pompa vakum. Hasil saringan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 24 jam, kemudian ditimbang untuk menentukan KCBK fermentatif. Setelah itu dipijarkan dalam tanur listrik pada suhu 600 o C selama 24 jam, kemudian dianalisa kadar proteinya dengan metode Kjeldahl. Kecernaan enzimatik; endapan yang tersisa dalam tabung fermentor ditambah 30 ml larutan 0.2% dalam suasana asam, kemudiaan diinkubasi selama 24 jam dalam keadaan aerob pada suhu (39-40 o C). Selanjutnya disaring dengan kertas saring Whatman No.41 (yang beratnya diketahui) dengan bantuan pompa vakum. Perlakuan selanjutnya sama dengan perlakuan kecernaan fermentatif. Nilai parameter ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: 1. Kecernaan Bahan Kering (KCBK) Kecernaan bahan kering (KCBK) dihitung dengan persamaan: Bk sampel (Bk residu Bk kontrol) KCBK = ------------------------------------------------ x 100% Bk sampel 2. Kecernaan Bahan Organik (KCBO) Kecernaan bahan organik (KCBO) dihitung dengan persamaan: Bo sampel (Bo residu Bo kontrol) KCBK = ------------------------------------------------ x 100% Bo sampel Peubah yang diukur: 1. Kecernaan Bahan Kering (Tilley dan Terry 1963) 2. Kecernaan Bahan Organik (Tilley dan Terry 1963) Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) 9 x 3. Data yang diperoleh akan dianalisis statistik dengan sidik ragam menggunakan analisis SAS 6.12 dan bila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan (Steel and Torrie 1995).

16 Model linier analisis keragaman pada penelitian ini adalah : Yijk = μ + αi + βj + ε ij Yijk = Nilai Pengamatan pada perlakuan pemotongan ke-i dan kelompok ke j μ = Rataan Umum αi = Pengaruh perlakuan pemotongan ke i βj = Pengaruh kelompok ke j ε ij = Pengaruh acak pada perlakuan ke i dan kelompok ke j 3.3.3 Tahap III: Kecernaan in vivo Indigofera sp pada kambing Boerka Pengamatan kecernaan in vivo Indigofera sp dimana perlakuan tanaman yang dipakai merupakan hasil perlakuan yang terbaik dari intensitas dan interval pemotongan pada tanaman Indigofera sp tinggi pemotongan 1.5 m dan interval pemotongan 60 hari (P2T3) pada hasil penelitian sebelumnya, luas lahan yang dipakai 17 m x 35 m=595 m 2. Tanaman dipotong sebanyak 10 batang setiap hari sampai 60 hari dengan tinggi pemotongan 1.5 m, sehingga pakan yang diberikan merupakan hasil perlakuan P2T3. Ternak kambing boerka jantan fase tumbuh umur 6 bulan dengan bobot badan 9 11 kg dikelompokkan berdasarkan bobot tubuhnya. Di berikan pakan sesuai dengan kebutuhan bahan kering pakan, pada setiap ekor kambing dan diasumsikan bahwa kebutuhannya adalah sebesar 3% dari bobot hidup berdasarkan bahan kering (NRC 1981). Teknik pelaksanaan Digunakan 20 ekor kambing Boerka jantan sedang tumbuh (Umur 6 bulan) dengan bobot badan berkisar 9-11 kg. Ternak dibagi terlebih dahulu menjadi 4 kelompok berdasarkan bobot badan yaitu berat, sedang, ringan. Ternak secara acak dialokasikan dalam 4 perlakuan pakan (5 ekor per perlakuan berdasrkan bobot badan). Disusun 4 jenis ranasum berdasarkan taraf pemberiaan Indigofera sp yaitu : R0 : rumput Brachiaria ruziziensis 100% R1 : rumput Brachiaria ruziziensis 85 % + 15 % Indigofera sp R2 : rumput Brachiaria ruziziensis 70 % + 30 % Indigofera sp R3 : rumput Brachiaria ruziziensis 55 % + 45 % Indigofera sp

17 Tabel 1 Susunan Pakan Penelitian (% BK) Bahan Pakan Taraf Pemberiaan Indigofera sp pada pakan 0% (R0) 15%(R1) 30%(R2) 45%(R3) Indigofera sp 0 15 30 45 B. ruziziensis 100 85 70 55 Jumlah 100 100 100 100 BK 20.04 20.05 20.05 20.05 Protein kasar 8.06 10.62 13.81 15.74 BO 90.50 91.79 91.80 91.39 NDF 61.75 56.25 51.76 46.76 ADF 37.83 35.76 33.70 34.00 Energi kasar 4.064 4.163 4.262 4.363 Hasil analisis Laboratorium Loka Penelitian kambing Potong, Sei Putih Pakan Indigofera sp yang diberikan kepada ternak merupakan hasil perlakuan pemotongan yang terbaikaitu interval 60 hari dan intensitas pemotongan 1.5 m (P2T3). Pemberiaan campuran pakan disesuaikan dengan kebutuhan bahan kering pakan untuk setiap ekor kambing dan diasumsikan bahwa kebutuhan adalah 3% dari bobot badan berdasarkan bahan kering (NRC 1981). Ternak ditempatkan dikandang metabolisme. Ternak dibiarkan beradaptasi selama 3 minggu sebelum pengumpulan data dilakukan. Ransum dan air minum diberikan secara tak terbatas (ad libitum). Konsumsi pakan dicatat setiap hari dengan menimbang jumlah yang diberikan dan sisanya pada setiap perlakuan.pertambahan bobot badan harian dihitung berdasarkan data bobot badan yang diperoleh dari penimbangan ternak setiap minggu selama 9 minggu masa pengamatan. Satu minggu sebelum percobaan berakhir dilakukan koleksi terhadap feses dan urin. Pada saat koleksi feses dan urin dipasangkan belt kepada semua ternak percobaan, sehingga urin langsung ditampung pada ember penampungan. Feses ditampung pada rang plastik yang ditempatkan di bawah kandang metabolisme dengan posisi miring shingga feses yang jatuh menggelindingkepenampungan. Setiap hari selama 7 hari koleksi feses dan urin ditampung serta ditimbang

18 (diukur), sampel feses dan urin masing-masing diambil sebanyak 105 dari berat feses dan volume urinlalu ditimbanga dan dikeringkan. Setelah hari ke 7 sampel dikomposit untuk setiap kelompot ternak (individu ternak). Dari gabungan sampel diambil sub sampel untuk dianalisa, sehingga diperoleh kecernaan pakan (kecernaan bahan kering, bahan organik, bahan kering, serta serat deterjen netral dan serat deterjen asam). Analisis kimia sampel pada perlakuan feses dilakukan sesuai dengan metode analisis proksimat (AOAC. 2005). Serat deterjen netral (NDF) dan serat deterjen asam (ADF) ditentukan menurut Goering dan Van Soest (1991). Peubah yang diukur: 1. Konsumsi Bahan Kering Rataan konsumsi pakan per ekor/hari yang diperoleh dengan jalan menimbang pakan segar yang diberikan dikalikan dengan kandungan bahan keringnya, kemudian dikurangi sisa pakan dan dikalikan dengan bahan kering pakan tersebut. Pengukuran dilakukan setiap 24 jam selama 54 hari. 2. Kecernaan Ransum Tujuaan pengukuran ini adalah untuk menilai daya cerna pakan yang diberikan pada ternak kambing Boerka Jantan yaitu: BK yang dikonsumsi BK Feses Koefisien KCBK = ------------------------------------------------ x 100% BK yang dikonsumsi BO yang dikonsumsi BO Feses Koefisien KCBO = ------------------------------------------------ x 100% BO yang dikonsumsi PK yang dikonsumsi PK Feses Koefisien KCPK = ------------------------------------------------ x 100% PK yang dikonsumsi NDF yang dikonsumsi NDF Feses Koefisien KCNDF = ------------------------------------------------ x 100% NDF yang dikonsumsi ADF yang dikonsumsi ADF Feses Koefisien KCADF = ------------------------------------------------ x 100% ADF yang dikonsumsi

19 3. Pertambahan Bobot Badan Penimbangan bobot badan kambing Boerka dilakukan setiap minggu selama pengamatan dengan menggunakan timbangan PBB/hari= (BB akhir BB awal)/63 hari(g/ekor/hari) 4. Efisiensi Penggunaan Pakan Efisiensi penggunaan pakan diukur dengan cara membagi pertambahan bobot badan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) 4 x 5. Sehingga terdapat 20 ekor ternak kambing boerka Jantan. Data yang diperoleh akan dianalisis statistik dengan sidik ragam dan bila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Polinomial Orthogonal (Steel and Torrie 1995). Model linier analisis keragaman pada penelitian ini adalah: Yijk = μ + αi + βj + ε ijk Yijk = Nilai Pengamatan pada perlakuan pakan ke-i dan kelompok ke j μ = Rataan Umum αi = Pengaruh perlakuan pemotongan ke i βj = Pengaruh kelompok ke j ε ijk = Pengaruh acak pada perlakuan ke i dan kelompok ke j