BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Maternity Care, tujuan Maternity Care atau pelayanan kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Angka kematian ibu sebesar 15.000-15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan yaitu 30,5% yang merupakan salah satu komplikasi dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38). Kematian seorang wanita ketika hamil atau dalam 42 hari setelah kehamilan berakhir secara ringkas dapat dinyatakan sebagai risiko kematian ibu saat hamil atau bersalin. dalam Renstra Depkes terdapat 4 strategi utama yaitu meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan keterampilan petugas kesehatan, meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan pembiayaan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan data profil dinas kesehatan kabupaten wonosobo Angka Kematian Ibu dalam lima tahun terakhir, secara komulatif sebanyak 77 orang. Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan yaitu 22 orang (31, 17%). Dari kohort ibu hamil pada bulan April 2014 di puskesmas Selomerto 2 terdapat 1

2 16 ibu hamil, 3 diantaranya ibu hamil dengan risiko usia tinggi. Dengan dilakukannya pelayanan kesehatan berdasar standar kebidanan semua kasus dapat ditangani dengan baik dapat di ketahui dari semua persalinan yang berlangsung secara normal dan tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi, baik yang memiliki risiko usia tinggi maupun tidak. Pihak puskesmas juga selalu berusaha dalam meningkatkan mutu pelayanannya. Kehamilan adalah merupakan suatu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memilikai anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni, 2013; hal:63). Kehamilan patologis salah satunya yaitu kehamilan dengan risiko tinggi. Komplikasi medis kehamilan pada ibu hamil dengan risiko tinggi salah satunya yaitu kehamilan dengan anemia. Kehamilan dengan anemia, pada dasarnya ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil yang menderita gizi buruk atau mengalami kurang energi kronik (KEK) dan anemia berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah terutama pada masa kehamilan trimester III dibandingkan ibu dengan hamil normal (Saimin.2008). Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan indikator untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Status gizi ibu pada saat konsepsi dan selama hamil dapat mempengeruhi pertumbuhan janin dalam rahim. Pemantauan status gizi pada ibu hamil selain dengan pengukuran kadar Hb juga dilakukan dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan pemantauan kenaikan berat badan ibu selama hamil (Prawirohardjo. 2008).

3 Suatu kehamilan akan diakhiri dengan terjadinya proses persalinan. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran semua hasil konsepsi yang dapat hidup diluar kandungan dari dalam uterus melalui jalan lahir dengan kekuatan dari ibu atau dengan bantuan. Proses persalinan yang normal akan dimulai dari adanya kontraksi yang ditandai dengan terjadi pembukan servik secara bertahap dan akan diakhiri dengan pengeluaran atau kelahiran plasenta dengan lengkap sedangkan persalinan yang tidak normal yaitu persalinan yang menggunakan bantuan atau alat bantu dan tidak dengan kekuatan sendiri (Sulistyawati, 2010; h. 04). Pada persalinan ibu hamil dengan risiko tinggi berisiko mengalami persalinan dengan komplikasi, salah satunya yaitu persalinan kurang bulan dengan ketuban pecah dini. Ibu yang mengalami persalinan kurang bulan pada usia kehamilan 34-36 minggu dengan ketuban pecah dini lebih berisiko melahirkan bayi dengan risiko asfiksia, hipotermi dan infeksi neonatorum dibandingkan pada ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini. Ibu hamil dengan usia kehamilan kurang bulan akan mengalami proses persalinan yang cepat karena ukuran janin yang kecil sehingga memudahkan keluarnya janin dari jalan lahir tanpa penyulit (Nugroho, 2012). Sedangkan ibu yang mengalami persalinan cukup bulan memiliki resiko terjadi penyulit karena ukuran janin yang berbeda dengan janin yang prematur atau kurang bulan.

4 Peranan bidan dalam upaya untuk mencegah terjadinya kelahiran dengan berat lahir rendah yaitu mendeteksi dini pada ibu hamil yang berisiko dengan melakukan pemeriksaan ANC, pengukuran LILA pada ibu hamil dengan tepat, memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil, tablet penambah darah (tablet Fe), mengecek kadar hemoglobin (hb) ibu hamil pada trimester I dan trimester III. Suatu persalinan akan berakhir dengan adanya masa nifas. Dimana masa nifas itu sendiri disebut dengan masa puerperium yang dimulai 1 jam setelah lahirnya plasenta dan akan berlangsung hinggga 6 minggu (42 hari). Masa nifas dapat berlangsung secara normal atau fisiologis dan patologis yang disebabkan oleh berbagai factor salah satunya yaitu masa nifas ibu dengan risiko tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. Perdarahan pada masa nifas yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pada masa nifas adalah terdapatnya sisa plasenta atau selaput ketuban, infeksi pada endometrium, dan inversion uteri yang kebanyakan terjadi pada ibu hamil grandemultipara (Manuaba, 2013;h.418). Gejala klinis perdarahan kala nifas sekunder adalah terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui patrun pengeluaran lokia normal, terjadi perdarahan yang cukup banyak, dan dapat disertai rasa nyeri di daerah uterus. Pada ibu yang memiliki risiko usia tinggi akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan ibu yang tidak memiliki risiko usia tinggi atau normal. Menurut Sulani (2011), BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir merupakan indikator yang baik

5 untuk pertumbuhan bayi dan kelangsungan hidupnya. Seorang bayi yang cukup bulan pada umumnya lahir dengan berat badan 2500 gram atau lebih, BBLR merupakan salah satu faktor risiko terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.angka kejadian dan kematian BBLR diakibatkan karena komplikasi seperti asfiksia, infeksi, hipotermia, hiperbilirubinemia masih tinggi. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Berdasarkan usia kehamilan, BBLR dibagi menjadi dua yaitu bayi lahir kurang bulan (prematur) dan bayi lahir cukup bulan atau lebih bulan. Bayi lahir kurang bulan (prematur), biasanya mengalami penyulit seperti gangguan napas, ikterus, dan infeksi serta memerlukan perawatan yang memadai karena organ tubuhnya masih lemah dan belum sepenuhnya sempurna, selain itu juga rentan terkena penyakit. Sedangkan bayi yang lahir cukup atau lebih bulan umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perawatannya (Sulani, 2011). Salah satu upaya untuk mencegah agar tidak terjadi BBLR pada bayi saat lahir yaitu pemeriksaan antenatal secara rutin selama hamil dan memperhatikan pola nutrisi pada masa kehamilan serta gizi yang seimbang pada ibu agar janin memperoleh gizi yang cukup dari ibu.peran bidan dalam menangani kasus BBLR yaitu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif. Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu keluarga berencana mandiri artinya masyarakat memilih sendiri dengan biaya sendiri melalui KB ligkaran biru dan KB ingkaran emasdan mengarahkan pada pelayanan metode

6 kontrasepsi efektif (MKE) yang meliputi AKDR, suntikan KB, susuk KB, dan kontap. Masa antara yaitu dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan ketepatan bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu kontap, suntikan KB, susuk KB atau AKBK, AKDR (Manuaba, 2013; h. 592) B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan usia risiko usia tinggi Bersalin, Nifas, Bayi baru lahir dan Neonatal normal, dan Masa antara di wilayah Kabupaten Wonosobo? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada masa hamil Trimester lll sampai masa antara beserta bayi baru lahir dan neonatus dengan berdasarkan metode SOAPIE. 2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian subyektif secara lengkap dan teliti pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara. b. Melakukan pengkajian obyektif secara lengkap dan teliti pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara. c. Menentukan suatu assessment atau diagnosa potensial pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.

7 d. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara. e. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam kebutuhan pelaksanaan tindakan pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara. f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran : ibu hamil Trimester III Ny. W, umur 36 tahun, umur kehamilan 38 minggu. 2. Tempat : Kabupaten Wonosobo 3. Waktu : a. Penyusunan proposal dimulai dari bulan November 2013 sampai Februari 2014 b. Pengambilan Kasus di laksanakan pada bulan Maret sampai April 2014 c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilaksanankan pada bulan Maret sampai Juni 2014 E. Manfaat 1. Teoritis Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama proses perkuliahan di lahan praktek serta dapat

8 memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu hamil, bersalin, nifas, masa anatara, bayi baru lahir dan neonatus. 2. Praktis a. Bagi Mahasiswa Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kebidanan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, masa anatara, bayi baru lahir dan neonatus serata dapat membedakan antara teori dan praktek dilahan. b. Bagi Tenaga kesehatan Sebagai masukan untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif sehingga dapat mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). c. Bagi pasien Pasien mendapat mengetahui tentang kehamilan, persalinan, nifas, masa anatara, bayi baru lahir dan neonatus.

9 F. Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Primer a. Wawancara Merupakan suatu metode dimana penulis dalam mendapatkan data melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan responden (Imron, 2010; h.90). b. Pengukuran Metode pengumpulan data dengan cara pengukuran dilakukan dengan mengukur orang atau obyek mengenai hal yang dipelajari dengan mempergunakan alat ukur, kemudian dicatat. Dalam hal ini alat bantu yang digunakan adalah alat pengukur panjang, berat, suhu (Imron, 2010; h.90). c. Observasi Dalam pengumpulan data dengan cara observasi digunakan bila, peneliti berhubungan langsung dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiono, 2011; h.145). d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak pada umumnya sama dengan cara pemeriksaan pada orang dewasa, yaitu mulai dengan inspeksi (periksa lihat), palpasi (periksa raba), perkusi (periksa ketuk), auskultasi (periksa dengar).

10 1) Inspeksi Inspeksi adalah proses observasi. Yaitu tenaga kesehatan menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan (Muttaqin, 2011; h. 12 ). Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan lokal. Pada inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubalan lokal yang sampai yang sekecil-kecilnya. Untuk bahan pembanding perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya. 2) Palpasi Adalah pemeriksaan dengan cara meraba, menyentuh bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitif terhadap tanda khusus fisik mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari tangan (Muttaqin, 2011; h. 14). 3) Perkusi Merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan melibatkan pengetukan tubuh dengan ujung-ujung jari guna mengevaluasi ukuran, batasan, dan konsistensi organ-organ tubuh yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan suara ketuk, sehingga dapat ditentukan batas-batas atau mengetahui batas-batas massa yang abnormal di rongga abdomen (Muttaqin, 2011; h. 18).

11 4) Auskultasi Auskultasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan tubuh dengan menggunakan stetoskop (Abdul,2009:h-22). e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjuang diantaranya ada uji laboratorium dan pemeriksaan terkait dilakukan sebagai bagian dari skrining rutin yang bervariasi. Hasil uji laboratorium yang diperoleh beda-beda antara suatu laboratorium dengan laboratorium lain (Varney, 2007; h.40). 2. Pengumpulan Data Sekunder a. Dokumentasi Penulis menggunakan rekam medik di yang ada kaitannya dengan pasien khususnya bayi dengan BBLR di RSUD, contohnya laporan tahunan dan status pasien (Imron, 2009; h.46). b. Studi Pustaka Dalam proses penulisan penulis menggunakan buku, media cetak, maupun tulisan ilmiah (Imron, 2009; h. 46). c. Media elekrtonika Dalam pengumpulan data menggunakan media elektronika yaitu penulis membuka situs/website yang terkait dengan studi kasus yang dilakukan.

12 G. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, pengumpulan data, sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tinjauan teori meliputi definisi kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan masa antara yang didalalamnya meliputi: klasifikasi, karakteristik, etiologi, komplikasi, diagnosa, penatalaksanaan, serta penanganan. BAB III Tinjauan Khusus Menguraikan tenang kasus asuhan kebidanan pada Ny. x Umur x dengan menggunakan 7 langkah Varney yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Catatan perkembangannya menggunakan metode SOAP BAB IV Pembahasan Berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, masa anatara, bayi baru lahir dan neonatus. BAB V Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Berisi tentang kesimpulan dan saran.