BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Media Pustaka Poenix, Jakarta, 2012, hlm. 572.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

KEDISIPLINAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN DALAM MELAKSANAKAN SHALAT LIMA WAKTU TAHUN ANGKATAN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk-nya bersyukur atas karunia yang diberikan Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari karena sebagai masa periode terakhir yang dilewati oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER DISIPLIN MELALUI PEMBIASAAN SHALAT DHUHA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substansi dan Fungsional, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Cetakan Ke 1, 1998, hlm. 61.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (ا : ا)

ETIKA. Ilmu komputer. Informatika. Modul ke: Dr. Rais Hidayat. Fakultas: Program studi:

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet II, 2000), h Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pada pendidikan dan perkembangan jiwa siswa adalah orang tua, selain

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 )

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KORELASI DISIPLIN KELUARGA DENGAN BUDI PEKERTI SISWA MI MIFTAHUL HUDA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika berganti pakaian, kendaraan, kacamata, sepatu bahkan berganti nama. Akan tetapi tidak halnya dengan berganti agama. 1 sebuah ayat Al-Qur an yang berbunyi: dari...... Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2 Agama yang dimaksud dalam ayat diatas memuat pengertian tentang kedisiplinan sholat oleh peneliti. Bahwa seseorang itu kaya atau miskin, dari desa atau kota, yang mengukur ketaqwaan seseorang tidak melihat latar belakang tersebut. Akan tetapi ketaatan dalam melaksanakan shalat lima waktu dan ibadah lainnya. 1 Komaruddin Hidayat, Psikiologi Beragama, (Bandung: PT Mizan Publika, 2010), hlm.23. 2 Al-Qur an, Surat Al-A raf: 26, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 1982, hlm. 206. 1

Ketaatan dalam penelitian ini yaitu disiplin dalam melaksanakan shalat lima waktu yang menjadi salah satu evaluasi seseorang terhadap tingkat keimanannya, apakah tingkat kedisiplinannya baik atau buruk. Meskipun terkadang seseorang mudah mengatakan bahwa melaksanakan shalat lima waktu itu bisa dijalani dengan baik, akan tetapi realita kehidupan memandang saat ini ada juga yang melalaikan shalat lima waktu. Dikarenakan kesibukan pekerjaan, kegiatan sosial, dan kesibukan lainnya, tanpa disadari mereka meninggalkan suatu kewajiban dalam taat beragama terutama shalat lima waktu. Seseorang dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu merupakan keyakinannya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt, mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dan menjadi manusia yang bertaqwa di hadapan Allah Swt. Dengan menjalankan ibadah shalat lima waktu seseorang yakin akan memperoleh tingkat kemuliaan keimanan sekaligus ketentraman batin dan ketenangan jiwa. Kesadaran melaksanakan shalat lima waktu adalah perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliyah). Baik secara langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran dalam taat beragama, agama juga dapat difungsikan pada pembinaan moral dan mental keagamaan seseorang. 3 1996), hlm. 11. 3 Jalaludin, Psikiologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2

Dalam perkembangan jiwa seseorang pengalaman kehidupan spiritual sedikit demi sedikit semakin matang dalam kepribadiannya yang disebut kesadaran beragama. Tingkatantingkatan spiritual diukur dalam disiplin melaksanakan shalat lima waktu. Pertama, melaksanakan shalat lima waktu secara kontinyu tepat pada waktunya, ketika sudah memasuki waktu shalat lebih mengutamakan shalat daripada kegiatan lainnya. Kedua, melaksanakan shalat lima waktu secara kontinyu akan tetapi ketika sudah memasuki waktu shalat, lebih memilih menjalankan aktifitasnya dan menunda shalat. Ketiga, meninggalkan melaksanakan shalat lima waktu karena sibuk dengan kegiatan, ketika kegiatan-kegiatannya sudah selesai semua baru bisa melaksanakan shalat, meskipun waktu shalat terkadang hampir habis. Dengan kata lain kedisiplinan salah satu contoh faktor yang mempengaruhi kegiatan supaya tepat pada waktunya. Kedisiplinan pada diri seseorang akan merubah tingkah laku yang merupakan tujuan dari disiplin bisa dilaksanakan dengan baik, teruatama dalam ibadah shalat lima waktu. Selain itu disiplin akan membuat seseorang mengetahui dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tidak sepatutnya dilakukan (hal yang dilarang) oleh agama. Bagi seseorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan 3

lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. 4 Dari pemaparan uraian yang dijelaskan diatas, penulis mengambil pokok permasalahan yaitu bagaimana konsep dan perwujudan keagamaan yang baik, terutama mahasiswa dalam melaksanakan shalat lima waktu, apakah sudah disiplin atau belum disiplin. Maka dari itu penulis akan meneliti tentang Kedisiplinan Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Dalam Melaksanakan Shalat Lima Waktu Tahun Angkatan 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Kedisiplinan Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam Melaksanakan Shalat Lima Waktu? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun angkatan 2012 tentang kedisiplinan dalam melaksanakan shalat lima waktu. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 4 Wardiman Djojonegoro, (D.Soemarno) Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata tertib Sekolah, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 1998), hlm.20. 4

1. Bagi perguruan tinggi Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi pimpinan dalam mengembangkan mahasiswanya terutama dalam hal meningkatkan disiplin dalam melaksanakan sholat lima waktu. 2. Bagi mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat menjadikan skripsi ini sebagai wahana informasi dan sedikit banyak menyadarkan mahasiswa akan pentingnya disiplin melaksanakan shalat lima waktu. 3. Bagi dosen Supaya memberikan dorongan dan arahan kepada mahasiswa supaya lebih semangat dan aktif dalam meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan sholat lima waktu. 4. Bagi penulis Bagi penulis, dengan meneliti kedisiplinan tentang shalat lima waktu maka dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya kedisiplinan shalat lima waktu. D. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam memahami dan mencerna masalah yang dibahas dalam penelitian ini penulis akan menyusun skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut: 5

1. Bagian Awal Pada bagian ini memuat halaman judul skripsi, pernyataan keaslian, pengesahan, nota pembimbing, motto, abstrak, kata pengantar daftar isi, daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian Utama Bab I: Pendahuluan yang berisi tentang: Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, dan Sistematika pembahasan. Bab II: Pada bab ini penulis akan memaparkan Kedisiplinan Shalat meliputi: Pengertian Kedisiplinan Shalat, Dasar dan Tujuan Kedisiplinan Shalat, Hikmah Ketekunan Shalat, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Shalat, Bentukbentuk Kedisiplinan Pribadi, Kedisiplinan Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam Melaksanakan Shalat Lima Waktu, Kajian Pustaka dan Kerangka Berfikir. Bab III: Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variable dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV: Pada bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi dan analisis data yang meliputi: gambaran umum Fakultas Ilmu dan Keguruan IAIN Walisongo 6

Semarang, analisis tentang kedisiplinan mahasiswa dalam melaksanakan shalat lima waktu, dan keterbatasan data. Bab V: Dalam bab penutup ini akan disampaikan kesimpulan, saran dan penutup. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir ini memuat tentang: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat pendidikan penulis. 7