UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN ORIGAMI VARIATIF PADA KELOMPOK A USIA 4-5 TAHUN DI KB-TK DAQU SCHOOL SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENJEPIT KERTAS KARTON PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN STAR KEDIRI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang


PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

MELIPAT, MENGGUNTING DAN MENEMPEL SEBAGAI MEDIA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Asturo Pada Anak Kelompok A Tk Dewi Sartika

MEWARNAI GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BERGOLO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI MENARI PADA KELOMPOK B2 DI TK AL ISLAM I JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : TRI MURNI A

Kuntum Feminin Ratna Wahyu Pusari. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA SISWA KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN AJARAN 2013/2014

AGUSTINA AYU SAPUTRI A520

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE MENGGUNAKAN MEDIA LIMBAH KERTAS PADA KELOMPOK A DI RA TAQWAL ILAH SEMARANG

IMPROVING FINE MOTOR ABILITY BY THROUGH AIRBRUSH ACTIVITIES IN CHILDREN AGE 5-6 YEARS IN TK ISLAMIC AKRAMUNNAS PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN PAPAN PASAK KARET GELANG DI PAUD MAWADDAH KOTA PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA TK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

IMPROVING FINE MOTOR SKILLS CHILDREN PLAYING THROUGH MOZAIK 5-6 YEAR IN TK PKBM MELATI MUKTIJAYA DISTRICT ROKAN DOWNSTREAM

MEMBATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI BA ASYIYAH WONOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Kegiatan Menggunting Dasar Di SPS Al-Muttaqin Jombang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA ANAK KELOMPOK B3 DI TK ABA KARANGMALANG

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PADA ANAK KELOMPOK B MELALUI ALAT PERMAINAN ROULATTE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI KB ABC BLORONG

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MENGGUNAKAN BUBUR KERTAS PADA KELOMPOK B TK KARTIKA III-4 DEMAK

NURKHAYATI A

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM PELEPAH PISANG PADA ANAK KELOMPOK A

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Demonstrasi, Kolase, Kemampuan Seni Rupa


HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

PENINGKATAN MOTORIK HALUS MELALUI MEMBATIK DENGAN MEDIA TISSU TK PERTIWI KEDUNGWARU BLORA

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA PASIR PADA ANAK KELOMPOK A TK KYAI HASYIM

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS KELOMPOK B TK SIDODADI 01 MASARAN, SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015

Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI 03 BRUJUL JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Pada Anak Usia 3-4 Tahun

MENINGKATKANN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS...

MENGEMBANGKAN MOTIRIK HALUS MELALUI ORIGAMI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA KALI RUNGKUT SURABAYA. Sumilah PRODI S1 PG PAUD FIP UNESA.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

Disusun Oleh: NENYATI DESY PUTRIYANTO A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK B DI TK SISWA BUDI I SURABAYA

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN ORIGAMI VARIATIF PADA KELOMPOK A USIA 4-5 TAHUN DI KB-TK DAQU SCHOOL SEMARANG Ikho Elista Liana, M. Kristanto, Ismatul Khasanah Abstrak Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak yang masih kurang, terlihat dari cara anak menyusun balok yang belum sesuai dengan presisi yang tepat, selain itu ada beberapa anak yang masih kesulitan membuat garis melengkung, serta pada saat anak mewarnai gambar terlihat belum rapi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motorik halus anak kelompok A KB-TK DaQu School Semarang melalui kegiatan origamivariatif menggunakan media kertas origami.jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelompok A di KB-TK DaQu School Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 yaitu 8 anak. Data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.berdasarkan hasil penelitian setelah melakukan kegiatan origami variatif menggunakan media kertas origami, menunjukkan adanya peningkatan terhadap motorik halus pada anak kelompok A KB-TK DaQu School Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dengan tindakan yang terdiri dari 2 siklus dan diperoleh hasil yaitu siklus I 50% dan siklus II sebesar 87,5%. Prosentase siklus I ke Siklus II megalami peningkatan sebesar 37,5% Oleh karena itu, dapat simpulkan bahwa motorik halus anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan origami variatif menggunakan media kertas origami.saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah supaya kegiatan origami variatif menggunakan media kertas origami dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru dalam mengajar. Abstract The encouraging background of this study is the subtle motor skills of children who are still lacking, seen from the way children make blocks that have not been in accordance with the precise precision, in addition there are some children who are still difficult to make curved lines, as well as when the child coloring the image is visible it's not tidy yet. The objectives to be achieved in this research is to improve the fine motor of the children of group A-Kindergarten DaQu School Semarang through varied origami activities using paper origami media. The type of this research is Classroom Action Research (PTK) with research subject of group A in KB-TK DaQu School Semarang Lesson 2017/2018 which is 8 children. Data in Action Research This class is obtained through observation and documentation. Based on the results of research after performing varied origami activities using origami paper media, showed an increase of fine motor in children group A-Kindergarten DaQu School Semarang academic year 2017/2018. This research was conducted with action consist of 2 cycles and obtained the result that is cycle I 50% and cycle II equal to 87,5%. Percentage of cycle I to Cycle II megalami increased by 37.5% Therefore, it can be concluded that the fine motor of children can be improved through varied origami activities using origami paper media. Suggestions that can be submitted from the results of this research is that varied origami activities using paper origami media can be used as an alternative teacher in teaching. A. PENDAHULUAN 42

1. Latar Belakang dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak, Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi yang tepat.selain itu kecerdasan motorik halus juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan lingkungan, dimana lingkungan dapat meningkatkan atau menurunkan taraf kecerdasan anak terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinyu secara rutin.maka dari itu masa-masa inilah yang merupakan masa yang sesuai untuk mengoptimalkan setiap kemampuan-kemampuan yang dimiliki anak khususnya dalam mengembangkan kemampuan motorik anak. Permendikbud nomor 137 Pasal 10 ayat (3) menyatakan bahwa fisik motorik meliputi: a) motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara koordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan; b) Motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengekplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan c) Kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat dan peduli terhadap keselamatannya. Berdasarkan observasi di Sekolah khususnya di TK A DaQu School Semarang, menunjukkan bahwa keterampilan dan kemampuan motorik halus anak masih rendah, hal ini terlihat dari delapan anak kelompok A di TK A DaQu School Semarang 62,5% anak masih sulit menggerakkan jari-jarinya pada kegiatan membentuk suatu objek, mewarnai, menggambar sesuai tahapan usia anak, menggunting sesuai pola, membuat garis melengkung, membangun balok. hal tersebut dibuktikan pada saat kegiatan melipat kertas anak belum mampu melipat suatu bentuk objek dari kertas origami. Pada saat kegiatan mewarnai terlihat goresan yang keluar dari garis terlalu banyak sehingga hasil karya anak kurang rapi, banyak anak yang masih 43

kesulitan pada saat menggunting kertas sesuai dengan pola, banyak anak masih kesulitan saat membuat garis melengkung hal tersebut dapat dibuktikan ketika anak menulis huruf c dan u. Pada saat kegiatan bermain balok terlihat penyusunan balok belum tepat sehingga bangunan anak mudah roboh, banyak anak belum mampu menggambar sesuai dengan tahapan usia 4-5 tahun hal tersebut dapat dilihat ketika kegiatan menggambar anak masih pada periode scribbling stage. Berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh guru untuk mengatasi beberapa permasalahan motorik halus yang dialami anak.upaya yang dilakukan guru yaitu mengembangkan motorik halus anak dengan berbagai kegiatan yang melatih motorik halus anak seperti meronce, menempel, dan bermain lego namun kegiatan tersebut merupakan kegiatan monoton sehingga anak cenderung bosan karena melakukan kegiatan motrik halus yang sudah sering dilakukan. Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas mengenai meningkatkan motorik halus anak yang berjudul Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Origami Variatif pada Kelompok Usia 4-5 Tahun di KB-TK DaQu School Semarang. Bedasarkanuraian permasalahan di atas dapat dirumuskan bahwa penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : a. Tujuan Umum Melalui kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak. b. Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan origami variatif pada kelompok A usia4-5 tahun di KB-TK DaQu School Semarang. 2. KAJIAN TEORI a. Pengertian Motorik Halus Septiari (2012:15) mengemukakan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil, koordinasi mata, dan tangan.syaraf motorik halus ini dapat dilatih, dikembangkan melalui kegiatan, dan rangsangan yang kontinyu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukkan benda kedalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan sebagainya. 44

Fikriyati (2013:22) menambahkan bahwa motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak dapat berkembang secara optimal.penting kiranya kita sebagai pendamping memberikan fasilitas yang dapat ikut mengembangkan kemampuan motorik halus yang dimiliki anak serta memberikan motivasi dan dorongan kepada mereka agar meraka selalu ingin mencoba hal-hal baru yang dapat mengembangkan setiap kemampuan yang ada pada diri anak. Menurut Suyadi (2010: 69) perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail.kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas, meyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus anak adalah kemampuan menggunakan otot-otot kecil yang dapat mengkoordinasi tangan dengan mata.seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan sehingga dapat meningkatkan gerakan-gerakan secara lebih halus. b. Tujuan Pengembangan Motorik Halus Sumantri (2005:146) mengatakan tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia 4-6 tahun antara lain: (1) Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, (2) Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari, (3) Mampu mengkoordinasikan mata dan aktivitas tangan, dan (4) Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas. Pengembangan motorik halus menurut Asmawati (2008:5.8) tujuan motorik halus adalah agar anak dapat berlatih koordinasi tangan, mata, pikiran dalam menggunakan berbagai alat atau media kreatif sehingga memperoleh keterampilan yang berguna untuk perkembangan selanjutnya. Tujuan pengembangan motorik halus menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 115-116), yaitu: (1) Mampu mengfungsikan otot-otot kecil, seperti: gerakan jari tangan (2) 45

Mampu mengoordinasikan kecepatan tangan dan mata (3) Mampu mengendalikan emosi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka tujuan motorik halus anak dapat disimpulkan bahwa pengembangan motorik halus anak mampu mengembangkan otototot kecil untuk gerakan yang lebih halus, dapat mengkoordinasi mata dan tangan. c. Pengertian Origami Hirai (2008: iii) mengemukakan Melipat/ origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Kata origami sendiri berasal dari oru artinya melipat dan kami berarti kertas.ketika dua kata itu bergabung menjadi origami artinya melipat kertas. Pamadhi (2008: 7.21) mengemukakan melipat adalah keterampilan yang mengolah kertas menjadi karya seni rupa, kertas yang mempunyai sifat dua dimensi kemudian diubah menjadi karya seni rupa tiga dimensi. Wahyuti (2015: 1) mengemukakan origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Origami berasal dari kata Ori yang berasal dari kata Oru yang berarti melipat dan kata gami yang berasal dari kata kami yang berarti kertas. Jadi, origami mempunyai arti melipat kertas. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa origami/ melipat adalah kegiatan keterampilan yang menggunakan bahan kertas untuk dijadikan sebuah karya seni yang mempunyai sifat tiga dimensi. 3. METODE PENELITIAN a. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data berupa penugasan, observasi, dokumentasi.penugasan berupa hasil karya atau kegiatan yang sudah dilakukan anak.observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak.hal ini dilakukan oleh peneliti supaya mendapatkan data yang valid dan akurat, sehingga peneliti yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan. Rincian dari teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Penugasan Penugasan dilakukan untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan melipat. 46

2) Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan melipat yang diberikan 3) Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai pengumpulan data atau rekam kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan subjek yang diteliti. Tabel 3.3. Teknik Skoring No Tanda Skor Kerangan 1. 3 Baik 2. 2 Cukup 3. o 1 Kurang (Sumber: Yus (2005: 69) ) Keterangan : a. Skor 3 baik apabila kemampuan membentuk objek bervariatif sesuai dengan presisi yang tepat tanpa bantuan. b. Skor 2 cukup apabila kemampuan membentuk objek bervariatif sesuai dengan presisi yang tepat dengan bantuan. c. Skor 1 kurang apabila kemampuan membentuk objek bervariatif tidak sesuai dengan bentuk b. Validasi Data Semua data yang telah dikumpulkan harus terjamin kebenaran atau objektivitasnya, maka diperlukan trianggulasi data untuk memastikannya, yaitu: 1) Trianggulasi Sumber, yaitu memastikan sumber data (anak kelompok usia 4-5 tahun KB-TK DaQu School Semarang tahun pelajaran 2017-2018) dan guru (teman sejawat) sudah sesuai. 2) Trianggulasi Metode, yaitu memastikan metode yang digunakan yaitu meteode observasi, penugasan, dan dokumentasi sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penerapannya. 47

3) Trianggulasi alat, yaitu memastikan alat pengumpulan data yang digunakan, seperti lembar observasi, tes, dokumentasi sudah sesuai. c. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.dalam peningkatan motorik halus melalui kegiatan origami yang dianalisis secara kuantitatif dengan memberikan skor (1, 2, dan 3). Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif presentasi yang dikelompokkan dalam 3 kategori (Baik, Cukup, Kurang) sebagai berikut : Tabel 3.6. Klasifikasi Kategori Tingkatan Dan Presentase Kriteria Nilai Presentasi Penafsiran Baik 75% - 100% Kemampuan motorik halus anak baik Cukup 56% - 74% Kemampuan motorik halus anak cukup Kurang < 55% Kemampuan motorik halus anak kurang Sumber data : Rasyid (2009:21) B. PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Deskripsi Kondisi Awal Berdasar data hasil obsrvasi peneliti dengan menggunakan lembar observasi diperoleh keterangan bahwa kondisi awal kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di KB-TK DaQu School sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, ditemukan masalah antara lain: a) Pada saat anak mewarnai gambar terlihat belum rapi, b) Anak belum mampu membuat bentuk suatu objek dengan menggunakan kertas, c) Terlihat banyak anak yang belum mampu menggambar sesuai dengan tahapan anak usia 4-5 tahun, d) banyak anak yang kesulitan pada saat menggunting sesuai pola, e) Banyak anak yang kesulitan dalam membuat bentuk seperti garis lengkung, f) Terlihat pada saat anak membangun balok belum rapi atau presisi balok belum tepat. 48

Peneliti berusaha mengatasi permasalahan tersebut melalui kegiatan melipat.dalam penelitian ini peneliti menggunakan tindakan yang terdiri dari 2 siklus.sebelum pelaksanaan tindakan 2 siklus tersebut, peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi awal perkembangan kemampuan motorik halus anak. Pengamatan pada kondisi awal dari delapan anak TK A yang terdiri dari 3 anak perempuan dan 5 anak laki-laki menghasilkan data yang dirangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Pra Siklus Indikator Nilai Jumlah Anak Anak mampu melakukan gerakan halus yang terkontrol (misal: melipat) Tingkat Keterangan Keberhasilan 2 25% Baik 1 12,5% Cukup o 5 62,5% Kurang Jumlah 8 100% Berdasarkan tabel diatas, hasil pengamatan kondisi awal pra siklus dapat digambarkan pada grafik di bawah ini : 70 60 Pra Siklus 62.5% 50 40 30 25% Pra Siklus 20 10 0 12.5% Baik Cukup Kurang Grafik 4.1 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Pra Siklus Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa motorik halus anak sebelum melaksanakan kegiatan siklus I dan siklus II terdapat 2 anak dengan prosentase 25% yang 49

sudah memenuhi indikator kinerja, sedang 5 anak dengan prosentase 62,5% belum mencapai indikator kinerja sehingga perlu ditingkatkan. b. Deskripsi Hasil Siklus I Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 8 Agustus 2017, Rabu, 9 Agustus 2017, dan Jumat, 11 Agustus 2017. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I meliputi 4 tahap yakni: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil pengamatan kemampuan motorik halus anak siklus I Indikator Anak mampu melakukan gerakan halus yang terkontrol(misal: melipat) Hasil Penilaian Prosentase Siklus I (%) Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Jumlah Anak % Jumlah Anak % Jumlah Anak % Baik(3) 2 25% 3 37,5% 4 50% Cukup(2) 2 25% 2 25% 1 12,5% Kurang(1) 4 50% 3 37,5% 3 37,5% Jumlah 8 100% 8 100% 8 100% Berdasarkan tabel di atas, hasil pengamatan tersaji dalam grafik di bawah ini: 60 50 40 50% Siklus I 37.5% 30 Siklus I 20 10 0 12.5% Baik Cukup Kurang Grafik 4.2 Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I 50

Berdasarkan hasil observasi siklus I dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat menggunakan kertas origami ternyata 50% anak didik yang termasuk dalam kategori baik sehingga masih diperlukan siklus selanjutnya. c. Deskripsi Hasil Siklus II Siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 Agustus 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Agustus 2017, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Agustus 2017. Kegiatan penelitian pada siklus II dilakukan dalam proses pembelajaran yang meliputi 4 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi Indikator Anak mampu melakukan gerakan halus yang terkontrol(misal: melipat) Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil pengamatan kemampuan motorik halus anak siklus II Prosentase Siklus II (%) Hasil Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Penilaian Jumlah Jumlah Jumlah % % % Anak Anak Anak Baik(3) 4 50% 6 75% 7 87,5% Cukup(2) 1 12,5% 1 12,5% 1 12,5% Kurang(1) 3 37,5% 1 12,5% 0 0% Jumlah 8 100% 8 100% 8 100% Berdasarkan tabel diatas, hasil pengamatan tersaji dalam grafik dibawah ini: 51

100 80 87.5% Siklus II 60 40 20 0 Siklus II 12.5% 0% Grafik Baik 4.3 Hasil Cukup Pengamatan Kurang Kemampuan Motorik Hal Berdasarkan data dari 8 anak pada pertemuan ketiga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 7 anak dengan prosentase 87,5% dalam kategori baik, 1 anak dengan prosentase 12,5% dalam kategori Cukup, 0 anak dengan prosentase 0% dalam kategori kurang.hasil observasi kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat meningkat menjadi 87,5% anak yang sudah mencapai kategori baik. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa melalui kegiatan melipat menggunakan media kertas origami dapat meningkatkan motorik halus pada anak kelompok A KB-TK DaQu School Semarang tahun pelajaran 2017/2018.Terlihat dari hasil pengamatan terhadap kemampuan motorik halus anak pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan lembar observasi dan dokumentasi perkembangan motorik halus anak yang mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I, siklus II yang tersaji dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Anak No Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1. Ketuntasan 25% 50% 87,5% 2. Peningkatan Belum berhasil Belum Sudah berhasil berhasil 52

Berdasarkan tabel diatas, hasil prestasi belajar siklus I dan siklus II dapat digambar pada grafik berikut ini: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 87.5% 62.5% 50% Pra Siklus Siklus I 37.5% Siklus II 25% 12.5% 12.5% 12.5% 0% Grafik 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Anak Baik Cukup Kurang Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa siklus I belum mencapai indikator kinerja dengan ketuntasan 50%.Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi yang menunjukkan anak belum mampu melipat kertas dengan presisi yang tepat, anak belum mampu melipat menciptakan bentuk bervariatif. Sedangkan pada siklus II mengalami ketuntasan 87,5%. Terlihat dari hasil observasi pada siklus II anak sudah mampu melipat dengan presisi ujung kertas dengan tepat, anak sudah mampu menciptakan suatu obyek berbetuk pesawat dan orang, anak dapat menciptakan suatu obyek bervariatif sebagai hasil karya. Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 37,5% sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kegiatan melipat menggunakan media kertas origami dapat meningkatkan motorik halus anak pada kelompok A KB-TK DaQu School Semarang tahun pelajaran 2017/2018. C. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Origami Variatif Pada Kelompok A Usia 4-5 Tahun Di KB-TK DaQu School Semarang yang dilaksanakan melalui 2 siklus telah menghasilkan data sebagai berikut: kondisi awal anak dengan prosentase hasil belajar mencapai 25%, kemudian 53

siklus I meningkat menjadi 50% dan pada siklus II prosentase hasil belajar anak meningkat sebesar 87,5%. Prosentase dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Menurut Sumantri (2005: 146) mengatakan tujuan pengembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun antara lain (1) mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, (2) mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari, (3) mampu mengkoordinasikan mata dan aktivitas tangan, (4) mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas. Melipat merupakan salah satu kegiatan peningkatan motorik halus yang dapat menstimulasi kelenturan dan kekuatan jari-jemari anak.sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan melipat dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di KB-TK DaQu School Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. DAFTAR PUSTAKA Asmawati, Luluk dkk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Fikriyati, Mirroh. 2013. Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age). Yogyakarta: Laras Media Prima. Hirai, Maya. 2008. Origami Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Kawan Pustaka. Pamadhi, Hajar. 2008. Seni Ketrampilan Anak. Universitas Terbuka: Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan Pendidikan Anak Usia Dini. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Rasyid, Harun dan Mansyur. 2009. Penelitian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima. Saputra M. Yudha dan Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Septiari.2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.Jogjakarta: Nuha Medika. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Halus Anak. Jakarta. 54

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PEDAGOGIA. Wahyuti, Sri. 2015. Cara Gampang Melipat Origami. Jakarta: Niaga Swadaya. Yus Anita. 2005. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. 55