MERANCANG DAN MENGAMATI ARUS EDDY MENGGUNAKAN LEMENGAN PLAT ALUMINIUM

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI GEJALA ARUS EDDY PADA PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN SOLENOID SILINDER

RANCANGAN DAN PENGAMATAN ARUS EDDY PADA PLAT ALUMINIUM MENGGUNAKAN SOLENOID BALOK DENGAN PENAMPANG PERSEGI EMPAT

FENOMENA ARUS EDDY PADA PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN SOLENOID BERBENTUK BALOK. Zulkarnain 1, Erwin 2, Indah Cahyani 2.

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

DESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN. Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi

EKSPERIMEN FISIKA II PENGEREMAN MAGNETIK

PENENTUAN DISTRIBUSI INDUKSI MAGNETIK YANG DITIMBULKAN OLEH BERBAGAI JENIS TELEPON SELULER DENGAN MENGGUNAKAN PROBE MAGNETIK PASCO

PENENTUAN TINGKAT KEMAGNETAN DAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL ENDAPAN PASIR LAUT PANTAI PADANG SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia

Alat Peraga Efek Arus Eddy Dengan Menggunakan Piringan Magnet Berputar

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBANGKITAN GAYA MAGNETIK PADA KUMPARAN BERARUS DALAM MEDAN MAGNET NEODYMIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II ANALISIS BANDUL FISIS

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib

STUDI PEMBANGKITAN TORSI PADA CAKRAM BAJA MENGGUNAKAN GAYA-MEDAN MAGNET NEODYMIUM

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :

Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5

Getaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGAN INDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Surya Ningsih, Erwin, Salomo

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

II. SILABUS MATA KULIAH

Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Perancanga sistem Proses manufaktur Pengujian dan justifikasi produk Kesimpulan & Saran Daftar

Pembuatan Alternator Axial Flux Coreless Dengan Menggunakan Magnet Permanen

PEMBUATAN ALAT UKUR KUAT MEDAN MAGNET INDUKSI BERBASIS KOMPUTER. Elni Gusrini *1, Lazuardi U 2, Rahmondia N.Setiadi 2.

PENENTUAN NILAI TINGKAT KEMAGNETAN DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PASIR DAN DEBU SEPANJANG JALAN UTAMA DI KOTA PEKANBARU

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu?

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

PENGUKURAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ELEMEN ENDAPAN PASIR BESI DI PANTAI BAGIAN SELATAN KOTA PADANG SUMATERA BARAT

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNETIK DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

MAKALAH FISIKA. Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

jadi Yang membedakan arusnya saja, pada dasarnya prinsip kerjanya sama

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

PENENTUAN EFISIENSI MOTOR DC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 328

Fisika Dasar II. II. Silabus 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah : Fisika Dasar II Nomor kode : FI331

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

Magnet Rudi Susanto 1

Gaya Angkat dan Perbedaan Tekanan di Dalam dan Luar Apollo Koran

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^

GENERATOR LISTRIK MAGNET PERMANEN TIPE AKSIAL FLUKS PUTARAN RENDAH DAN UJI PERFORMA

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

K13 Antiremed Kelas 9 Fisika

RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Induksi Elektromagnetik

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PADA DAERAH KECEPATAN ANGIN RENDAH TUGAS AKHIR

SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII

Aspek Perancangan Generator Magnet Permanen Fluks Aksial 1 Fasa Untuk Mengakomodir Kecepatan Putar RPM

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

PENGARUH PROSES PEMBUATAN INTI LILITAN TERHADAP EFISIENSI MOTOR LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK ANSYS MAXWELL

TUGAS FISIKA DASAR 2

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

RANCANG BANGUN ALAT PERCOBAAN MOMEN INERSIA DENGAN MENGGUNAKAN TIMER OTOMATIS

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet.

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran

PERANCANGAN DAN REALISASI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN RESONANT COUPLING MAGNETIC

BAB II DASAR TEORI. commit to user

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik

3. Prinsip Kerja Alat Ukur

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

Transkripsi:

MERANCANG DAN MENGAMATI ARUS EDDY MENGGUNAKAN LEMENGAN PLAT ALUMINIUM Rika Sawitri 1, Erwin 2, Zulkarnain 2 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. sawitririka273@gmail.com ABSTRACT Design and experiment of Eddy current on aluminium plat using solenoid have been carried out. The magnetic field used is generated by two solenoids that connected with series and parallel combination. The solenoids were designed with a turns of 400, diameter of 3,8cm and length of 10cm. Neodymium Iron Boron magnets (NdFeB) were used as a source of magnetic field for comparison. In order to obtain higher value of the magnetic field, it is necessary to introduce ferromagnetic material (iron) as a core of the solenoid. The value of the magnetic field was measured using Pasco PS-2162 Magnetic Probe. Eddy currents generated in the plat are due to the change of magnetic flux as the plate moves back and forth between the magnetic poles. the magnetic field value of the solenoid was varied as a function of electric current and distance. The dimension of the aluminium plate is 10cm in length, 6cm in width and extended with a stick having length of 20cm. The plates were designed with one slit, three slits, and four slits and no slit. Solenoids with a ferromagnetic core were connected in series with a distance of 1.5 cm between them. The results show that the highest value of magnetic field (37.8851 mt ) was produced by applying current of 7A on the circuit. Moreover, the number of oscillations of the plats is affected by the magnetic field strength and the number of strips on the plates. The more the number of strips on the plates, the more oscillations occur. This phenomenon is due to the cuts (strips) in the plate result in open circuit reducing the Eddy current greatly. For oscillation by using NdFeB, the number of oscillation was significant decrease. Keywords: Eddy Curent, Solenoid, aluminum plate and magnetic field ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk merancang dan mengamati pengaruh arus Eddy terhadap ayunan bandul yang ditimbulkan oleh sumber magnet. Sumber medan magnet berasal dari dua solenoida silinder dengan 400 lilitan, diameter 3,8cm dan tinggi 10cm serta magnet Neodymium Iron Boron (NdFeB). Untuk medapatkan nilai medan magnet yang lebih besar pada solenoid maka perlu penambahan inti menggunakan bahan ferromagnetic yaitu besi. Besarnya nilai medan magnet diukur menggunakan sensor Probe Magnetic Pasco PS-2162. Arus Eddy terjadi akibat perubahan fluks pada sumber magnet ketika plat bergerak bolak balik diantara sumber magnet. Nilai medan magnet divariasi berdasarkan arus listrik, jarak serta solenoid yang dihubungkan secara seri dan parallel. Dimensi dari plat alumunium memiliki panjang 10cm, lebar 6cm dan Repositori FMIPA 1

panjang tangkai 20cm. Plat dirancang dengan geometri lurus yaitu tanpa celah, satu celah, tiga celah, dan empat celah. Solenoida dengan inti ferromagnetik dihubungkan secara seri dengan jarak 1,5 cm dengan arus tertinggi yaitu 7A dapat menghasilkan medan magnet sebesar 37,8851 mt, besarnya medan magnet berbanding terbalik dengan jarak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah ayunan plat dipengaruhi oleh kuat medan magnet dan jumlah celah pada bandul. Semakin banyak jumlah celah maka jumlah ayunan semakin banyak dan waktu semakin lama diakibatkan oleh pemutusan arus Eddy yang terjadi pada celah-celah plat. Fenomena ini disebabkan oleh pemotongan (strip) pada plat di sirkuit terbuka sehingga mengurangi arus Eddy. Untuk osilasi dengan menggunakan NdFeB, jumlah osilasi mengalami penurunan yang signifikan. Kata kunci: Arus Eddy, Solenoid, plat alumunium dan medan magnet PENDAHULUAN Arus Eddy merupakan salah satu dari fenomena induksi elektromagnetik. Arus Eddy dapat terjadi jika adanya pemotongan medan magnet oleh penghantar/konduktor yang digerak-gerakkan disekitar medan magnet atau arus Eddy juga bisa terjadi apabila ada sebuah konduktor berhenti dalam medan magnet yang bergerak secara bolak balik terhadap konduktor tersebut. Selama beberapa dekade, telah dikembangkan penelitian dari aplikasi memanfaatkan arus Eddy diantaranya untuk meredam jumlah ayunan pada sistem yang bergetar, seperti dalam sistem pengereman magnetik dan kontrol getaran lateral pada putaran mesin. Penelitian lainnya dilakukan oleh (Karnopp dkk, 1989) yang memperkenalkan motor elektrodinamik linier yang terdiri dari kumparan tembaga dan magnet permanen yang dapat digunakan sebagai peredam elektromekanis untuk sistem suspensi kendaraan. (Teshima dkk, 1997) meneliti efek peredaman arus Eddy pada getaran yang terkait dengan levitasi superkonduktor dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa getaran vertikal yang terukur meningkat sekitar seratus kali lipat. Studi awal dalam mengamati arus Eddy pada sistem pengereman magnetik dapat dilakukan dengan mendemonstrasikannya melalui percobaan sebuah bandul plat, dimana bandul plat berayun diantara kedua kutub magnet. Dengan demonstrasi ini kita bisa mengamati pengaruh arus Eddy pada perubahan jumlah ayunan dari bandul plat. Berdasarkan inilah dilakukan penelitian dengan merancang dan mengamati arus Eddy pada lempengan plat aluminium. METODOLOGI Pada penelitian ini digunakan metoda eksperimen melalui beberapa tahapan pengerjaan, Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram alir penelitian Repositori FMIPA 2

Gambar 1 merupakan tahapan dalam penelitian, yaitu tahap pertama merancang komponen utama (Pembuatan bandul, pembuatan inti solenoida silinder dan pembuatan solenoida silinder), tahap kedua pengukuran induksi magnet solenoida tanpa inti dan menggunakan inti menggunakan sensor Probe Magnetik Pasco PS-2162, tahap ketiga desain dan eksperimen solenoida dengan bandul, dan tahap keempat pengukuran pengaruh B terhadap perioda ayunan bandul relatif terhadap celah-celah. yang menggunakan inti maupun tanpa inti baik dihubungkan secara seri maupun paralel. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan pengukuran kuat medan magnet terhadap jarak dan arus yang diukur menggunakan sensor Probe Magnetik Pasco PS-2162, serta pengukuran pengaruh arus Eddy terhadap jumlah ayunan dan waktu dari empat model bandul, dimana data ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik grafik. A. Hasil Pengukuran Kuat Medan Magnet Terhadap Jarak Horizontal Gambar 2. Ilustrasi pengamatan arus Eddy pada lempengan plat aluminium. Gambar 2 merupakan ilustrasi pengamatan arus Eddy pada plat. Tahap awal pengamatan dilakukan dengan menghidupkan power supplay yang dihubungkan dengan multimeter dan diteruskan pada kumparan dengan pemberian arus minimum. Selanjutnya bandul plat diayun dengan memberikan sudut sebesar 10 0, waktu dihitung dengan bantuan stopwatch saat bandul mulai dilepaskan dan dilakukan perhitungan jumlah ayunan dan waktu sampai bandul berhenti. Pemberian arus dilakukan secara bertahap mulai dari 2A sampai 7A. Untuk setiap variasi arus dilakukan pengambilan data sebanyak 10 kali pengulangan. Pengambilan data sama untuk empat jenis bandul plat (tanpa celah, satu celah, tiga celah dan empat celah) dan untuk kumparan Pengukuran kuat kuat medan magnet terhadap jarak horizontal pada kumparan menggunakan inti dan tanpa inti. Arus dan jarak yang diberikan bervarisi, untuk arus dimulai dari 2A-10A sedangkan variasi jarak antara sensor ke pusat permukaan kumparan yaitu 0,1cm, 1cm, 2cm, 3cm, 4cm, dan 5cm. Gambar 3. Hubungan kuat medan magnet (mt) terhadap jarak (cm) dengan inti bahan dan tanpa inti bahan ferromagnetik. Repositori FMIPA 3

Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin besar jarak pengukuran maka kuat medan magnet semakin kecil. Kuat medan magnet terbesar pada jarak 0,1 cm sebesar 1,2870 mt dengan menambahkan inti, sedangkan tanpa inti sebesar 0,29718 mt. Kuat medan magnet terkecil pada jarak 5 cm yaitu 0,2213 mt dengan menambahkan inti dan tanpa inti yaitu 0,0755 mt. Berdasarkan hasil pengukuran ini, kuat medan magnet pada solenoida 400 lilitan mampu mengasilkan kuat medan magnet dalam orde mt. Meningkatnya kuat medan magnet juga dipengaruhi oleh bahan ferromagnetik (besi). Medan magnet dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok yang dinamakan dengan domain. Bahan ferromagnetik sebelum diberi medan magnet luar mempunyai domain yang momen magnetiknya kuat, sehingga apabila bahan ini diberi medan magnet dari luar, maka domain-domain ini akan mensejajarkan diri searah dengan medan magnet dari luar. Semakin kuat medan magnetnya semakin banyak domain-domain yang mensejajarkan dirinya. Akibatnya medan magnet dalam bahan ferromagnetik akan semakin kuat. B. Hasil Pengukuran Kuat Medan Magnet Pada Kedua Kumparan Hubungan Seri Dan Paralel. Pengukuran kuat medan magnet pada kedua kumparan yang dihubungkan secara seri dan paralel. Kumparan diberi jarak 1,5cm antara satu dengan yang lain, variasi arus yang diberikan dari 2A sampai dengan 7A. Gambar 4. Hubungan kuat medan magnet terhadap arus yang dihubungkan secara seri dan paralel dengan menggunakan inti bahan ferromagnetik dan tanpa inti. Grafik 3 menunjukkan hubungan kuat medan magnet terhadap arus yang berbanding lurus, dimana semakin besar arus maka kuat medan magnet yang terukur juga semakin besar. Semakin besar arus maka garis-garis gaya magnet yang ditimbulkan semakin banyak sehingga kuat medan magnet semakin kuat. Kenaikan tajam terdapat pada grafik untuk hubungan seri dengan inti, hal ini dikarenakan pada hubungan seri dua kutub yang berdekatan tidak sejenis, sehingga akan menghasilkan garis-garis gaya magnet yang saling tarik menarik. Arus 7A menghasilkan kuat medan magnet dari kumparan yang dihubungkan secara seri dengan inti sebesar 37,8851 mt dan tanpa inti yaitu 4,6263 mt. Sedangkan secara paralel dua kutub yang berdekatan sejenis, sehingga garis-garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara masing-masing cenderung saling menolak karena arah garis gaya berlawanan. Kumparan yang dihubungkan secara paralel dengan inti Repositori FMIPA 4

untuk arus yang sama, nilai kuat medan magnet yang diperoleh sebesar 19,1373 mt sedangkan tanpa inti sebesar 2,2930 mt. C. Hasil Pengukuran Jumlah Ayunan Bandul Sebagai Fungsi Geometri Tabel 1. Hubungan jumlah ayunan terhadap waktu dari keempat bandul tanpa pengaruh kuat medan magnet. Ayunan rata-rata Waktu ayunan rata-rata (s) I II III IV I II III IV 14 13 12 10 14,17 12,25 12,02 9,2 14 13 12 10 14,32 12,49 11,94 9,56 14 13 12 9 13,56 12,72 11,8 8,55 14 13 12 9 13,46 12,26 11,96 9,71 14 13 12 9 13,72 12,5 11,91 9,55 14 13 12 9 13,68 12,7 11,95 9,47 15 13 12 9 14,17 12,45 12 8,97 15 13 12 9 15,34 12,54 11,88 9,43 15 13 12 9 14,75 12,12 11,96 8,8 15 13 12 9 14,49 12,7 11,8 9,23 Gambar 5. Hubungan jumlah ayunan terhadap arus dari kumparan yang dihubungkan secara seri dengan inti bahan ferromagnetik Tabel 1 menampilkan data jumlah ayunan dan waktu yang dibutuhkan bandul tanpa adanya pengaruh medan magnet. Hasil yang didapatkan bahwa bandul yang paling cepat berhenti terdapat pada bandul empat celah (IV) dengan jumlah ayunan sebanyak 9-10 kali, sedangkan bandul yang paling lama berhenti terdapat pada bandul tanpa celah dengan jumlah ayunan sebanyak 14-15 kali. Hasil pengukuran ini menunjukkan semakin banyak celah pada bandul maka jumlah ayunan dan waktu yang dibutuhkan hingga bandul berhenti semakin kecil. Perubahan jumlah ayunan dan waktu yang dibutuhkan bandul dengan pengaruh medan magnet dapat dilihat pada grafik hubungan jumlah ayunan terhadap arus seperti Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8. Gambar 6. Hubungan jumlah ayunan terhadap arus dari kumparan yang dihubungkan secara paralel dengan inti bahan ferromagnetik Repositori FMIPA 5

Gambar 7. Hubungan jumlah ayunan terhadap arus dari kumparan yang dihubungkan secara seri tanpa inti bahan ferromagnetik. Gambar 8. Hubungan jumlah ayunan terhadap arus dari kumparan yang dihubungkan secara paralel tanpa inti bahan ferromagnetik. Secara umum bandul plat dengan celah memiliki jumlah ayunan lebih besar dibandingkan tanpa celah seperti yang terlihat pada Gambar 4. Semakin banyak celah pada bandul, maka jumlah ayunan semakin besar. Menurunnya jumlah ayunan untuk bandul plat dengan celah dan tanpa celah disebabkan oleh adanya arus Eddy dalam bandul plat. Menurut hukum lenz, arah arus Eddy menghasilkan medan magnet yang melawan perubahan yang menyebabkan arusnya. Oleh karena alasan ini, arus Eddy haruslah menghasilkan kutubkutub magnet yang efektif pada lempengan yang ditolak oleh kutub-kutub dari magnet. Hal ini membuat munculnya gaya tolak yang melawan gerak lempeng. Sehingga arus Eddy dan gaya hambatnya semakin besar dan mengakibatkan bandul berhenti bergerak. Sedangkan untuk bandul yang memiliki celah arus Eddy dan gaya hambat megnetiknya menjadi sangat jauh berkurang. Ini berarti pada bandul yang memiliki banyak celah terjadi pemutusan arus Eddy yang berdampak pada besarnya jumlah osilasi dan lamanya waktu berhenti. Jika lempengannya dibuat sela-sela maka arus Eddy dan gaya hambat megnetiknya menjadi sangat jauh berkurang. Kita dapat memahami hal ini dengan menyadari bahwa sela-sela pada lempengan mencegah terbentuknya loop-loop arus yang besar. Fenomena ini dapat dijelaskan secara dinamika, bahwa tanpa pengaruh medan magnet jumlah ayunan bergantung pada massa, momen inersia dan jarak poros ke pusat massa. Perubahan nilai pada momen inersia dipengaruhi oleh massa bandul plat, semakin banyak celah pada bandul maka pengurangan massa semakin besar. Perubahan nilai pada periode bandul selain dipengaruhi oleh momen inersia juga dipengaruhi oleh pusat massa. Semakin banyak celah pada bandul maka pusat massanya semakin kecil, sehingga tanpa pengaruh medan magnet bandul empat celah Repositori FMIPA 6

memiliki nilai periode yang lebih besar dibandingkan bandul plat lainnya. Tabel 2. Perbedaan periode bandul tanpa medan magnet dengan menggunakan medan magnet (7A). jarak 1 cm sampai 4 cm jumlah ayunannya 0. Tidak adanya ayunan pada jarak tersebut menunjukkan bahwa kuat medan magnet yang ditimbulkan oleh neodymium iron boron cukup besar dibandingkan dengan solenoida yang lilitannya adalah 400. Bandul Tanpa celah Satu celah Tiga celah Empat celah T eksperimen tanpa medan magnet T dengan medan magnet (Seri, inti) T dengan medan magnet (Paralel, inti) 0.9838 1,0306 1,0033 0.9594 0,9963 0,9988 0.9935 0,9920 0,9483 1.0064 0,9683 0,9947 Periode bandul yang bergerak dalam daerah medan magnet dipengaruhi oleh arus Eddy yang dapat diamati pada banyaknya jumlah ayunan dan lamanya waktu yang dibutuhkan bandul saat mulai bergerak sampai bandul berhenti. Semakin banyak ayunan bandul semakin lama waktu yang dibutuhkan, begitu juga sebaliknya, sedangkan bandul yang bergerak tanpa pengaruh medan magnet periodenya bergantung pada massa dan momen inersia, sehingga hubungan antara ketika adanya pengaruh medan magnet dan tanpa adanya medan magnet dilihat dari periode perbedaannya tidak terlalu signifikan, perbedaan yang mencolok lebih terlihat pada jumlah osilasi dan waktu pada setiap perlakuan. D. Hasil Pengukuran Jumlah Ayunan Menggunakan Magnet Neodymium Iron Boron (NdFeB) Grafik 9 membandingkan jumlah ayunan terhadap besarnya kuat medan magnet yang bersumber dari magnet Neodymium Iron Boron. Posisi kurva keempat menunjukkan nilai jumlah ayunan terbesar pada bandul empat celah, dibandingkan dengan tiga bandul lainnya. Bandul tanpa celah pada Gambar 9. Grafik jumlah ayunan terhadap jarak dari magnet neodymium iron boron. KESIMPULAN Model observasi arus Eddy telah berhasil dibuat pada plat logam aluminium dengan mendesain solenoida yang memiliki 400 lilitan, dimeter 3,8 cm dan panjang 10 cm. Nilai kuat medan magnet pada solenoida yang dirangkai secara seri menghasilkan kuat medan magnet 37,8851 mt menggunakan inti besi dan 4,6263 mt tanpa menggunakan inti. Sedangkan secara paralel nilai kuat medan magnetnya adalah 19,1373 mt menggunakan inti besi dan tanpa inti sebesar 2,2930 mt. Tanpa pengaruh medan magnet bandul tanpa celah menghasilkan jumlah ayunan lebih besar karena jumlah ayunan di pengaruhi oleh periode dan momen inersia, Repositori FMIPA 7

sedangkan dengan pengaruh medan magnet bandul tanpa celah menghasilkan jumlah ayunan lebih kecil karena adanya arus Eddy yang terbentuk pada plat akibat perubahan fluks pada sumber magnet ketika plat bergerak bolak balik diantara sumber magnet. Periode secara eksperimen didapatkan dengan hubungan jumlah ayunan dan waktu, sedangkan secara teoritis didapatkan dengan hubungan momen inersia dan pusat massa. Secara eksperimen membuktikan bahwa tanpa pengaruh medan magnet bandul empat celah menghasilkan jumlah ayunan lebih kecil. Penggunaan magnet Neodymium Iron Boron (NdFeB) sebagai sumber magnet menyebabkan jumlah ayunan menurun secara drastis. Penurunan ini dikarenakan oleh kuat medan magnet yang digunakan sangat besar, sehingga menghasilkan jumlah ayunan pada bandul semakin kecil. DAFTAR PUSTAKA Aliouane, S., Hassam, M., Badidi Bouda, A., and Benchaala, A. 2000. Electro acoustic transducers (EMATs) design evaluation of their performances. In Proceedings of the 15th World Conference on NDT (WCNDT 2000), Rome, Italy. Bahtiar, A. 2007. Listrik Magnet II, pdf. Universitas Padjadjara: Bandung. Karnopp, D. 1989.Permanent Magnet Linear Motors Used as Variable Mechanical Damper for Vehicle Suspensions, Veh. Syst. Dynam. Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Larose, G. L., Larsen A., and Svensson, E. 1995. Modeling of Tuned Mass Dampers for Wind-tunnel Tests on a Full-bridge Aeroelastic Model, J. W. Eng. Indust. Aerodynam. Halliday, D and Resnick, R. 1978. Physics (3 rd edition). New York: Jhon Wiley &Sons.Inc. Teshima, H., Tanaka, M., Miyamoto, K., Nohguchi, K., and Hinata, K. 1997. Effect of Eddy Current Dampers on the Vibrational Properties in Superconducting Levitation using Meltprocessed YbaCuO bulk Superconductors, Physic C. Noorian, F. and Sadr, A. May 2010. Computation of transient Eddy currents in EMATs using discrete Picard Method. In Proceedings of the 18th Iranian Conference on the Electrical Engineering (ICEE 2010), Isfahan, Iran. Serwey and Jewett. 2010. Physics for scientists and angineers with modern physics. Fisika untuk sains dan teknik buku 1 edisi 6. Jakarta : salemba teknika. Serwey and Jewett. 2010. Physics for scientists and angineers with modern physics. Fisika untuk sains dan teknik buku 2 edisi 6. Jakarta : salemba teknika. Serway, R. A. 1986. Physics for Scientist & Engineers with Modern Physics Third Edition. James Madison University. Shujuan, W., Penghao, X., Lei, K., and Guofu, Z. 2010. Research on influence of lorentz force mechanism on EMAT's transduction efficiency in steel plate. In Proceedings of the 5th IEEE Conference on Industrial Elektronics and Repositori FMIPA 8

Applications (ICIEA2010), Taichung, Taiwan. Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga. Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. Repositori FMIPA 9