Informasi Organisasi. Yayasan Idep Selaras Alam

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

Shared Resources Joint Solutions

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Nomor : 09 /MPP-PA/02/2011. Nomor : 03 /MEN LH/02/2011

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

Rencana Strategis

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

URUSAN WAJIB 1. URUSAN SOSIAL

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Transkripsi:

Proposal Hibah Skala Kecil RIT-CEPF Wallacea Biodiversity Hotspot Nama Organisasi: Informasi Organisasi Yayasan Idep Selaras Alam Kategori Organisasi: [ ] Organisasi Masyarakat (Agama/Pemuda/Parpol/Perempuan/Veteran) [ ] Organisasi Basis (Kel. Tani/Nelayan/Pengelola Hutan/Masyarakat Adat/Koperasi) [X] LSM/NGO Lingkungan Hidup/Konservasi [X] LSM/NGO Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat [ ] Organisasi Sosial/Kesehatan Masyarakat [ ] Lembaga Advokasi/Bantuan Hukum [ ] Lembaga Pendidikan/Penyuluh/Penyadaran Masyarakat [ ] Organisasi Profesional/Kelompok Intelektual [ ] Lembaga Penelitian/Kajian/Universitas [ ] Bagian dari perusahaan yang bergerak untuk kepedulian sosial dan lingkungan (CSR) [ ] Media Nama Penanggung Jawab Organisasi: Ade Andreawan Nama Koordinator Proyek: Alamat Email Organisasi: Michael F. Wangko info@idepfoundation.org Alamat Organisasi : Br. Medahan, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar 80582, Bali Indonesia No Telepon Organisasi : No Fax Organisasi (jika ada) : - Website Organisasi (jika ada) : 081246585137 www.idepfoundation.org 1

Jumlah Staf tetap: a. Laki-laki : 10 (Sepuluh) Orang b. Perempuan : 5 (Lima) Orang Akte Pendirian Organisasi (lengkapi dengan copy 1 rangkap): terlampir Sejarah, Visi dan misi Organisasi : (memberikan penjelasan singkat tentang sejarah dan misi organisasi anda, termasuk pengalaman yang relevan dengan proyek yang diusulkan, maksimal 200 kata) Yayasan IDEP adalah yayasan non-profit yang didirikan di Bali. Yayasan ini terbentuk tahun 1999, saat puncak krisis ekonomi sedang melanda Indonesia. Yayasan IDEP merupakan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Indonesia dengan spesialisasi pengembangan media dan program praktis yang memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat lokal dalam pengembangan yang berkesinambungan, termasuk pengurangan resiko bencana, dalam memenuhi misi organisasi: 1. Ketahanan (RESILIENCE) Ketahanan masyarakat membantu masyarakat rentan bencana dan mengembangkan ketahanan yang berkesinambungan melalui: 1) Pemberdayaan masyarakat membantu masyarakat agar dapat membantu dirinya sendiri melalui penyediaan informasi, praktek percontohan dan peningkatan kapasitas; dan 2) Penanggulangan bencana mendukung masyarakat yang tertimpa bencana dalam melaksanakan proses pemulihan untuk mewujudkan rasa aman 2. Konservasi (CONSERVATION) Pelestarian Lingkungan membantu dan mendampingi masyarakat dalam kegiatan penyelamatan lingkungan Dalam mencapai misi, Yayasan IDEP memiliki spesialiasi dalam pengembangan materi pendidikan dan program pelatihan, dengan fokus di beberapa bidang, yakni: Memperkuat dan menyempurnakan model ketahanan masyarakat yang selama ini telah dipraktekkan oleh IDEP Memperkuat kapasitas lokal dalam manajemen risiko bencana dan pelestarian lingkungan Memperkuat kesadaran masyarakat dalam usaha pelestarian lingkungan Mengembangkan tata kelola Organisasi yang akuntabel, mandiri dan berkelanjutan Mengembangkan media advokasi masyarakat dalam membantu kerja Organisasi menciptakan ketahanan masyarakat dan pelestarian lingkungan 2

Penilaian Kelayakan Dana CEPF hanya digunakan untuk jenis organisasi dan kegiatan tertentu. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di www.wallacea.org atau mengirimkan email ke hibah.wallacea@burung.org, atau menghubungi Rini Suryani (Grant Management Officer) di 0811 1975 836. Apakah organisasi anda berada di bawah kendali/bertanggung kepada/dibiayai oleh pemerintah? Tidak Apakah aktivitas di dalam proyek ini termasuk melakukan pembelian tanah? Tidak Apakah aktivitas dalam proyek ini akan melibatkan pemindahan atau perubahan atas suatu objek atau bangunan yang bernilai budaya (termasuk benda bergerak dan tidak bergerak, situs, struktur, dan lanskap yang mengandung nilai arkeologi, paleontologi, sejarah, arsitektur, agama, estetika, atau nilai budaya lainnya)? Tidak Judul Proyek : Penjelasan Proyek SELAMATKAN SAMPIRI Lokasi Proyek : a. Negara : Indonesia b. Provinsi : Sulawesi Utara c. KBA : 003, 004, 005, 007 d. Kabupaten/kota : Kepulauan Talaud e. Desa : Desa-desa di Pulau Karakelang, Salibabu dan Kabaruan Durasi Proyek : 5 (lima) bulan Arahan Strategis dari Profil Ekosistem Wallacea CEPF: [X] 1. Tindakan untuk mengatasi ancaman yang spesifik bagi spesies prioritas [ ] 2. Meningkatkan pengelolaan kawasan (KBA) yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi [ ] 3. Mendukung pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang dilakukan oleh masyarakat di kawasan dan koridor prioritas [ ] 4. Memperkuat aksi berbasis masyarakat untuk melindungi spesies dan kawasan laut 3

[ ] 5. Melibatkan sektor swasta sebagai peserta aktif dalam konservasi kawasan dan koridor prioritas, di bentang alam produktif, dan di seluruh Wallacea [X ] 6. Meningkatkan kapasitas masyarakat sipil untuk aksi konservasi yang efektif di Wallacea Jumlah Dana yang Diusulkan: (masukkan jumlah dana yang dimintakan kepada CEPF dalam USD, dengan nilai tukar Rp 13,000 /USD) US$ 10.380,77 Total Dana Proyek: 134.950.000 (Seratus tiga puluh empat juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) Anggaran Proyek : Terlampir dalam format excel Apakah proyek ini akan melibatkan pemindahan penduduk atau aktivitas lain yang termasuk dalam kategori pemindahan paksa? Tidak Aspek Kerangka Pengaman Jika jawaban untuk salah satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut adalah Ya, sebutkan dampak potensial yang akan muncul dan cara menghindari atau mengurangi nya. RIT dapat meminta pemohon untuk memberikan informasi tambahan dan dokumentasi proyek jika proyek tersebut memiliki potensi untuk memicu Kerangka Pengaman (Safeguards). Untuk informasi lebih lanjut tentang aspek Kerangka Pengaman, silakan email hibah.wallacea@burung.org atau hubungi Rini Suryani (Grant Management Officer) di 0811 1975 836 Aspek Lingkungan Apakah proyek yang diusulkan melibatkan kegiatan yang mungkin memiliki dampak buruk terhadap lingkungan? [ ] Iya [X] Tidak Keterangan - Berikan penjelasan mengenai dampak terhadap lingkungan dan mitigasinya jika jawaban pertanyaan di atas adalah Ya. Aspek Sosial Apakah proyek yang diusulkan melibatkan kegiatan yang cenderung memiliki dampak buruk/negatif pada masyarakat lokal? [ ] Ya [X] Tidak 4

Keterangan - Berikan penjelasan mengenai dampak sosial dan mitigasinya jika jawaban pertanyaan di atas adalah Ya. Proposal Bagian ini adalah untuk memberikan gambaran dari konsep proyek, dan harus menyertakan setidaknya informasi sebagai berikut: A. Alasan proyek - Menjelaskan alasan bagi aksi konservasi (karena adanya ancaman dan / atau peluang) yang ingin dilakukan dan apa yang akan terjadi jika proyek ini tidak dilaksanakan, maksimal 150 kata. Nuri Talaud atau Sampiri oleh IUCN diklasifikasikan sebagai jenis terancam punah secara global akibat penangkapan untuk diperdagangkan. Dari tiga anak jenis Nuri Talaud, jenis Eos histrio talautensis yang masih bertahan hidup dan sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Karakelang, pulau terbesar dari gugusan Kepulauan Talaud. Survei monitoring tahun 2006 populasinya sebanyak 12.664 individu dengan kisaran 6.567 hingga 25.066 individu (Burung Indonesia, 2006). Program penyelamatan Sampiri telah dilakukan oleh Perkumpulan Kompak dengan dukungan dari Burung Indonesia. Perkumpulan Kompak telah berhasil mendokumentasikan jumlah perdagangan ilegal Sampiri di titik-titik rawan Pulau Karakelang serta membangun kerjasama dengan pemerintah daerah dalam penyelamatan sampiri. Dengan berakhirnya dukungan program terhadap Perkumpulan Kompak, Yayasan Idep melanjutkan penyelesaian program yang akan bertitik berat pada: (1) Pendokumentasian analisa hasil kegiatan program sebelumnya; (2) Penguatan kelompok masyarakat perlindungan sampiri; serta (3) Memastikan dukungan pemerintah daerah. Program ini akan dilaksanakan dalam lima bulan dengan menggunakan sumber daya dan staff yang berdomisili di Talaud. B. Adakah dampak dari pelaksanaan proyek ini bagi: (jelaskan untuk masing-masing huruf tidak lebih dari 50 kata) a. Jenis-jenis prioritas yang terdapat di dalam KBA Dengan terbangunnya kesadaran masyarakat untuk menjaga, melindungi dan mencintai spesies prioritas, adanya regulasi perlindungan satwa prioritas di daerah (Perda), serta penegakan hukum berjalan baik, diharapkan burung Sampiri akan terhindar dari ancaman kepunahan dan tetap lestari. b. Pengelolaan KBA yang lebih baik Masyarakat, Pemerintah dan para pihak lainnya akan memiliki persepsi yang sama tentang pentingnya pelestarian satwa dan ekosistemnya, sehingga akan terbangun Kelembagaan (Kesepakatan, Mekanisme, Pengelola Dan Regulasi) yang efektif dan dapat diterima semua pihak untuk mengakomodasi peran para pihak dalam pengelolaan kawasan hutan (KBA) di daerah ini. c. Masyarakat di sekitar KBA dan stakeholder terkait lainnya Jumlah penangkapan illegal sampiri akan terinventarisir di tiap desa dikelompokkan, dan setelah itu, kelompok pencinta alam (KPA) yang terbentuk di tiga desa (capaian program) diharapkan menjadi partner KSDA dan Pemerintah Daerah. KPA menjadi ujung tombak di desanya dalam pengawasan dan monitoring terhadap perburuan dan 5

penangkapan spesies prioritas ini. C. Tujuan Proyek: - Menjelaskan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh proyek ini.(max 50 kata) Habitat dan Spesies Sampiri (Eos histrio talautensis) di KBA baik yang di dalam SM Karakelang maupun di luar kawasan dapat terlindungi dari laju kerusakan melalui mekanisme yang adil dari para pihak. D. Keluaran proyek: 1. Terdokumentasikannya jumlah penangkapan illegal dan perdagangan Sampiri (Eos histrio talautensis) di masyarakat dalam bentuk database (data awal) per wilayah yang menjadi sumber informasi bagi para pemangku kebijakan dalam melakukan proses penegakan hukum. 2. Terbangun kerjasama dengan Pemda dan para pihak untuk penegakan hukum perlindungan satwa dan KBA yang efektif. 3. Tersepakatinya model partisipatif skema tata ruang kelola masyarakat di 3 desa dengan system pengeloaan sumber daya alam yang lestari dan berkelanjutan. E. Aktivitas Proyek: Keluaran 1 Keluaran 2 Keluaran 3 Aktivitas: 1. Melakukan pengolahan data tinjauan awal KAP (knowledge, attitude, practices) untuk mengukur pemahaman dan tindakan yang berkaitan dengan upaya melestarikan KBA yang mendukung kelestarian Sampiri (Eos histrio talautensis) 2. Analisa dan pelaporan hasil kampanye penyadaran di tingkat masyarakat dengan menggunakan media alternative di 8 desa 3. Analisa dan pelaporan hasil kunjungan sekolah untuk pengintegrasian materi Sampiri ke dalam pelajaran sekolah. Aktivitas: 1. Rapat koordinasi dengan para pihak dalam mengembangkan dan menerapkan pendekataan pengelolaan KBA yang mendukung kelestarian Sampiri (Eos histrio talautensis) dalam program pembangunan di lintas sektor. 2. Mendorong keputusan Bupati untuk menetapkan Sampiri (Eos histrio talautensis) sebagai Maskot kabupaten Talaud. Aktivitas: 1. Diskusi kampung dalam menyusun dan menyepakati ruang kelola dan model kelembagaan masyarakat dalam melestarikan KBA yang mendukung kelestarian Sampiri (Eos histrio talautensis) di tiga target kampung dampingan. 2. Menfasilitasi terbentuknya kelembagaan masyarakat yang sesuai dengan rekomendasi penyusunan model kelembagaan dalam mewujudkan inisisatif local dalam melestarikan KBA yang mendukung kelestarian Sampiri (Eos histrio talautensis). 6

Kaitan dengan Strategi Investasi CEPF- Terangkan kaitan antara proyek Anda dengan strategi investasi CEPF yang disajikan dalam Profil Ekosistem Wallacea? Jawaban hendaknya mengulas kaitan dengan arahan strategis di dalam profil ekosistem wallacea. Proyek Selamatkan Sampiri berkaitan dengan arahan strategi CEPF nomor 1 dan 6, yaitu Tindakan untuk mengatasi ancaman yang spesifik untuk spesies prioritas burung Nuri Talaud atau Sampiri dengan kegiatan Kampanye dan Edukasi di sekolah-sekolah dan desa, dan Meningkatkan kapasitas masyarakat sipil untuk aksi konservasi yang efektif di Wallacea. Kegiatan kampanye penyadartahuan ini bertujuan selain untuk mempromosikan burung sampiri agar di kenal, sekaligus juga untuk menumbuhkan rasa memiliki dan mencintai sehingga ada kebanggaan untuk melindungi burung ini. Program ini akan mendorong dukungan nyata pemerintah daerah dan satuan kerjanya dalam penegakan hukum proteksi Sampir serta diharapkan menempatkan Sampiri sebagai Maskot Daerah. Mitra Kerja dalam Proyek / Stakeholders tuliskan setiap mitra yang akan terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek ini serta para pihak (stakeholder) yang akan berperan penting. Proyek yang dirancang untuk bersinergi dengan program sejenis dari pemerintah dan atau lembaga lain berpotensi menghasilkan dampak yang lebih nyata. Nama Mitra Kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Talaud Dinas Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Kepulauan Talaud Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Talaud Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud Sekretariat Daerah (Bagian Hukum) Kepala Desa dan Perangkatnya Peran Mitra dalam Proyek ini Kolaborasi program, dan Pendampingan Polhut di tiap desa dalam kegiatan Penyadartahuan khususnya mengenai Kawasan Konservasi Suaka Marga Satwa Karakelang Rekomendasi untuk kegiatan Kampanye/Edukasi di sekolah (SD, SMP, SMA/SMK) di Karakelang, Salibabu dan Kabaruan Kolaborasi program untuk pembinaan Kelompok Pecinta Alam dan Kelompok Penangkap Sampiri yang akan di bentuk Kolaborasi program untuk pembinaan Kelompok Pecinta Alam dan Kelompok Penangkap Sampiri yang akan di bentuk Kolaborasi program untuk pembinaan Kelompok Pecinta Alam dan Kelompok Penangkap Sampiri yang akan di bentuk Kerjasama untuk pembuatan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Satwa Endemik Talaud dan Ekosistemnya Kerjasama untuk pembuatan Rancangan Peraturan Daerah Rekomendasi untuk pertemuan di desa, sosialisasi proyek, pemutaran film, dan diskusi untuk pembentukan Kelompok 7

Pencinta Alam (KPA) Pengarusutamaan Gender dan Inklusi Sosial Bagaimana peranan laki-laki dan perempuan dalam kegiatan yang diusulkan (dengan memfokuskan pada kebutuhan perempuan). Bagaimana strategi anda agar kegiatan ini dapat dinikmati oleh semua kelompok dalam masyarakat, termasuk kelompok yang marginal. Staf Perempuan Kompak terlibat langsung dalam proyek di kantor maupun di lapangan tanpa ada pembatasan khusus dengan kaum laki-laki. Dalam setiap pertemuan di desa, kaum perempuan juga ikut diundang sehingga mendapat pemahaman yang sama dengan kaum laki-laki dalam penerimaan materi sosialisasi. Kaum perempuan di Talaud secara adat dan budaya mempunyai derajat yang sama dengan kaum lakilaki. Keberlanjutan Jangka panjang - Jelaskan bagaimana strategi anda agar bagian-bagian dari proyek ini atau hasil-hasilnya dapat dilanjutkan atau direplikasi di luar rancangan proyek asal. Pada tahap awal ini kami ingin membangun pemahaman yang sama di masyarakat (juga Pemerintah Daerah dan Desa) mengenai keberadaan satwa-satwa endemik talaud khususnya spesies prioritas, Sampiri. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa spesies ini juga banyak terdapat di pulau-pulau lain di Indonesia. Penyadartahuan mengenai keberadaan spesies ini, status, reproduksi, habitat, regulasi serta keterancamannya saat ini, penting dilakukan untuk melangkah ke tahapan proyek selanjutnya. Tahap ini kami ingin menumbuhkan rasa memiliki dan mencintai sehingga ada kebanggaan untuk melindungi burung ini. Dengan bekerjasama Pemda dan DPRD diupayakan adanya Peraturan Daerah yang mengatur perlindungan burung prioritas ini dan juga menaikkan statusnya menjadi Maskot Daerah. Pada tahapan proyek selanjutnya, dilakukan penguatan kapasitas bagi kelompok-kelompok yang sudah dibentuk (KPA dan Penangkap), dan juga pembentukan kelompok baru di desa yang lain, yang mana akan diarahkan pada Arahan Strategis CEPF kedua, yaitu Meningkatkan pengelolaan kawasan (KBA) baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Pada tahapan kedua ini diperkuat segi penegakan hukum dengan penguatan kapasitas para penegak hukum di tingkat kabupaten (penyidik polresta/polsek, PPNS terkait, jaksa, hakim) lewat workshop, untuk membangun pemahaman yang sama dalam menangani pelanggaran lingkungan dan juga kerja sama lintas instansi. Jika mekanisme ini berjalan dengan baik sehingga terbangun konstituen yang luas dari kelompok-kelompok masyarakat sipil yang bekerja lintas kelembagaan dan politik dalam mencapai tujuan konservasi, maka perlu dipikirkan keberlanjutan konservasi jangka panjang di hotspot. 8