BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sekolah Dasar disebutkan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya program standar pembelajaran disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

1. PENDAHULUAN. memiliki kemampuan berbahasa secara optimal akan sangat mudah untuk. mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena dengan pembelajaran bahasa anak memiliki keterampilan dan kemahiran dasar berbahasa. Dengan pembelajaran bahasa ini anak akan memiliki pedoman kuat, yang akan memberikan konstribusi positif dan dapat digunakan sebagai bekal menguasai semua ilmu pengetahuan yang ada. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kelulusan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah dasar pada pembelajaran menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis, sedangkan kompetensi dasar pembelajaran menulis adalah menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia kelas lima sekolah dasar antara lain agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, 1

2 baik secara lisan maupun tulis; (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Sedangkan ruang lingkup penyajian materi bahasa Indonesia kelas lima sekolah dasar ini mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang di dalamnya mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Permendiknas No 22/2006). Keterampilan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang dianggap oleh siswa paling rumit dibandingkan empat keterampilan berbahasa yang lain. Hal ini dikarenakan menulis bukan sekedar menyalin kata-kata dan kalimat, melainkan menuangkan dan mengembangkan pokok pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Keterampilan menulis membutuhkan proses belajar dan latihan yang terus menerus, sistematis dan penuh kedisiplinan agar dapat menghasilkan tulisan yang baik, selain itu diperlukan juga pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur yang harus ditempuh dalam keterampilan menulis. Mengingat pentingnya pembelajaran menulis, maka tidak heran jika menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dipelajari siswa sejak di tingkat sekolah dasar secara berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan karena kemampuan menulis di sekolah dasar merupakan dasar sebagai bekal belajar menulis di tingkat selanjutnya, sehingga kegiatan menulis di sekolah

3 dasar perlu mendapat perhatian yang serius agar mendapatkan hasil yang optimal. Menulis berarti mengekspresikan gagasan, ide, pendapat, pikiran, atau perasaan secara tertulis. Sarana untuk mewujudkan kegiatan menulis adalah bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas pula jalan pikirannya. Isi ekspresi melalui bahasa akan dimengerti pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teatur, sistematis, sederhana dan mudah dimengerti. Keterampilan mengekspresikan pikiran melalui bahasa itulah yang harus dilatih oleh guru kepada anak didiknya. Hal ini dapat dicapai melalui latihan menulis yang terarah dan berencana. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran bahasa bersifat produktif yang menuntut kemampuan untuk menyampaikan ide dan pikiran kepada pihak lain melalui tulisan. Kemampuan menulis harus dapat dikuasai oleh siswa melalui pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis tidak semata-mata disebabkan oleh faktor siswa tetapi kemungkinan juga adanya peran guru dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut mempunyai kemampuan yang memadai. Kemampuan guru adalah teknik dan cara guru untuk memiliki konsep berpikir kebahasaan sesuai dengan lingkungan sekitar yang jelas, yang nantinya akan dimasukkan dalam menyusun kurikulum sebagai kesiapan pembelajaran. Kemampuan ini sebagai persiapan strategi untuk proses

4 pemahaman guru yang akan dilakukan. Kemampuan guru dan pemahaman guru terhadap keadaan sekitar sangat dibutuhkan agar suasana pembelajaran bahasa Indonesia hidup dan menjadikan kerangka pembelajaran dapat terimplementasikan dengan baik. Guru yang berpengalaman seyogyanya mengetahui bagaimana cara mengajar agar menarik, menantang, dan sekaligus efisien. Mereka telah mengenal, memahami, menghayati, serta dapat menerapkan berbagai metode pengajaran menulis. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang masih enggan dalam mengajarkan keterampilan menulis, sehingga guru cenderung dalam pengajaran menulis hanya menyelesaikan materi yang ada di silabus saja, sehingga tidak mengherankan bila hasil nilai menulis karanganpun rendah. Guru juga harus mampu menciptakan kondisi ideal proses pembelajaran yang memaksimalkan pencapaian tujuan belajar. Guru harus memiliki keterampilan dalam memilih metode pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan pemilihan metode yang tepat diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat tercapai. Potensi sumber daya guru perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat menuntut guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Oleh karena itu peranan guru sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah karena guru bertindak selaku agen

5 transformasi ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru merupakan aktor utama dalam pembelajaran. Usman (2008: 12) menegaskan bahwa proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Sejalan dengan itu, Slameto (2010: 97) mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas. Penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam rangka fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru adalah (1) mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang; (2) memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai; (3) membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Jadi guru dalam proses belajar mengajar di samping sebagai penyampai ilmu pengetahuan, guru bertanggung jawab juga akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan merancang tujuan. Bila hal tersebut tidak ada pada diri guru, bahkan guru itu sendiri tidak berminat dalam mengajarkan materi tertentu, tentu hasilnya sebaliknya.

6 Pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa guru mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu kelancaran dan keberhasilan pendidikan tidak lepas dari peranan guru, sehingga guru dituntut memiliki kemampuan untuk dapat menunjukkan profesionalisme dan kinerja yang optimal dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan hasil supervisi pengawas sekolah selaku peneliti diperoleh informasi tentang proses pembelajaran menulis karangan narasi sebagai berikut. 1. Guru dalam mengajar menggunakan lebih dari satu metode. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, tugas, demonstrasi, dan diskusi. Ternyata metode yang digunakan guru belum dapat membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. 2. Siswa kesulitan menemukan ide, memulai dan mengakhiri kalimat dalam menulis karangan, merangkai kalimat satu dengan yang lain, mengembangkan kalimat untuk membentuk sebuah karangan, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD, sehingga hasil menulis karangan masih belum sesuai harapan. 3. Guru merasa kesulitan memunculkan keberanian siswa untuk menulis, dan guru belum menemukan metode yang tepat Berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan oleh peneliti selaku pengawas sekolah dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan masih rendah meskipun guru sudah berusaha untuk membantu dan

7 mendampingi siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan dan juga menggunakan berbagai metode pembelajaran. Peneliti mengidentifikasi bahwa metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru masih tergolong metode pembelajaran yang konvensional dan kurang menarik bagi siswa sehingga kurang berhasil menggali kemampuan siswa dalam menulis karangan. Mengacu pada kondisi dalam pembelajaran keterampilan menulis yang masih rendah, maka perlu adanya upaya guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan, salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif jigsaw. Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode yang mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. Metode kooperatif jigsaw adalah metode kooperatif yang diterapkan untuk materi-materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam metode kooperatif jigsaw guru harus memahami pengetahuan dan pengalaman siswa dan membawa siswa mengaktifkan skema ini agar pembelajaran lebih bermakna. Guru juga harus memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Huda, 2013: 204) Metode kooperatif jigsaw merupakan metode pembelajaran yang masih asing bagi sebagian besar guru dan belum terbiasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti berasumsi untuk mengenalkan lebih dekat pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw agar pembelajaran bahasa Indonesia mendapatkan hasil sesuai harapan.

8 Metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw diharapkan dapat mengaktifkan siswa melalui kerja sama antar siswa dengan pembentukan kelompok, diharapkan juga dapat mengubah pembelajaran konvensional yang semula memposisikan guru sebagai sentral pembelajaran menjadi siswa yang memegang peranan penting dalam pembelajaran. Selain itu metode kooperatif siswa juga dapat menggali kreatifitas siswa sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut di atas, sebagai salah satu langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis karangan, peneliti melakukan sebuah eksperimen dengan mengujicobakan metode kooperatif jigsaw dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Uji coba metode kooperatif jigsaw tidak hanya ditujukan terhadap aspek keterampilan menulis saja, tetapi termasuk juga terhadap sikap tanggung jawab sebagai aspek yang perlu dikembangkan dalam diri siswa melalui pembelajaran. Hasil eksperimen tesebut dituangkan dalam sebuah tesis yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Kooperatif Jigsaw terhadap Sikap Tanggung Jawab dan Kemampuan Menulis Karangan Narasi (Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Kranji Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2016/2017).

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah metode kooperatif jigsaw berpengaruh terhadap sikap tanggung jawab siswa dalam menulis karangan narasi? 2. Apakah metode kooperatif jigsaw berpengaruh tehadap kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh metode kooperatif jigsaw terhadap sikap tanggung jawab siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. 2. Pengaruh metode kooperatif jigsaw terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ada dua ranah, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan konsep metode pembelajaran menulis karangan narasi.

10 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1). Mendapatkan pengalaman baru pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode kooperatif jigsaw. 2). Membantu siswa dalam memahami pembelajaran bahasa Indonesia pada kompetensi menulis karangan narasi 3). Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi b. Bagi Guru 1). Menambah wawasan pengetahuan, dan pengalaman praktis dalam pembelajaran menulis karangan narasi. 2). Menambah wawasan dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa 3). Membantu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa melalui metode kooperatif jigsaw c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.