BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disahkan untuk periode satu tahun merupakan bentuk investasi pemerintah dalam

MODUL TEKNIS RENCANA PENARIKAN DANA (RPD) HARIAN TRANSAKSI BESAR

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

DANA KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Soal soal Pra/Post Test

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN TRIWULAN III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Keuangan. Kas.

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah yang diteliti dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan mulai tahun anggaran 2005 dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENYUSUNAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu kegiatan pemerintah yang berhubungan langsung dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Fasilitas Likuiditas. Pembiayaan Perumahan. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan anggaran menjadi topik menarik akhir-akhir ini. Fenomena APBN

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 173/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BANTUAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DI SUMATERA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERCEPATAN PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PELAPORAN DANA DEKONSENTRASI

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N DONESIA NOMOR 174 /PMK.08/2016

1 of 6 18/12/ :41

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan era informasi saat ini, organisasi

2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PERENCANAAN KAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Anggaran yang merupakan embrio paling dominan dari

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4

BAHAN AJAR Pelaporan dan Evaluasi Kinerja

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Kas Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Perencanaan Kas merupakan proyeksi penerimaan dan pengeluaran negara pada periode tertentu dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ruang lingkup perencanaan kas meliputi perencanaan penerimaan negara, perencanaan pengeluaran negara,dan perencanaan saldo Rekening Kas Umum Negara (KUN) yang dilakukan secara periodik dalam rangka pelaksanaan APBN. Perencanaan kas mulai populer seiring diterapkannya Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana salah satu fungsi perbendaharaan adalah melaksanakan kegiatan perencanaan kas. Hal ini diperlukan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas, sehingga pemanfaatannya bisa efisien dan memberikan nilai tambah. Selain itu, kegiatan perencanaan kas merupakan strategi manajemen kas yang dilaksanakan Bendahara Umum Negara (BUN) guna memastikan bahwa negara selalu memiliki kas yang cukup untuk memenuhi pembayaran kewajiban negara dalam pelaksanaan APBN, sehingga saldo kas dapat dimanfaatkan secara optimal yang tertuang dalam dokumen Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA). Satuan Kerja Kementerian/Lembaga dan jajaran Eselon dibawahnya yang menggunakan APBN wajib menyampaikan Rencana Penerimaan Dana secara berkala kepada Kuasa Bendahara Umum Negara. Rencana satuan kerja ini merupakan sumber data dalam penyusunan perencanaan kas pemerintah pusat 1

oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Peraturan Menteri Keuangan nomor: 192/PMK.05/2009 tanggal 23 November 2009 tentang Perencanaan Kas merupakan dasar pelaksanaan penyusunan perencanaan kas. Penyusunan dan penyampaian Perkiraan Penarikan Dana (Aplikasi Forecasting Satker AFS) harian, mingguan dan bulanan diperjelas melalui Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor 03/PB/2010 tentang Perkiraan Penarikan Dana Harian Satuan Kerja dan Perkiraan Pencairan Dana Harian Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Evaluasi pelaksanaan PMK nomor: 192/PMK.05/2009 dinilai belum berjalan optimal dikarenakan rendahnya peran serta satker dalam penyampaian data yang mendetail dan dirasa membebani. Dari hasil evaluasi terjadi penyempurnaan dengan terbitnya PMK nomor: 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana (RPD), Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas. Dalam hal ini penyampaian perencanaan kas dibatasi hanya pada belanja tertentu atau yang dikenal dengan Transaksi Besar. Klasifikasi Transaksi besar sesuai peraturan yang berlaku bagi posisi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dengan KPPN Tipe A1 (KPPN Malang berlokasi diluar Ibukota Propinsi) adalah sejumlah Netto minimal Rp.500 juta. PPPPTK BOE Malang sesuai Permendikbud nomor 16 Tahun 2015, PPPPTK mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan bidangnya, yang dalam hal ini dalam bidang Otomotif dan Elektronika. 2

Sebelum adanya aplikasi Rencana Penarikan Dana (RPD), perencanaan kas didasarkan pada output otomatis aplikasi Rencana Kerja Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKAKL) yang tertuang pada halaman III DIPA. Halaman III DIPA memiliki angka konstan yang cenderung naik dari bulan ke bulan. Adanya aplikasi RPD memberikan peluang keikutsertaan pengelola DIPA dalam menyampaikan perencanaan kasnya sesuai jadwal kegiatan yang telah ditentukan sehingga membantu secara berjenjang dalam penetapan Perencanaan Kas Negara dalam cakupan lebih besar. Gambar 1: Screenshot Aplikasi Rencana Penarikan Dana 3

Pengelolaan kas yang baik (cash flow management) dapat memberikan perkiraan yang berarti sehingga dapat memberikan peluang pilihan terkait hutang dan investasi (Yaplee dan Chien, 2016). Pengelolaan kas yang detail dan rutin sepanjang pelaksanaan anggaran memberikan informasi penting sebagai masukan pengelolaan kas di tingkat pusat. Instansi pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya harus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan instansi tersebut guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Wardhana, 2016). DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) merupakan dokumen dasar pencairan dana APBN pada setiap Satuan Kerja yang di dalamnya terdapat nominal besaran anggaran guna melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Rencana penarikan dana adalah dasar manajemen kas negara guna mengelola sumberdaya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Huda, 2010). Dalam pelaksanaan APBN PPPPTK BOE Malang di susun berdasarkan Pagu Anggaran Eselon 1 Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan realisasi anggaran tahun sebelumnya, sehingga sering menyebabkan perbedaan (deviasi) antara realisasi dan perencanaan. Pagu Anggaran PPPPTK BOE Malang memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya juga perlu diimbangi dengan daya serap anggaran yang juga seimbang dan perencanaan kas yang baik dan efisien. 4

Tabel 1: Tabel Pagu Anggaran dan Realisasi PPPPTK BOE Malang Tahun Pagu Anggaran Realisasi Anggaran Persentase (Rp.) (Rp.) 2012 51.118.708.000 48.520.237.038 94,92% 2013 48.250.188.000 47.425.707.705 98,29% 2014 91.696.615.000 72.575.734.327 79,15% 2015a 16.023.011.000 15.875.620.713 99,08% 2015b 101.860.723.000 33.984.456.889 33,36% 2016 101.100.196.000 89.140.809.305 88,17% Sumber : Data sekunder diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa besarnya pagu anggaran cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Untuk tahun 2015 dibagi menjadi 2 periode dikarenakan adanya proses cut-off dan likuidasi perpindahan Eselon 1. PPPPTK BOE Malang berada dibawah Eselon 1 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) dengan kode satker (549612) berubah menjadi di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dengan kode satker baru (361164) secara resmi mulai Agustus 2015. Oleh sebab itu data tahun 2015 tidak dipakai dalam perhitungan karena ditakutkan akan timbul bias pada data. Rata-rata keterserapan anggaran PPPPTK BOE Malang selama periode 2012-2016 adalah sebesar 82,16%. Angka tersebut di bawah rerata target yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu di angka 90%. Hal tersebut membuktikan bahwa perlunya evaluasi dan pengendalian perencanaan kas di PPPPTK BOE Malang dan 5

memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterserapan anggaran. Menurut Mardiasmo (2009) anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, pengendalian, kebijakan fiskal, politik, koordinasi dan komunikasi, penilaian kinerja, motivasi dan menciptakan ruang publik. Perencanaan anggaran merupakan tahap awal pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna membiayai kegiatan dan pelayanan publik pemerintah. Penyusunan rencana anggaran pemerintah dimulai dari unit terkecil pada tingkat Satuan Kerja dibawah Kementerian/Lembaga mengerucut hingga ke unit pusat dan dikompilasi pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Kegiatan ini dilakukan mengingat keterbatasan sumberdaya pemasukan yang dimiliki guna memenuhi sejumlah kegiatan pemerintah secara efektif dan efisien. Penelitian sebelumnya mengenai perencanaan kas dilakukan oleh Huda (2010) dengan memakai sampel penelitian pada KPPN Klaten selama periode 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Penarikan Dana tertuang pada halaman III DIPA yang sedianya dapat dijadikan dasar manajemen kas negara namun dalam pelaksanaannya tidak demikian. Penelitian lain juga ditemukan hasil yang sama oleh Yustisia (2012) dengan sampel satker di wilayah kerja KPPN Magelang pada tahun 2011, hasilnya menunjukkan akurasi yang rendah atas perencanaan yang dibuat oleh sejumlah satker akibat adanya kesulitan prediksi kapan dan berapa jumlah yang akan dilakukan pada suatu periode. Kumaradewi (2013) meneliti minat penggunaan aplikasi forecasting satker dalam rangka perencanaan kas dengan sampel satker di wilayah kerja KPPN Jakarta IV. 6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor kegunaan, kemudahan, sikap dan pengaruh eksternal, interpersonal dan fasilitas yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan aplikasi. Sedangkan penelitian mengenai daya serap anggaran dilakukan oleh Seftianova dan Adam (2013) dengan memakai sampel sebanyak 90 dari satker pada wilayah kerja KPPN Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perencanaan kas dan anggaran berpengaruh positif pada kualitas penyerapan anggaran. Iswahyudin (2016) melakukan penelitian serupa dengan obyek penelitian APBD Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah selama periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) dipengaruhi pola perencanaan dan penganggaran di daerah, mekanisme transfer dan pelaksanaan program kegiatan. Meskipun penelitian tentang perencanaan kas dan daya serap anggaran telah banyak dilakukan, namun dinamika anggaran pemerintah ini masih dianggap sebagai masalah menarik untuk diteliti. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan hasil empiris mengenai pengaruh perencanaan anggaran dan realisasi daya serap, namun dinamikanya masih saja terjadi di instansi pemerintah dari tahun ke tahun. Selain itu, penelitian terdahulu lebih banyak mengupas satker pada sebuah wilayah kerja tertentu, namun belum spesifik pada sebuah satker dengan kupasan yang lebih mendalam. Kebanyakan penelitian memfokuskan pada komparasi perencanaan dan daya serap saja sehingga membuat peneliti melakukan penelitian serupa dengan menitikberatkan pada sebuah satker di sebuah 7

kementerian pada jangka waktu penerapan kebijakan perencanaan kas melalui program Rencana Penarikan Dana. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penggunaan Aplikasi Rencana Penarikan Dana dan Daya Serap Anggaran Pemerintah (Studi Kasus pada PPPPTK BOE Malang). 1.2. Rumusan Masalah Dari gambaran latar belakang yang sudah dikemukakan kita dapat mengidentifikasi subyek pengamatan sesuai dengan pokok bahasan perencanaan kas. Dalam studi kasus perencanaan yang dimaksud adalah Rencana Penarikan Dana berdasarkan klasifikasi transaksi besar. PPPPTK BOE Malang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Eselon 1 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Realisasi anggaran selalu menjadi sarana pengukuran kualitas kinerja keuangan Kementerian/Lembaga. Realisasi anggaran yang jauh dari perencanaan membuat gap yang berpotensi merugikan Negara. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi kesuksesan rencana penarikan dana sebagai salah satu penentu keterserapan realisasi anggaran pemerintah. 8

Berdasarkan latar belakang, rumusan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah perlunya kajian empiris terkait perencanaan kas atas penerapan kebijakan Program Rencana Penarikan Dana melalui studi kasus penerapan Rencana Penarikan Dana dan Daya Serap Anggaran Pemerintah 1.3. Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan perencanaan kas dan realisasi sebelum dan setelah kebijakan Program Rencana Penarikan Dana (RPD)? 2. Bagaimana penerapan Rencana Penarikan Dana (RPD) dan proses realisasi anggaran? 3. Bagaimana pengaruh faktor jenis belanja terhadap efektivitas Rencana Penarikan Dana (RPD) dan realisasi anggaran? 4. Bagaimana model Rencana Penarikan Dana (RPD) yang efektif agar akurasi terhadap Realisasi Anggaran bisa meningkat? 1.4. Tujuan Penelitian Dengan melihat pokok permasalahan dan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui perbedaan perencanaan kas dan realisasi sebelum dan setelah kebijakan Program Rencana Penarikan Dana (RPD) 9

2. Mengidentifikasi bagaimana penerapan Rencana Penarikan Dana (RPD) dan proses realisasi anggaran 3. Mengevaluasi pengaruh faktor jenis belanja terhadap efektivitas Rencana Penarikan Dana (RPD) dan realisasi anggaran 4. Merancang model Rencana Penarikan Dana (RPD) yang efektif agar bisa menambah akurasi terhadap realisasi anggaran 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai Rencana Penarikan Dana (RPD) pada PPPPTK BOE Malang ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan perspektif tentang penerapan Rencana Penarikan Dana (RPD) anggaran pemerintah pusat melalui case study pada PPPPTK BOE Malang, dan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut. 2. Bagi kantor PPPPTK BOE Malang Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai implikasi pelaksanaan Rencana Penarikan Dana (RPD) pada keterserapan realisasi anggaran pemerintah sehingga dapat menambah efektivitas kinerja keuangan anggaran pemerintah. Selain itu juga bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan anggaran, seperti program kegiatan dan penjadwalannya juga dalam penentuan kebijakan kedepan. 10

3. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dan kajian untuk pengembangan wawasan tentang perencanaan kas dan realisasi anggaran pada APBN Pemerintah Indonesia, serta pengembangan ide baru yang lebih inovatif dimasa mendatang demi penyempurnaan penelitian ini. 1.6. Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1. Kebijakan sesuai PMK nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana (RPD), Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas. 2. Halaman III Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) yang merupakan output otomatis dari aplikasi RKAKL Tahun Anggaran 2014. 3. Rencana Penarikan Dana (RPD) difokuskan pada penggunaan Arsip Data Komputer (ADK) melalui Sistem Aplikasi Satker (SAS) dan tidak mencakup penerimaan dan pembiayaan Tahun Anggaran 2016. 4. Tahun Anggaran 2014-2016. 5. Lokasi penelitian adalah studi kasus pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika Malang (PPPPTK BOE Malang) dengan pertimbangan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari total 14 UPT di seluruh Indonesia dibawah Eselon 1 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai amanat Pasal 31 ayat 4 UUD 1945 Amandemen ke 4 mengamanatkan 11

bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Hal ini didukung dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 013/PUU-VI/2008, Pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen. Dari sejumlah besar prosentase anggaran tentunya perlu dikelola dengan baik agar terjadi efisiensi antara perencanaan dan realisasi. Selain itu PPPPTK BOE Malang merupakan lembaga diklat yang menggunakan mesin sehingga memerlukan bahan praktek yang lebih beragam dan berimplikasi pada anggaran yang juga besar. 1.7. Sistematika Penulisan Hasil penelitian disusun sesuai sistematika penulisan penelitian berdasarkan buku panduan penulisan tesis program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada tahun 2016.Sistematika penulisan adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan memberikan gambaran tentang latar belakang studi ini dilakukan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan, manfaat, lingkup dan sistematika penelitian Bab II: Landasan teori berisi teori yang mendasari, kajian penelitian terdahulu, dan kerangka penelitian 12

Bab III: Metoda penelitian menjelaskan desain penelitian, metoda pengumpulan data, instrumen penelitian, metoda analisis data dan profil kasus yang diteliti Bab IV: Berisikan Deskripsi data dan pembahasan sesuai metoda yang ditentukan. Bab V: Kesimpulan dan Saran, berisi ringkasan dari telah didapat di penelitian dan saran yang dapat dilakukan dalam penyempurnaan penelitian. 13