RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen struktur yang harus diperhatikan. penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. Perancangan bangunan sipil terutama gedung tingkat tinggi harus

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN ANALISIS PUSHOVER UNTUKMENENTUKAN KINERJA STRUKTUR PADABANGUNAN EKSISTING GEDUNG BETON BERTULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunaan bahan konstruksi dan sistem strukturnya. Pada perencanaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 2.1. ACUAN PERATURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI KEGAGALAN STRUKTUR DAN ALTERNATIF PERBAIKAN SERTA PERKUATAN GEDUNG BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

JUDUL PENELITIAN ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP PADA STRUKTUR RANGKA TERBUKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUTAN BRESING BAJA

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

Keywords: structural systems, earthquake, frame, shear wall.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

Transkripsi:

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL Oleh : Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id Abstrak Bangunan gedung yang terletak di daerah rawan gempa khususnya di Sumatera Barat sebaiknya didesain lebih kaku agar dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa. Salah satu cara yang dilakukan agar struktur menjadi lebih kaku adalah dengan memberikan bresing pada portal. Dalam penelitian ini akan dianalisis perbandingan respon dinamis struktur antara portal terbuka, portal dengan bresing V, dan portal dengan bresing diagonal, diantaranya adalah nilai perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (drift) dan gaya-gaya dalam pada bangunan gedung beton bertulang. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bangunan gedung beton bertulang 4 lantai, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. Simpangan antar lantai yang terjadi masih memenuhi batas yang diisyaratkan. Nilai gaya geser yang terjadi dapat dikurangi dengan menambah bresing pada struktur portal. Kata kunci: Respon dinamis, bresing, gedung beton bertulang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kriteria dalam merencanakan struktur bangunan gedung bertingkat adalah kekuatan bangunan terhadap beban yang bekerja. Saat ini, mayoritas pembangunan gedung bertingkat dengan berbagai fungsi masih menggunakan struktur beton bertulang. Secara umum, sistem struktur dalam suatu konstruksi terdiri dari sistem struktur penahan beban gravitasi dan sistem penahan beban lateral. Sistem struktur penahan beban gravitasi terdiri dari sistem moment resisting frame, sistem open frame, braced frame (pengaku diagonal), shear wall (dinding geser) dan lain-lain. Sistem open frame (portal terbuka) terdiri dari kolom dan balok. Kekakuan lateral dari portal terbuka cenderung tergantung dari kekakuan lentur pada kolom, balok dan sambungannya. Bangunan gedung yang terletak di daerah rawan gempa sebaiknya didesain lebih kaku agar dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa. Salah satu cara yang dilakukan agar struktur menjadi lebih kaku adalah dengan memberikan bresing pada portal. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan respon dinamis struktur antara portal terbuka, portal dengan bresing V dan portal dengan bresing diagonal, diantaranya adalah nilai perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (drift) dan gaya-gaya dalam pada bangunan gedung beton bertulang 4 lantai. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. State Of The Art Beberapa penelitian tentang respon dinamis struktur pada bangunan gedung telah banyak dilakukan. Nugroho, dkk (2017) melakukan analisis respon dinamis struktur pada portal terbuka, portal dinding bata dan portal dinding geser pada bangunan gedung beton bertulang. Dari hasil analisis didapatkan perbandingan hasil nilai displacement arah x menunjukkan bahwa portal terbuka dan portal dinding bata memiliki nilai perilaku yang lebih baik dari pada portal dinding geser. Nilai displacement arah x pada portal dengan dinding geser lebih berpengaruh terhadap kekuatan dan kekakuan karena memilki nilai displacement terkecil. Displacement arah y pada portal dengan dinding bata dan portal dengan dinding geser lebih berpengaruh terhadap kekuatan dan kekakuan, dikarenakan pada portal arah y jumlah pasangan bata lebih besar dari pada portal arah x. Jadi jumlah pasangan bata yang DOI 10.21063/JM.2018.V20.1.9-16 2017 ITP Press. All right reserved. 9

digunakan pada suatu gedung akan mempengaruhi terhadap kekakuan gedung. Agus, dkk (2016) melakukan perbandingan analisis respon struktur gedung antara portal beton bertulang, struktur baja dan struktur baja menggunakan bresing terhadap beban gempa. Dari hasil analisis struktur didapatkan rasio simpangan antar lantai pada masingmasing model struktur masih dalam batas izin, dengan momen dan gaya geser struktur open frame portal beton lebih besar dari model struktur open frame portal baja, namun perbandingan displacement struktur open frame portal beton lebih kecil dari model struktur open frame portal baja. Sedangkan pada model struktur baja menggunakan bresing momen, gaya geser dan perpindahan jauh lebih kecil dibandingkan model struktur portal open frame baja apalagi struktur open frame beton. Penelitian menunjukkan bahwa model struktur baja menggunakan bresing merupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame beton dan struktur open frame baja dalam menahan beban gempa. Agus, dkk (2015) melakukan perbandingan analisis struktur model portal open frame, bresing dan dinding geser pada struktur gedung beton bertulang terhadap beban gempa. Dari hasil analisis struktur didapatkan rasio simpangan antar lantai pada masingmasing model struktur masih dalam batas izin, dengan perpindahan (displacement) dan gaya dalam struktur open frame lebih besar dari model struktur portal yang menggunakan bresing dan dinding geser. Selanjutnya dilakukan pemodelan ulang dengan memperkecil dimensi elemen struktur kolom dan balok, didapatkan rasio simpangan antar lantai pada model struktur open frame lebih besar dari batas izin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model struktur menggunakan bresing dan dinding geser merupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame dalam menahan beban gempa. 2.2. Studi Pendahuluan 2.2.1. Sifat dan Sistem Struktur Sifat khusus dari struktur yang berhubungan dengan tingkat layanan bangunan akibat gempa adalah : 1. Kekakuan (Stiffness) Jika deformasi akibat gaya lateral, dihitung dan dikontrol maka harus dibuat perhitungan yang nyata dari hubungan sifat kekakuan. Deformasi pada struktur dipengaruhi oleh besar beban yang bekerja. Hubungan ini dibentuk dari prinsip dasar dari mekanika struktur, yaitu menggunakan sifat geometri dan modulus elastisitas beban. 2. Kekuatan (Strength) Istilah kekuatan secara umum digunakan untuk menjelaskan ketahanan dari struktur atau komponen struktur atau bahan yang digunakan, terhadap beban yang membebaninya. Penentuan sifat kekuatan yang akan dibuat tergantung daripada maksud dan kegunaan struktur tersebut. a. Kekuatan perlu (required strength) Kekuatan perlu merupakan kekuatan yang timbul akibat pembebanan yang ada atau bekerja pada struktur tersebut, Seperti beban mati ( dead load), beban hidup ( live load) dan beban gempa yang telah dikalikan dengan faktor pembebanan yang berlaku. b. Kekuatan ideal (ideal strength) Kekuatan ideal dari suatu komponen struktur, didasarkan pada perkiraan secara teoritis terhadap kekuatan bebas dari keruntuhan suatu komponen struktur. c. Probable strength Kekuatan yang dapat dipikul dan diperoleh dari kekuatan bahan yang sebenarnya, yang dapat dipikul oleh sesuatu komponen struktur. d. Kekuatan lebih (over strength) Nilai kekuatan lebih dihitung untuk semua faktor yang terjadi yang melebihi kekuatan nominal. Sistem struktur dasar penahan beban lateral secara umum dapat dibedakan atas Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM), Sistem Dinding Struktural (SDS) dan Sistem Ganda (gabungan SRPM dan SDS). 10

1. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) a. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB), Sistem rangka ini pada dasarnya memiliki tingkat daktilitas terbatas dan hanya cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa yang rendah. b. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), suatu sistem rangka yang selain memenuhi ketentuan-ketentuan untuk rangka pemikul momen biasa juga memenuhi ketentuan-ketentuan detailing yang ketat sesuai SNI 1726-2012. Sistem ini memiliki daktilitas sedang dan cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa sedang. c. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), suatu sistem rangka yang selain memenuhi ketentuanketentuan untuk rangka pemikul momen biasa juga memenuhi ketentuan-ketentuan detailing yang ketat sesuai SNI -1726-2012. Sistem ini memiliki daktilitas penuh dan cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa kuat. 2. Sistem Dinding Struktural (SDS) a. Sistem Dinding Struktural Biasa (SDSB), suatu dinding struktural yang memenuhi ketentuan-ketentuan SNI - 1726-2012. Dinding ini memiliki tingkat daktilitas terbatas dan cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa yang rendah sampai sedang. b. Sistem Dinding Struktural Khusus (SDSK), suatu dinding struktural yang selain memenuhi ketentuan untuk dinding struktural biasa juga memenuhi ketentuan SNI-1726-2012. Sistem ini pada prinsipnya memiliki tingkat daktilitas penuh dan digunakan di daerah dengan resiko gempa yang kuat. 3. Sistem Ganda Sistem ini terdiri dari sistem rangka yang digabung dengan sistem dinding struktural. Rangka ruang lengkap berupa Sistem Rangka Pemikul Momen berfungsi memikul beban gravitasi. Sistem rangka pemikul momen pada sistem ganda ini harus mampu menahan minimum 25% baban lateral total yang bekerja pada struktur bangunan. Sedangkan sistem dinding struktural menahan 75% gaya lateral tersebut. 2.2.2. Struktur Portal Terbuka ( Open Frame) Bangunan harus didesain supaya mampu menahan beban gempa yang kira-kira akan terjadi di daerahnya. Dalam memilih jenis struktur yang tepat, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya tinggi bangunan, arsitektural, dan fungsi bangunan. Dengan mendesain bangunan sesuai dengan berbagai ketentuan yang ada di SNI diharapkan struktur bangunan tersebut tidak mengalami keruntuhan pada saat terjadi gempa. Struktur portal open frame terdiri dari kolom dan balok yang digabungkan dengan sambungan tahan momen. Kekakuan lateral dari portal kaku cenderung tergantung dari kekakuan lentur dari kolom, balok dan sambungannya. Keunggulan dari struktur open frame : 1. Adanya bukaan penuh atau segiempat pada susunan struktur, yang mana memberikan keleluasaan dan kemudahan dalam perencanaan arsitektural. 2. Sistem disipasi energi yang baik Kekurangan dari struktur open frame adalah ukuran balok dan kolom serta harga material menjadi sangat mahal pada bangunan dengan ketinggian lebih dari 30 tingkat. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi bangunan maka aspek kekakuan menjadi lebih dominan daripada kekuatan untuk menjaga simpangan dalam nilai yang diijinkan. Gambar 2.1. Deformasi Geser Terhadap Lentur Pada Portal 2.2.3. Bresing (Bracing) Bresing adalah elemen struktur tambahan yang dipergunakan apabila hendak 11

menjadikan struktur portal lebih kaku (tidak bergoyang). Bresing direncanakan memikul beban aksial yang dapat menyebabkan tarik dan tekan. Pada saat terjadi gempa, bresing memiliki dua kemungkinan perilaku yakni perilaku tekuk akibat tekan dan leleh atau fraktur akibat tarik. Ada berbagai macam pemasangan bresing diantarnya adalah Single Diagonal Braced, Two Story X-Bracing, V- Bracing dan Inverted V-Bracing. Gambar 2.2. Konfigurasi Bresing 2.2.4. Respon Dinamis Struktur Ketentuan terhadap kekakuan lateral yang memadai merupakan pertimbangan utama dalam disain bangunan tinggi. Pada kondisi batas ultimit, deformasi lateral harus dibatasi untuk mencegah efek P-delta akibat beban gravitasi menjadi sangat besar dan menyebabkan keruntuhan serta mencegah benturan berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah. Sedangkan pada kondisi batas layan, defleksi harus dibatasi, pertama agar komponen komponen non struktural seperti elevator dan pintu dapat berfungsi dengan sempurna, kedua adalah untuk menghindari adanya retak yang berlebihan dan konsekuensi kehilangan kekakuan, ketiga struktur harus cukup kaku untuk mencegah getaran dinamik menjadi cukup besar yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan pada penghuni. Di Indonesia, ketentuan yang mengatur tentang kekakuan dan pembatasan drift termuat di SNI-1726-2012. Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain ( ) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau. Simpangan antar lantai tingkat desain ( ) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin ( a) untuk semua tingkat. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan pada bangunan gedung kantor 4 lantai yang terletak di koordinat S 0 54'14.7492'', E 100 21'31.338'' di Kota Padang Sumatera Barat. Gedung ini menggunakan struktur utama (kolom, balok dan pelat) berjenis struktur beton bertulang (reinforced concrete structure), dengan mutu f c = 30 MPa dan mutu tulangan baja F y = 400 MPa. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer (software). Analisis dilakukan pada struktur atas bangunan. Pada langkah awal penelitian ini dilakukan analisis ulang terhadap struktur tersebut berdasarkan gambar dan spesifikasi yang ada (portal terbuka). Kemudian dilanjutkan analisis struktur dengan menambahkan bresing V dan bresing diagonal pada daerah tertentu. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik 3 dimensi serta pembebanan meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa dinamik respon spektrum. Dalam penelitian ini akan dianalisis perbandingan respon dinamis struktur antara portal terbuka, portal dengan bresing V, dan portal dengan bresing diagonal, diantaranya adalah nilai perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (drift) dan gaya-gaya dalam pada bangunan gedung beton bertulang. Prosedur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan alir berikut : 12

Gambar 3.3. Pemodelan Struktur Portal Dengan Bresing V Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian 3.2. Pemodelan Struktur Gedung Gambar 3.3. Pemodelan Struktur Portal Dengan Bresing Diagonal Gambar 3.2. Pemodelan Struktur Portal Terbuka 3.3. Pembebanan Pada Model Struktur Gedung 1. Pembebanan Gravitasi a. Beban mati / Dead Load (DL) b. Beban mati tambahan / Super Impose Dead Load (SIDL) c. Beban hidup / Live Load (LL) 2. Pembebanan Gempa Pembebanan gempa sesuai dengan SNI 1726:2012 dan sesuai Peta Hazard Gempa Indonesia 2010, penentuan wilayah gempa diambil pada level periode ulang gempa 2% dalam 50 tahun (periode ulang 2500 tahun). 3.4. Kombinasi Pembebanan 1. Ketahanan struktur terhadap pembebanan vertikal : a. U = 1,4 D b. U = 1,2 D + 1,6 L 2. Ketahanan struktur terhadap pembebanan gempa : 13

a. U = 1,2 D + 0,5 L ± E b. U = 0,9 D + 0,5 L ± E 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Perpindahan (Displacement) Tabel 4.1. Displacement Arah X dan Arah Y Dari Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. 4.2. Simpangan Antar Lantai (Drift) Tabel 4.2. Simpangan Antar Lantai Arah X dan Arah Y Pada Struktur Portal Terbuka Tabel 4.3. Simpangan Antar Lantai Arah X dan Arah Y Pada Struktur Portal dengan Bresing V Gambar 4.1. Perbandingan Displacement Arah X dan Arah Y 14

Tabel 4.4. Simpangan Antar Lantai Arah X dan Arah Y Pada Struktur Portal dengan Bresing Diagonal Gambar 4.2. Perbandingan Gaya Aksial Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing V Gambar 4.3. Perbandingan Gaya Geser Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing V Berdasarkan Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 simpangan antar lantai ( drift) yang terjadi tidak ada yang melebihi nilai simpangan antar lantai yang diizinkan sehingga masih memenuhi persyaratan. Gambar 4.4. Perbandingan Momen Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing V 4.3. Gaya-Gaya Dalam Lokasi peninjauan gaya-gaya dalam diambil berdasarkan posisi kolom dan balok tiap lantai. Gambar 4.5. Perbandingan Gaya Aksial Balok Antara Portal Terbuka, 15

Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing V Gambar 4.6. Perbandingan Gaya Geser Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing V Gambar 4.7. Perbandingan Momen Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing V 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Penambahan bresing padaa struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. 2. Simpangan antar lantai yang terjadi masih memenuhi batas yang diisyaratkan. 3. Nilai gaya geser yang terjadi dapat dikurangi dengan menambah bresing pada struktur portal. Frame, Bresing dan Dinding Geser Pada Struktur Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa. Jurnal Momentum, 17 (2): 6-13. Agus, Syafril. 2016. Perbandingan Analisis Respon Struktur Gedung Antara Portal Beton Bertulang, Struktur Baja dan Struktur Baja Menggunakan Bresing Terhadap Beban Gempa. Jurnal Teknik Sipil ITP, 3 (1): 60-67. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012. Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Nugroho, F., Rizki, M.A.P. 2017. Respon Dinamis Struktur Pada Portal Terbuka, Portal Dinding Bata dan Portal Dinding Geser. Prosiding Abstrak Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SeNASTek 2017) : 145. Tim Revisi Peta Gempa Indonesia. 2010. Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 Sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangann Infrastruktur Tahan Gempa. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. 5.2. Saran 1. Struktur portal dengan bresing menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi displacement pada bangunan tinggi 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai struktur portal dengan bresing pada bangunan yang tidak simetris DAFTAR PUSTAKA Agus, Gushendra, R. 2015. Perbandingan Analisa Struktur Model Portal Open 16