BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang di dunia. Perokok tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. ada juga yang menyebutkan bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia. nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA ROKOK DI DESA SEI MENCIRIM KECAMATAN SUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok lalu

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

Efek rokok: Bgmn rokok mempengaruhi penampilan dan kehidupan anda

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB III ANALISIS MASALAH

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Definisi Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung produksi dari pabrik pada negara tersebut) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. 9 2.1.2 Komposisi Rokok Pada saat rokok dihisap komposisinya lah yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersamaan dengan komponen lainnya yang terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 60 jenis di antaranya bersifat karsinogenik dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya yang sangat berbahaya bagi tubuh. Zat-zat yang sangat beracun dan membahayakan adalah sebagai berikut : a. Nikotin Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan ph kurang lebih 8,0. Pada ph fisiologis, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melewati membran sel. Asap rokok pada umumnya bersifat asam dengan ph kurang lebih 5,5. Pada ph ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran sel secara cepat sehingga di mukosa pipih hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok. b. Tar Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik (PP RI No. 19 Tahun 2003). Tar terbentuk selama

5 pemanasan tembakau dan kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang menyebabakan adanya resiko kanker. 11 c. Karbonmonoksida Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang memiliki afinitas yang kuat terhadap hemoglobin pada eritrosit, ikatan CO dengan haemoglobin akan membuat haemoglobin tidak dapat melepaskan ikatan CO. Sebagai akibatnya fungsi haemoglobin sebagai pengangkut oksigen berkurang, sehingga membentuk karboksi hemoglobin yang pada akhirnya akan mencapai tingkat tertentu yang dapat menyebabkan kematian. d. Timah hitam Setiap satu batang rokok menghasilkan kurang lebih 0,5 ug timah hitam. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan mengeluarkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Daat dibayangkan, bila seorang perokok berat yang biasa menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat yang sangat berbahaya ini masuk ke dalam tubuhnya. 12 2.1.3 Dampak Rokok pada Kesehatan Rokok sangat berbahaya dan berdampak negative bagi tubuh manusia, baik yang merupakan perokok aktif maupun perokok pasif yang hanya menghirup asap rokok dan tidak menghisapnya. Berikut merupakan beberapa dari sangat banyaknya penyakit ataupun masalah kesehatan yang dapat timbul karena merokok, antara lain: a. Kanker Senyawa karsinogen dapat menginduksi mutasi pada level DNA sehingga dapat menyebabkan kanker.kanker paru merupakan kanker utama yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Kanker lain akibat merokok dapat terjadi seperti kanker mulut, laring, orofaring, hipofaring, esophagus, lambung, pancreas, hati, usus besar, ginjal, kandung kemih, testis, serviks, dan leukemia. Ini semua dapat terjadi karena konstituen aktif dari rokok dan hasil metabolit yang dapat berperan sebagai organ-specific-

6 carcinogen, misalnya 2-naftilamine yang terdapat di urin, menjadi penyebab kanker kandung kemih pada perokok; dan zat golongan benzene diketahui penyebab leukemia myeloid akut, dimana asap rokok merupakan sumber utama dari pajanan benzene. 3 b. Mata Rokok dapat menyebabkan katarak dan kebutaan. Risiko perokok adalah tiga kali lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok. 13 c. Mulut, tenggorokan, pita suara dan esophagus Rokok dapat menyebabkan kanker pada berbagai bagian tubuh, seperti mulut, tenggorokan, pita suara dan esofagus serta dapat menyebabkan penyakit gusi, pilek dan radang tenggorokan. Lebih dari 90% penderita kanker mulut adalah perokok dan tingkat kematian penderita kanker mulut pada perokok lebih besar 20 sampai dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker mulut yang bukan perokok. d. Gigi Pada perokok, resiko menderita periodontitis, gusi terbakar yang mengarah ke infeksi dan akan merusak jaringan halus dan tulang, sebesar 10 kali lebih tinggi dibanding dengan yang bukan perokok. e. Paru-paru Penyakit yang mungkin diderita oleh perokok pada fungsi tubuh paru-paru adalah kanker paru-paru, pneumonia, bronkitis, asma dan batuk kronis.kematian akibat kanker paru- paru yang disebabkan oleh rokok berkisar lebih dari 80%.Selain itu, studi di Finlandia menunjukkan bahwa perokok pasif juga dapat mengakibatkan terkenanya penyakit asma pada orang dewasa. Dan di Inggris, studi yang dilakukan oleh National Asma Campaign menunjukkan bahwa rokok memicu serangan asma pada 80% penderita.

7 f. Sistem Kardiovaskular dan Serebrovaskular Merokok terbukti sebagai penyebab utama penyakit aterosklerosis serta merupakan faktor risiko utama pada Penyakit Jantung Koroner (PJK) serta stroke.mekanisme utama terjadinya adalah akibat terbentuknya aterosklerosis dan thrombosis. Penelitian menunjukkan bahwa nikotin memiliki efek pada sel endotel, dapat meningkatkan viskositas darah, peningkatan heart rate, cardiac output, tekanan darah, serta vasokonstriksi melalui induksi pelepasan senyawa katekolamin dari system saraf simpatik. Zat lain hasil reaksi pembakaran rokok seperti karbon monoksida mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen sehingga merokok dapat memicu terjadinya infark miokard. Senyawa Polisiklik Hidrokarbon Aromatic (PHA) dapat menyebabkan kerusakan pada sel endotel tersebut yang menstimulasi dilepaskannya Platelet- Derived Growth Factor (PDGF) yang selanjutnya akan memfasilitasi terjadinya proliferasi otot polos di sekitar lesi tersebut. Merokok juga dapat mengganggu keseimbangan pembekuan darah, meningkatkan kadar fibrinogen dan faktor VIII sehingga terjadi penurunan pada waktu pendarahan. Merokok juga dapat menurunkan kadarhigh Density Lipoprotein (HDL) dalam darah, meningkatkan kadar trigliserida dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Oksidan yang terdapat pada asap rokok menyebabkan perubahan pada Low Density Lipoprotein (LDL). 3 g. Saluran Pencernaan Penyakit akibat merokok yang menyerang perut adalah kanker pada berbagai organ-organ pencernaan. Penelitian menunjukkan bahawa tingkat risiko kanker organ pencernaan berbanding lurus dengan jumlah dan lama merokok. 11 Asap rokok yang masuk dalam tubuh dapat menghambat sekresi bikarbonat pancreas, penurunan pada tekanan esophagus dan sfingter pirolus, menghambat kerja obat pada system cerna serta meningkatkan

8 risiko ulkus peptikum. 3 h. Pankreas Tingkat kesembuhan kanker pankeas tidak lebih dari 4% pada penderita yang lebih dari lima tahun menderita dan merupakan perokok. 13 i. Masalah Endokrin dan Metabolisme Pelepasan katekolamin menyebabkan perubahan sensitivitas insulin yang kemudian berdampak pada terjadinya resistensi insulin yang merupakan mekanisme utama pada Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus (NDDM). 3 j. Ginjal Kanker ginjal dapat juga menyerang perokok dan kanker ini lebih sering ditemukan di antara perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. 11 k. Kantung kemih Kanker kandung kemih merupakan salah satu resiko yang dapat diderita oleh perokok. 13 l. Sistem Reproduksi Merokok berkaitan erat dengan impotensi atau disfungsi ereksi.ereksi sendiri dimediasi dengan keberadaan Nitric Oxide (NO) sebagai neurotransmitter ereksi. Sel-sel endotel pada penis akan menghasilkan NO dengan bantuan enzim NO sintase dan asetilkolin. Beberapa kemungkinan mekanismenya antara lain komponen radikal pada asap rokok menghambat atau menghalangi sintesis NO dari endotel penis, sehingga tidak terjadi dilatasi pembuluh darah dan ketidakmampuan penis untuk ereksi. Aliran darah ke penis terhalang aterosklerosis yang sudah lama terbentuk disebabkan, sebagian, oleh rokok.vasospasme akut merupakan akibat langsung dari stimulasi nikotin di otak yang kemudian membatasi aliran darah arteri ke penis, lalu terjadi pelebaran vena dan gangguan kerja katup.

9 Merokok dapat mengganggu kesehatan reproduksi perempuan karena menmpengaruhi produksi estrogen dan siklus ovulasi.perempuan yang merokok memiliki risiko infertilitas yang lebih tinggi. Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko kanker serviks dan infeksi panggul. 3 m. Kehamilan Merokok juga dapat menyebabkan sel telur menjadi lebih rentan terhadap kelainan genetic, risiko keguguran, dan onset menopause dini. Karbon monoksida yang terhisap dari asap rokok oleh ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, gangguan transfer oksigen pada janin dan pembentukan sel sitotropoblastik, kecacatan pada janin, serta keguguran, yang juga terhambat oleh keberadaan nikotin. Menurut WHO, wanita merokok pada negara maju adalah 15%, pada negara berkembang adalah 8%. Sedangkan di Amerika Serikat, wanita perokok mencapai 15%-30% dan sebagian dari mereka adalah wanita hamil. 3,13 n. Tulang Merokok dapat menyebabkan tulang rapuh. 11 o. Darah Resiko terkena kanker darah (leukimia) pada perokok adalah 1,53% sedangkan pada mantan perokok adalah 1,39%. 13 p. Kulit Seorang perokok dapat memiliki kecenderungan terbentuknya jaringan parut dan kegagalan jahitan pada luka.beberapa kanker kulit diantaranya adalah melanoma, karsinoma sel basal, serta karisnoma sel skuamosa pada kulit bibir. Pada penderita penyakit kulit, kebiasaan merokok dapat menyebabkan peningkatan risiko psoriasis. 3

10 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan pada Perokok a. Genetik Faktor genetik dalam tubuh manusia meliputi jenis kelamin dan usia biologis. Semua penyakit memiliki hubungan genetik, termasuk penyakit infeksi, intoksikasi, dan kanker.faktor genetik yang menimbulkan berbagai macam penyakit ini dapat terlihat dari perbedaan respon tubuh setiap inividu. Sehingga kebiasaan merokok dapat mengakibatkan risiko kesehatan yang berbeda-beda pada setiap perokok. 14 b. Status Gizi Kelompok rentan gizi mrupakan suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. 15 Kelompok umur remaja 14-20 tahun termasuk salah satu kelompok rentan gizi kaena remaja berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Selain itu, adanya perubahan gaya hidup seorang remaja dapat meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizinya yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. 16,18 Konsumsi pangan pada remaja perlu diperhatikan agar kebutuhan energi dan zat gizinya terpenuhi, karena jika tidak diimbangi maka tubuh akan mengalami masalah gizi (malnutrisi). 17,18 Dalam perkembangannya, remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan terutama sosial budaya yang diperoleh dari kebiasaan remaja yang sering berada di luar rumah dengan teman sebayanya. 16 Hal ini tercermin dari survey di AS yang melibatkan 766 remaja, yang menyatakan bahwa selama akhir pekan remaja memanfaatkan 2 kali waktunya lebih banyak untuk bergaul dengan rekanrekannya daripada dengan keluarganya. 17 Remaja perokok berpotensi mengalami malnutrisi, yang dikarenakan pembakaran rokok, nikotin akan masuk sirkulasi darah sebesar 25% dan masuk ke otak manusia kurang lebih 15 detik yang kemudian akan diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik untuk memacu system dopaminergic pada jalur imbalan sehingga akan mempengaruhi penekanan nafsu makan yang menyebabkan

11 terjadinya malnutrisi. 16,19 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cavallo, dkk menyatakan bahwa seorang perokok lebih berisiko untuk berperilaku mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dibanding bukan perokok. Hal ini dibuktikan dengan hasil penlitian yang menyatakan bahwa perokok berat dan ringan secara signifikan lebih mungkin untuk terlibat dalam pembatasan diet yang tidak sehat daripada bukan perokok. 19 2.2. Kebiasaan Merokok 2.2.1. Definisi Perokok Perokok adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih merokok saat penelitian dilakukan. 19 2.2.2. Klasifikasi Perokok Perokok dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : a. Perokok ringan : Mereka yang merokok 1 sampai 10 batang setiap hari) b. Perokok sedang : Mereka yang merokok 11 sampai 20 batang setiap harinya c. Perokok berat : Mereka yang merokok lebih dari 20 batang setiap harinya 20 Klasifikasi perokok juga dapat ditentukan oleh Indeks Brinkman (IB) dengan rumus: IB = jumlah rata-rata konsumsi rokok perhari (batang) x lama merokok (tahun) Dengan klasifikasi hasil : a. Ringan : 0-199 b. Sedang : 200-599 c. Berat :>600

12 2.2.3. Tahapan Merokok Terdapat empat tahapan yang menjadikan seseorang adalah perokok, yaitu: a. Tahap I : Initiation Tahap initiation merupakan tahap awal atau pertama kalinya seseorang menghisap rokok sedangkan maintenance merupakan tahap dimana individu kembali merokok. b. Tahap II : Maintenance Tahap maintenance merupakan tahap dimana seorang perokok yang sudah berhenti merokok, kembali merokok c. Tahap III: Cessation Tahap cessation merupakan suatu proses dimana perokok pada akhirnya berhenti merokok. Tahap cessation terbagi menjadi empat proses, yaitu: Precontemplation : Belum ada keinginan untuk berhenti merokok Contemplation : Ada pemikiran untuk berhenti merokok Action : Ada usaha untuk berubah Maintenance : Tidak merokok selama beberapa waktu Tahapan diatas bersifat dinamis karena seseorang yang berada di tahap contemplation dapat kembali ke tahap precontemplation kapan saja. d. Tahap IV : Relapse Tahap relapse adalah tahap dimana individu yang berhasil berhenti merokok tidak menjadi jaminan bahwa ia tidak akan merokok kembali. Marlatt dan Gordon membedakan antara lapse dengan relapse. Lapse merupakan keadaan dimana seseorang yang sudah berhenti merokok kembali merokok dalam jumlah yang kecil, sedangkan relapse merupakan keadaan dimana seseorang yang sudah berhenti merokok kembali merokok dalam jumlah yang besar. 21

13 2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk merokok atau menjadi seorang perokok, antara lain : a. Pengetahuan Masih ada masyarakat yang tidak mengetahui bahwa dampak merokok bukanlah hanya sebatas masalah kesehatan seperti yang sudah dibahas di atas melainkan bahwa nikotin juga mempunyai sifat mempengaruhi dopamine otak dengan proses yang sama seperti zat-zat psikoaktif. b. Jenis kelamin Tidak sulit untuk menemukan seorang perokok.hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok. Bahkan saat ini perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja lelaki, akhirnya timbul sebutan tidak wajar ketika seorang pria dewasa tidak merokok dan tanggapannya pun bermunculan dari berbagai perspektf. Sebagian pihak berpendapat bahwa perilaku merokok biasa dilakukan oleh siapa saja, bahkan wanita sekalipun. Sementara itu, pihak lain berasumsi bahwa nilai moral seorang wanita akan luntur ketika ia merokok. Ini merupakan titik berat bahwa masih berada dalam nilai normatif, khususnya pandangan budaya Indonesia terhadap wanita. 22 c. Stres Para remaja merokok karena menurut mereka merokok dapat membuat pikiran lebih rileks dan tenang. Tingkat stres yang tinggi berakibat terhadap meningkatnya risiko untuk merokok, baik melalui analisis terhadap data cross sectional maupun longitudinal. Para siswa yang tidak pernah merokok menunjukkan tingkat stres yang paling rendah dengan hasil yang signifikan berbeda jika dibandingkan dengan siswa yang merokok. 23 Perilaku merokok pada remaja berhubungan dengan peristiwa penuh stres dalam kehidupan sehari-hari. Para remaja yang melaporkan tingkat stres tinggi juga melaporkan tingkat merokok yang tinggi, niat

14 yang lebih besar untuk merokok pada tahun depan, dan keinginan yang lebih kuat untuk merokok di SMU dibandingkan mereka yang melaporkan tingkat stres rendah. 24 Perilaku merokok pada saat stress didukung oleh hasil yang dirasakan setelah menghisap rokok.hal-hal yang paling dirasakan subjek ketika atau setelah merokok adalah kenikmatan, kepuasan, dan merasakan ketenangan.seorang perokok dapat kembali merokok bahkan meningkatkan intensitas merokoknya ketika dalam keadaan stress. Semakin tinggi tingkat stress maka semakin tinggi perilaku merokok pada remaja laki-laki dan sebaliknya. 25 d. Lingkungan Pergaulan Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan sosial adalah semua orang atau individu lain yang mempengaruhi kita. 26 Pergaulan adalah kontak langsung antar individu. 27 Lingkungan pergaulan adalah tempat berkembanganya perilaku terhadap kebiasaan yang ada dalam suatu lingkungan. Lingkungan pergaulan yang kurang baik akan berpengaruh pada perkembangan jiwa seseorang. 28 Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, yang sering kali mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin. 29 Efek dari merokok hanya meredakan kecemasan selama efek dari nikotin tersebut masih ada, bahkan sebenarnya ketergantungan nikotin dapat membuat tingkat stres perokok tersebut semakin meningkat. 30 Pengaruh nikotin dalam merokok dapat membuat seseorang menjadi pecandu atau ketergantungan terhadap rokok. Remaja yang sudah kecandua rokok pada umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk tidak merokok, yang dikarenakan mereka cenderung sensitif terhadap efek dari nikotin. 31