Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

Cara Menanam Cabe di Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kailan termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

BAB III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

III. BAHAN DAN METODE

Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Transkripsi:

Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah 1 Sapto Nugroho Hadi, 1 Ahadiyat Yugi Rahayu, 1 Ida Widiyawati 1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Dr. Soeparno No. 61 Purwokerto 53123, Telp. (0281) 638791 Korespondensi: S.N. Hadi, snhadi@gmail.com Received: 14 Oktober 2017. Accepted: 22 Oktober 2017. Published online: 30 Oktober 2017 Abstrak. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mentransfer pengetahuan dan teknologi berkebun sayur dengan teknik vertikultur kepada siswa SDN 3 Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Mengedukasi siswa Sekolah Dasar (SD) tentang beragam jenis tanaman sayur dan manfaat yang dikandungnya. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap kegiatan berkebun, dan mendorong peningkatan konsumsi sayur pada anak-anak SD. Metode yang digunakan adalah pembuatan demonstrasi dan plot (demplot) vertikultur tanaman sayur. Melakukan kegiatan berkebun tanaman sayur dengan teknik budidaya yang tepat. Mentransfer pengetahuan tentang beragam jenis sayur dan manfaat yang dikandungnya. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam berkebun sayur dengan teknik vertikultur sebesar 300% dibanding sebelum dilakukan pelatihan. Pengetahuan siswa tentang beragam jenis sayur juga mengalami peningkatan dari yang sebelumnya terdapat sebagian yang tidak mengetahui gambar tanaman bayam dan caisim menjadi 100% mengetahui gambar tanaman tersebut. Tingkat ketertarikan siswa terhadap berkebun sayur juga meningkat dari cukup tertarik menjadi sangat tertarik. Tingkat kesukaan siswa terhadap sayur meningkat menjadi hanya 2 siswa yang tidak suka dari 5 siswa sebelum pelatihan. Terjadi juga peningkatan pengetahuan siswa terhadap manfaat sayur dari 90% sebelum pelatihan menjadi 100% setelah pelatihan. Kata kunci: Penerapan ipteks, vertikultur sayur, SDN 3 Bancarkembar, Unsoed Pendahuluan Siswa sekolah dasar (SD) merupakan aset bangsa di masa depan. Oleh karena itu perlu dipersiapkan berbagai kebutuhan yang menunjang seperti pemenuhan zat gizi berimbang, pengetahuan, keterampilan, dan daya kreatifitas. Anak-anak usia SD rentan kekurangan zat gizi, terutama sayur. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), sekitar 93 persen anak-anak di Indonesia tidak cukup makan sayur (Detik.com, 2014). Penelitian di daerah menunjukkan kecenderungan sama, seperti di Semarang, Jawa Tengah yang menunjukkan 85.7% anak-anak kurang mengkonsumsi sayur (Rosidi dan Enik, 2012). Rendahnya tingkat konsumsi sayur pada anak-anak usia sekolah dasar disebabkan beberapa faktor seperti keluarga yang kurang mengenalkan makanan sayur sejak dini, lingkungan sekitar dipenuhi jajanan tidak sehat, lingkungan sekolah yang kurang mengenalkan informasi tentang manfaat sayur bagi kesehatan, dan lain-lain. Apabila minat siswa terhadap makanan berbahan sayur tidak ditingkatkan, maka akan berdampak kepada timbulnya beragam risiko, seperti kegemukan (obesitas). Data dari hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan 114

prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dasar (usia 6-12 tahun) sebesar 9,2%. Di wilayah Jawa Tengah, angka prevalensinya lebih tinggi dibanding tingkat nasional, yaitu 10,9% (Kemenkes RI, 2012). Risiko lain yang bisa menjangkit adalah kurang optimalnya perkembangan tingkat kecerdasan anak. Padahal usia sekolah dasar dikenal dengan golden age (usia emas), yaitu saat otak manusia mengalami perkembangan terbaiknya. Permasalahan rendahnya tingkat konsumsi sayur dan minimnya pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai kegiatan berkebun dan jenis-jenis sayur dan manfaatnya juga dirasakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kecintaan siswa terhadap kegiatan berkebun dan pengetahuan terhadap beragam jenis sayur dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Metode Pelaksanaan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan selama delapan bulan, dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2017. Khalayak sasaran kegiatan adalah siswa kelas V SDN3 Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan dan metode pengabdian yang dilakukan, yaitu 1). Pembuatan demonstrasi dan plot (demplot) vertikultur tanaman sayur, (2). Melakukan kegiatan berkebun tanaman sayur dengan teknik budidaya yang tepat, dan (3). Mentransfer pengetahuan tentang beragam jenis sayur dan manfaat yang dikandungnya. Hasil dan Pembahasan A. Pembuatan Demplot Vertikultur Demplot vertikultur dibuat melibatkan siswa. Demplot vertikultur dibuat dua jenis, yaitu model rak besi 2 buah, yang terdiri atas empat tingkatan dengan masingmasing tingkatan berisi lima buah pot berdiameter 20 cm (Gambar 1) dan model paralon sebanyak enam buah, masing-masing paralon berisi 12 buah lubang tanam berjarak sekitar 20 cm satu sama lain (Gambar 2). Gambar 1. Demplot vertikultur model rak besi Untuk keperluan demplot vertikultur, media tanam diisi mengandung campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Hasil pengabdian kepada 115

Gambar 2. Demplot vertikultur model paralon masyarakat sebelumnya yang dilakukan Kartini et al. (2015) menunjukkan komposisis ini dinilai paling tepat dengan hasil produksi tanaman sayur yang baik. Tanaman sayur yang dijadikan demplot adalah bayam merah, caisim, selada, pakcoy, dan kangkung (Gambar 3). Demplot yang sudah siap selanjutnya digunakan untuk tahap budidaya tanaman sayur secara organik. Gambar 3. Demplot vertikultur tanaman sayur B. Penerapan Teknik Budidaya Tanaman Sayur Secara Organik yang Tepat Teknik budidaya meliputi persemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Pada tahap penyemaian, benih tanaman sayur ditugal ke dalam media semai berupa tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1 di tray atau baki. Sekitar dua minggu benih tumbuh dan siap ditanam pada media tanam berupa tanah dan kompos dengan perbandingan sama. Bibit tanaman yang tumbuh dipelihara dengan penyiraman rutin, penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual, yaitu dicabut. Untuk teknik vertikultur, gulma yang tumbuh relatif tidak banyak sehingga mudah dalam pengendaliannya. 116

Sementara itu, penanganan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti belalang dan ulat dilakukan dengan pemberian pestisida nabati berbahan daun mimba dengan dosis 5 ml/liter. Pengendalian hayati dilakukan pada saat terdapat serangan OPT. Agar tanaman tumbuh optimal diberikan pupuk tambahan berupa pupuk organik cair yang disemprotkan ke bagian daun tanaman setiap satu minggu dengan dosis 5 ml/liter. Sekitar satu bulan setelah tanam, bibit tanaman sayur siap dipanen. Panen dapat dilakukan dengan metode cabut ataupun potong dari bagian batang tanaman menyisakan 5 cm batang dari permukaan tanah. Pada tahap budidaya ini, siswa diajak berperan aktif dengan mencoba secara langsung semua tahapan teknik budidaya. Gambar 4. Penerapan budidaya sayur secara organik dengan teknik vertikultur. 1) penyemaian, 2) pindah tanam, 3) pemeliharaan, 4) pemanenen C. Edukasi beragam jenis sayur dan manfaatnya Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa tentang beragam jenis sayur dan manfaatnya, edukasi beragam jenis sayur dan kandungan manfaat di dalamnya dilakukan melalui presentasi menarik serta penyiapan makanan dan minuman berbahan sayur untuk dikonsumsi siswa saat pelaksanaan kegiatan. Melalui kegiatan ini siswa diajak mengenal lebih jauh jenis tanaman sayur yang umum dikonsumsi dan memiliki manfaat besar bagi tumbuh kembang anak usia sekolah terutama untuk peningkatan kecerdasan otak. Gambar 5. Edukasi beragam jenis sayur melalui presentasi (a) dan penyiapan makanan-minuman berbahan dasar sayur dan buah (b) 117

D. Hasil pre-test (sebelum pelatihan) dan post-test (sesudah pelatihan) Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pengalaman siswa bertanam dengan teknik vertikultur 300% dibanding sebelum dilakukan pelatihan. Siswa sudah bisa menjawab semua gambar tanaman sayur dan buah dibandingkan sebelum pelatihan yang sebagiannya tidak mengetahui gambar tanaman bayam dan caisim. Tingkat ketertarikan siswa terhadap berkebun sayur juga meningkat dari cukup tertarik sebelum pelatihan menjadi sangat tertarik setelah pelatihan. Tingkat kesukaan siswa terhadap sayur meningkat menjadi hanya 2 siswa yang tidak suka dari 5 siswa sebelum pelatihan. Terjadi juga peningkatan pengetahuan siswa terhadap manfaat sayur dari 90% sebelum pelatihan menjadi 100% setelah pelatihan. Kesimpulan Rangkaian kegiatan seperti pembuatan demplot vertikultur, penerapan teknik budidaya, dan edukasi beragam jeis sayur dan manfaatnya dapat dilaksanakan dengan baik dan menunjukkan hasil yang baik ditinjau dari hasil perbandingan pretest dan post-test. Terdapat peningkatan pengetahuan dan pengalaman siswa bertanam dengan teknik vertikultur sebesar 300%, peningkatan pengetahuan tentang jenis sayur khususnya bayam dan caisim, peningkatan ketertarikan siswa terhadap berkebun sayur dari cukup tertarik menjadi sangat tertarik, menurunnya tingkat ketidaksukaan terhadap sayur dari 5 siswa menjadi 2 siswa, dan terjadi peningkatan pengetahuan siswa terhadap manfaat sayur dari 90% menjadi 100%. Ucapan Terima Kasih Penulis menyampaikan terima kasih kepada Universitas Jenderal Soedirman atas dukungan pendanaan melalui skema penerapan ipteks tahun 2017 dan kepada pihak-pihak lain yang mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan ini seperti kepala sekolah dan guru SDN 3 Bancarkembar dan mahasiswa. Referensi Ariani, A. & Tiangsa S. 2007. Prevalensi Obesitas pada Anak Sekolah Dasar di Kota Medan. Majalah Kedokteran Nusantara 40 (2): 86-89. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. 2006. Vertikultur. Agroinovasi. Detik.com. 2013. Konsumsi Buah dan Sayur di Indonesia Ketinggalan dari Negara Tetangga. http://health.detik.com/read/2013/06/28/190119/2287595/763/ konsumsi-buah-dan-sayur-di-indonesia-ketinggalan-dari-negara-tetangga. Diakses 26 April 2014. ------------. 2014. Duh! 93 Persen Anak-anak di Indonesia Kurang Makan Sayur dan Buah. http://health.detik.com/read/2014/02/27/144556/2510307/1301/ duh-93-persen-anak-anak-di-indonesia-kurang-makan-sayur-dan-buah. Diakses 26 April 2014. Kartini, 2015. Berkebun Sayur dan Buah Organik di Sekolah Dasar dengan Teknik Vertikultur Sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan Kosong dan Menumbuhkan Kecintaan Siswa Pada Sayur dan Buah. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat, Unsoed, Purwokerto. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Kemenkes RI, Jakarta. Nurrahman. Obesitas di Kalangan Anak-Anak dan Dampaknya Terhadap Penyakit Kardiovaskuler. 118

Rosidi, A. & Enik S. 2012. Peran Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dalam Konsumsi Sayur Anakprasekolah. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang 1 (1): 1-8. Penulis: Sapto Nugroho Hadi, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Email: snhadi@gmail.com Ahadiyat Yugi Rahayu, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Ida Widiyawati, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Bagaimana men-sitasi artikel ini: Hadi, S.N., A.Y. Rahayu, I. Widiyawati. 2017. Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah. Jurnal Panrita Abdi, 1(2): 114-119. 119