BAB 1 PENDAHULUAN. atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) belum menjalankan fungsi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan alokasi anggaran yang tersedia. Kinerja merupakan. organisasi (Nugroho dan Rohman, 2012: 1). Kinerja menurut Peraturan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dan ringkasan anggaran. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat adalah salah

Value For Money. Arif Kurniawan Wahono ( ) Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing organisasi tersebut, tidak terkecuali dengan Negara. Adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

VARIANS ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO. Febriyanti Kadir

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang utuh (Mahmudi, 2011). Menurut Mardiasmo (2009), keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. cukup rumit. Karakteristik penganggaran sektor publik berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti masalah hubungan. pengeluaran rutin dengan produk domestik bruto (PDB) menemukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP 12 LAPORAN OPERASIONAL

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPILKABUPATEN BREBES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh: JULITA,SE,M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

BAB VI PENUTUP. 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3 Tahun 2012

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan-tujuan. Kinerja terbagi dua jenis yaitu kinerja tugas merupakan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

2015 ANALISIS STRATEGI BIAYA PENGALOKASIAN BELANJA LANGSUNG PADA APBD PEMERINTAH DAERAH

ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA PROGRAM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKOTA DEPOK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. kepada kebutuhan untuk belanja atau pembiyayaan, (Karhi Nisjar S, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memasuki era otonomi daerah lebih mendasar daripada berbagai

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

Sosialisasi PP 71 /2010 tentang SAP Akrual. A. B. Triharta

BAB I PENDAHULUAN. memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pembangunan dan pelayanan atas dasar keuangan sendiri (Anzar, tangan dari pemerintah pusat (Fitriyanti & Pratolo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.


ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI PAPUA PERIODE Ary Anjani Denis 1 Mesak Iek 2

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mengatur, memanfaatkan serta menggali sumber-sumber. berpotensi yang ada di daerah masing-masing. Undang-undang yang

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri A Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan tujuan masyarakat daerah yang sejahtera sebagai suatu implikasi dari

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah akan berjalan seiring dengan pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini efisiensi dan efektivitas pemerintahan daerah dirasakan masih terlalu lemah Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa pada umunya unit kerja atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) belum menjalankan fungsi dan perannya secara efisien. Pemborosan adalah fenomena umum yang terjadi di berbagai unit kerja pemerintahan daerah dari sudut pandang efektivitas pemerintah daerah umumnya belum melakukan identifikasi kegiatan mana yang benar-benar masuk skala priorotas menurut ukuran kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Lemahnya rencana pengerluaran mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas unit-unit kerja pemerintah daerah pemerintah dinilai semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung di atas satu semakin besar rasio maka semakin tinggi tingkat efisiensinya efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input terendah untuk mencapai output tertentu. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan Untuk melaksanakan hak dan kewajibannya serta untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunyai suatu rencana yang matang untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. 1

2 Rencana-renacana tersebut disusun secara matang yang nantinya dipakai sebagai pedoman dalam setiap langkah pelaksanaan tugas unit kerja pemerintah daerah oleh karena itu, maka rencana-rencana pemerintah untuk melaksanakan keuangan unit kerja pemerintah perlu dibuat rencana dan di tuangkan dalam bentuk laporan realisasi anggaran. Laporan realisasi anggaran disajikan sedimikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiyaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar Laporan realisasi anggaran menyandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit LRA dan pembiyaan dengan anggaran nya. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah daearah untuk mengarahkan dan menjamin kesinambungan pembangunan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang sedangkan sumber daya yang ada terbatas anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan (choice), dan trade offs. Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan dan belanja dalam bentuk yang paling sederhana, Anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari sudut organisasi meliputi informasi mengenai pendapatan,belanja, dan aktivitas. Setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. 2

3 Pelaksanaan anggaran memberikan implikasi bagi pemerintah untuk melakukan efisiensi dan efektivitas. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapaian tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Efisiensi Berhubungan erat dengan konsep produktivitas efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara ouput yang dihasilkan terhadap input yang digunakan dikatakan efisiensi apabila suatu produk atau hasil kerja tertntu dapat dicapai dengan pengunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya.dalam pengeluaran untuk itu pemerintah di tuntut menerapkan pengelolaan biaya sedemikian rupa sehingga dapat di lakukan seekonomis dan sefisien efektivitas mungkin, Belanja yang memberikan pelayanan berdasarkan pelayanan minimal merupakan hasil dari perbaikan kinerja pemerintah. Belanja pada umumnya di gunakan pada sektor publik atau pada pemerintahan terkait dengan pengangaran, yaitu menunjukkan jumlah anggaran yang telah di keluarkan selama satu tahun anggaran belanja di akui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum Negara/daearah. Belanja adalah pengurangan ekuitas dana lancar pemerintah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalam dokumen otoritas kredit anggaran (allotment). Dalam manajemen anggaran, pada prinsipnya belanja baru dapat dibayarkan setelah barang atau jasa yang dibeli telah diterima pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi nya pengeluaran dari rekening kas umum Negara/Daerah (Halim 2012 :287). Belanja pada pemerintah atau daerah ini dapat berbentuk belanja langsung dan belanja tidak langsung, 3

4 Belanja langsung terkait langsung dengan kegiatan atau terkait dengan tujuan produktivitass contoh nya belanja pegawai sedangkan belanja tidak langsung belanja yang secara tidak langsung terkait dengan produktivitas atau tujuan organisasi. Dinas Pekerjaan Umum adalah salah satu satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di pemerintahan Kota bandung instansi pemerintahan ini merupakan instansi yang bertugas untuk memberikan pelayananan dalam hal penyedian fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah, misalnya pembangunan dan perbaikan jalan, jembatan, pengairan, serta sarana dan parasana lingkungan. Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung mempunyai tugas pokok fungsi : 1. Merumuskan Kebijaksanaan teknik kebinamargaan dan sumber daya air 2. Melaksanakan tugas teknik operasional kebinamargaan dan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan kebinamargaan dan sumber daya air 3. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas operasional kebinamargaan dan sumber daya air 4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai bidang tugasnya. Berdasarkan wilayah kerjanya, Dinas pekerjaan umum merupakan salah satu Dinas yang memiliki peranan penting terhadap peningkatan kesejahteraan masayarakat. yang mendapatkan anggaran seperti anggaran belanja dari pemerintah yang harus di tuntut untuk memaksimalkan anggaran serta di realisasikan dengan baik serta efektif dan efisiensi dengan tugas dan fungsi dinas pekerjaan umum menyelenggarakan pembangunan insfrastuktur di bidang jalan, jembatan, dan irigasi yang dijabarkan dalam bentuk program/kegiatan yang ada di dinas. Untuk melaksanakan program/kegiatan dinas tersebut diperlukan anggaran 4

5 yang cukup besar sehingga hasil dari program/kegiatan tersebut dapat dinikmati masyarakat. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung pada tahun 2011-2015. Komponen-komonen dalam laporan tersebut dapat di jadikan bahan untuk menghitung anggaran belanja pada rasio keuangan.laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah di dalam nya terdapat pendapatan di dalam nya terdiri pendapatan asli daerah, belanja di dalam nya terdiri belanja langsung dan belanja tidak langsung.dalam penyelenggaraan pemerintah yang akuntabel maka diperlukan usaha untuk meningkatkan kemampuan yakni dengan upaya meningkatkan penerimaan anggaran belanja pemerintah. berikut realisasi anggaran belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung : Tabel 1.1 Realisasi anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung 2011-2015 Tahun Anggaran Belanja Realisasi Presentasi pencapaian 2011 232.285.051.500,59 212.059.381.051,00 93,24% 2012 223.596.901.201,73 191.117.465.101,00 86,86% 2013 555.242.328.795,55 401.033.016.736,00 72,19% 2014 728.190.171.567,00 465.452.831.835,00 63,92% 2015 841.499.578.404,00 602.142.316.676,00 71,62% Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung 2011-2015 Dari data di atas dapat di lihat bahwa realisasi anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Mengalami fluktuaktif dalam presntasi pencapaian nya. Pada tahun 2011 realisasi anggaran belanja mencapai 93,24% kemudian pada tahun 2012 realisasi anggaran belanja mengalami penurunan 5

6 mencapai 86,86% kemudian pada tahun 2013 anggaran realisasi belanja mengalami penurunan kembali mencapai 72,19% namun sangat di sayangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu presentase pencapaian nya hanya mencapai 63,92% hal ini menyebabkan bahwa dinas pekerjaan umum kota bandung tidak dapat merealisasikan anggaran dengan baik pada setiap tahun namun pada tahun 2015 mencapaian presentase pencapaian mengalami kenaikan yang cukup lumayan yaitu mencapai 71,62% hal ini yang menyebabkan anggaran belanja flukkulatif atau mengalami kenaikan dan penurunan. Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung dilangsir dari berita online Tempo.com masih terdapat beberapa masalah juga Bahwa Pada tahun 2010 anggaran Dinas pekerjaan Umum kota bandung akan di tingkatkan setiap tahun nya mulai pada tahun 2011 karna hampir seluruh jalan yang ada di kota bandung rusak dan berlubang walaupun anggaran ditambahkan tetapi masih saja belum terealisasi semua, lalu pada tahun 2012 anggaran ditambahkan lagi di lansir dari berita online sindonews.com tetapi masih saja terbengkalai dalam program perbaikan jalan nya, lalu sesuai dengan indikator kinerja utama Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung tahun 2014 yang tidak mencapai target salah satu nya tingkat minimal keterbangunan insftastruktur jalanan ppk Gedebage yang hanya mencapai 69,59% dilihat dari indikator tersebut jelas membuktikan bahwa program yang mendukung indikator tidak terrealisasikan dengan baik.serta dilihat sesuai dengan indikator utama Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung pada tahun 2015 ada juga yang tidak mencapai target salah satu nya yaitu indikator kinerja 6

7 presentase minimal banjir terrealisasikan yang hanya mencapai 29,40 % hal ini membuktikan bahwa program yang mendukung indikator kinerja utama tidak terrealisasi dengan baik. Dengan menganalisis data dan permasalahan di atas dapat di ketahui bahwa Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung terlihat jelas bahwa realisi anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Kurang Baik. Berdasarakan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Anaslisis Efisiensi dan efektivitas Anggaran Belanja Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota bandung Pada tahun 2011-2015 B. Identifikasi Masalah Realisasi Anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Pada tahun 2011-2015 di lihat dari laporan realisasi anggaran anggaran belanja nya belum terrealisasi dengan baik mengalami naik turun di setiap tahunnya hal ini di sebut dengan flukkulatif. C. Rumusan Masalah Meninjau dari Latar belakang dan permasalah di atas maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut : 7

8 1. Bagaimana Pengukuran Efesiensi dan Efektivitas anggaran belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung pada tahun 2011-2015? 2. Bagaimana Analisis efesiensi dan efektivitas anggaran belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung pada tahun 2011-2015? D. Tujuan Penelitian Dari permasalah di atas maka tujuan peneliti yaitu : 1. Untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas Anggaran belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung pada tahun 2011-2015 2.Untuk mengetahui tingkat pengukuran efesiensi dan efektivitas anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung pada tahun 2011-2015 E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan bias bermanfaat bagi pembaca. Karena sudah menjadi keharusan sebuah penelitian itu memiliki manfaat. Maka dari itu manfaat penelitian ini di bagi menjadi tiga sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis 8

9 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi sebagai acuan dalam menilai Efesiensi dan Efektivitas anggaran belanja dalam perhitungan rasio efesiensi dan efektivitas. 2..Manfaat Praktis A. Bagi Dinas Pemerintah Daerah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ukuran sejauh mana Tingkat Efesiensi dan Efektivitas pada anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung dari waktu ke waktu selama 5 tahun, sehingga Dinasterpacu untuk meningkatkan kinerja pada anggaran belanja nya B. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada masayarakat mengenai anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung. C. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah literature dan menjadi acuan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan akutansi sector publik. D. Bagi Penulis Penelitian ini dapat membantu penulis untuk memenuhi tugas akhir dan memberikan pengetahuan bagaimana cara menghitung rasio efisiensi dan rasio efektivitas dengan cara menganalisis dan menghitung anggaran belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung. F. Kerangka Pemikiran Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil perhitungan dari rasio efesiensi dan rasio efektifitas anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum Kota 9

10 Bandung dalam lima tahun terakhir yaitu 2011-2015, Dalam penelitian ini peneliti berusaha merangkai pokok pemikiran, Agar nantinya peneliti mampu mendapatkan jalan keluar dengan mudah dalam menganalisis dan menjajawab berbagai persoalan yang terjadi pada proses penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Efisien dan efektif tidak nya anggaran belanja di mulai dari Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan di terima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laoran tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi Lalu di analisis melalui rasio efesiensi dan rasio efektivitas Menurut Mahmudi 2015:85 (Dalam Buku Manajemen Kinerja Sektor Publik) Efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain output perunit input. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan efisiensi apabila mampu menghasilkan ouput tertentu dengan input serendah-rendahnya atau dengan input tertentu mampu menghasilkan ouput sebesar-besarnya. Mahmudi 2015:86 (Dalam Buku Manajemen Kinerja Sektor Publik) efektivitas adalah hubungan antara output dengan tujuan semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan Efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu organisasi 10

11 program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan. Tabel I.6 Kerangka Pemikiran Penelitian Laporan realisasi anggaran Anggaran dan Realisasi Belanja langsung dan belanja tidak langsung Efesiensi Efektivitas Sumber.Mahm udi (2015 :85-86) 11