(»0$ HI&ONISIA PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN PT POS INDONESIA (PERSERO) Nomor: B/10/11/2016 Nomor: PKS 40/Regional-IV/lll/10/A/0216 TENTANG JASA PENGIRIMAN SURAT, BARANG BERHARGA DAN PAKET POS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pada hari ini Selasa, tanggal enam belas, bulan Februari, tahun dua ribu enam belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini; 1 RATNAWATI HADIWIDJAJA, S.H., M.H., selaku KEPALA SEKRETARIAT UMUM (KASETUM) POLRI, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI), berdasarkan Surat Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Sprin/2262/X/2015 tanggal 30 Oktober 2015 tentang Penunjukan dan Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, berkedudukan di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. EBEN EZER PURBA, selaku KEPALA REGIONAL IV JAKARTA, yang dalam jabatannya berwenang mewakili DIREKSI PT POS INDONESIA (PERSERO) / oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT POS INDONESIA (PERSERO), berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor; SK.231 I/DIRUT/0814 tanggal 14 Agustus 2014, berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Banda Nomor 30 Bandung 40115, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri; b. bahwa PIHAK KEDUA merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk perseroan terbatas yang didirikan dengan Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995 yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Akta Notaris Nomor 3 tanggal 24 November 2015 yang dibuat dan disampaikan oleh Drs. Bambang Tedjo Anggono Budi, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Bogor, yang bertujuan untuk turut serta melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, dan pada khususnya di bidang pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas; dan c. bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan PT Pos Indonesia (Persero) Nomor: B/6/II/2013 dan Nomor: 153/Penjualan-VI/1/PKS/0113 tanggal 2 Januari 2013 tentang Pelayanan Kiriman Pos. Dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan yang berlaku sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia; 1 5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor 29 Tahun 2013 tentang Tarif Layanan Pos Universal; 6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pos Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan 7. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Panduan Penyusunan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan... t ' U
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam rangka Jasa Pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos Polri, melalui Perjanjian Kerja Sama ini, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut: BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan: 1. Surat adalah dokumen dengan berat sampai dengan 2.000 (dua ribu) gram milik PIHAK PERTAMA yang akan dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada pihak yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan menggunakan jasa PIHAK KEDUA yang meliputi surat berharga, pos express, surat kilat khusus dan surat biasa. Barang berharga adalah chip data dan compact disc (berisi file penting yang mempunyai pertanggungjawaban nasional) serta barang lainnya yang mempunyai harga pertanggungan. Paket Pos Polri adalah benda dengan berat lebih dari 2.000 (dua ribu) gram milik PIHAK PERTAMA yang dikemas dalam ukuran dan bentuk tertentu dan dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada pihak yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan menggunakan jasa PIHAK KEDUA. Kiriman adalah satuan surat, barang berharga dan paket Pos yang dikirimkan melalui PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA. Daftar Pengantar Kiriman adalah daftar yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA yang memuat data kiriman dan diserahkan kepada PIHAK KEDUA pada saat penyerahan kiriman. 6. Layanan Pos Express adalah layanan premium pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos dengan waktu tempuh H+1 dalam jaringan nasional terbatas yang berlaku di PIHAK KEDUA. Layanan Pos Kilat Khusus adalah layanan pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos dengan waktu tempuh paling lama H+4 dalam jaringan nasional terbatas yang berlaku di PIHAK KEDUA. 8. Layanan Pos Standar adalah layanan pengiriman Surat dengan waktu tempuh paling lama H+14 dalam jaringan nasional dengan menggunakan prangko. 9. Dalam...
9. Dalam Batas Antar yang selanjutnya disingkat DBA adalah wilayah antaran dalam kota. 10. Luar Batas Antar yang selanjutnya disingkat LBA adalah wilayah antaran luar kota. 11. Pick Up Service adalah fasilitas pengambilan/penjemputan Kiriman yang diberikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk menjemput Kiriman di tempat PIHAK PERTAMA sesuai dengan jadwal yang telah disepakati PARA PIHAK. 12. Reporting adalah laporan pengiriman dan penyerahan Kiriman yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA secara periodik. 13. Harga Tanggungan Nilai Barang/Premi adalah bea jaminan ganti rugi yang dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai premi jika terjadi kehilangan atau kerusakan Kiriman selama Kiriman dalam tanggung jawab PIHAK KEDUA, yang besarnya adalah 0,24% (nol koma dua puluh empat persen) dikali harga barang. 14. Hari H adalah hari pemrosesan kiriman yang dihitung 1 (satu) hari kerja setelah tanggal pengambilan Kiriman oleh PIHAK KEDUA dari tempat PIHAK PERTAMA. 15. Hari adalah hari kerja meliputi hari Senin sampai dengan Jumat kecuali hari libur resmi lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Tarif adalah harga yang disepakati oleh PARA PIHAK untuk setiap jenis layanan pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos yang ada di PIHAK KEDUA dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA sebagai Biaya Pengiriman. 17. I 18. Pembayaran Secara Kredit adalah fasilitas pembayaran kemudian yang diberikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk pembayaran pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos yang akan ditagihkan PIHAK KEDUA. Invoice adalah surat tagihan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA berisi tentang kewajiban yang diharus dibayar oleh PIHAK PERTAMA BAB II Mr
BABU MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud Perjanjian ini adalah sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam melaksanakan hak dan kewajiban yang ditentukan dan/atau disepakati dalam perjanjian ini. (2) Tujuan perjanjian ini adalah untuk mengatur Jasa Pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos Polri. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi: a. layanan pengiriman; b. syarat pengiriman; c. waktu tempuh kiriman; d. biaya pengiriman; e. tata cara penagihan dan pembayaran; f. denda dan ganti rugi; dan I g. hak dan kewajiban. BAB IV
BAB IV PELAKSANAAN Bagian Pertama Layanan Pengiriman Pasai 4 (1) PiHAK KEDUA memberikan jasa layanan pengiriman kepada PiHAK PERTAMA berupa: a. layanan Pos Exspres; b. layanan Pos Kilat Khusus; dan c. layanan Pos Standar. (2) Dalam hal pemberian jasa layanan pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PIHAK KEDUA memberikan layanan tambahan berupa: a. pembayaran secara kredit; b. Pick Up Service; dan c. Reporting. Bagian Kedua Syarat Pengiriman Pasai 5 (1) Semua Kiriman PIHAK PERTAMA harus memenuhi syarat pengiriman yang ditetapkan PIHAK KEDUA, dan bukan merupakan Kiriman yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan. (2) Kiriman diserahkan dengan menggunakan Daftar Pengantar Kiriman yang memuat antara lain: a. nomor, nama dan cap dinas PIHAK PERTAMA; b. nama dan alamat tujuan, jumlah Kiriman dan jenis layanan yang digunakan; dan c. tanggal penyerahan, nama dan tanda tangan Petugas PIHAK PERTAMA serta nama dan tanda tangan Petugas PIHAK KEDUA. (3) Daftar...
Daftar Pengantar Kiriman dibuat oleh PIHAK PERTAMA (pengirim) per jenis layanan dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) lembar diantaranya untuk PIHAK KEDUA yang salah satunya sebagai dasar dalam penagihan Biaya Pengiriman oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA. Bagian Ketiga Waktu Tempuh Kiriman Pasal 6 (1) Waktu tempuh Kiriman mulai dihitung sejak hari pemrosesan Kiriman yang dihitung 1 (satu) hari kerja setelah tanggal dilakukan Pick Up Service oleh PIHAK KEDUA di tempat yang disepakati oleh PARA PIHAK. (2) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Exspres adalah H + 1 hari kerja. (3) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Kilat Khusus adalah paling lama H + 4 hari kerja. (4) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Standar adalah paling lama H + 14 hari kerja. (5) Waktu tempuh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dijamin oleh PIHAK KEDUA apabila: alamat Kiriman dicantumkan secara lengkap, jelas dan benar; dan b. alamat Kiriman masuk kategori DBA. Bagian Keempat Biaya Pengiriman Pasal 7 j (1) Biaya Pengiriman yang disepakati oleh PARA PIHAK untuk Kiriman PIHAK PERTAMA adalah tarif yang berlaku pada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran Perjanjian ini. (2) Biaya Pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum termasuk dalam Harga Tanggungan Nilai Barang (HTNB) dan/atau Pajak Pertambahan nilai (PPn). (3) Apabila terjadi perubahan tarif dalam masa Perjanjian ini masih berlangsung, maka PIHAK KEDUA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA. Bagian ya
8 Bagian Kelima Tata Cara Penagihan dan Pembayaran Pasai 8 (1) Pembuatan invoice Biaya Pengiriman oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA akan dilakukan oleh Kantor Pos Jakarta Selatan. (2) Invoice sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan melampirkan: a. kuitansi yang telah diberi materai sesuai ketentuan yang berlaku; dan b. daftar Pengantar Kiriman. (3) Apabila PIHAK PERTAMA dalam batas waktu yang telah ditentukan belum melakukan pelunasan, maka PIHAK KEDUA akan mengirimkan surat tagihan kedua dan surat tagihan selanjutnya disertai biaya denda bila ada. Pasal 9 (1) PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai jumlah yang tercantum pada invoice sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya invoice dari PIHAK KEDUA. (2) Pembayaran invoice sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara transfer oleh KPPN Jakarta III, Jalan Otto Iskandardinata No. 53-57, Jakarta Timur 13340, melalui rekening PIHAK KEDUA sebagai berikut: Bank Mandiri Cabang Fatmawati Nomor rekening 1270006176760 Atas nama PT. POS INDONESIA (PERSERO) c.q. Kantor Pos Jakarta Selatan. I (3) Bea materai yang timbul akibat pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA. Bagian
Bagian Keenam Denda dan Ganti Rugi Pasal 10 (1) Apabila pembayaran yang dilakukan PIHAK PERTAMA melewati batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 pada ayat (3), maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan denda oleh PIHAK KEDUA. (2) Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis. (3) Besaran denda yang dikenakan kepada PIHAK PERTAMA adalah sebesar r/o o (satu permill) perhari keterlambatan dengan total denda maksimal sebesar 5% (lima persen) dari total tagihan Biaya Pengiriman yang belum dilunasi. Pasal 11 (1) Apabila kiriman PIHAK PERTAMA mengalami keterlambatan, kerusakan dan kehilangan, maka PIHAK KEDUA akan memberikan ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA. (2) Ganti rugi untuk Kiriman yang tidak diasuransikan diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagai berikut: a. untuk Kiriman hilang/rusak sebagian, akan diberikan biaya ganti rugi sebesar 5 (lima) kali Biaya Pengiriman; b. untuk Kiriman hilang/rusak seluruhnya akan diberikan biaya ganti rugi sebesar 10 (sepuluh) kali Biaya Pengiriman; dan c. untuk keterlambatan penyerahan Kiriman ke alamat penerima, akan diberikan biaya ganti rugi sebesar 50% (lima puluh persen) dari Biaya Pengiriman. (3) Ganti rugi untuk Kiriman yang diasuransikan diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagai berikut: a. untuk Kiriman hilang/rusak sebagian, akan diberikan biaya ganti rugi sebesar 50% (lima puluh persen) kali harga barang yang diasuransikan; b. untuk
c. untuk Kiriman hilang/rusak seluruhnya akan diberikan biaya ganti rugi sebesar 100% (seratus persen) kali harga barang yang diasuransikan; dan c. untuk keterlambatan penyerahan Kiriman ke alamat penerima, akan diberikan biaya ganti rugi sebesar 1,5 % (satu koma lima persen) dari Biaya Pengiriman. (4) Penentuan hilang/rusak sebagian/seluruhnya ditentukan melalui penilaian PARA PIHAK. Pasal 12 (1) Mekanisme pengajuan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, diajukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA didahului dengan penyampaian pengaduan kepada PIHAK KEDUA tentang keterlambatan, kerusakan dan kehilangan kiriman paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal pengiriman dengan melampirkan data kiriman: nomor resi, nama dan alamat penerima serta jenis pengaduan. (2) Pengajuan ganti rugi oleh PIHAK PERTAMA hanya akan diproses lebih lanjut oleh PIHAK KEDUA apabila hasil investigasi yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA selama 7 (tujuh) hari kerja membuktikan bahwa memang terjadi keterlambatan/kerusakan/kehilangan pada Kiriman milik PIHAK PERTAMA. (3) Pembayaran ganti rugi Kiriman dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan dengan cara transfer ke rekening PIHAK PERTAMA, sebagai berikut: Bank PT.BANK MANDIRI (Persero) Tbk.KC JAKARTA FALATEHAN Nomor rekening 1020002148085 Atas nama BENDAHARA PENGELUARAN SETUM POLRI, (4) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditanggung oleh PIHAK KEDUA apabila disebabkan hal-hal sebagai berikut: a. melanggar ketentuan syarat pengiriman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; b. kerusakan/keterlambatan terjadi karena kesalahan atau kelalaian PIHAK PERTAMA; dan c. melampaui batas waktu pengajuan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Kiriman...
(5) Kiriman yang dibayar secara kredit dapat diproses ganti ruginya, sepanjang Biaya Pengiriman dan Harga Tanggungan Nilai Barang (HTNB) telah dilunasi seluruhnya oleh PIHAK PERTAMA. (6) PIHAK PERTAMA tidak diperbolehkan memotong langsung dari nilai tagihan pengiriman yang menjadi hak PIHAK KEDUA untuk kompensasi ganti rugi yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA. (7) Ganti rugi tidak diberikan untuk layanan Pos Standar. (1) PIHAK PERTAMA berhak: Bagian Ketujuh Hak dan Kewajiban Pasal 13 a. mendapatkan Pick Up Service sesuai waktu dan tempat yang telah disepakati PARA PIHAK; b. mendapatkan jasa layanan pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos sesuai standar waktu tempuh Kiriman yang telah disepakati PARA PIHAK; c. mendapatkan informasi tentang Kiriman yang dianggap bermasalah dalam batas waktu yang layak; dan d. mendapatkan ganti rugi dari PIHAK KEDUA jika Kiriman terlambat, rusak atau hilang selama Kiriman dalam tanggung jawab PIHAK KEDUA kecuali untuk Kiriman dengan jenis layanan Pos Standar. (2) PIHAK KEDUA berhak: a. menerima pembayaran Biaya Pengiriman secara tepat waktu dari PIHAK PERTAMA; b. mengenakan sanksi denda kepada PIHAK PERTAMA apabila terlambat melakukan pembayaran Biaya Pengiriman; c. menghentikan
c. menghentikan sementara Pick Up Service Kiriman PIHAK PERTAMA bila tagihan belum dilunasi sedangkan batas maksimal tanggal pembayaran telah terlewati dengan didahului surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA; dan d. memutuskan Perjanjian secara sepihak, apabila PIHAK PERTAMA melakukan keterlambatan pembayaran setelah diingatkan secara tertulis paling banyak 3 (tiga) kali maksimal terhitung 1 (satu) bulan mulai diterimanya surat peringatan terakhir oleh PIHAK KEDUA. (3) PIHAK PERTAMA berkewajiban: a. mencantgmkan Identitas Perusahaan PIHAK PERTAMA pada setiap Kiriman: b. menyediakan Daftar Pengantar Kiriman yang memuat informasi dan data; c. menyertakan Daftar Pengantar Kiriman dalam setiap penyerahan Kiriman; d. membayar Biaya Pengiriman tepat waktu kepada PIHAK KEDUA; e. membayar denda yang timbul akibat keterlambatan pembayaran tagihan Biaya Pengiriman oleh PIHAK PERTAMA; dan f. menyerahkan surat perintah yang menangani kiriman PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. (4) PIHAK KEDUA berkewajiban: a. melakukan Pick Up Service sesuai waktu, tempat (Kantor Pos Polri) dan syarat yang telah disepakati PARA PIHAK; b. memberikan jasa pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos sesuai standar waktu tempuh Kiriman yang telah disepakati PARA PIHAK; c. memberikan ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA jika Kiriman terlambat, rusak atau hilang selama dalam tanggung jawab PIHAK KEDUA, kecuali untuk Kiriman dengan jenis layanan pos standar; dan d. menyerahkan surat tugas sebagai petugas Pick Up Service kepada PIHAK PERTAMA. BAB V...
BABV PENANGGUNG JAWAB Pasal 14 (1) Penanggung jawab Perjanjian ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK dengan menunjuk pejabat sesuai dengan ruang lingkup dan tugas masing-masing. (2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. PIHAK PERTAMA menunjuk Kepala Kantor Pos Sekretariat Umum Polri; dan b. PIHAK KEDUA menunjuk Kepala Kantor Pos Jakarta Selatan. BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 15 (1) PARA PIHAK sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian ini secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau secara insidentil sesuai kebutuhan. (2) PARA PIHAK dapat melakukan monitoring dan evaluasi, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama. (3) Hasil monitoring dan evaluasi dapat digunakan PARA PIHAK sebagai rujukan program kerja selanjutnya. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 16 Segala biaya yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian ini dibebankan kepada PARA PIHAK secara proporsional sesuai aturan yang berlaku. BAB VIII 4
BAB VIII KERAHASIAAN Pasal 17 PARA PIHAK setuju untuk menjaga kerahasiaan Surat, Barang Berharga dan Paket Pos dengan cara apapun selama berlakunya Perjanjian kepada pihak lain. BAB IX FORCE MAJEURE Pasal 18 Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan menyebabkan pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure tersebut meliputi banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, kebakaran dan kebijakan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh pihak lainnya. Pihak yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga oleh pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu Perjanjian ini. BABX
BABX PEMBERITAHUAN Pasal 19 Untuk setiap korespondensi dan pemberitahuan yang menyangkut Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk melakukannya secara tertulis yang dialamatkan kepada: PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA Jabatan Kepala Sekretariat Umum Kepala Kantor Pos Jakarta Selatan Polri Kantor Sekretariat Umum Polri Kantor Pos Jakarta Selatan Alamat Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Jalan RS. Fatmawati 10, Jakarta 12430 Telp. 021-7218014 021-7698864 Faks. 021-7246656 021-7503009 Email setum@polri.go.id 120kkp@posindonesia.co. id (2) Pembatalan/perubahan alamat berlaku jika dilakukan secara tertulis dan diterima oleh pihak lainnya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya pembatalan/perubahan tersebut. Segala konsekuensi yang timbul akibat keterlambatan pemberitahuan menjadi tanggung jawab pihak yang melakukan pembatalan/perubahan tersebut. (3) Setiap pemberitahuan dan korespondensi ke alamat atau nomor faksimile tersebut di atas, dianggap telah diterima atau disampaikan: a. pada hari yang sama apabila diserahkan langsung dan dibuktikan dengan tanda tangan penerimaan pada buku pengantar surat (ekspedisi) atau tanda terima lain yang diterbitkan oleh pengirim; b. pada hari dan tanggal yang tercantum pada Bukti Terima, apabila dikirim melalui jasa pengiriman dokumen milik PIHAK KEDUA; dan c. pada hari yang sama, apabila dikirim melalui faksimile dengan ketentuan mesin pengiriman faksimile menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa pengiriman melalui faksimile telah berhasil. (4) Masing-masing
(5) Masing-masing pihak menunjuk contact person yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas harian dan menindaklanjuti permasalahan yang timbul sebagai berikut: PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA Nama KAKANPOS SETUM POLRI WAKIL KEPALA KANTOR POS BIDANG BISNIS DAN OPERASI Bagian Setum Polri Kantor Pos Jakarta - Selatan Alamat Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Jalan RS Fatmawati No. 10 Baru, Jakarta 12110 Jakarta 12430 Telp./Hp 021-7218236 021-7698864 Faks. 021-7246656 021-7503009 Email kanpossetumpolri@gmail.com 120wkp@posindonesia.co.id Pembatalan/perubahan contact person dan alamat korespondensi berlaku efektif jika pembatalan/perubahan secara tertulis telah diterima oieh pihak lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya pembatalan/perubahan tersebut. Segala konsekuensi yang timbul akibat keterlambatan pemberitahuan menjadi tanggung jawab pihak yang melakukan pembatalan/perubahan tersebut. BAB XI KETENTUAN LAIN Bagian Pertama Addendum Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK, dalam suatu Perjanjian tambahan {addendum) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Bagian Kedua Perbedaan Penafsiran Pasal 21 Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan penafsiran dan permasalahan dalam pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk mufakat. Bagian
Bagian Ketiga Masa Berlaku Pasal 22 (1) Perjanjian ini berlaku 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 16 Februari 2016 sampai dengan 16 Februari 2018. (2) Perjanjian ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya Perjanjian ini. (3) Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum masa berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan Pihak yang bermaksud mengakhiri Perjanjian ini wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada Pihak lainnya. BAB XII PENUTUP Pasal 23 Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Sama ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK. TAMA, PIHAK KEDUA, IDJAJA, S.H.. M.H. POLISI NRP 64020438 EN EZER PURBA