Photo 8 Saluang Darek (Dokumentasi: Wardizal)

dokumen-dokumen yang mirip
2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IRAMA PAD O-PAD O

BAB III BANSI DALAM KEBUDAYAAN MINANGKABAU DAN DI SUMATERA UTARA. Awal perkembangan instrument musik Bansi adalah di daerah Pesisir Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. dipukul dan tergolong ke dalam klasifikasi organologi kelas idiophone.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

TEKNIK MEMAINKAN ALAT MUSIK PUPUIK BATANG PADI OLEH AZWIR RAJO BONSU Di NAGARI KOTO ANAU

KURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertunjukan tradisional tersebut adalah permainan gandang tambua yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

STUDI KOMPARATIF PENGGABUNGAN ORGEN PADA SALUANG DENDANG DAN SULING BAMBU. Jonni

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL

ac.id Page 1 KURIKULUM an kepribadian keilmuan (MPB), mata kuliah berkehidupan bermasyarakat masalah B. Mata Kuliah TAHUN JML NO.

Arifin Bahri 1, Wimbrayardi 2, Tulus Handra Kadir 3 Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah salah satu kelompok etnik

Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum

FUNGSI TEMONG-TEMONG DALAM ACARA BABAKO DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH PADANG

BAB V PENUTUP. sangat aktif digunakan hingga saat sekarang. Penggunaan dendang dalam

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mahasiswa mampu mempraktekkan music/vocal tradisi dalam pertunjukan karya teater

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang

Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi.

BAKODEK JO NAN SINGKEK

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

SAMO BAKAJAU MOKALINO ARTIKEL

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.

BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

Perkembangan Instrumentasi dan Lagu Talempong Kreasi di Sumatera Barat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

KEBERADAAN TARI PIRIANG DIATEH KACO DI NAGARI BAYUR MANINJAU KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PERTUNJUKAN SALUANG DANGDUT DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN RARAK MAMOTI TOBO DAN BENTUK KOMPOSISINYA DI DESA SEBERANG PANTAI KUANTAN MUDIK

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

8. Sebutkan tiga contoh perbuatan yang kamu lakukan untuk menjalin kebersamaan dengan teman-teman yang berbeda agama! Jawab: a...

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

PERKEMBANGAN TALEMPONG TRADISI MINANGKABAU KE TALEMPONG GOYANG DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. persembahan, dan pelayanan. Kata seni berkaitan erat dengan upacara keagamaan,

STUDI ESTETIKA TARI PIRIANG MALUNYAH DI DESA SIGINTIR KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

HUBUNGAN MUSIK DENGAN TARI PIRIANG RANTAK TAPI DIKANAGARIAN PITALAH

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

SALUANG SIROMPAK: ALAT MUSIK TIUP TRADISIONAL DI MINANGKABAU TERISOLASI

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

Musik Internal dan Eksternal dalam Kesenian Randai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam upacara religi hampir setiap suku bangsa di dunia. Demikian halnya juga

BAB I. Pendahuluan. lahir ide, gagasan, benda, maupun produk budaya lainnya. Produk-produk budaya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

Transkripsi:

Instrumen Musik Minangkabau Kelompok Aerophone Kiriman: Wardizal Ssen., Msi., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Saluang Darek Merupakan jenis instrumen musik tiup yang sangat popoler di Minangkabau. Dinamakan saluang darek, karena tempat tumbuh dan berkembangnya instrumen ini terutama di daerah darek (daratan) Minangkabau yang lebih dikenal juga dengan sebutan Luhan Nan Tigo (luhak Agam, Luhak Tanah Datar dan luhak Lima Puluh Kota). Saluang Darek terbuat dari bambu talang (sejenis bambu tipis) yang mempunyai ruas yang panjang. Talang yang baik untuk dijadikan saluang adalah talang yang agak tebal. Besar dan panjang saluang darek tergantung pada keinginan orang yang membuat atau si peniup saluang itu sendiri. Walaupun ukuranya tidak pasti, pada umumnya orang membuat saluang darek mempunyai garis tengah lebih kurang 3 s/d 3.5 centimeter. Saluang darek mempunyai 4 (empat) buah lobang nada dengan keadaan ujung dan pangkal saluang tetap bolong. Bunyi dihasilkan melalui tiupan pada salah satu sisi yang bolong tersebut. Dilihat dari segi bentuknya, instrumen musik saluang darek termasuk jenis end blown flute (tidak mempunyai lidah). Fungsi yang utama dari saluang darek adalah sebagai alat untuk mengiringi dendang (musik vokal Minangkabau). Di damping itu, juga difungsikan sebagai hiburan pribadi bagi anggota masyarakat yang dimainkan secara tunggal, sebagai ungkapan perasaan yang tak mungkin disampaikan pada orang lain. Photo 8 Saluang Darek Saluang Pauah Jenis instrumen musik keluarga aerophone dan mempunyai lidah (wistle flute) yang sangat dikenal di daerah Pauah IX (Pauh sembilan) dan Pauah V (Pauh lima) Kota Madya Padang. Saluang ini mempunyai enam buah lobang nada dengan teknik meniup hampir sama dengan recorder. Saluang pauah biasanya digunakan untuk mengiringi dendang kaba dalam acara adat di daerah Pauah dan sekitarnya yang pelaksanaanya dilakukan pada malam hari sampai menjelang subuh. Pertunjukan Saluang Pauah dalam konteks upacara adat lebih bersifat hiburan untuk memeriahkan upacara.

Photo 9 Saluang Pauah Saluang Sirompak Bentuk lain dari instrumen musik keluarga aerophone yang berkembang di Minangkabau jenis end blown fulte (tidak mempunyai lidah). Saluang Sirompak tumbuh dan berkembang terutama di daerah Taeh Barueh Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Saluang Sirompak mempunyai lima buah lobang nada dengan ketentuan empat buah lobang nada terdapat pada bagian atas, dan satu buah lobang nada terdapat pada bagian belakang (sejajar atau tepat di bawah lobang nada keempat). Pada masa dahulu, fungsi yang utama dari saluang sirompak adalah sebagai alat untuk mengiringi dendang yang lebih dikenal dengan dendang sirompak. Dendang dan saluang sirompak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pertunjukan musik sirompak, suatu pertunjukan yang bersifat ritual magi. Tradisi pertunjukan sirompak biasanya difungsikan untuk mempengaruhi orang lain melalui kekuatan magi yang dihimpun dari unsur-unsur pertunjukan. Pertunjukan sirompak menurut tradisi kuno terdiri dari musik dan tari. Biasanya dimainkan oleh 3 s/d 5 orang; satu atau dua orang bertindak sebagai peniup saluang; satu atau dua orang lagi bertindak sebagai pendendang dan satu orang sebagai penari, yang kesemuanya adalah laki-laki. Peranan penari dalam pertunjukan sirompak sangat penting. Kehadiranya tidak hanya semata-mata sebagai penari, akan tetapi lebih dari itu adalah sebagai pawang atau pemimpin pertunjukan (Yuniarti, 1990:35). Oleh karena ada salah penggunaan terhadap saluang sirompak di masa lalu, sampai sekarang saluang sirompak tidak mengalami perkembangan yang berarti. Namun demikian, sisa-sisa kesenian ini masih bisa ditemui, akan tetepi penggunaanya sangat terbatas. Kadangkadang masih dilakukan ditempat terpencil yang jauh dari lingkungan masyarakat banyak. Kecuali kalau digunakan sebagai kesenian saja, seperti yang dipelajari di STSI Padang Panjang. Photo 10 Saluang Sirompak

Saluang Panjang Intrumen musik keluarga aerophone jenis wistle flute (tidak mempunyai lidah) berkembang terutama di daerah Sungai Pagu, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Oleh karena itu, jenis instrumen saluang ini sering juga disebut dengan saluang sungai pagu. Instrumen saluang panjang mempunyai 3 (tiga) buah lobang nada dengan ketentuan: 2 (dua) buah lobang nada terletak pada bagian atas dan satu buah lobang nada terletak pada bagian bawah. Saluang panjang biasanya difungsikan untuk mengiringi dendang, khusunya dendangdendang yang berkembang di daerah Sunagi Pagu. Pertunjukannya dilaksanakan dalam rangka memeriahkan upacara adat. Photo 11 Saluang Panjang Sampelong Jenis instrumen keluarga aerophone, berkembang terutama di daerah Mungka, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Instrumen Sampelong mempunyai 4 (empat) buah lobang nada yang terletak pada bagian atas. Kehadiran sampelong pada masa dahulunya sangat erat dengan kepercayaan gaib, karena sampelong ini harus dilengkapi dengan syarat-syarat tertentu untuk mengunakannya. Tempat memainkannya harus jauh dari keramaian. Sama halnya dengan saluang sirompak, pada masa dahulu sampelong digunakan sebagai kekuatan magi untuk menggilakan anak gadis orang karena menolah cinta seorang pemuda. Syarat-syarat untuk memainkan sampelong antara lain: kemeyan, tulang tengkorak manusia dan limau purut (Erizal, 1990:55). Pada masa sekarang sudah terjadi pergeseran fungsi pertunjukan sampelong, kehadiranya tidak lagi sebagai kekuatan magi dan dimainkan ditempat sunyi. Akan tetapi lebih berfungsi sebagai seni hiburan. Photo12 Sampelong

Bansi Bentuk instrumen bansi hampir sama dengan saluang pauah, hanya saja bansi sedikit lebih kecil. Awal perkembangan instrumen musik bansi adalah di daerah Pesisir Selatan (Painan), Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dalam perkembangnya sekarang, intrumen bansi sudah menyebar keberbagai daerah lain di Minangkabau. Bansi mempunyai 7 (tujuh) lobang nada dengan ketentuan: 6 (enam) buah lobang nada terletak pada bagian sebelah atas, dan 1 (satu) buah lobang nada terletak pada bagian belakang (antara lobang nada kelima dan keenam). Instrumen Bansi lebih banyak dimainkan secara tunggal, dan oleh masyarakat juga digunakan untuk hiburan pribadi, sebagai pelipur lara seperti sering dimainkan di sawah-sawah, pondok-pondok oleh anak gembala. Pada saat sekarang, bansi lebih sering digunakan untuk keperluan orkestra karawitan Minangkabau, komposisi musik, musik iringan tari dan tidak jarang digunakan sebagai backgraund suatu pertunjukan teater. Photo 13 Bansi Sarunai Darek Jenis insrumen musik keluarga aerophone yang berkembang di Minangkabau, terutama di daerah darek (daratan) yang disebut juga dengan luhak nan tigo (luhak Agam, luhak Tanah Datar dan luhak Lima Puluh Kota). Dari bentuk pisiknya sarunai darek terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu bagian induak dan anak (induk dan anak). Bagian induk merupakan tempat lobang nada, dan bagian anak merupakan tempat tiupan sebagai sumber lahirnya suara atau bunyi. Instrumen sarunai darek mempunyai 4 (empat) buah lobang nada yang terletak pada bagian atas. Fungsi dari sarunai darek hamir sama dengan bansi, dimana instrumen ini lebih banyak digunakan untuk hiburan pribadi sebagai pelipur lara seperti sering dimainkan di sawah-sawah, pondok-pondok oleh anak gembala. Pada saat sekarang, bansi lebih sering digunakan untuk keperluan orkestra karawitan Minangkabau, komposisi musik, musik iringan tari kreasi baru dan lain sebagainya. Photo 14

Sarunai Darek Sarunai Sungai Pagu Bentuk lain dari instrumen musiki keluarga aerophone jenis clarinet flute (mempunyai lidah) yang berkembang di Minangkabau. Instrument ini terutama berkembang di daerah Muara Labuh, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Sumatera Barat. Oleh sebab itu, jenis instrumen ini sering juga dinamakan Sarunai Sungai Pagu. Sarunai Sungai Pagu mempunyai empat buah lobang nada dan bahan pembuatanya terdiri atas tiga macam, yaitu: anak tempat tiupan terbuat dari batang padi; induk tempat lobang nada terbuat dari bambu talang; dan corong terbuat dari kayu nangka. Dalam penyajianya, instrumen ini tidak dimainkan secara tunggal akan tetapi selalu digabungkan dengan gandang yang terdapat di daerah Sungai Pagu, sehingga sering juga disebut Gandang Sarunai Sungai Pagu. Fungsi Sarunai Sungai Pagu tidak jauh berbeda dengan instrumen musik lainnya yang berkembang di Minangkabau yaitu sebagai media hiburan. Sarunai Pesisir Sarunai pesisir, dikatakan demikian karena pada masa dahulunya instrumen ini berkembang di daerah pesisir selatan Minangkabau. Karena perkembangan kebudayaan serta pendukungnya sendiri Sarunai Pesisir ini juga mengalami penyebaran ke daerah lain di Minangkabau. Bentuk Sarunai Pesisir sama dengan jenis sarunai yang terdapat di daerah Sungai Pagu. Perbedaannya terletak pada bentuk bagian induk sarunai. Sarunai pesisir terdiri dari lima sambungan dan tiga buah lobang nada. Sedangkan Sarunai Sungai Pagu terdiri dari dua sambungan dan empat buah lobang nada. Fungsi dari Sarunai Pesisir adalah sebagai media hiburan yang dimainkan pada kegiatan gotong royong; dimulai dari tempat berkumpul sampai pada lokasi kegiatan gotong royong dilaksanakan. Kadangkala Sarunai Pesisir ini juga diiringi dengan Talempong Pacik. Pupuik Gadang Instrumen ini terbuat dari dua jenis bahan yang berbeda, yaitu: bagian pangkal untuk tiupan terbuat dari batang padi segar dan bagian ujung terbuat dari lilitan dan kelapa bewarna kekuning-kuningan (masih muda) yang berfungsi sebagai corong. Di tengah kehidupan masyarakat, pupuik gadang lebih banyak difungsikan sebagai hiburan untu acara-acara yang bersifat sosial kemasyarakatan. Kadang kala juga dimainkan pada waktu pertunjukan randai (teater daerah Minangkabau) akan dimulai. Pada beberapa daerah, penampilan pupuik gadang ini juga sering diiringi dengan talempong pacik dan gandang (tambur) yang digunakan untuk arak-arakan pengantin.