TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF



dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DAERAH PENYANGGA

PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA. NGO services dalam ETESP di NAD dan Nias

PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH)

4. Sasaran. a. Mahasiswa

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH

Lampiran Umum

Kementerian Pekerjaan Umum

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS LOKAL DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat *

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

KEBIJAKAN PENYULUHAN PERIKANAN DALAM MENGHADAPI UNDANG-UNDANG DESA

MODEL PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMINATAN PESERTA DIDIK

Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah Oleh Yani Kusmarni

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Transkripsi:

1 TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF Disampaikan pada : Pelatihan Program Pengembangan Desa Binaan Bogor, 26 29 September 2002 Konsep Pemberdayaan Dekade 1970-an adalah awal kemunculan konsep pemberdayaan dan berkembang seiring kemajuan zaman hingga akhir abad ke-20. Konsep pemberdayaan merupakan bagian yang menyatu dengan aliran aliran yang muncul pada paruh abad ke-20. Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu berkaitan dengan pendekatan kemandirian, partisipatif dan jaringan kerja. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi masyarakat, tetapi juga harkat, martabat, rasa percaya diri dan harga diri serta terpeliharanya tatanan nilai dan budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang impelemntatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat, tidak saja menumbuhkembangkan added vallue ekonomi, tetapi juga nilai-nilai sosial budaya. Peranan agen-agen pembaharuan dalam usaha pemberdayaan saat ini terkonsentrasi pada sasaran sumber daya manusia sebagai sasaran pokok pembinaan. Model pembangunan yang berpusat pada rakyat melalui penekanan pemberdayaan adalah yang seharusnya diterapkan. Penekanan kepada pengalaman masyarakat dalam sejarah dan posisinya dalam keberadaan budaya dan nilai-nilai sosial setempat adalah kesesuaian dengan model pemberdayaan yang akan diterapkan. Pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat berusaha untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya keberadaan dan tatanan sosial mereka yang sebelumnya pernah ada. Wujud-wujud organisasi yang pernah ada atas dasar pemenuhan kebutuhan praktis adalah awal dari metode pemberdayaan dan celah untuk masuk ke sistem sosial masyarakat. Kebutuhan praktis yang dimaksud adalah kebutuhan dasar manusia. Upaya-upaya pemberdayaan yang dilaksanakan melalui pemberian bantuan sosial sangat rentan sebatas memenuhi kebutuhan sesaat. Hal ini juga tidak mendidik pribadi masyarakat untuk berusaha mengembangkan kemampuan dan potensi sumber daya yang dimlikinya.

2 Dari uraian-uraian di atas, sedikitnya tergambar jelas bahwa dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat konsep keswadayaan, kegotong royongan dan partisipatif masyarakat serta menghargai nilai sosial dan budaya setempat, adalah metode ampuh yang setidaknya dilakukan. Teknik Pemberdayaan Partisipatif Masyarakat memiliki potensi dan kekuatan dari sumber-sumber daya alam dan sosial budaya yang dimilikinya. Potensi tersebut perlu digali melalui strategi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Cara menggali inilah yang merupakan initi dalam pemberdayaan masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat, kita harus berpegang teguh terhadap konsep dan memahami betul kebutuhan masyarakat dan permasalahan yang dihadapinya. Masyarakat harus terlibat dalam penyusunan pemecahan masalahan yang akan diselesaikan melalui pemberdayaan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan harus didukung dan ditumbuhkankembangkan secara bertahap, perlahan namun pasti dan menyeluruh. Jiwa partisipatif yang ditanamkan terhadap masyarakat akan memunculkan perasaan memiliki terhadap apa yang dikembangkan, karena hal tersebut telah menjadi wadah pemenuhan kebutuhannya. Terdapat banyak teknik dan metode pemberdayaan secara partisipatif, namun demikian startegi dasarnya adalah sama. Secara garis besar, langkah-langkah dalam pemberdayaan masyarakat secara partisipatif, adalah : 1. Perumusan konsep 2. Penyusunan model 3. Proses perencanaan 4. Pelaksanaan gerakan pemberdayaan 5. Pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan 6. Pengembangan pelestarian gerakan pemberdayaan. Strategi pemberdayaan masyarakat secara partisipatip melibatkan sejumlah praktisi pembangunan sebagai fasilitator dalam memfasilitasi peningkatan aksesibilitas terhadap sumber-sumber daya yang dikembangkan. Oleh karena itu, para praktisi harus mempunyai keterampilan dalam rangka menciptakan kemampuan-kemampuan internal masyarakat. Kemampuan tersebut, diantaranya : 1. Negosiasi ; keahlian meningkatkan kemampuan masyarakat dalam penawaran program, proyek dan kegiatan yang diusulkan masyarakat. 2. Pengambilan keputusan ; keahlian meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengambil keputusan secara demokratis, transparan dan memperhatikan akuntabilitas masyarakat.

3 3. Pelibatan berbagai pihak ditingkat lokal, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur masyarakat yang berperan optimal dalam pembangunan. Perencanaan Partisipatif Kodrat bagi setiap orang, laki-laki maupun perempuan ingin dihargai kemampuan, harkat dan martabatnya. Dari kenyataan tersebut maka seluruh lapisan masyarakat perlu diajak berperanserta atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan. Melalui perencanaan partisipatif diharapkan hubungan yang erat antara masyarakat dengan kelembagaan masyarakat secara terus-menerus. Masyarakat diberi kesempatan untuk menyyatakan masalah yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan untuk berlangsungnya proses perencanaan berdasarkan kemampuan warga masyarakat desa itu sendiri. Dalam perencanaan partisipatif, semua warga atau kelompok dalam masyarakat pada dasarnya berhak untuk berperan didalamnya agar dapat mengungkapkan permasalahan dan kebutuhan mereka. Terdapat beberapa ciri khusus perencanaan partisipatif dilihat dari adanya peran serta masyarakat dalam proses pembangunan desa. Ciri-ciri tersebut adalah : 1. adanya hubungan yang erat antara masyarakat dengan kelembagaan secara terus-menerus. 2. masyarakat atau kelompok masyarakat diberi kesempatan untuk menyatakan permasalahan yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan berharga. 3. proses berlangsungnyya berdasarkan kemampuan warga masyarakat itu sendiri. 4. warga masyarakat berperan penting dalam setiap keputusan. 5. warga masyarakat mendapat manfaat dari hasil pelaksanaan perencanaan. Terdapat 3 prinsip pokok perencanaan partisipatif dalam pembangunan masyarakat desa, yaitu : 1. belajar dari masyarakat, maksudnya bahwa perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa bertolak dari dari pengakuan dan kepercayaan akan nilai pengetahuan tradisional masyarakat, serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalahanya sendiri. 2. adanya pemandu masyaraka sebagai pelaku, dimaksudkan bahwa diperlukan peran pemandu yang bukan sebagai guru atau penyuluh ataupun peneliti serta menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama dalam memahami keadaannya sendiri. 3. keterkaitan semua kelompok masyarakat, artinyya tidak terbatas pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu saja.

4 Metode PRA Dalam Pemberdayaan Masyarakat Merupakan metode pendekatan belajar tentang kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan dan oleh masyarakat desa sendiri. Pengertian belajar di sini, mempunyai arti luas karena meliputi juga kegiatan mengkaji, merencanakan dan bertindak. Tujuan utama metode PRA adalah untuk menghasilkan rancangan program yang lebih sesuai dengan hasrat dan keadaan masyarakat. Lebih dari itu, PRA juga bertujuan memberdayakan masyarakat, yakni dengan kemampuan masyarakat dalam mengkaji keadaan mereka sendiri, kemudian melakukan perencanaan dan tindakan. Prinsip-prinsip dasar penerapan PRA, adalah sebagai berikut : 1. masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek. 2. praktisi berusaha menempatkan posisi sebagai insider bukan outsider 3. lebih baik mendekati brnar daripada benar-benar salah untuk menentukan parameter yang standar. 4. masyarakt yang membuat peta, model, diagram, pengurutan, memberi angka/nilai, mengkaji/menganalisa, memberikan contoh, mengidentifikasi dan menyeleksi prioritas masalah, menyajikan hasil, mengkaji ulang dan merencanakan kegiatan aksi. 5. pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial (indikator evaluasi partisipatif). Teknik-teknik PRA, adalah : 1. uraian data skunder (analisis data base) ; bertujuan untuk memperoleh informasi awal mengenai sosio demografis, sosio ekonomi, sosio budaya masyarakat. 2. pemetaan prasarana, gedung, ruangan, sumberdaya alam dan lokasi 3. observasi langsung terhadap proses pelayanan sosial ; merupakan metode perolehan informasi yang mengandalkan pengamatan langsung di lapangan, baik yang menyangkut objek, kejadian, proses, dll. 4. analisa pola penggunaan waktu (jadwal sehari-hari.) 5. kalender musim dan profil perubahan 6. diskusi kelompok terarah 7. profil sejarah 8. analisa pola keputusan 9. studi kasus atau cerita tentang kehidupan; digunakan untuk informasi yang sulit dijelaskan dengan statistik, tetapi cukup menolong untuk dapat menggambarkan kondisi dan lingkungan sosial yang spesipik atau unik di masyarakat. 10. bagan hubungan antar pihak; menggambarkan hubungan antar pihak yang terkait dalam kehidupan bermasyarakat, digunakan untuk mengetahui mekanisme vertikal dan horizontal antar sumber sosial yang ada di masyarakat, serta pandangan antar sumber sosial terhadap fungsi sumber sosial.

5 11. peta mobilitas masyarakat; memperlihatkan lingkup gerak dengan menggambarkan sumber-sumber sosial mana yang diakses masyarakat dalam suatu jangka waktu tertentui. 12. pengurutan kekayaan. 13. bagan alur input-output 14. pengorganisasian masalah Indikator Keberhasilan PRA dalam perencanaan partisipatif dapat diketahui melalui pengamatan terhadap perilaku masyarakat yang menunjukan keberdayaan dilihat dari beberapa dimensi berikut : 1. Aktualisasi: Ekspresi diri setiap anggota masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, baik pada tahap dialog maupun penemuan dan pengembangan untuk program selanjutnya. Internalisasi penilaian yang merupakan hasil ekspresi diri yang dihargai dan dijadikan pertimbangan keputusan kelompok. 2. Koaktualisasi Eksistensi: Gejala-gejala perilaku yang menunjukan bahwa adanya aktualisasi bersama dalam kelompok atau komunitas atau masyarakat yang berimplikasi pada eksistensi kelompok atau komunitas atau masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan. Akhirnya, pembangunan masyarakat tetap menjadi tanggungjawab bersama. Kunci keberhasilan dari seluruh strategi yang diterapkan adalah keikhlasan dan kesabaran para praktisi pembangunan, dengan dukungan kejujuran, tidak mustahil keberdayaan masyarakat dan masyarakat yang madani dapat tercapi dengan mudah.