Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

SEKOLAH AGAMA Oleh Nurcholish Madjid

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada permulaan abad ke-20, Indonesia menghadapi tantangan modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

Pendidikan Islam Di Indonesia (Studi Pemberdayaan Madrasah)

Karenanya parpol Islam bukanlah parpol terbuka dan menganut paham pluralisme.

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I

BAB II DINAMIKA TAFSIR DI INDONESIA. sangat terkait dengan kegigihan para penyebar Islam, baik dari Gujarat, Persia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

Islam dan Sekularisme

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

Assyari Abdullah, S.Sos.,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

I. PENDAHULUAN. khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

SEKULARISASI DITINJAU KEMBALI 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mencapai 60% per tahun (Halim, 2012). ini menurut Tajuddin M. Rasdi dalam bukunya Rekabentuk Masjid Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

DAFTAR ISI. ME'TODOLOGIS ;..., A. PengertianPemikiranlslamMetodologis... 1 B. Ruang Lingkup Pemikiran Islam

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Membahas Kitab Tafsir

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ngismatul Choiriyah, Studi Banding Paham Aqiqah Mahasiswa Angkatan Tahun 2011 Fakultas Agama

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, salah satunya yaitu dengan membaca Kitab Suci Al-Qur an dan. memahami isi dari kitab tersebut dengan baik.

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB IV ANALISIS DATA. ajaran Islam yang bersumber pada al-qur an dan as-sunnah. Sedangkan secara

ANOMALI TAREKAT Antra Ibnu Taimiyah dan Hamka

UMMI> DALAM AL-QUR AN

maupun perbuatan- perbuatan-nya Nya.

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas dzikir jama i di kalangan masyarakat muslim Indonesia sebenarnya

ISLAM DAN MODERNITAS. Relevansinya dengan Kenyataan Sosial Umat Islam Indonesia Dewasa Ini. Oleh Nurcholish Madjid. Pendahuluan

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

02/07/2014. Oleh Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

MEMBACA KONSEP PEMBARUAN ISLAM FAZLUR RAHMAN TENTANG IMAN, ETIKA, TRADISI, DAN AL-QUR AN DALAM TEKS NURCHOLISH MADJID. Lukman Hakim Joko Arizal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara,

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

MODUL 1 KONTRAK PERKULIAHAN RUANG LINGKUP MATA KULIAH AGAMA ISLAM

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PELEPASAN CALON JAMA AH HAJI KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUM,AT, 21 SEPTEMBER 2012

Transkripsi:

c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya tentu saja merupakan suatu tema penting, yang akan berusaha melihat antara kaitan dan sumbangan pembaruan Islam kepada pembangunan nasional di Indonesia. Sebelum berbicara lebih jauh, ada baiknya kita dudukkan dulu pengertian atau apa yang kita maksudkan dengan ungkapan Pembaruan Islam, kita memiliki pengertian yang sama. Istilah Pembaruan Islam dalam terminologi Islam sering disebut sebagai ahli tajdîd yang secara sederhana berarti Pembaruan (renewal), atau islâh, yakni perbaikan (reform). Terlepas dari perbedaanperbedaan kecil di antara tajdîd dan islâh, keduanya mengandung esensi yang sama, yaitu kajian dan refleksi ulang atas pemahaman, interpretasi terhadap Islam, dan cara kerja lembaga-lembaga Islam untuk menemukan pemahaman, interpretasi baru, dan lembagalembaga Islam yang lebih relevan dan kontekstual dengan situasi dan tantangan kontemporer. Dengan mempertimbangkan pengertian itu, maka persoalannya kemudian adalah apakah Islam boleh dan bisa diperbarui? Jawaban atas pertanyaan ini dapat diberikan pada dua tingkatan: pertama pada tingkat doktrin, dan kedua pada tingkat sosiologi. Pada tingkat doktrin, sumber-sumber pokok ajaran Islam, khususnya al-qur an sesungguhnya sangat mendorong dan mem-

c Tarmidzi Taher d beri semangat kepada kaum Muslimin, khususnya para pemikir, untuk senantiasa melakukan upaya-upaya pembaruan pemikiran. Hal ini misalnya bisa dilihat dari kebanyakan ayat-ayat al-qur an sendiri. Sebagian besar ayat-ayat al-qur an, kecuali yang berkenaan dengan subjek tauhid dan syari ah, disampaikan Allah swt dalam bentuk garis besar, sehingga hanya merupakan pedoman pokok saja. Ayat-ayat seperti ini terutama berkenaan dengan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya. Dengan karakter garis besar tadi, maka al-qur an memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada umatnya untuk mengembangkan berbagai konsep dalam berbagai lapangan kehidupan tadi, untuk kemudian melakukan reinterpretasi dan rekontekstualisasi secara terusmenerus sesuai dengan tuntutan perubahan sosial dan tantangan zaman. Kemudian, pada tingkat sosiologis masyarakat (termasuk umat Islam) dan lingkungan peradabannya mengalami perubahan yang konstan. Perubahan itu tidak selalu limier berupa kemajuan (progress), tetapi juga berupa kemunduran (regress). Perubahan, apakah kemajuan atau kemunduran, bahkan sering disebut para ahli sebagai suatu sunnatullah, keharusan hukum alam yang tidak bisa dielakkan masyarakat manusia dan peradabannya. Dalam perubahan yang kontinyu dan konstan itu, maka masyarakat manusia secara alamiah melakukan seleksi terhadap pandangan dunia, cara berpikir, nilai-nilai, dan lembaga-lembaga sosialnya. Mereka mempertahankan dan mengembangkan semua yang relevan dan kontekstual, sementara meninggalkan semua yang tidak relevan dan tidak kontekstual lagi dengan kebutuhan zaman. Islam sebagai wahyu yang diturunkan kepada manusia memang bersifat absolut. Al-Qur an sebagai wahyu, dengan demikian, tidak berubah dan tidak boleh diubah. Meskipun demikian, ayat-ayat tertentu, sebagaimana dikemukakan di atas dapat ditafsir ulang dan dikontekstualisasi secara terus-menerus guna mendapatkan rumusan dan konsepsi baru. Apalagi, Islam sebagai suatu realitas historis yang hidup di tengah masyarakat manusia juga membentuk

c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d pandangan dunia, cara berpikir, sistem nilai, dan peradaban Muslim. Sebab itulah pandangan dunia, cara berpikir sistem nilai, dan peradaban di lingkungan masyarakat Muslim tertentu dan di masa tertentu pula bersifat relatif dan, dengan demikian, memerlukan perubahan dan pembaruan agar tetap relevan dan kontekstual dengan perjalanan waktu. Urgensi pembaruan dalam Islam, lebih jauh lagi dapat dilihat dari tradisi Sunni klasik, yang memegangi pendapat Tuhan mengutus seorang mujaddid (pembaru) setiap akhir seratus tahun guna memperbarui agama-nya. Pada setiap abad dalam sejarah Islam klasik dan abad pertengahan terdapat sejumlah ulama dan pemikir yang disebut berbagai sumber sebagai mujaddid pada masanya. Pandangan seperti ini secara implisit mengakui bahwa Islam yang dianut dan dilaksanakan kaum Muslimin bisa mengalami kemunduran tertentu, apakah dalam segi akidah maupun dalam pengamalannya sehingga memerlukan mujaddid untuk memulihkannya kembali. Tuntunan bagi pembaruan Islam lebih menemukan momentumnya ketika kaum Muslimin berhadapan dengan tantangan penjajah, sosial, kultural, dan intelektual Barat, khususnya sejak abad ke-19. Keberhasilan Barat dalam menegakkan dominasi dan hegemoninya dalam berbagai aspek kehidupan kaum Muslimin telah menghentakkan kesadaran kepada pemikir Muslim. Dan ini pada gilirannya mendorong mereka untuk merenungkan kembali ajaran-ajaran dan lembaga-lembaga Islam pada masa mereka masing-masing. Dari proses inilah para pembaru seperti Jamaluddin al-afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Sayyid Amir Ali dan lain-lain sampai pada kesimpulan bahwa pembaru pemikir dan kelembagaan Islam perlu dilakukan jika ingin Islam bertahan. Pembaruan perlu dilakukan bukan hanya untuk menjawab tantangan Barat, tetapi lebih penting lagi, untuk mengangkat harkat kaum Muslimin; mengeluarkan mereka dari kemunduran dan keterbelakangan dan, sebaliknya, mengantarkan mereka kepada kemajuan.

c Tarmidzi Taher d Pembaruan pemikiran dan kelembagaan Islam sampai batas ini secara garis besar mengambil dua bentuk yang bisa tumpang-tindih satu sama lainnya. Pertama, pembaruan dalam bentuk pemurnian pemikiran dan praktik-praktik keislaman. Dasar pemikiran di balik pembaruan seperti ini adalah bahwa kemunduran dan keterbelakangan kaum Muslimin dan ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi tantangan Barat disebabkan pemikiran dan praktikpraktik keislaman mereka sudah tidak murni lagi; telah bercampur dengan bidah, khurafat dan takhayul. Solusinya adalah bahwa kaum Muslimin harus kembali kepada pemikiran dan praktik-praktik keislaman murni, sebagaimana dipegangi dan dijalankan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya (kaum Salaf). Bentuk kedua adalah pembaruan kelembagaan Islam. Ini dilakukan dengan mengadopsi bentuk-bentuk kelembagaan modern tertentu lengkap dengan metode-metodenya dan cara kerjanya. Pembaruan seperti ini dilandasi dengan pemikiran bahwa kemunduran dan keterbelakangan kaum Muslimin disebabkan kenyataan bahwa lembaga-lembaga Islam, seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan hukum, sudah ketinggalan zaman sehingga tidak mampu lagi merespon tantangan dan kebutuhan masyarakat. Atas dasar pemikiran inilah, maka pembaru Muslim di masa modern mengambil inisiatif dan melakukan upayaupaya untuk membangun dan mengembangkan kelembagaan modern Islam, khususnya dalam bidang pendidikan, politik, kebudayaan, hukum, dan sebagainya. Dengan memperhatikan proses-proses yang terjadi dalam pembentukan dan pengembangan institusi-institusi modern tersebut, maka apa yang sebenarnya terjadi adalah modernisasi kelembagaan Islam. Pembaruan pemikiran dan kelembagaan Islam di kalangan kaum Muslimin Indonesia menemukan momentumnya sejak awal abad ini. Momentum itu dimulai dengan intensifikasi Islam berkat semakin meningkatnya kontak antara kawasaan Indonesia dengan Timur Tengah sejak akhir abad ke-19, di mana semakin banyak jamaah haji Indonesia yang kembali dari Timur Tengah dengan

c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d membawa pemikiran-pemikiran baru tidak hanya tentang Islam itu sendiri, tetapi juga tentang kelembagaan kaum Muslimin. Dari sinilah kita bisa melihat kemunculan pemikiran pembaruan dan sekaligus lembaga-lembaga baru, seperti terlihat rnisalnya dalam penerbitan jurnal-jurnal atau majalah baru yang penuh dengan semangat pembaruan. Pada saat yang hampir bersamaan, dalam skala yang lebih luas, gerakan pembaruan dalam bidang pemikiran dan kelembagaan Islam di Indonesia semakin kuat dengan kemunculan organisasi Muhammadiyah. Organisasi ini mengorientasikan pembaruannya kepada pemurnian pemikiran dan praktik-praktik Islam, khususnya dalam bidang pendidikan dakwah, penyantunan sosial, dan lain-lain. Pembaruan dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik diprakarsai oleh Syarikat Islam. Organisasi ini pada intinya bertujuan untuk memperbarui dan membangun kembali kekuatan ekonomi dan politik umat; karena kemajuan dalam kedua bidang ini diyakini sangat instrumental dalam upaya mengangkat harkat dan memajukan kaum Muslimin. Pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru dalam beberapa dasawarsa terakhir pada dasarnya sama dengan modernisasi dalam berbagai lapangan kehidupan bangsa Indonesia. Tetapi, untuk terlaksananya dan tercapainya tujuantujuan pembangunan dengan baik diperlukan sejumlah prakondisi tertentu, yang sering disebut para ahli modernisasi sebagai prasyarat kultural, yang juga mencakup pandangan dunia dan kelembagaan yang bersumber dari agama. Dalam kaitan itu, sebagai contoh saja, keberhasilan pembangunan memerlukan pandangan dunia keagamaan dalam bidang kalam, yang mampu mendorong dan menggerakkan kemunculan prakarsa, inisiatif dan kemauan keras untuk meningkatkan amal karya para penganutnya. Pandangan dunia ini biasa disebut ahli sebagai etos kerja, yang pada gilirannya dapat mendorong peningkatan kemajuan sosial dan ekonomi. Pemikiran Islam seperti ini tentu saja sangat kondusif bagi pembangunan atau modernisasi. Sebaliknya,

c Tarmidzi Taher d pemikiran Islam yang cenderung fatalistik akan melemahkan etos kerja dan, dengan demikian, tidak mendukung upaya-upaya pembangunan dan modernisasi. Sejak program pembangunan dilancarkan pemerintah, saya melihat bahwa cukup banyak pemikir Islam Indonesia, termasuk di antaranya saudara Dr. Nurcholish Madjid, telah memberikan perhatian besar dan intens kepada pengembangan pemikiran dan kelembagaan Islam yang sangat kondusif bagi pembangunan nasional kita. Saya menyadari bahwa terdapat kontroversi dalam aspek-aspek tertentu pemikiran pembaruan yang mereka tawarkan. Tetapi kontroversi dan perbedaan pendapat itu adalah wajar saja dan bahkan kontroversi itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengujian dan pematangan suatu gagasan. Semua merupakan dinamika yang tak terelakkan dari pembaruan itu sendiri. v