BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi yaitu AKI di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB di Indonesia yaitu 31 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2009). AKI di Provinsi Jawa Tengah yaitu 117,02 per 1000 kelahiran hidup, AKB di Provinsi Jawa Tengah yaitu 10,25 per 1000 kelahiran hidup (Jawa Tengah, 2009). AKI di Semarang yaitu 85,47% per 1000 kelahiran hidup, dan AKB di Semarang yaitu 18,59 per 1000 kelahiran hidup (DKK Semarang, 2009). Pemerintah merencanakan program penurunan angka kamatian ibu dan bayi dalam MDGs bahwa tahun 2015 menurunkan angka kematian ibu yaitu 102 per 1000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kamatian bayi 17 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu adalah dengan memperluas cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) melalui pemeriksaan kehamilan (Mochtar, 2002, p.47). ANC adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan kepada anak (Mochtar, 2002, p.48). Frekuensi ANC adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh ibu hamil ke Bidan atau Dokter sedini mugkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal (Prawirohardjo, 2008. p.89). 1
2 Pemantauan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari cakupan pelayanan antenatal melalui pelayanan kunjungan pertama ibu hamil (KI). Cakupan K1 di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 98,75%, sedangkan cakupan K1 di Semarang tahun 2010 sebesar 98,86% mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 100,92% (DKK Semarang, 2009). Meningkatkan frekuensi ibu hamil ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian, disamping faktor ibu hamil sendiri (sikap) untuk memeriksakan kehamilanya, dukungan dari suami, pengetahuan, faktor biaya, sosial budaya, informasi, dan sarana atau fasilitas kesehatan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004, p.128) merupakan hal yang sangat penting dalam pemeriksaan kehamilan. Dukungan moral suami pada istri adalah hal yang memang dibutuhkan, sangat dianjurkan bahwa suami harus memberi dukungan yang lebih besar kepada istrinya yang sedang hamil (Dagun, 2002, p.25). Dukungan suami terhadap kehamilan istri baik secara fisik maupun psikis yang dibutuhkan misalnya ikut mengantarkan melakukan pemeriksaan kehamilan (Kasdu, 2004, p.61). Prilaku suami yang baik bisa membuat istri menjadi bahagia dan menghayati masa kehamilan dengan tenang. Dukungan emosi dari pasangan juga merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas perkembangan kehamilan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004, p.128).
3 Wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi, fisik, dan sedikit komplikasi persalinan serta lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas. Salah satu strategi Making Pregnancy Safer (MPS) adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. Output yang diharapkan dari strategi tersebut adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan dan persalinan (Depkes RI, 2001). Penelitian tentang dukungan suami terhadap ANC dan persalinan, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan Retnowati (2007) menyebutkan bahwa motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan ANC sebesar 45,2%, sehingga terdapat hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu dalam melakukan ANC. Penelitian Kusmiyati menunjukkan bahwa dukungan emosi dari pasangan merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan perkembangan kehamilan istrinya (Kusmiyati, 2008). Hasil penelitian Nurhayati (2005) menunjukan adanya hubungan antara tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan dengan dukungan suami. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Ny. Natali di Genuk pada tanggal 20 april 2011 dengan teknik wawancara pada 10 ibu hamil primigravida 100% mengatakan setiap periksa kehamilan selalu diantar oleh suaminya, hal ini dikarenakan suami ingin mengetahui keadaan anaknya dan ingin menemani serta memberikan
4 perhatian kepada istrinya. Melihat begitu banyak peran suami terhadap pemeriksaan kehamilan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dukungan suami dengan frekuensi ANC pada ibu hamil primigravida. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan antara dukungan suami dengan frekuensi antenatal care pada ibu hamil primigravida? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan frekuensi antenatal care pada ibu hamil primigravida. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan dukungan suami pada ibu hamil primigravida b. Mendeskripsikan frekuensi Antenatal Care pada ibu hamil primigravida c. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan frekuensi Antenatal Care pada Ibu hamil primigravida
5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Ibu Hamil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan b. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai masukan dalam meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan antenatal care 2. Manfaat teoritis a. Bagi tempat penelitian Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan frekuensi antenatal care b. Bagi pihak institusi pendidikan kesehatan Sebagai bahan referensi di perpustakaan mengenai frekuensi antenatal care c. Bagi peneliti Sebagai penerapan mata kuliah metodologi penelitian dan menambah pengalaman dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, serta sebagai masukan tentang dukungan suami dengan frekuensi antenatal care d. Bagi peneliti lainya Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan melakukan penelitian di tempat lain
6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama, Tahun 1 Faktor-faktor ibu hamil yang berhubungan dengan frekuensi ANC Fitri Handayani 2010 Sasaran 46 ibu hamil yang melakukan kunjungan periksa hamil Variabel yang diteliti Umur Pendidikan Jarak Pengetahuan Metode Analitik cross Sectional Hasil Ada faktor yang berhubungan dengan frekuensi ANC, yaitu pendidikan, jarak, pengetahuan dengan kunjungan frekuensi ANC 2 Hubungan antara pengetahuan suami tentang ANC dengan sikap suami terhadap ANC Anita Purwanti 2009 Suami ibu hamil TM III yg mengantar ibu hamil priksa hamil sebanyak 45 orang Pengetahuan Sikap Explanatory research dengan menggunakan metode survei, wawancara, kuesioner dg pendekatan cross sectional Ada hubungan antara pengetahuan suami tentang ANC dengan sikap suami terhadap ANC