TERAPI DIATERMI GELOMBANG MIKRO DAN TRAKSI TRANSLASI PENDERITA HEMIPLEGIA DENGAN GANGGUAN GERAK SENDI BAHU DI RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. I Wayan Suadnya Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Penambahan Traksi Translasi Pada Intervensi Ultrasound, Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation dan Quadriceps Exercise

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI OLEH : I NYOMAN WARTA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

Hendrik, M. Nurdin T, Yonathan Ramba Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Fisioterapi

I Nyoman Warta Bagian Fisioterapi RSUD Badung, Bali Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

PENGARUH TERAPI LATIHAN MC KENZIE MENGURANGI KETERBATASAN GERAK THORACAL PADA PEKERJA BATIK DENGAN KELUHAN JOINT BLOCKADE THORACAL

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

PENGARUH PENAMBAHAN CODMAN PENDULAR EXERCISE S

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

SKRIPSI AUTO STRETCHING

Di susun oleh: J

I Nyoman Ady Pranatha Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

INTERVENSI ULTRA SOUND

DAFTAR PUSTAKA. Add vd El, et al, Wervelkolom onerzoeken, (sceltema & Holkema, 1998)

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. individu untuk memenuhi kebutuhan gerak yang fungsional dalam

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Ni Made Sulasih RSUP Sanglah Denpasar, Juni 2012 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

NASKAH PUBLIKASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN TRAKSI OSCILASI PADA PASIEN DENGAN FROZEN SHOULDER

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah pribadi pasien.

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SATU PAKET PROGRAM TERAPI SWD DAN TENS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK

Journal of Sport Sciences and Fitness

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

I Made Agus Arta Winangun Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

LUSIANA, staf Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar. Abstrak

PENGARUH LATIHAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) PASCA CEDERA BAHU TERHADAP PERBAIKAN RANGE OF MOTION (ROM) E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. keluhannya seringkali rancu, sehingga pasien selalu menduga panyakitnya ada di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

I Made Hartha Jaya Negara RSUP Sanglah Denpasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO

PENGARUH TERAPI MANIPULASI TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI BAHU PADA FROZEN SHOULDER. DI RST dr. SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BEDA PENGARUH INTERVENSI PEREGANGAN DAN MOBILISASI SENDI TERHADAP PERBAIKAN KETERBATASAN LINGKUP GERAK SENDI

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

PENAMBAHAN CONTRACT RELAX STRETCHING PADA INTERVENSI IFC DAN ULTRASONIK DAPAT MENGURANGI NYERI PADA KONDISI SINDROMA MIOFASIAL OTOT SUPRASPINATUS

PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN MOBILISASI SENDI TRAKSI DAN SWD DENGAN SWD DAN MOBILISASI SENDI AKTIF PENDULAIR

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

PENGARUH TASK ORIENTED APPROACH (TOA) TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS BERPAKAIAN PADA PASIEN PASCA STROKE

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

PENGURANGAN NYERI MENGGUNAKAN TERAPI INTEGRATED NEUROMUSCULAR TECHNIQUE DAN MASSAGE EFFLEURAGE PADA SINDROMA MYOFASCIAL OTOT TRAPESIUS ATAS

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan.

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

Transkripsi:

TERAPI DIATERMI GELOMBANG MIKRO DAN TRAKSI TRANSLASI PENDERITA HEMIPLEGIA DENGAN GANGGUAN GERAK SENDI BAHU DI RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN 2015 Andy Martahan Andreas Hariandja, Jofizal Jannis, Suranto Poltekkes Kemenkes Jakarta III, Email: maharian08@gmail.com ABSTRACT Delaying in caring restricted shoulder s joint motion among haemiplegia patients lead to worsen conditions, which are characterized by the limitations of active and passive movement on the entire movement of the shoulder joint. This study aims to determine the effect of Diathermy Micro Wave therapy and translational traction on the changes in joint motion of shoulder hemiplegia with frozen shoulder. This research uses pre-experiment pre-posttest one group design. The study population was hemiplegic patients with frozen shoulder movement dysfunction. The sample was 15 the patiens in the population those chosed based on purposive sampling consideration with 30-50 years aged. The result of statistical analisys showed that paired t-test for the extent of exorotation of the shoulder joint before and after MWD and traction-translation revealed significant differences with p = 0.014 <α = 0.05; wilcoxone test for abduction before and after administration of MWD and traction-translation made significant different with value of p=0.046 < α=0.05; and wilcoxon test for endorotation shoulder joint area before and after administration of Diathermy Microwaves and traction-translations showed significant differences (p = 0.001 <α = 0.05). The conclusion of this research is the provision of Diathermy Micro Wave intervention and traction-translation can increase the distance of motion abduction, exorotation and endorotation of shoulder joints of Hemiplegia patients with shoulder joint disfunction. Keywords: Diathermy Microwaves, Ttraksi-translations, Hemiplegia, Shoulder Joint Disorders ABSTRAK Gerak sendi bahu pasien yang terbatas pada pasien dengan hemiplegia frozen shoulder yang terlambat ditangani, menyebabkan kondisi yang lebih berat, yang ditandai oleh keterbatasan gerakan aktif dan pasif pada seluruh gerakan sendi bahu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi Diatermi Gelombang Mikro dan traksi translasi pada perubahan gerak sendi bahu penderita hemiplegia dengan frozen shoulder. Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen pretest-posttest one group design. Populasi penelitian adalah pasien hemiplegia yang mengalami gangguan gerak bahu akibat frozen shoulder. Sampel penelitian sebanyak 15 orang yang diambil secara purposive sampling dengan kriteria berusia 30 50 tahun. Hasil uji Paired t test pada luas gerak exorotasi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian MWD dan traksi-translasi menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.014< α=0.05), Hasil uji wilcoxon pada luas gerak abduksi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.046 < α=0.05) dan Hasil uji wilcoxon pada luas gerak abduksi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.001 < α=0.05). 179

180 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 4 Nomor 2, Maret 2017, hlm : 179-187 Kesimpulan penelitia ini adalah pemberian intervensi Diatermi Gelombang Mikro dan traksitranslasi dapat menambah jarak jarak gerak abduksi, exorotasi dan endorotasi sendi bahu pasien Hemiplegia dengan Gangguan sendi bahu Kata Kunci : Diatermi Gelombang Mikro, Ttraksi-translasi, Hemiplegia, Gangguan Gerak Sendi Bahu PENDAHULUAN Penderita dengan keterbatasan gerak sendi bahu yang didiagnosis hemiplegia dengan gangguan gerak bahu pada umumnya datang ke pelayanan fisioterapi setelah kondisi kronik.penanganan pasien hemiplegia dengan gangguan gerak sendi bahu yang terlambat mengakibatkan kecacatan berupa perlengketan pada sendi bahu yang menyebabkan pasien tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehariharinya seperti menyisir. Angka kejadian stroke di Indonesia merupakan penyebab kematian utama (Litbangkes 2013). Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI tahun 2014, jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 diperkirakansebanyak 1.236.825 orang (7,0 ). Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah terbanyak 238.001 orang (7,4 ) dan 533.895 orang (16,6 ), Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu sebanyak 2.007 orang (3,6 ) dan 2.955 orang (5,3 ).Penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke banyak ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun. Dari dari tujuh belas gangguan gerak sendi bahu akibat frozen shoulder, enam orang (35.30%) dimulai dengan murni nyeri bahu, enam orang (35.30%) dimulai dengan nyeri bahu karena disuse akibat hemiplegia pasca stroke dan lima orang (29.40%) nyeri bahu akibat trauma. Gangguan sendi bahu seperti frozen shoulder menimbulkan keterbatasan pada bahu seperti elektro terapi dan manual terapi. Pengobatan yang umum diberikan adalah pemberian elektro terapi dan terapi manipulasi traksi translasi. Diatermi Gelombang Mikro adalah modalitas fisioterapi yang dapat menghasilkan efek panas terhadap jaringan lunak di sekitar sendi, sebelum tindakan traksi translasi sehingga mobilisasi sendi shoulder menjadi optimal. gerakan baik aktif dan pasif pada seluruh gerakan sendi bahu. Modalitas fisioterapi dapat berguna untuk menambah jarak gerak sendi Di RS. Fatmawati penderita Hemiplegi setiap tahun meningkat khususnya pasien hemiplegia pasca stroke, rata-rata jumlah kunjungan pasien hemiplegia di unit Fisioterapi RS. Fatmawati 10-15 pasien setiap hari.

Andy Martahan, Terapi Diatermi Gelombang Mikro Dan Traksi Translasi Penderita Hemiplegia Dengan Gangguan Gerak Sendi Bahu Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2015 181 Penelitian ini secara umum bertujuan mengetahui pengaruh terapi diatermi gelombang mikro dan traksi translasi terhadap Pasien Hemiplegia dengan gangguan sendi bahu. Secara khusus: (1) Untuk mengetahui rerata perubahan luas gerak sendi bahu sebelum dan sesudah terapi. (2) Untuk mengetahui rerata perubahan luas gerak exorotasi, abduksi dan endorotasi sendi bahu sebelum dan sesudah terapi diatermi gelombang mikrdan traksi translasi. (3) Untuk mengetahui pengaruh terapi diatermi gelombang mikrodan traksi translasi terhadap perubahan luas gerak sendi bahu pasien Hemiplegia dengan gangguan gerak sendi bahu. METODE Penelitian ini dirancang menggunakan jenis penelitian pra eksperimen dengan melihat adanya fenomena korelasi sebab akibat pada kelompok perlakuan dari obyek penelitian. Perlakuan yang diberikan berupa terapi diatermi gelombang dan traksi translasi terhadap perubahan luas gerak sendi bahu pasien Hemiplegia dengan gangguan sendi bahu. Sebelum intervensi, dilakukan pengukuran jarak gerak sendi bahu (pretest), kemudian diberikan perlakuan/intervensi diatermi gelombang mikro dan traksi translasi. Setelah itu dilakukan pengukuran jarak gerak sendi bahu (posttest) untuk melihat dampak intervensi (hasil terapi) tersebut. Rancangan eksperimen semacam ini disebut the pretest-posttest one group design. Populasi penelitian adalah semua pasien Hemiplegia dengan gangguan gerak sendi bahu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 orang yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dengan kriteria inklusi meliputi : Penderita Hemiplegia dengan gangguan gerak exorotasi, abduksi dan endorotasi sendi bahu, berusia 30 50 tahun dan ada indikasi pemberian diatermi gelombang mikro dan traksi translasi, bersedia menjadi responden dengan perlakuan 12 kali pengobatan. Kriteria ekslusi meliputi: kondisi gangguan gerak bukan exorotasi, abduksi dan endorotasi bahu dan bukan akibat Hemiplegia, keterbatasan gerak sendi hanya salah satu gerakan abduksi, exorotasi dan endorotasi, keadaan tidak sehat dengan tekanan darah yang tidak stabil dan ada penyakit lain. Data dianalisis dengan menggunakan Uji normalitas Kosmogorof Smirnov dengan hasil: gerakan endorotasi berdistribusi normal menggunakan uji Paired t test, gerakan abduksi dan

182 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 4 Nomor 2, Maret 2017, hlm : 179-187 endorotasi berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian meliputi laki-laki 13 orang (86,67%) dan perempuan berjumlah 2 orang (13,33%). Perubahan Jarak Gerak Exorotasi Sendi Bahu Sebelum dan Sesudah Pemberian Diatermi Gelombang Mikro dan Traksi Translasi, dapat lihat tabel 1. Tabel 1. Distribusi Jarak Gerak Exorotasi Sendi Bahu Sebelum dan Sesudah Intervensi ROM Exorotasi Bahu Pretest Posttest Selisih Nilai Rata-rata 68.33 74.27 2.37 SD 9,19 8,01 2.07 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adanya perubahan atau penambahan rerata jarak gerak (ROM) exorotasi sendi bahu dari 68.33 0 + 9.19 0 pada pretest menjadi 74.27 0 + 8.01 0 pada posttest dengan selisih rata-rata sebesar 5,93 0 +2,791 0 sesudah intervensi. (Lihat Tabel 1.). Pemberian Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi dapat menghasilkan penambahan rerata jarak gerak exorotasi sendi bahu pada pasien Hemiplegia. Secara statistik juga diperoleh penambahan jarak gerak exorotasi sendi bahu sebelum dan sesudah intervensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.di bawah ini. Tabel 2. Perbandingan Jarak gerak Exorotasi Sendi Bahu Pasien Hemiplegia Variabel Jarak gerak exorotasi sendi bahu Sebelum dan Sesudah Intervensi MWD dan Traksi-translasi Sebelum Sesudah Rata-rata SD Rata-rata SD Selisih rata-rata 68.33 9,19 74.27 8,01 5,93 0,014 S Keterangan : Uji-Paired t test, S= berbeda signifikan p Ket. Luas jarak gerak exorotasi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian intervensi menunjukkan ada perbedaan (p=0.014 < α=0.05) dengan selisih rata-rata sebesar 5.93 0.

Andy Martahan, Terapi Diatermi Gelombang Mikro Dan Traksi Translasi Penderita Hemiplegia Dengan Gangguan Gerak Sendi Bahu Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2015 183 Sama seperti pada perlakuan Diatermi Gelombang Mikro dan traksitranslasi, pengukuran jarak gerak abduksi sendi bahu pasien Hemiplegia sebagai sampel dilakukan dua kali dengan menggunakan goniometer untuk jarak gerak abduksi sendi bahu pasien Hemiplegia yang dilakukan sesaat sebelum diberikan perlakuan Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini. Pada uji statistik juga diperoleh penambahan jarak gerak abduksi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian DiatermiGelombangMikro dan traksitranslasi secara signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. di bawah ini. Tabel 3. Perubahan Jarak Gerak Sendi (ROM) Abduksi Sendi Bahu Pasien Hemiplegia Sebelum dan Sesudah Intervensi Variabel Jarak gerak abduksi sendi bahu Keterangan : Uji-Wilcoxon Hasil uji wilcoxon pada luas jarak gerak abduksi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian MWD dan traksitranslasi menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.046 < α=0.05) dengan nilai Z hitung adalah 1,998. Perubahan Jarak Gerak Endorotasi Sendi Bahu Sebelum dan Sesudah Intervensi Pengukuran jarak gerak (ROM) endorotasi sendi bahu pasien frozen shoulder sebagai sampel dilakukan dua kali dengan menggunakan goniometer untuk jarak gerak endorotasi sendi bahu yang dilakukan sesaat MWD dan Traksi-translasi Z hitung p value 1,998 0.046 sebelum diberikan perlakuan MWD dan traksi-translasi serta pengukuran sehari setelah diberikan perlakuan MWD dan traksi-translasi 3 kali seminggu selama 12 kali perlakuan. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui dengan pasti bahwa perubahan luas jarak gerak (ROM) endorotasi sendi bahu pasien frozen shoulder sebagai sampel bukan dipengaruhi oleh variabel lain, tetapi dipengaruhi oleh karena pemberian perlakuan MWD dan traksi-translasi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

184 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 4 Nomor 2, Maret 2017, hlm : 179-187 Tabel 4. Perubahan Jarak Gerak Sendi (ROM) Endrotasii Sendi Bahu Pasien Hemiplegia Sebelum dan Sesudah Intervensi Variabel Jarak gerak abduksi sendi bahu Keterangan : Uji-Wilcoxon Hasil uji wilcoxon pada luas jarak gerak abduksi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian MWD dan traksitranslasi menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.001 < α=0.05) dengan nilai Z hitung adalah -3,299. Hasil ujistatistikterhadap nilai jarak gerak exorotasi sendi bahu pasien h e m i p l e g i a s e b e l u m d a n s e s u d a h intervensimenunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Selisih rata-rata nilai jarak gerak exorotasi sendi bahu antara sebelum dan sesudah intervensi memperlihatkan adanya perbedaan yang besar sehingga pemberian MWD dan traksi-translasi pada keterbatasan gerak exorotasi sendi bahu pada pasien hemiplegia sangat efektif. Hal ini terjadi karena pada pemberian Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi dapat menghasilkan efek thermal dan mekanik pada sendi dimana jaringan ikat sendi akan mengalami rileksasi karena efek dari panas yang ditimbulkan oleh Diatermi Gelombang Mikro (Michelle H Cameron, 2013) dan pemanjangan serabut collagen MWD dan Traksi-translasi p value Z hitung -3,299 0.001 akibat pengaruh mekanik dari traksitranslasi.traksi-translasi juga dapat menghasilkan tarikan atau pemisahan kedua permukaan tulang pembentuk sendi y ang d isertai d engan p erg eseran permukaan tulang di dalam sendi sehingga terjadi penguluran atau pemanjangan kapsul-ligamen yang kontraktur akibat keterbatasan gerak yang ditimbulkan (Carolyn Kisner, 1999). Selain itu efek mekanik dari traksi-translasi akan menghasilkan gerakan osilasi akan merangsang sistem saraf pada sendi terutama tipe II dan III untuk menginhibisi kerja saraf noxiceptor sehingga tindakan traksi-translasi lebih mudah dilakukan (Rene Cailliet,1991). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka Diatermi Gelombang Mikrodan traksi-translasi merupakan teknik terapi yang dapat digunakan untuk menambah jarak gerak exorotasi sendi bahu pada pasien Hemiplegia dengan gangguan gerak sendi bahu. Hasil uji statistic terhadap nilai jarak gerak abduksi sendi bahu pasien hemiplegia sebelum dan sesudah diberikan intervensi, menunjukkan adanya perbedaan.

Andy Martahan, Terapi Diatermi Gelombang Mikro Dan Traksi Translasi Penderita Hemiplegia Dengan Gangguan Gerak Sendi Bahu Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2015 185 Selisih rata-rata nilai jarak gerak abduksi sendi bahu antara sebelum dan sesudah intervensi memperlihatkan adanya selisih y a n g b e s a r s e h i n g g a p e m b e r i a n DiatermiGelombangMikro dan traksitranslasi pada keterbatasan gerak abduksi sendi bahu pada pasien Hemiplegia sangat efektif. Hal ini terjadi karena pada pemberian DiatermiGelombangMikrodan traksi-translasi dapat menghasilkan efek thermal dan mekanik pada sendi dimana jaringan ikat sendi akan mengalami rileksasi karena efek dari panas yang ditimbulkan oleh Diatermi Gelombang Mikro (Michelle H Cameron, 2013). dan pemanjangan serabut collagen akibat pengaruh mekanik dari traksi-translasi. Traksi-translasi juga dapat menghasilkan tarikan atau pemisahan kedua permukaan tulang pembentuk sendi yang disertai dengan pergeseran permukaan tulang di dalam sendi sehingga terjadi penguluran atau pemanjangan kapsulligamen yang kontraktur akibat keterbatasan gerak yang ditimbulkan (Carolyn Kisner, 1999). Selain itu efek mekanik dari traksitranslasi akan menghasilkan gerakan osilasiakan merangsang sistem saraf pada sendi terutama tipe II dan III untuk menginhibisi kerja saraf noxiceptor sehingga tindakan traksi-translasi lebih mudah dilakukan (Rene Cailliet,1991). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka MWD dan traksi-translasi merupakan teknik terapi yang dapat digunakan untuk menambah jarak gerak abduksi sendi bahu p a d a p a s i e n h e m i p l e g i a dengangangguangeraksendibahu. Hasil uji statistikterhadap nilai jarak gerak endorotasi sendi bahu pasien hemiplegia sebelum dan sesudahmenunjukkan adanya perbedaan. Selisih rata-rata nilai jarak gerak endorotasi sendi bahu antara sebelum dan sesudah intervensi memperlihatkan adanya selisih yang besar sehingga pemberian Diatermi Gelombang Mikro dan traksitranslasi pada keterbatasan gerak endorotasi sendi bahu pada pasien Hemiplegia sangat efektif. Hal ini terjadi k a r e n a p a d a p e m b e r i a n D i a t e r m i Gelombang Mikro dan traksi-translasi dapat menghasilkan efek thermal dan mekanik pada sendi dimana jaringan ikat sendi akan mengalami rileksasi karena efek dari panas yang ditimbulkan oleh diatermi gelombang mikro (Michelle H Cameron, 2013) dan pemanjangan serabut collagen akibat pengaruh mekanik dari traksi-translasi. Traksi-translasi juga dapat menghasilkan tarikan atau pemisahan kedua permukaan tulang pembentuk sendi yang disertai dengan pergeseran permukaan tulang di dalam sendi sehingga terjadi penguluran atau pemanjangan kapsul-ligamen yang kontraktur akibat keterbatasan gerak yang ditimbulkan (Carolyn Kisner, 1999). Selain

186 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol 4 Nomor 2, Maret 2017, hlm : 179-187 itu efek mekanik dari traksi-translasi akan menghasilkan gerakan osilasi akan merangsang sistem saraf pada sendi terutama tipe II dan III untuk menginhibisi kerja saraf noxiceptor sehingga tindakan traksi-translasi lebih mudah dilakukan (Rene Cailliet,1991). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka Diatermi gelombang Mikro dan traksi-translasi merupakan teknik terapi yang dapat digunakan untuk menambah jarak gerak endorotasi sendi bahu pada pasien hemiplegia degan gangguan gerak sendi bahu. SIMPULAN 1. Terapi Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi dapat menambah luasgerak exorotasi sendi bahu pasien Hemiplegia dengangangguangeraksendibahusec ara signifikan dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,93 0 +2, 791 0. 2. Terapi Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi dapat menambah luas gerak abduksi sendi bahu pasien hemiplegia dengangangguangeraksendibahu secara signifikan dengan p value = 0.046 < α =0.05) dengan nilai Z hitung adalah 1,998. 3. Terap idiatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi dapat menambah luasgerak endorotasi sendi bahu Saran pasien hemiplegia dengan gangguan gerak sendi bahu secara signifikan dengan p=0.001 < α=0.05 dengan nilai Z hitung adalah -3,299. 1. Terapi Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi bermanfaat terhadap penambahan luas gerak exorotasi, abduksi dan endorotasi sendi bahu pasien hemiplegia, fisioterapis dalam menangani kasus tersebut disarankan menggunakan terapi Diatermi Gelombang Mikro dan traksi-translasi. 2. Perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar. DAFTAR RUJUKAN Burhan Nurgiyantoro, 2002, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Cailliet, 1991, Neck and Arm Pain, 3th Edition, FA. Davis Company, Philadelphia Carolyn Kisner, Lynn Allen Colby, 1996, Therapeutic Exercise Foundations And Techniques, Third Edition, FA. Davis Company, Philadelphia. Cameron Michelle H, 2013, Physical Agents in Rehabilitation From Research to Practice, Sounders Elsevier, Portland. De Wolf, 1994, Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh Diagnosis Fisis

Andy Martahan, Terapi Diatermi Gelombang Mikro Dan Traksi Translasi Penderita Hemiplegia Dengan Gangguan Gerak Sendi Bahu Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2015 187 Dalam Praktek Umum, Bohn Stafleu, Nederland. Jonathan Cluett, 2010, Frozen Shoulder (What is a Frozen Shoulder?), http://orthopedics.about.com/cs/froz enshoulder/a/frozenshoulder.htm <Access at March 30, 2012> Jayson, M. I. V. (1981). "Frozen Shoulder: Adhesive Capsulitis".British Medical Journal (Clinical Research Edition) 283 (6298): 1005 6 Robert Doratell, Michael, 1989, Orthopaedic Physical Therapy, J. Wooden Churchill Livingstone, New York. Roy Andre and Thierry HM Dahan, 2009, Frozen Shouler, Department of Physiatry, Montreal University Hospital Center and Montreal Rehabilitation Institute, Canada. Sugiyono, 2002, Statistik Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.