BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tentang Perbankan Syariah, bank syariah didefinisikan sebagai : Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DI INDONESIA (TINJAUAN BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengaruh CAMEL tehadap Penyaluran Dana seperti halnya penelitian Wahyudi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Topik yang dibahas disini yaitu Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh penelitian kali ini tidak mengabaikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam (Ali,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut prinsipal (principal)

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

II. LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dijadikan dasar dalam penelitian ini, diantaranya : Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka. Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. aktivitasnya, baik dalam menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. yang digunakan berasal dari jurnal dan tesis sebagai telaah pustaka sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Pustaka 1. Tinjuan umum perbankan syariah a. Pengertian bank syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha atau beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan tidak mengandalkan pada bunga dalam memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran (Muhammad, 2005:13). Setelah diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah didefenisikan sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank syariah dan pembiayaan rakyat syariah. b. Fungsi bank syariah 1) Manajer investasi Salah satu fungsi bank yang penting adalah sebagai manajer investasi, maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah Rivai dan Arviyan (2010 : 306). Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah diharapkan mendapatkan hasil yang mempunyai implikasi langsung kepada pemilik dana. Jika investasi yang dilakukan bank syariah mengalami pembayaran yang tidak 21

lancar, bahkan sampai macet, bisa mengakibatkan pendapatan yang diperoleh kecil dan pendapatan pemilik dana menjadi kecil pula. 2) Investor Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut meliputi akad murabahah, sewa-menyewa, musyarakah, akad mudharabah, akad salam, memperdagangkan produk dan investasi atau memperdagangkan saham yang dapat diperjual belikan, keuntungan dibagikan setelah bank menerima bagian keuntungan yang sudah disepakati sebelum pelaksanaan akad (Rivai dan Arviyan, 2010:306). 3) Jasa keuangan Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa keuangan, misalnya memberi jasa kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, jasa untuk memperoleh imbalan atas dasar sewa, dan sebagainya (Rivai dan Arviyan, 2010:306). Hanya saja yang sangat diperhatikan adalah prinsip syariah tidak boleh dilanggar. 4) Fungsi sosial Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank Islam memberikan pelayanan sosial apakah melalui dana Qard (pinjaman kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam (Rivai dan Arviyan, 2010:306). c. Prinsip dasar bank syariah Prinsip syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Secara garis besar, prinsip-prinsip dasar dalam perbankan syariah terbagi menjadi 5 bagian antara lain sebagai berikut (Antonio,2001 :85) : 1) Prinsip titipan atau simpanan Al-Wadi ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak ke pihak lain, baik induvidu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. 22

2) Prinsip bagi hasil a) Al-musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dimana masing-masing memberikan kontribusi dana (amal / expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. b) Al-mudharabah, yaitu akad kerja sama usaha antaradua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. c) Al-muzara ah, yaitu kerja sma pengelohan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. d) Al-musaqah, yaitu bentuk lebih sederhana dari muzara ah dimana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. 3) Prinsip jual beli a) Bai al-murabahah, yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. b) Bai al-salam, yaitu pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. c) Bai al-istishna, yaitu kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. 4) Prinsip sewa a) Al- ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan kepemilikkan atas barang itu sendiri. b) Al-ijarah al-muntaha bit-tamlik, yaitu perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikin barang di tangan si penyewa. 23

5) Prinsip jasa a) Al-wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan. b) AL-kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. c) Al-halawah, yaitu pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. d) Al-rahn, yaitu menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. e) Al qardh, yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagi atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. d. aporan keuangan bank syariah Sesuai dengan karakteristiknya, Menurut IAI (dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah, 2002:3), laporan keuangan bank syariah maka laporan keuangan bank syariah meliputi : 1) Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta hak dan kewajibannya,yang dilaporkan dalam : a) Laporan posisi keuangan b) Laporan laba rugi c) Laporan arus kas d) Laporan perubahan ekuitas 2) Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasakan akad mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat. 3) Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah, yang dilaporkan dalam : 24

2. Profitabilitas a) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, imfak, dan shadaqah b) Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan Profitabilitas adalah suatu tolak ukur oleh sebuah bank, dimana profitabilitas merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan meminimalisir risiko yang ada. Dan juga sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut ROA menghasilkan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Menurut Dendawijaya (2005:118), Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset Menurut Rivai (2010), tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang terbaik, diukur dari rasio laba terhadap asset ROA, baik untuk kategori bank yang full fledge maupun untuk kategori unit usaha syariah. Husnan dan Pudjiastuti (2002:120), menyatakan bahwa rasio rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum pajak. Aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional (Diah Aristya,2010). Besarnya nilai ROA suatu bank dapat dihitung dengan rumus : ROA = Laba Sebelum Pajak Total Asset 3. Analisis rasio keuangan x 100 % Analisis rasio keuangan menurut Munawir (2002:64) adalah metode analisis untuk memenuhi hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu 25

maupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan dan dengan menggunakan analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. NPF (Non Performing Financing ) NPF atau juga NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah. Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus : NPF = Pembiayaan Bermasalah Total Pembiayaan x 100 % b. CAR (Capital Adequacy Ratio) CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank dalam penyediaan modal minimum yang harus selalu di sediakan sebagai suatu proporsi tertentu dari total aktiva tertimbang. Menurut Dendawijaya (2005 : 121), capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimilki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau mengahasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi resiko rasio CAR maka semakin baik kondisi suatu bank dan jika nila CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasinya. Besarnya nilai CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus : CAR = Modal Sendiri ATMR x 100 % c. FDR (Financing to Deposit Ratio) FDR atau yang juga dikenal dengan sebutan LDR pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan 26

jumlah kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank umum segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Dendawijaya, 2005:116). Semakin tinggi rasio FDR, maka akan menunjukkan semakin rendahnya likuiditas bank syariah. Besarnya nilai FDR suatu bank dapat dihitung dengn rumus : FDR = Pembiayaan yang diberikan Total dana pihak keiga x 100 % d. BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional) BOPO menurut Dendawijaya (2005 : 120) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin tinggi rasio BOPO, maka akan menunjukkan semakin buruknya tingkat efisiensi dari bank syariah. Besarnya nilai BOPO suatu bank dapat dihitung dengan rumus : BOPO = Beban Operasional x 100 % Pendapatan Operasional 27

2.2 Tinjuan Penelitian Terdahulu Ringkasan dari penelitian-penelitian terdahulu disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini Astohar (2009) Peneliti (Tahun) Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Hasil Penelitian Penelitian Analisis Faktor Faktor yang Mempengharui Profitabilitas Perbankan di Indonesia ( Studi Pada Bank Domestik, Bank Campuran, dan Bank Asing independent ukuran, CAR, pertumbuhan deposito, likuiditas, listed, kepemilikan dan makro ekonomi dependen: Profitabilitas Ukuran, CAR, pertumbuhan deposito, LDR, dan listed mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan, sedangkan kepemilikansaham oleh perusahaan (institusi) dan kurs Rupiah pada Dollar tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitibilitas perbankan Muhammad Farhan Akhtar,Khizer Ali,dan Shanna Sadaqat (2011) Factors Influencing The Pofitability of Islamic Bank of Pakistan independen:bank s size, gearing ratio, NPL ratio, asset management, operating, effiency, capital adequacy dependen: ROA, ROE Size berpengaruh secara negative dan tidak signifikan di kedua model, capital adequacy berpengaruh secara negative di kedua model (signifikan terhadap ROA dan tidak signifikan terhadap ROE) 28

Ikhwanisita (2011) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah Mandiri ( Januari 2007 Desember 2009 ) independen : CAR, NPL, LDR, BOPO dependen: Profitabilitas Secara parsial, hanya LDR dan BOPO yang berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Secara simultan, CAR, NPL, LDR, BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap profitabiitas Dody Yoga Prasetyo Santoro (2011) Analisis Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006 2009 independen : CAR, NPL, LDR dependen : ROA CAR dan LDR berpengaruh secara negative terhadap ROA NPL berpengaruh secara positif terhadap ROA 2.3 Hubungan Rasio Keuangan dengan Profitabilitas Rasio NPF mencerminkan resiko pembiayaan. Semakin tingginya rasio NPF menunjukkan bahwa kualitas pembiayaanyang diberikan bank syariah semakin buruk. Adanya pembiayaan bermasalah yang besar mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pembiayaan diberikan yang pada akhirya akan menurunkan profitabilitas Rasio CAR mencerminkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain). Ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping dana-dana dari sumber di luar bank. Dengan meningkatkan nilai CAR, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman melalui aktivitas investasi yang menguntungkan dalam rangka meningkatkan profitabilitasnya. Rasio FDR mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan kredit atau pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin tinggi dana yang disalurkan pihak ketiga. Dengan asumsi 29

bahwa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga memang efektif dan menguntungkan, maka semakin tinggi FDR akan diikuti dengan meningkatnya profitabilitas. Rasio BOPO mencerminkan tingkat efisensi suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Jika kegiatan operasional dapat dilakukan dengan efesien. Dengan kata lain, semakin kecil rasio efesiensi (BOPO) akan menyebabkan meningkatnya profitabilitas bank tersebut. 2.4 Kerangka Konseptual Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka kerangka konseptual antara CAR, NPF, BOPO, dan FDR terhadap profitabilitasnya (ROA) dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual NPF (XI) CAR (X2) FDR (X3) Profibilitas (ROA) BOPO (X4) 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual diatas maka dapat dirumuskan dan disusun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. H1: Non Performing Financing berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah 30

2. H2: Capital Adequacy Ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah 3. H3: Financing to Deposit Ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah 4. H4: Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah 5. H5: Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara simulatan dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah 6. H6: Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah 31